Anda di halaman 1dari 3

LI TRAUMA TUMPUL

Pengertian
Suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekerasan mekanik dari benda tumpul (benda-
benda yang mempunyai permukaan tumpul/ keras/ kasar seperti : batu, kayu, martil, kepalan
tangan, kuku, dll) terhadap jaringan tubuh yang mengakibatkan luka/ cedera/ trauma.
Trauma tumpul menyebabkan :
1. Abration (luka lecet)
Suatu keadaan berupa hilang atau rusaknya epitel sel pembungkus kulit (epidermis)
atau membran mukosa diakibatkan tekanan benda keras, tumpul atau kasar.
Kerusakan tubuh hanya terbatas pada lapisan kulit terluar/ kulit epidermis.
2. Contution (luka memar)
Suatu keadaan dimana terjadinya penggumpalan darah dalam jaringan sewaktu orang
masih hidup, oleh karena pecahnya pembuluh darah kapiler akibat kekerasan atau
ruda paksa.
3. Laceration (luka robek)
Laceration merupakan keadaan dimana permukaan tubuh terkena benda, sehingga
menimbulkan reaksi tertarik dan tegang permukaan tubuh sampai melampaui batas
elastisitasnya dan tekanan benda itu akan merobeknya bagian yang terpenting.
4. Fraktur (patah tulang)
Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang, akibat tekanan dari luar.

Penyebab
Mekanisme terjadinya trauma pada trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan
adanya organ-organ yang tidak mempunyai kelenturan (non complient organ) seperti hati,
lien, pankreas, dan ginjal.

Patofisiologi Trauma Tumpul Abdomen


Patofisiologi cedera intraabdomen pada trauma tumpul abdomen berhubungan dengan
mekanisme trauma yang terjadi. Pasien yang mengalami trauma dengan energi yang tinggi
akan mengalami goncangan fisik yang berat sehingga menyebabkan cedera organ. (Mehta,
Babu and Venugopal, 2014). Ada beberapa mekanisme cedera pada trauma tumpul abdomen
yang dapat menyebabkan cedera organ intraabdomen, yaitu :
1. Benturan langsung terhadap organ intraabdomen diantara dinding abdomen
anterior dan posterior
2. Cedera avulsi yang diakibatkan oleh gaya deselerasi pada kecelakaan dengan
kecepatan tinggi atau jatuh dari ketinggian. Gaya deselerasi dibagi menjadi
deselerasi horizontal dan deselerasi vertikal. Pada mekanisme ini terjadi
peregangan pada struktur-struktur organ yang terfiksir seperti pedikel dan
ligamen yang dapat menyebabkan perdarahan atau iskemik (Guillion, 2009).
3. Gaya kompresi eksternal yang menyebabkan peningkatan tekanan
intraabdomen yang tiba-tiba dan mencapai puncaknya biasanya menyebabkan
cedera organ berongga. Berat ringannya perforasi tergantung dari gaya dan
luas permukaan organ yang terkena cedera
4. Laserasi organ intraabdomen yang disebabkan oleh fragmen tulang (fraktur
pelvis, fraktur tulang iga)
5. Peningkatan tekanan intraabdomen yang masif dan mendadak dapat
menyebabkan cedera diafragma bahkan cedera kardiak.
Trauma langsung abdomen atau deselerasi cepat menyebabkan rusaknya organ
intraabdomen yang tidak mempunyai kelenturan (noncomplient organ) seperti hati, limpa,
ginjal dan pankreas. Pola injuri pada trauma tumpul abdomen sering disebabkan karena
kecelakaan antar kendaraan bermotor, pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor, jatuh
dari ketinggian dan pemukulan dengan benda tumpul. Trauma tumpul abdomen terjadi karena
kompresi langsung abdomen dengan objek padat yang mengakibatkan robeknya subscapular
organ padat seperti hati atau limpa. Bisa juga karena gaya deselerasi yang menyebabkan
robeknya organ dan pembuluh darah pada regio yang terfiksir dari abdomen (hati atau arteri
renalis). Atau bisa karena kompresi eksternal yang menyebabkan peningkatan intraluminal
yang menyebabkan cedera organ berongga (usus halus). Trauma tumpul abdomen yang
mayoritas sering mengenai organ limpa sekitar 40% - 55%, hati 35% - 45% dan usus halus
5%-10% (Avini et al., 2011).

Penatalaksanaan
Penanganan pada trauma benda tumpul dirumah sakit:
1. Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan laboratorium rutin,
dan juga untuk pemeriksaan laboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap,
potasium, glukosa, amilase.
2. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks antero posterior dan pelvis adalah
pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin
berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retro peritoneum atau udara bebas
di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomi segera.
3. Study kontras urologi dan gastrointestinal .
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon ascendensatau
decendens dan dubur.

Sumber:
Parinduri, A. G. (2017). Trauma Tumpul. Ibnu Sina Biomedika, 1(2): 29-36.
WIARGITHA, I. K. PREDIKTOR KLINIS LESI INTRAABDOMEN PADA PENDERITA
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN YANG DIRAWAT KONSERVATIF DI RUMAH
SAKIT SANGLAH DENPASAR.

Anda mungkin juga menyukai