Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terjadi pengaruh nyata

pemberian faktor tunggal dari kompos limbah media jamur tiram putih dan

pupuk NPK yakni pada pupuk NPK terhadap tinggi tanaman pada umur 6

dan 8 MST.

Berikut merupakan tabel rata-rata tinggi tanaman.

Rata-rata tinggi tanaman (MST)


Perlakuan
2MST 4MST 6MST 8MST 10MST 12MST
B1N1 82.33a 52.67a 65b 74b 82.33a 90.33a
B1N2 83.00a 46.00a 56.00a 68.33a 83.00a 91.33a
B1N3 82.67a 46.33a 61.33a 70.67a 82.67a 89.67a
B2N1 87.33a 49.67a 67.66b 75.67a 87.33b 89.67a
B2N2 79.33a 47.33a 59.00a 70.00a 79.33a 90.67a
B2N3 79.00a 47.67a 57.67a 68.33a 79.00a 90.67a
B3N1 83.33a 51.33a 63.67a 72.67a 83.33a 94.00a
B3N2 76.00a 45.33a 56.67a 67.00a 76.00a 88.67a
B3N3 77.00a 47.33a 55.67a 68.00a 77.00a 89.67a

Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) pengaruh kompos limbah media

jamur tiram putih dan pupuk NPK pada cabai rawit pada umur 2, 4, 6, 8, 10,

dan 12 MST.

Berdasarkan hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

nyata pemberian kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK
terhadap tinggi tanaman cabai rawit. Aplikasi kompos tidak memberikan

pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dikarenakan lambatnya penyerapan

unsur hara oleh tanaman, dikarenakan kompos limbah media jamur tiram

putih merupakan pupuk organik padat. Menurut Hayati (2010), efek positif

dari pupuk organik tidak berperan cepat, namun perlu waktu tertentu agar

berpengaruh maksimal pada pertumbuhan tanaman.

2. Jumlah Daun

Hasil analisis sidik ragam pada pengukuran rata-rata jumlah daun

menunjukkan bahwa terjadi pengaruh nyata pemberian kompos limbah

media jamur tiram putih dan pupuk NPK terhadap jumlah daun pada 8

MST. Sedangkan untuk faktor tunggalnya sendiri terjadi pengaruh nyata

pemberian kompos limbah media jamur tiram putih pada 4 dan 12 MST.

Berikut merupakan tabel rata-rata jumlah daun.

Rata-rata jumlah daun (MST)


Perlakuan
2MST 4MST 6MST 8MST 10MST 12MST
B1N1 7.00a 30.00a 54.00a 77.00a 99.33a 136.67a
B1N2 6.00a 27.67a 55.67a 76.67a 102.00a 136.00a
B1N3 6.33a 29.33a 54.00a 76.67a 105.67a 136.67a
B2N1 6.67a 32.00a 54.33a 75.67a 104.00a 135.00a
B2N2 6.33a 32.33a 55.33a 76.00a 105.67a 146.33b
B2N3 6.67a 32.00a 54.33a 70.00a 104.00a 149b
B3N1 6.33a 32.33a 52.67a 71.00a 104.67a 145.33b
B3N2 7.00a 30.00a 54.00a 75.33a 104.67a 136.67a
B3N3 6.33a 28.33a 55.00a 76.67a 107.67a 147.33b

Tabel 4.2 Rata-rata jumlah daun (helai) pengaruh kompos limbah media

jamur tiram putih dan pupuk NPK pada umur 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MST.
Berdasarkan Uji BNT 5% menunjukkan bahwa adanya pengaruh

nyata pemberian kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK

pada 8 MST terjadi karena tersedianya unsur hara yang cukup bagi tanaman,

sehingga mampu merangsang proses fotosintesis pada tanaman untuk

menghasilkan daun lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Annisava et al. (2014) bahwa lancarnya proses metebolisme tanaman

berupa fotosintesis dapat mempengaruhi pertumbuhan daun pada tanaman.

3. Cabang produktif

Hasil analisis sidik ragam pada pengukuran cabang produktif cabai

rawit dengan pemberian kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk

NPK tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan cabang produktif.

Berikut merupakan tabel rata-rata cabang produktif.

Rata-rata cabang produktif(MST)


Perlakuan
2MST 4MST 6MST 8MST 10MST 12MST
B1N1 0.00a 6.33a 8.33a 10.00a 11.00a 12.00a
B1N2 0.33a 7.00a 8.33a 10.00a 12.33a 13.33a
B1N3 0.00a 7.00a 9.00a 10.00a 11.00a 12.33a
B2N1 0.33a 6.67a 8.33a 10.33a 12.33a 13.33a
B2N2 0.33a 6.67a 9.00a 10.67a 12.33a 13.33a
B2N3 0.33a 6.00a 8.33a 10.00a 11.00a 12.00a
B3N1 0.00a 6.00a 8.00a 9.67a 11.67a 13.67a
B3N2 0.33a 6.00a 7.67a 9.00a 11.00a 12.00a
B3N3 0.33a 7.33a 8.33a 10.00a 10.33a 11.33a

Tabel 4.3 Rata-rata cabang produktif pengaruh kompos limbah media jamur

tiram putih dan pupuk NPK pada cabai rawit pada umur 2, 4, 6, 8, 10, dan

12 MST.
Hasil uji BNT 5% menunujukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata

pemberian kompos limbah media jamur tiram dan pupuk NPK terhadap

pertumbuhan cabang produktif. Hal ini dikarenakan dosis pemberian

kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK yang kurang

sehingga kandungan unsur hara pada saat fase vegetatif menurun. Cabang

sebagai tampat munculnya bunga sangat mempengaruhi jumlah

produksipada fase generatif. Semakin banyak cabang nantinya akan semakin

banyak pula jumlah bunga menurut Ganefianti et al. (2006).

4. Jumlah Bunga

Hasil analisis sidik ragam pada perhitungan jumlah bunga pemberian

sidik kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK tidak

memiliki pengaruh nyata terhadap jumlah bunga.

Berikut tabel rata-rata jumlah bunga.

Rata-rata jumlah bunga (MST)


Perlakuan
2MST 4MST 6MST 8MST 10MST 12MST
B1N1 6.00a 9.00a 12.67a 15.33a 18.00a 20.67a
B1N2 6.00a 8.33a 11.33a 14.00a 17.00a 19.00a
B1N3 5.67a 8.67a 12.33a 14.00a 17.33a 20.33a
B2N1 6.00a 8.33a 11.00a 14.67a 17.67a 20.67a
B2N2 6.00a 8.33a 11.67a 14.33a 17.67a 21.00a
B2N3 6.00a 8.00a 11.00a 14.00a 17.00a 20.33a
B3N1 6.00a 8.67a 12.00a 14.67a 18.00a 20.67a
B3N2 6.67a 8.67a 11.67a 14.33a 17.33a 21.00a
B3N3 7.00a 9.00a 12.00a 14.67a 18.00a 24.00a

Tabel 4.4 Rata-rata jumlah bunga pengaruh kompos limbah media jamur

tiram putih dan pupuk NPK pada cabai rawit pada umur 2, 4, 6, 8, 10, dan

12 MST.
Hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata

pemberian kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK pada

jumlah bunga. Hal ini disebabkan karena kurang optimalnya pemberian

perlakuan pada tanaman khususnya terhadap cabang produktif yang

nantinya akan memunculkan bunga.

5. Jumlah buah

Hasil sidik ragam pada rata-rata jumlah buah menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh nyata pemberian kompos limbah media jamur tiram putih

dan pupuk NPK pada umur 10 MST.

Berikut tabel rata-rata jumlah buah.

Rata-rata jumlah buah (MST)


Perlakuan
10MST 12MST
B1N1 145.00a 158.67a
B1N2 146.67a 158.33a
B1N3 148.33a 159.00a
B2N1 146.00a 158.00a
B2N2 145.00a 159.00a
B2N3 146.67a 157.67a
B3N1 150.00a 158.33a
B3N2 145.33a 154.00a
B3N3 143.00a 153.67a

Tabel 4.5 Rata-rata jumlah buah pengaruh kompos limbah media jamur

tiram putih dan pupuk NPK pada cabai rawit pada umur 10 dan 12 MST.

Hasil uji BNT 5% menunkkan bahwa ada pengaruh nyata pemberian

kompos limbah jamur tiram putih dan pupuk NPK pada jumlah buah.

Sedangkan pada faktor tunggalnya kompos limbah media jamur tiram

memili pengaruh nyata terhadap jumlah buah pada umur 12 MST.


6. Bobot Buah

Hasil sidik ragam pada bobot buah menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh nyata pada faktor tunggal pemberian kopos limbah media jamur

tiram putih pada umur tanaman 12 MST.

Berikut adalah tabel rata-rata bobot buah.

Rata-rata bobot buah (MST)


Perlakuan
10MST 12MST
B1N1 14.23a 13.80a
B1N2 15.00a 13.93a
B1N3 15.13a 19.47a
B2N1 14.80a 22.23a
B2N2 13.93a 37.23b
B2N3 14.27a 37.6b
B3N1 15.43a 16.93a
B3N2 16.70a 16.60a
B3N3 14.10a 18.63a

Tabel 4.6 Rata-rata bobot buah pengaruh kompos limbah media jamur tiram

putih dan pupuk NPK pada cabai rawit pada umur 10 dan 12 MST.

Hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata

pemberian kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK pada

bobot buah. Namun terdapat pengaruh nyata terhadap bobot buah pada

faktor tunggalnya pada umur 12 MST pemberian kompos limbah media

jamur tiram. Aplikasi pupuk organik mencukupi kebutuhan hara tanaman

dalam pembentukan buah. Kompos memberikan dampak lebih terhadap

perkembangan biji dan buah, membantu pembentukan karbohidrat, protein,

lemak dan berbagai persenyawaan lainnya (Hardjowigeno 1995).


B. Pembahasan

1. . Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit

a) Tinggi tanaman

Sesuai hasil penelitian Farhan et al. (2018) bahwa pada

tingkat kandungan hara yang lebih rendah, yaitu unsur N 0,92%, P

0,17% dan K 0,25%, belum mampu mencukupi kebutuhan hara

cabai rawit yang menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi

terhambat. Maruli et al (2012) berpendapat bahwa pengaplikasian

pupuk dengan dosis yang tepat akan meningkatkan tinggi tanaman,

sedangkan pengaplikasian pupuk dengan dosis yang berlebihan

akan memperlambat pertumbuhan tanaman dan pengaplikasian

pupuk dengan dosis yang kurang akan membuat tanaman menjadi

kerdil. Tinggi tanaman pada masa vegetatif akan berpengaruh

terhadap hasil panen cabai rawit dimasa generatif. Sujitno dan

Dianawati (2015) menyatakan bahwa produksi cabai rawit

dipengaruhi oleh tinggi tanaman sebesar 92%. Hermansyah dan

Inoriah (2009) berpendapat bahwa terbentuknya tunas untuk

memperbanyak jumlah cabang dipengaruhi oleh tinggi tanaman.

b) Jumlah daun

Pemberian kompos limbah baglog sangat berpengaruh

tehadap banyaknya jumlah daun cabai rawit, yang juga dipengaruhi

oleh unsur hara N yang berfungsi untuk berlangsungnya

fotosintesis dan unsur P dan K yang dominan dalam kompos


limbah baglog yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan

daun. Menurut Haryadi et al. (2015), unsur hara P berfungsi

sebagai pembentuk gula fosfat untuk metabolisme tanaman dan

membantu mengaktifkan enzimenzim dalam proses fotosintesis,

sedangkan unsur hara K berfungsi untuk mengatur pergerakkan

stomata dan dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah daun.

Jumlah daun yang lebih banyak akan mendukung jumlah hasil

panen atau berat buah per tanaman pada masa generatif, karena

daun berperan sebagai tempat fotosintesis bagi tanaman dan

selanjutnya untuk mendistribusikan bahan organik. Menurut

(Harjadi, 1993), bila proses fotosintesis lebih besar dari respirasi

maka akan meningkatkan berat kering hasil tanaman.

c) Cabang Produktif

Cabang sebagai tempat munculnya bunga pada tanaman

sangat mempengaruhi jumlah produksi pada masa generatif, karena

jumlah cabang yang banyak akan memproduksi bunga yang lebih

banyak. Menurut Ganefianti et al. (2006) bahwa semakin banyak

cabang semakin banyak bunga yang muncul.

2. Produksi dan Hasil Tanaman Cabai Rawit

a) Jumlah bunga

Tidak adanya pengaruh nyata pemberian kompos limbah

media jamur tiram putih dan pupuk NPK pada jumlah buah.

Kebutuhan unsur hara pada tanaman tidak tercukupi, dengan


kurang tercukupinya kebutuhan unsur hara pada tanaman maka

proses metabolisme pada tanaman tidak berjalan optimal.

b) Jumlah buah

Menurut Qibtyah (2015) pada saat memasuki fase

perkembangan buah dan biji, unsur P sangat dibutuhkan oleh

tanaman pada fase generatif karena dapat mempercepat masa

pembungaan dan pemasakan buah dan biji selain itu sebagai

penyusun lemak dan protein dan berfungsi untuk pengangkutan

energi hasil metabolisme dalam tanaman. Hal ini ditambahkan

oleh Rulianto (2014) menyatakan bahwa kekurangan unsur hara

makro dan mikro pada tanaman dapat menghasilkan terhambatnya

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

c) Bobot buah

Aplikasi pupuk organik berperan untuk mencukupi

kebutuhan hara tanaman cabai dalam pembentukan buah terutama

unsur hara N, P, dan K. Unsur hara N, P, dan K pada tanaman

dapat mempercepat pembungaan, perkembangan biji dan buah,

membantu pembentukan karbohidrat, protein, lemak dan berbagai

persenyawaan(Hardjowigeno,1995).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh kompos limbah media jamur tiram putih dan

pupuk NPK pada cabai rawit (Capsicum Frutescens L.) dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengaruh kompos limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK tidak

berpengaruh nyata pada tinggi tanaman. Namun berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman pada perlakuan faktor tunggalnya yakni pupuk NPK pada

umur 6 dan 8 MST.

2. Terjadi pengaruh nyata pemberian kompos limbah media jamur tiram putih

dan pupuk NPK terhadap jumlah daun pada 8 MST. Sedangkan untuk faktor

tunggalnya sendiri terjadi pengaruh nyata pemberian kompos limbah media

jamur tiram putih pada 4 dan 12 MST.

3. Tidak ada pengaruh nyata pemberian kompos limbah media jamur tiram putih

dan pupuk NPK terhadap cabang produktif.

4. Tidak adanya pengaruh yang nyata pemberian kompos limbah media jamur

tiram putih dan pupuk NPK terhadap jumlah bunga.

5. Terdapat pengaruh nyata pemberian kompos limbah media jamur tiram putih

dan pupuk NPK pada umur 10 MST.

6. Terdapat pengaruh nyata terhadap bobot buah pada faktor tunggalnya pada
umur 12 MST pemberian kompos limbah media jamur tiram.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, saran dari penelitian ini adalah :

1. Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai

rawit selain menggunakan teknik budidaya yang baik juga disarankan

dengan penggunaan pupuk berimbang yang disesuaikan dengan umur

tanaman.

2. Diharapkan dilakukan penelitian lanjutan untuk mengkaji pertumbuhan

dan produksi cabai rawit karena dimungkinkan terjadi pertumbuhan dan

produksi yang berbeda dari penggunaan kompos limbah media jamur

tiram putih dan pupuk NPK jika ditanam pada musim dan tempat yang

berbeda.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan dosis kompos


limbah media jamur tiram putih dan pupuk NPK yang berbeda untuk memperoleh
hasil yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai