Anda di halaman 1dari 102

Budidaya dan Manfaat

Bawang, Mentimun, dan Pare


ii Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare
Budidaya dan Manfaat
Bawang, Mentimun,
dan Pare

Kardono

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare iii


Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare

Penyusun : Kardono

Penerbit : PT Armandelta Selaras


Hak cipta dilindungi undang-undang

Editor Kepala : Eko Praptanto

Desainer Kaver : Budi Hariyanto

Desainer Isi : Eko Indriyanto

Ilustrator Isi : Suparman

Diterbitkan oleh : PT Armandelta Selaras, anggota IKAPI, Jakarta, 2010

Alamat Penerbit : Jl. Patal Senayan 25 Jakarta 12210

Cetakan Pertama : Tahun 2010

ISBN: 978-979-050-076-1

Copyright @ 2010
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun seperti
cetakan, fotokopi, microfilm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara, tanpa izin tertulis dari pemegang hak
cipta atau penerbit.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mendengarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak
Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

iv Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Kata Pengantar

K ami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan izin dan rahmatnya-Nyalah, kita dapat menerbitkan buku buku
Seri Pengetahuan Dasar dan Seri Keterampilan Dasar (Life Skill) yang
berjudul Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi menuju pembanguan
ekonomi seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, untuk
menghadapi era globalisasi yang semakin cepat, maka perkenankanlah
kami selaku penerbit mencoba ikut berperan dalam menyediakan sarana
dan penyebaran informasi yang bermuatan ilmu dan pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta Iman dan Takwa (IMTAK) bagi kegiatan seluruh
lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Salah satu wujud dari kami selaku
penerbit dengan memberikan penyediaan buku Seri Pengetahuan Dasar
dan Seri Keterampilan Dasar (Life Skill) yang ditujukan untuk siswa.
Pada dasarnya semenjak anak memasuki pendidikan dasar dan
menengah, diharapkan mereka akan menjadi manusia yang berpengetahuan
luas dan memiliki keterampilan dalam upaya peningkatan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila mereka perlu diberikan
modal pengetahuan dan teknologi yang memadai diantaranya dengan
menyuguhkan berbagai macam jenis buku yang kami sajikan.
Buku Seri Pengetahuan Dasar dan Seri Keterampilan Dasar (Seri Life
Skill) masing masing terdiri atas berbagai macam bidang, rumpun, dan
pengetahuan/keterampilan. Setiap rumpun pengetahuan/keterampilan
terdiri atas berbagai macam judul buku yang tak terhingga jumlahnya.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare v


Penerbit berusaha melakukan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan yang terjadi di setiap jangka waktu/periode tertentu.
Dengan terbitnya buku ini diharapkan siswa memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang nantinya siswa dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya dalam kehidupan di masyarakat.
Mudah-mudahan buku ini dapat memenuhi fungsinya sebagai buku
pengayaan pengetahuan dan dapat menambah wawasan pengetahuan
siswa.
Penerbit

vi Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................... v
Daftar Isi.....................................................................................................................vii

Bab 1 Bawang Merah.................................................................................................. 1


A. Asal-Usul Bawang Merah.................................................................................. 2
B. Wilayah Penyebaran Bawang Merah di Indonesia........................................... 2
C. Deskripsi Bawang Merah ................................................................................. 4
D. Klasifikasi Tanaman Bawang Merah................................................................. 5
E. Bagian-Bagian Bawang Merah......................................................................... 6
F. Pemanfaatan Bawang Merah............................................................................ 8
G. Budidaya dan Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah............................... 14
H. Panen dan Paskapanen.................................................................................. 24
I. Prospek Pasar Bawang Merah......................................................................... 26

Bab 2 Bawang Putih.................................................................................................. 29


A. Sekilas tentang Bawang Putih........................................................................ 30
B. Klasifikasi Bawang Putih................................................................................. 32
C. Kandungan Kimia dan Sifat Kimiawi Bawang Putih........................................ 34
D. Manfaat Bawang Putih.................................................................................... 35
E. Pengaruh Pemakaian Bawang Putih.............................................................. 39
F. Pedoman Budidaya Bawang Putih.................................................................. 40
G. Analisis Usaha Tani Bawang Putih (1 Ha) ..................................................... 45

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare vii


Bab 3 Mentimun........................................................................................................ 47
A. Mentimun atau Timun atau Ketimun .............................................................. 48
B. Khasiat Mentimun........................................................................................... 51
C. Manfaat Lain Mentimun.................................................................................. 54
D. Budidaya Mentimun........................................................................................ 58
E. Teknik Budidaya Mentimun Bontang . ............................................................ 66
F. Analisis Usaha Tani Timun (1 ha).................................................................... 70

Bab 4 Pare................................................................................................................ 73
A. Asal-Usul Pare................................................................................................ 74
B. Wilayah Penyebaran Pare di Indonesia ......................................................... 76
C. Khasiat Pare................................................................................................... 76
D. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare..................................... 81
E. Budidaya Tanaman Pare................................................................................. 84
F. Analisis Usaha Tani Pare (1 ha)....................................................................... 89
Daftar Pustaka..................................................................................................... 91

viii Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Bab 1
Bawang Merah

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 1


A. Asal-Usul Bawang Merah

Sumber Foto: http://oki.santosa.googlepages.com/bawangmerah.jpg

Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia, terutama Palestina,


India, Utara Pakistan dan daerah pengunungan Iran dan juga berkembang
ke Mesir dan Turki. Dari berbagai penelusuran dalam literatur, menunjukan
bahwa tahun 3200 - 2700 sebelum masehi bangsa Mesir sering melukiskan
bawang merah pada patung dan tugu-tugu mereka. Di Israel, tanaman
bawang merah dikenal pada tahun 1500 SM.
Sekarang hampir di seluruh negara di dunia ini mengenal bawang merah.
Negara-negara yang menjadi produsen bawang merah antara lain adalah
Jepang, USA, Rumania, Italia, Iran, Meksiko, Vietnam, China, dan Philipina.

B. Wilayah Penyebaran Bawang Merah di


Indonesia
Berikut adalah wilayah penyebaran bawang merah dan nama bawang
merah di berbagai daerah. Wilayah penyebaran bawang merah meliputi
Brebes, Tegal, Cirebon, Kuningan, Pekalongan,Wates (Yogyakarta), Solo,
Sumenep (Madura), Soreang, dan Madur (Bandung).

2 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Bawang
merah.
Sumber Foto: http://ayobertani.files.wordpress.com/2009/04/bawang_merah_shallot.jpg

Di berbagai daerah nama bawang merah bermacam-macam. Bawang


abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang
sirah, Barambang sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh
(Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang abang
(Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna
mahamu, Ransuna mahendeng, Yantuna mopura, Dansuna rundang,
Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara);
Bawangi (Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh
(Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa rohiha (Ternate); Bawa
kahori (Tidore). Nama asing/nama simplisia Cepae Bulbus; Umbi lapis
Bawang Merah.
Berdasarkan survai pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia
tahun 1991, luas panenan bawang merah 70.989 hektar dengan total
produksi 509.013 ton.Bawang merah termasuk sayuran umbi yang multiguna
paling utama kegunaannya adalah sebagai bumbu penyedap masakkan,
sebagai bawang goreng pasaranya telah menembus pasar ekspor ke
Singapura, produsennya adalah kebupaten Kuningan (Jawa Barat).

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 3


C. Deskripsi Bawang Merah
Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang
berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk
silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan
membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan
membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-
lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan
merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
Varietas yang dianjurkan untuk ditanam di dataran rendah adalah sepert
berikut.
1. Bima brebes varietas lokal asal Brebes ini mampu menghasilkan 10
ton/ha umbi kering dengan bobot susut panen mencapai 22%. Varietas
ini dipanen pada umur 60 hari. Anakan dalam satu rumpun mencapai
7-12 buah. Di Brebes tanaman ini jarang berbunga. Umbi berwarna
merah muda, bentuknya lonjong kecil dengan suatu cincin kecil pada
cakram. Jenis ini cocok sekali untuk dikembangkan di dataran rendah.
Bima brebes resisten terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii), tetapi
peka terhadap penyakit busuk daun (Phytoptora porii).

2. Medan, banyak ditanam di daerah Samosir,


Sumatera Utara. Dipanen pada umur
70 hari dengan produksi rata-rata 7 ton/
ha umbi kering. Bobot susut varietas ini
tergolong tinggi, yakni 25% dar7 bobot
panen basah. Satu rumpun terdiri dari
6-12 anakan. Mudah berbunga, wama
umbi merah, berbentuk bulat dengan ujung
runcing. Jenis ini fleksibel untuk dataran
tinggi maupun rendah. Varietas ini cukup
resisten terhadap busuk umbi, tetapi peka
terhadap penyakit busuk ujung daun.

4 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Keling, varietas lokal ini banyak ditanam di Majalengka.Produksinya
agak rendah yakni 8 ton/ha umbi kering dengan susut bobotnya hanya
15%. Umur 70 hari setelah tanam varietas ini sudah bisa dipanen. Satu
rumpun memiliki 7-13 anakan, sukar berbunga, dan umbinya merah
berbentuk bulat. Jenis ini cocok dikembangkan di dataran rendah. Keling
cukup tahan terhadap busuk umbi, tetapi peka terhadap penyakit busuk
ujung daun. Selain varietas di atas ada lagi jenis bawang merah, yakni
kuning dan bangkok. Sayangnya kemampuan produksinya rendah,
hanya mampu menghasilkan 7 ton/ha. Hampir semua varietas di atas
ditanam pada musim kemarau. Hanya varietas Medan dan kuning yang
tahan ditanam di musim hujan.

D. Klasifikasi Tanaman Bawang Merah


Klasifikasi ilmiah tanaman bawang merah adalah seperti berikut.
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
class : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : A. ascalonicum
Nama binomial : Allium ascalonicum L.

Bawang merah atau brambang (Allium ascalonicum L.) adalah nama


tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi
dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakan Indonesia.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 5


E. Bagian-Bagian Bawang Merah

1. Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran
dangkal dan bercabang terpencar, pada
kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam
tanah.

2. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut
“diskus” yang berbentuk seperti cakram,
tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya
akar dan mata tunas (titik tumbuh), di atas
diskus terdapat batang semu yang tersusun
dari pelepah-pelepah daun dan batang semu
yang berada di dalam tanah berubah bentuk
dan fungsi menjadi umbi lapis.

3. Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang
antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian
ujungnya runcing, bewarna hijau muda
sampai tua, dan letak daun melekat pada
tangkai yang ukurannya relatif pendek.

6 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


4. Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman
(titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90
cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum
bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah
berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri
atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna
putih, 6 benang sari berwarna hijau atau
kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah
berbentuk hampir segitiga.
Bunga bawang merupakan bunga sempurna
(hermaprodite) dan dapat menyerbuk sendiri
atau silang.

5. Buah dan Biji


Buah berbentuk bulat dengan ujungnya
tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir,
bentuk biji agak pipih saat muda berwarna
bening atau putih setalah tua berwarna
hitam. Biji banwang merah dapat digunakan
sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generatif.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 7


F. Pemanfaatan Bawang Merah
Bawang goreng adalah bawang merah yang diiris tipis dan digoreng
dengan minyak goreng yang banyak. Pada umumnya, masakan Indonesia
berupa soto dan sup menggunakan bawang goreng sebagai penyedap
sewaktu dihidangkan. Bawang merah juga mengandung zat pengatur
tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.
Bawang merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang menjadi
menu pokok hampir pada semua jenis masakan dengan fungsi sebagai
penyedap masakan. Fungsi esensial pada bawang merah menunjukan
jumlah penggunaan pada tiap masakan yang memerlukan penyedap
sayuran ini, namun apabila mayoritas masyarakat di Bumi Pertiwi ini
menggunakannya, maka dapat dipastikan bahwa secara keseluruhan
jumlah penggunaan bawang merah sangatlah besar.
Pada kondisi seperti sekarang ini, Indonesia yang sedang dalam
keadaan krisis ekonomi harus dapat mengoptimasikan penggunaan sumber
daya alamnya sebagai salah satu jalan untuk dapat memulihkan kondisi

Bawang merah
merupakan
salah satu
tanaman
sayuran yang
menjadi menu
pokok hampir
pada semua
jenis masakan.

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3f/Shallot_bawang_merah.jpg.JPG

8 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


perekonomiannya. Sebagai negara agraris sejak dahulu dan dengan
dengan potensi alam yang memadai, sebenarnya kita tidak perlu menjadi
negara pengimpor bawang merah seperti sekarang.
Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang
merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dari
senyawa alliin atau allisin yang oleh enzim alliin liase diubah menjadi asam
piruvat, ammonia dan allisin anti mikroba yang bersifat bakterisida.Dalam
dunia industri makanan bawang merah sering diawetkan dalam kaleng
(canning), sous, sop kalengan, tepung bawang dan lain-lain.
Bawang merah termasuk komoditas utama dalam prioritas pegembangan
sayuran di Indonesia, karena setelah ratusan tahun dibudidayakan sekaligus
merupakan sumber pendapatan bagi petani dan ekonomi negara ini.
Meskipun fluktuasi harga bawang sering turun naik, usahatani bawang
merah ini sangatlah prospektif untuk diusahakan dan dapat dijadikan
andalan, mengingat permintaan akan bawang merah terus meningkat, tidak
hanya pasar di dalam negeri tetapi juga pasaran eksport.

1. Bawang Merah dan Makanan Sarat Serat untuk


Turunkan Kadar Gula Darah
Diabetes mellitus (DM) yang sering disebut orang awam “kencing
manis”, merupakan sejumlah gangguan yang memiliki ciri-ciri khas utama
tingginya kadar gula dalam darah. Diabetes berarti “mengalir terus” karena
penderitanya selalu minum dan dalam jumlah banyak, kemudian mengalir
terus berupa urin alias kencing. Sementara mellitus berarti “manis”, sebab
urin penderitanya mengandung glukosa alias gula darah yang berasa manis.
Pada dasarnya, DM disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tak
mencukupi atau tidak efektif sehingga tak dapat bekerja normal. Padahal,
pada orang normal, insulin mempunyai peran utama mengatur kadar gula
dalam darah; sekitar 60-120 mg/dl dalam keadaan puasa, dan di bawah
140 mg/dl pada dua jam sesudah makan.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 9


Ada dua kategori DM yang
paling umum, yakni: diabetes tipe:
1 dan diabetes tipe 2. Diabetes
tipe 1, DM yang diidap oleh
5-10 persen penderita, biasanya
terjadi pada anak-anak atau
orang dewasa muda. Diabetes
tipe 2, DM yang diidap oleh 90-
95 persen dari semua penderita
diabetes, meningkat dalam
jumlah, khususnya pada populasi
minoritas. Diabetes dijumpai
pada semua kelompok populasi
dan umur, tetapi meningkat dalam
jumlah penderita pada kelompok
lansia (lanjut usia) dan orang-orang berkulit hitam, Hispanic, penduduk asli
Amerika, dan orang-orang Asia.
The Congressionally-Established Diabetes Research Working Group
(1999) melaporkan bahwa walaupun kematian karena penyakit-penyakit
kanker, stroke, dan kardiovaskular cenderung berkurang sejak 1988, angka
kematian karena diabetes naik sekitar 30 persen. Usia harapan hidup
orang-orang yang menderita diabetes rata-rata 15 tahun lebih pendek dari
orang-orang yang tidak menderita.
Di Indonesia, terutama di masyarakat kota, diabetes tergolong penyakit
yang menonjol saat ini. Penelitian Waspadji tahun 1982 menemukan, ada
1,7 persen penderita diabetes di Jakarta, dan tahun 1992 naik menjadi 5,7
persen. Penelitian epidemiologi di Depok tahun 2001 kerja sama Perkeni
(Perkumpulan Endokrinolog Indonesia) dan Departemen Kesehatan-
mendapatkan jumlah penderita diabetes 6,2 persen. (Kompas, 5 November
2001). Kasus diabetes paling banyak di Indonesia dijumpai di Manado yang
mencapai 6,1 persen. (Kompas, 29 Mei 2002).

10 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Di Eropa,
Asia, dan
Timur Tengah,
bawang merah
mentah sudah
lama dijadikan
makanan
pilihan
favorit untuk
mengendalikan
gula darah.
Sumber Foto : http://vlisa.com/wp-content/uploads/2008/09/bawang-merah.jpg

Berdasarkan catatan WHO tahun 1998, jumlah penderita diabetes di


Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbanyak di dunia setelah India,
Cina, Rusia, Jepang, dan Brazil. Jumlah penderita diabetes di Indonesia
diperkirakan akan meningkat menjadi 12 juta jiwa dalam tahun 2025.
Peningkatan 250 persen dari 5 juta penderita pada tahun 1995 itu terjadi
akibat meningkatnya populasi penduduk lansia dan perubahan pola hidup,
mulai dari jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya aktivitas
fisik.
Selama berabad-abad, lebih dari 400 tanaman berhasil dikenali sebagai
“obat” diabetes. Di Eropa, Asia, dan Timur Tengah, bawang merah mentah
sudah lama dijadikan makanan pilihan favorit untuk mengendalikan gula
darah. Di Puerto Rico, Kuba, dan Santo Domingo, paria telah digunakan
secara luas sebagai “obat” tradisional untuk diabetes.
Studi mutakhir membuktikan bahwa konsumsi makanan tinggi serat,
khususnya serat larut, dapat memperbaiki kontrol terhadap gula dalam
darah penderita diabetes tipe 2. Studi tersebut dilakukan oleh dr Manisha
Chandalia dan kolega-koleganya dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan
Pusat Gizi Manusia, University of Texas Southwestern Medical Center,
Dallas, Amerika Serikat.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 11


2. Khasiat Tolbutamide dalam Bawang Merah
Bawang merah sudah lama menduduki tempat terhormat dalam
ilmu kedokteran sebagai “obat” diabetes. Penelitian-penelitian modern
memperlihatkan, bawang merah memiliki “kekuatan” menurunkan gula
darah, dan dayanya dimiliki pada kadar yang ditemukan dalam makanan.
Para peneliti India yang melakukan pemberian bawang merah, baik
berupa jus maupun bawang merah “bulat” alias masih utuh, sebesar 25-
200 gram pada subjek yang ditelitinya, mendapatkan bahwa makin banyak
bawang merah yang diberikan, makin besar gula darah yang berkurang.
Tak ada perbedaan antara bawang merah mentah dan bawang merah yang
telah direbus.
Menurut teori tim peneliti, bawang merah mempengaruhi metabolisme
gula dalam hati, atau metabolisme pelepasan insulin, dan/atau mencegah
perusakan insulin. “Agen” yang mungkin mempunyai kemampuan
hipoglikemia, menurunkan kadar gula darah, aktif itu adalah allyl propyl
disulfide dan allicin. Bukti eksperimen dan klinis menunjukkan bahwa allyl
propyl disulfide menurunkan gula darah dengan cara meningkatkan “masa
hidup” (lifespan) insulin.

Bawang merah
mempengaruhi
metabolisme gula dalam
hati, atau metabolisme
pelepasan insulin,
dan/atau mencegah
perusakan insulin.
sumber Foto: http://nasa-agro.com/images/Bawang%20Merah%201.jpg

12 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Sebenarnya, sudah sejak tahun 1923 ilmuwan-ilmuwan mendeteksi
terdapatnya depressor gula darah dalam bawang merah, dan pada 1960-
an, para peneliti berhasil mengisolasi senyawa antidiabetes dari bawang
merah yang bekerja mirip dengan obat farmasi antidiabetes umum, dikenal
sebagai tolbutamide, yang sering dipakai untuk mengurangi kadar gula
darah. Cara kerja tolbutamide ialah merangsang sintesis dan pengeluaran
insulin. Pada kelinci percobaan, ekstrak bawang merah memperlihatkan,
77 persen sama efektifnya dengan dosis standar tolbutamide.
Hasil penelitian lain menunjukkan, bawang merah mempunyai efek
menurunkan gula dan lemak darah. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk
menambahkan bawang merah ke dalam setiap hidangan makanan. Bawang
merah dapat digunakan setelah makan dalam jumlah bebas.
Tingginya kadar gula darah merupakan masalah utama pada diabetes.
Riset membuktikan bahwa serat memiliki efek kuat terhadap pengendalian
gula darah. Pada studi yang dilakukan Chandalia et al, 13 penderita diabetes
tipe 2 diminta mengikuti dua jenis diet, masing-masing selama enam minggu.
Diet pertama adalah diet yang mengandung serat dalam jumlah moderat
(total serat 24 g; 8 g serat larut dan 16 g serat tidak larut), sebagaimana
dianjurkan American Diabetes Association. Sementara, diet kedua ialah
diet tinggi serat (total serat 50 g; masing-masing 25 g serat larut dan serat
tak larut) yang mengandung susunan makanan alami sarat serat.
Kedua diet, yang disiapkan di dapur riset, mengandung zat gizi makro dan
energi yang sama. Chandalia dan kawan-kawan kemudian membandingkan
efek dari dua diet tersebut terhadap kontrol gula darah dan kadar lemak
darah.Hasilnya penderita-penderita diabetes yang mengonsumsi total
serat 50 g sehari-sama dengan 7 hingga 8 porsi buah dan sayuran-alias
diet tinggi serat mempunyai kadar gula darah lebih rendah dan lebih stabil
daripada penderita-penderita diabetes yang mengonsumsi diet moderat
serat. Diet tinggi serat juga menurunkan kadar kolesterol total darah sekitar
7 persen.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 13


Bagaimana mekanisme tepatnya konsumsi makanan tinggi serat dapat
memperbaiki pengendalian gula darah, belum jelas. Namun, hal tersebut
diduga disebabkan oleh serat larut jenis gum dan pektin yang dapat
memperlambat pengosongan lambung, dan bahkan memperlambat atau
menurunkan penyerapan gula darah.
Studi Chandalia dan kawan-kawan menunjukkan pula bahwa asupan
(intake) serat larut yang tinggi mungkin dicapai dengan mengonsumsi
makanan alami yang sarat serat. Diet tinggi serat dan sedikit efek
sampingnya dapat diterima dengan baik oleh para penderita. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan konsumsi seratnya, para penderita diabetes
dianjurkan untuk mengonsumsi makanan alami sarat serat dibandingkan
dengan preparat atau suplemen serat.
Makanan-makanan sarat serat yang digunakan untuk diet tinggi serat
dalam penelitian Chandalia dan kawan-kawan adalah buah berupa sajian
koktail, jeruk segar, nanas segar, pepaya segar, buah persik (peach) segar,
buah ceri, tomat segar, jagung, zucchini, kacang hijau, roti whole-wheat, dan
havermout (oatmeal dan oat bran). Buah terutama jeruk dan nanas, kacang
hijau, dan havermout merupakan sumber serat larut yang andal.

G. Budidaya dan Syarat Tumbuh Tanaman


Bawang Merah
Pada periode tahun 1986 – 1990, ekspor bawang merah Indonesia
mencapai 89.678 kg, senilai US $ 14.309, dengan negara tujuan Singapura,
Malaysia dan Hongkong, Tetapi Sekarang Kondisi ini terbalik karena
kita adalah pengimpor bawang merah, hal ini dikarenakan oleh sentra-
sentra bawang merah seperti Brebes, Tegal, Cirebon tanah pertaniannya
mengalami degradasi hara untuk komoditas bawang merah, sehingga
hal ini menjadikan peluang daerah lain meningkat untuk dikembangkan
mengantikan fungsi sentra-sentra yang telah terdegradasi tersebut.

14 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Menurut peman­tau berita RRI dan Koperasi Pasar Induk Caringin harga
bawang merah sekarang pada tingkat petani berkisar Rp 6.500,- sampai
Rp. 7.000,-, antar pedagang Rp. 7.000,- sampai Rp. 8.000,- dan di tingkat
konsumen akhir antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 12.000,-, hal ini disebabkan
juga karena faktor produksi (pupuk, pestisida, dan tenaga kerja) mengalami
peningkatan harga (data tahun 2008).

1. Syarat Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi + 1.100 m (ideal 0 – 800 m) di atas permukaan
laut, tetapi produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung
keadaan iklim. Iklim dan kondisi yang cocok untuk budidaya bawang merah
adalah seperti berikut.
a. Suhu udara antara 25O – 32O C dan iklim kering.
b. Tempat terbuka dengan pencahayaan + 70%, karena bawang merah ter­masuk
tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant).
c. Tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik bagi tanaman terhadap laju
fotosintesis dan pembentukan umbinya akan tinggi.
d. Drainase dan porositas tanah bagus, namun dapat menjaga kelembaban
tanah.

2. Syarat Tanah
Bawang merah tumbuh baik pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik dengan dukungan syarat seperti berikut.
a. Jenis tanah yang palin baik adalah lempung berpasir atau lempung
berdebu.
b. Derajat keasaman tanah (PH) tanah untuk bawang merah antara 5,5 – 6,5.
c. Tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan baik,

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 15


Bibit Bawang merah diperbanyak dengan umbi. Umbi diambil dari
tanaman yang sudah cukup tua. Usianya sekitar 70 hari setelah tanam.
Pada umur tersebut pertumbuhan calon tunas dalam umbi sudah penuh.
Umbi sebaiknya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Penampilan
umbi harus segar, sehat, dan tidak kisut. Umbi yang masih baik wamanya
mengilap. Sebaiknya umbi ini sudah melewati masa penyimpanan 2,5-4
bulan. Untuk satu hektar lahan membutuhkan sekitar 600-800 kg bibit.
Penanaman Bawang merah paling baik ditanam saat musim kemarau
dengan syarat air cukup untuk irigasi. Awal tanam bisa pada bulan April/
Mei setelah musim panen padi atau pada bulan Juli/Agustus.
Biasanya petani di Brebes melakukan penanarnan di sawah yang
telah ditanami padi. Pada lahan dibuat bedengan-bedengan dengan lebar
antara 1,2-1,8 m. Di sela-sela bedengan dibuat parit yang lebarnya 40-50
cm, kedalaman parit antara 50-60 cm. Parit nantinya berfungsi sebagai
pemasukan air ataupun pengeluaran air yang berlebihan. Sebelum
penanaman sawah dikeringkan, kemudian tanah diolah dan dihaluskan.
Bedengan tanam yang belum baik diperbaiki.
Pengolahan manual perlu 2-3 kali. Bila pH lahan kurang 5,5, tambahkan
kapur dolomit atau kaptan sebanyak 1-1,5 ton/ha. Kapur ini sebaiknya
diberikan jauh sebelum tanam, minimum 2 minggu, Pengapuran bisa
bersamaan dengan pengolahan tanah. Selesai pengolahan tanah dilanjutkan
dengan penanaman. Jarak tanam 20 x 15 cm atau 15 x 15 cm. Bibit yang
hendak ditanam dirompes ujungnya. Perompesan ujung bibit berfungsi
untuk memecahkan masa dormansi bibit

3. Pembibitan
Bawang merah dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu bahan
tanaman berupa biji botani (true shallot seed, TSS) dan umbi bibit. Dengan
menggunakan biji untuk satu hektar diperlukan paling sedikit + 3 kg, dengan
potensi hasil mencapai 9 – 11,5 ton dipanen pada umur + 80 hari setelah

16 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Tanaman
bawang
merah.
Sumber Foto: http://lenterahati.web.id/wp-content/uploads/bawangmerah.jpg

tanam dengan waktu persemaian selama + 30 hari. Sedangkan dengan


menggunakan umbi memerlukan prasyarat kualitas (mutu) yang baik, yang
meliputi hal-hal berikut.
a. Ukuran umbi terdiri atas 2 kelas, yaitu umbi besar (kelas I) beratnya
5 – 7,5 gram/umbi dan umbi sedang (kelas II) beratnya 2,5 – 7,5 gram/
umbi.
b. Tanaman dipanen pada umur antara 65 – 75 hari setelah tanam, dan
dalam keadaan sehat.
c. Bakal Bibit Telah mengalami masa penyimpanan antara 60 – 90 hari.
Kebutuhan bibit umbi 1.000 – 1.200 perhektar atau + 200.000 umbi,
sebelum ditanamkan umbi sebaiknya diperlakukan dengan memotong
1/3 bagian pada ujung umbi. Perlakuan ini memiliki keuntungan, antara
lain pertumbuhan merata, umbi cepat tumbuh, dan berpengaruh terhadap
makin banyaknya anakan maupun jumlah daun, sehingga hasil umbinya
meningkat. (Hasil penelitian Balithor Lembang).

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 17


4. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan dilakukan dengan pembukaan areal lahan dan
membersihkan dari rumput dan batu dalam kebun. Tanah dicangkul cukup
dalam hingga strukturnya gembur, dibuat bedengan lebar 80 cm x panjang
200 cm x tinggi 20 cm dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Dibuat lubang
pupuk kemudian diberi pupuk kandang + 15 – 20 ton/hektar. Antarbedengan
dibuatkan parit kedalaman + 10 –15 cm dengan jarak bedengan + 40 cm,
bedengan diratakan hingga siap untuk ditanami.

Orang sedang
membuat lahan
tanam bawang.

5. Penanaman
Waktu penanaman terbaik adalah pada bulan Mei/Juni – Agustus/
September, sehari sebelum tanam tanah bedengan disiram hingga cukup
lembab.Bersamaan penanaman diberikan pupuk dasar NPK dengan dosis
200 kg/hektar, pupuk tersebut dicampur rata dengan pupuk kandang dan
tanah pada lubang tanam. Kemudian bawang ditanamkan 2/3 bagian umbi
pada sisi lubang tanam, jangan sampai terkena pupuk secara langsung
dan jangan terbalik.

18 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


6. Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman perlu diperhatikan dalam budi daya bawang merah.
Tanaman ini tidak menyukai banyak hujan, tetapi kebutuhan aimya banyak.
Pada saat musim kemarau kita harus bisa menyiram tanaman setiap hari
sejak ditanam hingga satu minggu sebelum panen. Penyiraman dilakukan
pagi dan sore. Kalau sulit pelaksanaannya paling tidak dilakukan pada pagi
hari saja. Sejak awal tanam hingga tanaman bawang merah berumur 2
minggu, gulma tumbuh dengan cepat sehingga mengganggu pertumbuhan
bawang merah.
Untuk itu perlu dilakukan tindakan penyiangan. Petani di Brebes biasanya
melakukan penyiangan secara manual, baik dengan mencabut langsung
atau memakai kored. Pemupukan: Tanaman bawang merah membutuhkan
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang diberikan ialah
pupuk kandang. Dosisnya ialah 10-20 ton/ha, diberikan sebelum tanam
yakni saat melakukan pengolahan.
Pupuk organik yang dibutuhkan adalah TSP sebanyak 150-200 kg/ ha.
Pupuk ini diberikan seraya mencampur pupuk kandang. Selain itu perlu
diberikan pupuk tambahan berupa 300 kg Urea dan 200 kg KCl/ha. Pupuk

Orang sedang
menyiram
tanaman bawang
merah.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 19


ini diberikan dengan cara larikan/barisan saat tanaman berumur 10-15
hari. Kegiatan pemeliharaan tanaman bawang merah meliputi pekerjaan
seperti berikut.
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada awal pertumbuhan hingga umur + 7 hari
setelah tanam, dengan cara menganti bibit yang mati atau busuk.
b. Pengairan
Bila saat awal penanaman hujan masih turun, perlu diperhatikan adalah
drainase bedengan, apabila pada saat itu dalam kondisi iklim kering perlu
dilakukan penyiraman intensif 2 – 5 kali dalam seminggu. Saat mendekati
masa pembentukan umbi pengairan harus berangsur-angsur dikurangi.

7. Pemupukan
Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Aplikasi pemupukan dilakukan pada waktu seperti berikut.

a. A w a l p e n a n a m a n ,
dengan menggunakan
campuran pupuk
organik dosis 20 ton/ha
yang dicampur dengan
pupuk anorganik NPK
(15:15:15) dosis 200
kg/ha pada – 3 hari
sebelum tanam.

Orang sedang memupuk


tanaman.

20 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


b. 10 hari setelah tanam dengan dosis NPK 200 kg /ha dengan jalan dila­
ku­kan penugalan sebelum pumupukan diantara pertanaman bawang
merah.
c. 30 hari setelah tanam dengan pupuk campuran antara 100 kg Urea
dengan 100 kg ZA diaplikasikan dengan dimasukan pada lubang
penugalan diantara petanaman bawang merah.
d. Pupuk daun ppc sitozim micro disemprotkan pada 15 dan 50 hst(hari
se­telah tanam) dengan dosis 0,5 liter + 1 kg MnSO4 dalam 200 liter air.

8. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada umur tanaman 3 minggu dan 5 minggu
dengan cara menyiangi rumput-rumput dan gulma yang tumbuh di antara
tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar bawang ikut tercabut.

9. Pemotongan Tangkai Bunga


Kurang lebih pada umur 35 hari, beberapa varietas atau kultivar bawang
merah yang mudah berbunga akan mulai keluar tangkai-tangkai bunga,
tangkai-tangkai bunga ini sebaiknya dipotong agar zat-zat makanan dapat
secara optimal terserap pada umbi.
Bawang merah disukai oleh ulat daun (Laphygma exigua) dan hama
bodas (Thrips tabaci). Serangan kedua hama ini sering menyebabkan
ujung daun terpotong dan daun menjadi terkulai. Larvanya sering merusak
umbi yang disimpan dalam gedung. Hama yang agak mirip ulat daun ialah
Spodoptera exigua. Gejala serangannya terlihat pada pinggiran dan ujung
daun berupa bekas gigitan.
Untuk pencegahannya, digunakan Bayrusil 250 EC yang mengandung
bahan aktif kuinalfos atau Azodrin 15 WSC yang mengandung bahan aktif
monokrotofos. Dosisnya 2 ml/1 air. Penyakit bercak ungu yang disebabkan
oleh jamur Alternaria porri amat ditakuti petani bawang. Gejala serangan

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 21


dimulai dari daun berupa bercak-bercak putih kelabu, kemudian daun
berubah menjadi cokelat dan mengering. Dari daun serangan berlanjut ke
umbi. Umbi berair, berubah menjadi kekuningan dan akhimya cokelat ke­
hitaman. Untuk pencega.han, semprotkan Difolatan 4F dengan dosis 2 cc/l

10. Pengandalian Hama dan Penyakit


Pengendalian Hama pa­da tanaman bawang me­rah dilakukan dengan
meng­gunakan cara gabungan antara pengendalian menggunakan musuh
alami, menggunakan cara manual, dan terakhir meng­gunakan cara
kimiawi.
Hal ini ditempuh karena ba­wang telah ratusan tahun dibudidayakan
manusia, sehingga hama dan penyakit tanamannya mengalami psoses
evolusi ke arah resistensi terhadap penggunaan bahan pestisida kimia.

(1) Pengendalian Hama


Hama-hama terpenting bawang merah di antaranya adalah seperti
berikut.
(a) Ulat bawang (Spodoptera exiqua HBN), biasa disebut ulat grayak,
pengendaliannya: rotasi tanaman, waktu tanam serentak, dengan
memasang sex Pheromone (Ugratas biru), dan disemprot dengan
lannate 50 WP 1,5 gr/liter, Orthene 75 SP 1 gr/ltr, curacron 50 EC. 1,5
– 2 cc/ltr.
(b) Trips (Thrips tabaci Lind.), kutu daun
Pengendalian dengan: Waktu tanam tepat bulan april – Juli, Kimiawi
disemprot dengan Bayrusil 25 EC 2 cc/ltr, curacron 50 EC. 2 cc/ltr.
(c) Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn), secara manual ulat tanah dikumpulkan
pada saat senja hari di antara pertanaman, menjaga kebersihan di
areal pertanaman, secara kimiawi dibuatkan umpan beracun dengan

22 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


campuran Dipterex 95 SL 125 – 250 gr + dedak 100 kg + gula
merah 0,5 kg – 1 kg + air 10 ltr, dengan mencampur secara merata dan
dipasangkan pada saat senja hari disekeliling tanaman bawang merah.

(2) Pengendalian Penyakit


Pengendalian penyakit utama bawang merah meliputihal-hal berikut.
(a) Bercak ungu atau trotol (Alternaria porri (EN,) Cif.)
Pengendalian dengan rotasi tanaman yang bukan bawang-bawangan,
disemprot dengan fungisida efektif, seperti antracol 70 WP, Dithane
M-45, Deconil 75 WP, Agrisan 25 WP dengan takaran dosis 2 gr/ltr.
(b) Antraknose (Colletotrichum gloesporiodes Penz)
Pengendalian dengan rotasi tanaman, disemprot dengan fungisida
Antracol 70 WP, Polyram M 80 WP, Daconil 75 WP, dengan dosis 2 gr/ltr.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 23


H. Panen dan Paskapanen

Orang
sedang
memanen
bawang

Bawang merah di dataran rendah lebih cepat memasuki masa panen


dibandingkan dengan yang di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen
ialah leher batang mengeras dan daun menguning. Bila ciri tersebut sudah
mencapai 70-80% dari jumlah tanaman maka panen bisa dilaksanakan.
Panen dilakukan saat cuaca cerah dan tanah kering. Panen dilakukan panen
cara mencabut tanaman. Kemudian beberapa tanaman diikat menjadi satu
pada bagian daunnya untuk mempermudah penanganan selanjutnya. Umbi
diangkut dengan cara mengangkat ikatannya.
Tindakan penjemuran diperlukan untuk mendapatkan kadar air umbi
80%. Jangan dijemur langsung menghadap cahaya matahari terik,
melainkan cukup di tempat terlindung. Bila memiliki alat pengering maka
bisa dikeringkan sebentar. Setelah itu umbi disimpan di gudang dengan cara
menggantungkan ikatan-ikatan ta­di. Suhu ruang penyim­palan sebaiknya
25-30° C dengan ke­lembapan nisbi 6070%. Perlu di­ingat bahwa gudang
yang dingin dan lembab dapat me­nurunkan kualitas bawang merah yang
disimpan.

24 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Panen bawag
merah.
Sumber Fofo: http://agrobusiness.yogantara.info/images/panen_bawang.jpg

Panen dilakukan pada umur + 65 – 75 hst dengan ciri-ciri tanaman


sebagai berikut.
1. Tanaman sudah cukup tua dengan hampir 60%-90% batang telah lemas
dan daun daun menguning.
2. Umbi lapis terlihat penuh padat berisi dan sebagian tersembul di
permukaan tanah.
3. Warna kulit telah mengkilap atau memerah, tergantung variets atau
kultivarnya.
4. Cara panen dengan mencabut tanaman bersama daunnya dan
diusahakan agar tanah yang menempel dibersihan. Saat panen harus
pada kondisi kering.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 25


I. Prospek Pasar Bawang Merah
Prospek produk-produk pertanian pada masa sekarang mengalami
peningkatan nilai, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang melingkupi
pertanian. Dengan dinaikannya harga dasar gabah untuk mengimbangi
kenaikan harga-harga faktor produksi pertanian, maka memicu kenaikan
harga hampir seluruh komoditas pertanian.
Bawang merah juga terkena imbas dari masalah di atas, tetapi dengan
pola konsumsi pada masakan dan penggunaan bawang merah olahan
pada industri makan yang semakin meningkat, kebutuhan bawang merah
tidak dapat tercukupi oleh produksi nasional, hingga perlu dilakukan impor
dari Philipina dan Vietnam. Kelangkaan bawang merah di pasaran memicu
kenaikan harga yang membumbung hingga 400% itu pun dengan cadangan
pasar yang terbatas.

Pasar-pasar yang
potensial untuk bawang
merah meliputi hampir
seluruh kota yang ada
diwilayah Indonesia karena
penggunaan bawang
merah te­lah membudaya di
masya­ra­kat. Potensi ini ter­
catat dipasar induk Caringin
sebagai salah satu sentra
distribusi sayuran di Jawa
Barat, dengan sirkulasi
Hampir mendekati + 10 ton
perhari yang dapat diserap
pasar tersebut, pasar Sumber Foto: http://economy.okezone.com/photo/dt/content/2008/02/20/19/85199/
MtHWbPiUz4.jpg
Cibitung dan kramatjati
Membersihkan bawang merah.
juga merupakan pangsa

26 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


pasar yang prospektif dengan daya serap + 20 ton perhari untuk dapat
didistribusikan lagi.
Di sentra bawang merah Brebes dan Cirebon sendiri untuk memenuhi
kebutuhan pendistribusian bawang merah, mereka mengimpor dari Philipina
dengan kapasitas impor sebanyak + 50 – 60 ton perminggu.
Harga bawang merah tingkat petani pada masa sekarang (Mei – Juli)
berkisar Rp6.500,00 sampai Rp7.000,00 perkilogramnya, sedangkan antar
pedagang menjual pada kisaran Rp7.000,00 sampai Rp8.000,00 sedangkan
pada tingkat konsumen akhir dengan harga eceran perkilogramnya
Rp10.000,00 sampai Rp12.000,00.

Analisa Usaha Tani Bawang Merah

Modal Kerja Unit Volume Harga Satuan Jumlah

I. Modal Tetap
1. Saung + Gudang Unit 4mx6m 3.500.000 3.500.000
2. Reservoir air Unit 2(1x1x5m) 50.000 100.000
3. Alat-alat:
a. Cangkul Buah 2 17.500 35.000
b. Sprayer Buah 2 200.000 400.000
c. Timbangan Buah 1 150.000 150.000
d. Kepang/gribig Lembar 4 15.000 60.000
e. Drum plastik Buah 2 55.000 110.000
f. Gunting bawang Buah 5 5.000 25.000
g. Gacok tangan Buah 5 6.000 30.000
h. Embrat Pasang 2 12.000 24.000
i. Ember plastik Buah 20 3.000 60.000
j. Sarung tangan karet Pasang 2 8.000 16.000
k. Volumetri plastik Buah 1 5.000 5.000

Sub total I 4.515.000

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 27


Modal Kerja Unit Volume Harga Satuan Jumlah

II. Modal Kerja


1. Bibit Kg 1.000 12.000 12.000.000
2. Pupuk
a. Pupuk kandang Kg 15.000 90 1.350.000
(batre)
b. NPK (15:15:15) Kg 400 1.500 600.000
c. Urea Kg 100 500 50.000
d. ZA Kg 100 560 56.000
e. PPC Sitozim Ltr 1 90.000 90.000
f. MnSO4 Kg 2 12.500 25.000
g. Teepol Ltr 4 9.000 36.000
3. Pestisida
a. Fungisida Kg 15 37.000 555.000
b. Insektisida Ltr 17 38.000 646.000
c. CM akar Ltr 2 12.500 25.000
d. Bokosi Ltr 2 12.500 25.000
e. Stiker Ltr 17 7.000 119.000
f. Ugratas biru Buah 30 2.000 60.000
4.Tenaga kerja
a. HKW (hari kerja Hr 336 4.000 1.344.000
wanita)
b. HKP Hr 203 6.000 1.218.000
(hari kerja pria)
c. Penjaga malam 2,5 Bln 2 150.000 750.000
d. Tenaga ahli 2,5 Bln 2 550.000 2,750.000
5. Lain-lain 10%
Sub total II 21.699.000
Grand total Biaya = I + II 26.214.000
Pendapatan = [(1.000 x 10) x 85%] x 7.000 59.500.000
Keutungan = Pendapatan – Total biaya 33.286.000

28 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Bab 2
Bawang Putih

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 29


A. Sekilas tentang Bawang Putih

Bawang putih
termasuk
klasifikasi
tumbuhan terna
berumbi lapis
atau siung yang
bersusun.

Sumber Foto: http://wb9.itrademarket.com/pdimage/01/360401_bawangputih.gif

Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia


lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan
terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh
secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai
batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya
mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari
serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak.
Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung)
yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih
yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di
Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih
berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas
permukaan laut.

30 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


1. Syarat Tumbuh
a. Iklim ketinggian tempat 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut Curah
hujan tahunan 800 mm - 2.000 mm/tahun bulan basah (di atas 100 mm/
bulan) 5 bulan - 7 bulan bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) 4 bulan - 6 bulan
suhu udara 15O C - 20O C kelembapan tinggi penyinaran sedang.
b. Tanah jenis gromosol (ultisol). Tekstur lempung berpasir (gembur)
Drainase baik kedalaman air tanah 50 cm - 150 cm dari permukaan
tanah kedalaman perakaran di atas 15 cm dari permukaan tanah
kemasaman (pH) : 6 - 6,8 kesuburan tinggi.

2. Pedoman Bertanam
a. Pegolahan Tanah
Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm -
60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm,
panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm
- 30 cm. Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk
gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar.
Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi.
b. Persiapan Bibit
Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak
cacat. Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan
digantung pada para-para. Siang untuk bibit berasal dari umbi yang
beratnya 5 g - 7,5 g/umbi.
c. Penanaman
Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. Tancapkan
bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung
tertanam dalam tanah. Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan
jerami setelah 3 cm. Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 31


Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang
mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di
ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.
Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-
siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus
kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita
(pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan
lebar 1,5 cm, berakar serabut, bunganya berwarna putih, bertangkai
panjang, dan bentuknya payung.

Bawang putih
(Allium sativum)
adalah herba
semusim
berumpun yang
mempunyai
ketinggian sekitar
60 cm.

Sumber Foto: http://imagehost.ngobrolaja.com/images/opt1220678555q.jpg

B. Klasifikasi Bawang Putih


Berikut adalah klasifikasi ilmiah bawang putih.
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum

32 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Sumber Foto: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8e/Bawang_Putih.jpg

Nama umum : bawang putih


Nama daerah adalah sebagai berikut.
Sumatera : bawang putih (Melayu), lasun (Aceh), dasun
(Minangkabau), lasuna (Batak), bacong landak
(Lampung).
Jawa : bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa), babang
pole (Madura).
Kalimantan : bawang kasihong (Dayak).
Sulawesi : lasuna kebo (Makasar), lasuna pote (Bugis),
pia moputi (Gorontalo).
Nusa Tenggara : Incuna.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 33


Bawang putih
mengandung
minyak atsiri, yang
bersifat antibakteri
dan antiseptik.
Sumber Foto: http://2.bp.blogspot.com/_SBEObiwUj38/SwuBaWe_vxI/AAAAAAAABYA/nzSgTEHJ3sk/s320/
cTECEIOXC2.jpg

C. Kandungan Kimia dan Sifat Kimiawi


Bawang Putih
Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat antibakteri dan
antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol.
Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan
lain-lain. Umbi batang mengandung berbagai zat seperti berikut.
1. Kalsium : bersifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah
hipertensi.
2. Saltivine : bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta
merangsang susunan sel saraf.
3. Diallysulfide, alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang, protein, lemak, fosfor, besi, vitamin A, B1 dan C.

34 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


D. Manfaat Bawang Putih
Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif antara lain
sebagai berikut.

1. Bawang Putih Flu dan Batuk


Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya
memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat
kegiatan membran mucous di saluran pernapasan, yang membantu
melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah
mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan
virus penyebab penyakit.
Pada tahun 1992, peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah
melaporkan bahwa bawang tumbuk dalam minyak membunuh bukan hanya
membunuh rhinivirus tipe 2 (penyebab umun flu), tetapi juga membunuh
2 macam herpes (penyakit kulit menular) dan beberapa virus umum
lainnya.

Cara meman­f aatkannya


adalah dengan mekan ba­wang
putih sebanyak-banyaknya
segera setelah merasa sakit
atau dengan mambahkan
bawang putih pada setiap
masakan. Anda juga dapat
membuat obat batuk dengan
resep ini : Hancurkan bawang
dan masukan ke dalam susu
dingin di dalam panci, lalu
panaskan sekitar 1-2 menit,
dan minum hangat-hangat.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 35


2. Bawang Putih dan Kolesterol
Sekarang ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia
yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat
menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang
ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah
satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of
Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 menyebutkan
bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis
menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting
dalam penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan,
penurunan terjadi sebesar 12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi
setelah 4 minggu perawatan.

3. Bawang Putih dan Kanker


Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker,
terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung
dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun,
termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker beberapa penelitian
epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang
putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar.
Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal,
peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan
dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit,
memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang
membantu memerangi kanker.

4. Bawang Putih dan Kehamilan


Riset terbaru menunjukkan bahwa menkonsumsi bawang putih selama
kehamilan mengurangi resiko komplikasi kehamilan pre-eclampsia

36 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Menkonsumsi
bawang
putih selama
kehamilan
mengurangi
resiko komplikasi
kehamilan pre-
eclampsia
Sumber Foto: http://cipgor.files.wordpress.com/2009/08/bawangputih1.jpg

(meningkatkan tekanan darah kandungan protein dalam urine). Studi–studi


juga mengungkapkan bahwa bawang putih juga membantu menaikkan
lambatnya berat badan bayi yang terlalu kecil. Riset dilakukan oleh
Dr. D. Sooranna, Ms J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of
Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK.
Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan
pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi tablet
bawang putih secara standar selama masa kehamilan dapat mengurangi
kemungkinan–kemungkinan komplikasi pada kelahiran. Mereka
memfokuskan pada kelambatan pertumbuhan pada bayi dan pre-eclampsia,
kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu dan anak yang terjadi pada kira
kira satu di antara sepuluh kehamilan.
Eksperimen menunjukkan bahwa menam­bahkan ekstrak bawang
putih pada sel–sel plasenta yang kemungkinan menderita kondisi–kondisi
tersebut terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan. Lebih jauh lagi, kegiatan
enzim–enzim penting yang berkurang pada kehamilan tidak normal juga
sangat meningkat dengan diberikannya bawang putih.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 37


Bawang putih dapat menjadi
sumber stamina dan kekuatan fisik
yang tinggi.
Sumber Foto: http://www.ssffmp.or.id/images/news/2008/11/20081126152300.jpg

5. Bawang Putih sebagai Penyembuh Wasir


Pertama bersihkan dulu daerah anus dan sekitarnya dengan air
hangat dan sabun, oleskan jus/beberapa siung bawang putih yang sudah
dimemarkan sebanyak 3-5 kali pada anus yang telah dibersihkan, tunggu
beberapa menit lalu bersihkan.

6. Bawang Putih Meningkatkan Stamina


Setelah dikaji secara mendalam, ternyata bawang putih dapat menjadi
sumber stamina dan kekuatan fisik yang tinggi. Orang-orang yang
sebelumnya jarang sekali sakit, tiba-tiba mudah terserang flu, maka orang –
orang seperti inilah yang terutama membutuhkan daya pembangun stamina
yang terdapat di bawang putih. Orang-orang yang mudah lelah seharusnya
menambah stamina mereka dengan makan sedikit bawang putih setiap
hari dalam jangka waktu yang lama. Caranya, bisa dicampurkan ke dalam
olahan masakan dan menelannya.

38 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


7. Mengontrol Gejala Diabetes
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit bawaan yang ditandai oleh tak
cukupnya insulin di dalam tubuh, sebagai akibat kelebihan gula di dalam
darah dan urine, serta kelaparan yang hebat dan kehausan. Penderitanya
selalu ingin makan yang manis-manis, dan walaupun ia suka makan yang
manis-manis dan makanan lainnya, berat badan cenderung berkurang.
Gejala utamanya, menurunnya daya tahan tubuh terhadap kuman dan
bakteri gangguan kulit serta berkurangnya gairah seksual, penyakit usus dan
pembuluh darah. Penggunaan bawang putih secara bijaksana dalam diet
merupakan salah satu cara mendapatkan manfaat terbesar dari makanan
yang dimakan dengan demikian menyumbang pada kondisi tubuh yang
baik.

E. Pengaruh Pemakaian Bawang Putih


Akibat mengkonsumsi bawang putih terlalu banyak membuat napas
kita menjadi bau, untuk menghilangkannya kita dapat melakukan cara-cara
seperti berikut ini.
1. Meminum air teh kental atau kopi setelah mengkonsunsi bawang
putih.
2. Memakan kulit limau dengan cara dikunyah.
3. Mengimbangi dengan makanan yang terbuat dari protein, hati, dan
telor.
4. Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau
dijadikan acar.
Dalam mengkonsumsi bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah,
karena dapat mengganggu lambung. Oleh karena itu, dianjurkan agar
bawang putih terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dipanggang dulu sebelum
makan. Tetapi bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apa­pun
sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 39


F. Pedoman Budidaya Bawang Putih
1. Bibit
Bibit bawang putih yang baik penting untuk mendapatkan pertumbuhan
lapang dan hasil yang tinggi. Sebaiknya bibit bawang putih memenuhi
kriteria-kriteria sepert berikut ini.
a. Bagian pangkal batang padat (berisi penuh dan keras).
b. Siung berpenampilan licin dan tegar, tidak kisut.
c. Tunas terlihat segar bila siung dipatahkan.
d. Berat siung sekitar 1,5-3 g, bentuk normal.
e. Bebas hama-penyakit.
Bila bibit yang digunakan beratnya 3 g/siung maka kebutuhan per
hektarnya adalah 1.600 kg. Sedang untuk ukuran siung yang kecil (sekitar
1 g) menghabiskan 670 kg/ha. Meskipun yang ditanam sebagai bibit adalah
siung, tetapi kalau membeli bibit sebaiknya dalam bentuk umbi. Hal itu
disebabkan bawang putih dalam bentuk umbi lebih tahan lama daripada
bentuk siung. Umbi boleh dipecah menjadi siung paling tidak 1-2 hari
sebelum tanam.

2. Penanaman
Sawah yang sudah ditanami padi adalah lahan yang cocok untuk bawang
putih dataran rendah. Petani memang sering menyeling penanaman
sawahnya. Bila sawah ingin ditanami palawija juga maka pola tanam yang
dianjurkan adalah sebagai berikut :padi-bawang putih-jagung-padi-bawang
putih. Sebelum penanaman, lahan diolah terlebih dahulu. Tanah yang asam
dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila pH kurang dari 6, dosis kapumya
sekitar 1-2 ton/ha. Seandainya bekas panen pada sawah masih ada maka
perlu dibersihkan. Lantas buat bedengan-bedengan yang lebarnya 80-
120 cm dan tingginya 40 cm. Panjang bedengan bisa disesuaikan dengan

40 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


kondisi lahan. Jarak antar
bedengan antara 10-20
cm. Nantinya ini akan
berguna sebagai saluran
air dan tempat lalu
lalang saat melakukan
pemeliharaan atau
panen.
Apabila lahan yang
hendak ditanami bukan
bekas sawah, tanah
harus dibajak atau
dicangkul hingga benar-
benar gembur. Bila tak gembur, bisa berakibat fatal pada produksi. Seperti
diketahui bawang putih adalah tanaman yang dipanen umbinya. Prinsip
budi daya yang diterapkan adalah mengupayakan semaksimal mungkin
pertumbuhan umbi tersebut. Tanpa tanah yang gembur umbi akan sulit
berkembang. Setelah tanah gembur, dilanjutkan dengan pembuatan
bedengan dan saluran air serta pengapuran bila tanah bereaksi asam.
Jarak tanarn benih disesuaikan dengan ukuran siung benih yang dipakai.
Siung besar membutuhkan jarak tanam renggang sekitar 15 x 10 cm. Untuk
pembibitan digunakan jarak tanam 10 x 10 cm. Posisi siung saat ditanam
tegak. Kedalamannya 5-7 cm dari permukaan tanah.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan: Mulsa perlu diberikan setelah bibit ditanam. Mulsa yang
murah adalah alang-alang atau jerami padi. Tutupi bedengan secara merata
setebal 3 cm. Gulma secara tak langsung sudah terhalang pertumbuhannya
dengan adanya mulsa. Akan tetapi, gulma yang tumbuh di saluran air atau di
sela-sela mulsa tetap perlu dicabut. Apabila arcal pertanaman bawang putih

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 41


cukup luas maka gulma dapat
diberantas dengan herbisida
TOK 50 WP. Saluran air yang
dibuat perlu dialiri agar tanaman
tumbuh baik. Bila musim hujan
penyiraman hanya dilakukan saat
lahan tampak kekurangan air.
Saat musim kemarau perlu
pengairan sendiri yang intensif.
Caranya dapat dengan melakukan
penyiraman ke bedengan per­ta­
naman ataupun dengan peng­
genangan saluran-saluran air.
Pemupukan: Lahan seluas
satu hektar membutuhkan pupuk
Sumber Foto: http://tanamanherbal.files.wordpress.com/2007/12/bp.jpg
kandang sebanyak 10-20 ton.
Rumpun pohon bawang putih.
Pemberiannya cukup dengan
cara mencampurkan secara
merata pada bedengan. Pemberian pupuk kandang umumnya pada saat
pengolahan tanah atau sebelum tanam. Tambahan pupuk kimia seperti
Urea, TSP, dan ZK juga perlu. Dosisnya adalah Urea 200 kg, TSP 130 kg,
dan ZK 200 kg per hektar. Pemberian dilakukan secara bertahap, yakni
saat tanaman berumur 15, 30, dan 40 hari.

4. Hama dan Penyakit


Jenis hama yang sering mengganggu tanaman bawang putih antara
lain Thrips tabaci atau hama bodas. Gejala serangan terlihat pada daun
berupa bercak mengilap dan luka bekas gigitan yang berbentuk bintik-bintik
berwama putih. Perkembangan dan penyebaran hama ini cepat sekali. Cara
mengatasinya dengan insektisida fosfororganik, seperti Bayrusil 250 EC

42 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


yang mengandung bahan aktif kuinalfos, Mesurol 50 WP yang mengandung
bahan aktif merkaptodimetur, ataupun Azodrin 15 WSC dan Nuvacron 20
SCW yang mengandung bahan aktif monokotofos. Konsentrasi insektisida
yang dipakai 2 mL/L air.
Semprotkan setiap 7 hari sekali saat tanaman baru tumbuh hingga
berumur 10 minggu sebagai pencegahan. Tanaman bawang putih yang
diserang tungau menunjukkan gejala sebagai berikut. Dari kejauhan
daun terlihat berwarna abu-abu karena cairan daunnya dihisap tungau.
Bila musim kemarau lebih banyak lagi tungau yang menyerang. Karena
tak begitu berbahaya, hama ini kurang ditakuti. Untuk pengendaliannya,
digunakan akarisida, seperti Meotrin 50 EC yang mengandung bahan aktif
fenpropatrin atau Roxion 40 EC yang mengandung bahan aktif dimetoat.
Konsentrasinya 2 mL/L air.
Penyemprotan dimulai sejak tanaman berumur 9 minggu hingga 2
minggu sebelum panen dengan selang waktu seminggu sekali. Penyakit
mati ujung daun disebabkan oleh cendawan Phytophtora porri. Mula-mula
ujung daun berbercak kuning. Setelah itu cendawan turun ke bawah dan
ujung daun mengering berwama pulih. Akhimya daun mati seperti dipilin. Bila
cuaca lembap, kerusakan akan lebih parah. Tindakan penanggulangannya
adalah dengan memberikan fungisida Benlate dengan konsentrasi 0,5 g/l
air. Bisa juga dengan menyemprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi
1-2 g/L. Sejak tanam hingga umur 60 hari fungisida disemprotkan dengan
interval 7 hari.
Penyakit downy mildew atau embun tepung disebabkan oleh
mikroorganisme Perenospora destructor. Gejala serangannya dimulai
dengan munculnya bintik abu-abu atau hijau pucat. Warna bintik berubah
menjadi ungu kemudian kuning. Daun mengering, menjalar hingga ke
pangkal. Akhirnya daun seperti tertutup tepung hitam yang merupakan
cendawan itu sendiri. Untuk penanggulangannya semprotkan Dithane M-45
dengan konsentrasi 2 g/L. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali. Saat

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 43


cuaca berkabut atau hujan jarak semprot dapat dirapatkan menjadi 2 kali
seminggu. Waktu semprot mulai dari tanaman berumur 15 hari hingga 2
minggu sebelum panen.

5. Panen dan Paskapanen


Bila ditanam sekitar Mei-Juli maka bulan Agustus-Oktober sudah
dapat dipanen. Panen dilakukan saat tanaman berumur 90--120 hari dari
saat tanam. Ciri-ciri bawang putih siap panen terlihat pada daunnya yang
menguning atau kering serta tangkai batang yang mengeras. Bila ciri-ciri
ini terlihat sudah 50 % dari total tanaman maka panen dapat dilakukan.
Panen dilakukan dengan cara mencabut semua bagian tanaman.
Di sentral produksi bawang putih panen biasa dilakukan dengan
serombongan tenaga kerja yang terkoordinir. Maksudnya agar panen tak
memakan waktu terlalu lama dan hasil per petak atau per hektarnya segera
diketahui. Kebanyakan petani mengumpulkan bawang putih dalam bentuk
ikatan-ikatan. Satu ikat biasanya terdiri dari 30 tangkai. Akar dan daun
dibuang dengan menyisakan pangkal daunnya.
Selanjutnya tindakan pasca panen dilakukan agar pangkal daun menjadi
kering. Untuk ini dilakukan penjemuran selama 15 hari. Sinar matahari
terik tidak boleh langsung mengenai umbi bawang putih. Oleh karena itu,
lebih baik dijemur di teritisan rumah atau tempat terlindung. Pada malam
hari umbi diletakkan di tempat terlindung. Setelah kering umbi diletakkan
di para-para bambu atau gudang yang baik. Sebaiknya gudang difumigasi
dahulu agar bebas hama. Pestisida Photoxin 55 % dapat disemprotkan
sebagai fumigan.

44 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


G. Analisis Usaha Tani Bawang Putih (1 Ha)

Analisa usaha tani bawang putih dapat disimak pada tabel berikut.
Tabel Analisa Tani Bawang Putih

Uraian Jumlah Satuan Total


(Rp) (Rp)
A. Sarana Produksi
1. Benih 500 Kg 15,000 7,500,000
2. Pupuk buatan
- urea 80 Kg 1,673 133,840
- SP 36 250 Kg 2,400 600,000
- KCl 250 Kg 2,475 618,750
- ZA 400 Kg 750 300,000
3. Pupuk kandang 20,000 Kg 300 6,000,000
4. Herbisida 15 Ltr 82,500 1,237,500
5. Insektisida 15 Ltr 225,000 3,375,000
6. Fungisida 20 Ltr 90,000 1,800,000
JUMLAH A 21,565,090

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 45


B. Tenaga Kerja
1. Pengolahan tanah 100 HKP 15,000 1,500,000
2. Biaya tanam 80 HKW 11,250 900,000
3. Biaya pemeliharaan
- penyiangan 4 HKP 15,000 60,000
- pemupukan 90 HKW 11,250 1,012,500
- perlindungan tanmn 10 HKP 15,000 150,000
4. Panen/ pasca panen 190 HKW 11,250 2,137,500
JUMLAH B 5,760,000

C. Lain-lain
1. Sewa lahan 1 1,500,000 1,500,000
2. Iuran, pajak, dll 1 225,000 225,000
JUMLAH C 1,725,000

1. Total Biaya Produksi (TBP) 29,050,050


2. Total Produksi (TP) 9,163
3. Harga Jual Rata-rata 6,375
4. Nilai Total Produksi (NTP) 58,414,125
5. Pendapatan Usahatani 29,364,075
6. RC Ratio Usahatani 2.01

46 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Bab 3
Mentimun

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 47


Klasifikasi ilmiah mentimun
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : C. sativus
Sumber Foto: http://www.smamuhiyogya.org/projects/D2D09/
group14/Image/DTD/mentimun/mentimun%201.jpg

A. Mentimun atau Timun atau Ketimun


(Cucumis sativus L.)
Suku labu-labuan atau (Cucurbitaceae) ini merupakan tumbuhan yang
menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika
belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung
jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh
dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga
berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk
membantu melembabkan wajah.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat
dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman
mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan
dan bunga hermafrodit (banci).

48 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


1. Bunga
Pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah
bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila
pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun
dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran
buah yang baik.
2. Buah
Buah mentimun berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih
kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau
pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging
buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat
sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan
biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji
dipanen, warnanya hitam.

Mentimun di
pohonnya.
Sumber Foto: http://dreamindonesia.files.
wordpress.com/2009/04/ketimun2.jpg

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 49


Mentimun
suri.
Sumber Foto : http://4.bp.blogspot.com/_blOXB91-nfQ/SP87W7PPRwI/AAAAAAAACBU/moklbKkg9jw/s400/timun+suri.JPG

Mentimun Suri
Mentimun suri tidak berbeda
jenis dengan mentimun biasa,
namun berbeda kelompok budi­
daya (convarietas). Keduanya
sama-sama dipanen ketika
buah belum masak secara
bio­logi, namun daging buah
mentimun suri lebih rendah Sumber Foto : http://www.tristania-angina.org/blog/wp-content/images/
timun.jpg

konsistensinya (mudah hancur) Mentimun suri.


dan mengeluarkan aroma harum.
Daging buah ini dimanfaatkan
sebagai campuran minuman
penyegar.

50 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


B. Khasiat Mentimun
“Sejak gadis, ibu saya kerap menyuruh saya untuk
membersihkan muka dengan mentimun. Konon
katanya, mentimun ini bagus sekali untuk perawatan
kulit. Jadi supaya tetap cantik dan awet muda, beliau
Tidak pernah berhenti untuk mengejar saya agar
memasker wajah dengan si buah hijau berair ini.
Setelah bertahun-tahun menggunakannya, barulah
saya mengetahui dari pelbagai sumber bahwasanya
si mentimun ini mengandung banyak sekali khasiat.
Sungguh, Allah SWT telah menciptakan alam
sedemikian rupa sehingga kita dapat mengambil
semua hikmahnya.”
Ilustrasi di atas menggambarkan khasiat mentimun
buat kecantikan.
Mentimun memiliki nama scientific Cucumis
sativus. Mengandung 0,65% protein, 0,1% lemak
dan karbohidrat sebanyak 2,2%. Juga mengandung
kalsium, zat besi, magnesium, fosforus, vitamin A,
vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. Biji timun
sendiri mengandung racun alkoloid jenis hipoxanti,
yang berfungsi untuk mengobati anak-anak yang
menderita cacingan.
Penderita sakit pada tenggorokan yang me­
nyebabkan sulit bicara (batuk) dapat dirawat
dengan biji timun. Caranya adalah sedikit biji timun
dicampurkan dengan sedikit garam dan dikumur
beberapa kali sehari. Pengobatan ini dipercaya Sumber Foto : http://www.crayonscraft.
com/images/Fruit_Replica/Timun-Hiaju-

dapat mengembalikan suara yang hilang akibat sakit 25Rb.jpg

tersebut.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 51


Penyakit pening-pening yang berkesinambungan sehingga dapat
menurunkan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi timun
mentah atau yang telah dimasak. Selain itu, mentimun dapat juga digunakan
untuk mengobati penyakit disentri.

1. Bersihkan Ginjal
Timun memang akrab dengan kita. Sebagai lalapan, campuran pecal,
atau dijadikan minuman segar. Namun, khasiat timun ternyata juga banyak.
Selain mampu menurunkan deman dalam waktu singkat, dan meluruhkan
darah tinggi, tumbuhan merambat ini juga dapat membersihkan ginjal.
Timun dibudidayakan di mana-mana, baik di ladang, halaman rumah
atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus
menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi,
tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan
drainage yang baik. Timun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh
baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal
dari daerah pegunungan Himalaya
di India Utara. Tanaman semusim,
merayap atau merambat, berambut
kasar, berbatang basah, panjang 0,5-
2,5 m.
Tanaman ini mempunyai sulur
dahan berbentuk spiral yang keluar
di sisi tangkai daun. Daun tunggal,
letak berseling, bertangkai panjang,
bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7,
dengan pangkal berbentuk jantung,
ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang
7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau.
Bunganya ada yang jantan berwarna

52 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet. Buah
bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah
tua warnanya kuning kotor, panjang 10--30 cm, bagian pangkal berbintil,
banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi
pipih, warnanya putih kotor.
Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus.
Buahnya dapat dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga
dibuat acar atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis ketimun yang ada
di pasar, seperti ketimun biasa, ketimun krai, ketimun wuku, ketimun poan
dan ketimun watang. Perbanyakan dengan biji.Untuk minum. Secukupnya
diparut atau dimakan mentah.
Pemakaian luar. Buah secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Dipakai
untuk kompres pada demam, dibubuhkan pada luka, luka bakar, bercak
noda di kulit, jerawat, membersihkan kulit muka yang berminyak dan
mengurangi kulit yang gatal.

2. Tekanan Darah Tinggi


Untuk mengatasi tekanan
darah tinggi, 2 buah ketimun
segar dicuci bersih lalu diparut.
Hasil parutannya diperas dan
disaring, lalu diminum sekaligus.
Lakukan 2-3 kali sehari.

3. Sariawan
Setiap hari makan buah
ketimun sebanyak 9 buah.
Lakukan secara rutin.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 53


4. Demam
Untuk mengatasi demam ketimun secukupnya dicuci bersih, lalu diparut.
Hasil parutannya diletakkan di atas perut.

5. Jerawat
Untuk membersihkna jerawat dari wajah buah ketimun dicuci lalu
diiris-iris. lrisan ketimun ditempelkan dan digosok-gosok pada kulit yang
berjerawat. Lakukan setiap hari.

6. Haid Tidak Teratur


Untuk mengatasi haid yang tidak teratur giling halus 10 lembar daun
cocor bebek, 5 jari labu air, 5 buah majakan, 1 buah mentimun, 10 lembar
daun dadap srep, 10 lembar daun sambaing colok, tambahkan air garam
secukupnya. Kemudian diusapkan ke perut, lalu balut dan lakukan dua
kali sehari.

C. Manfaat Lain Mentimun


1. Mentimun untuk Kecantikan

Alam disiapkan oleh Sang Pencipta demi kecantikan serta kehalusan


kulit muka dan leher. Bahan alami seperti mentimun, susu sapi, jeruk nipis,
minyak bulus, bawang putih, bawang merah, asam dan lengkuas sangat
bermanfaat untuk menghaluskan muka dan leher.
Madu bermanfaat untuk mengencangkan kulit muka jika Anda rajin
memanfaatkannya untuk masage. Sesudahnya cuci muka dengan air
hangat dan oleskan air jeruk nipis atau tomat. Cara yang sama tetapi
mengganti madu dengan minyak bulus cara lain untuk merawat kulit wajah.
Jika minyak bulus yang dipakai, sesudahnya usapi kulit muka dengan
minyak kenanga atau minyak tanjung.

54 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Mentimun
punya nilai
lebih untuk
merawat
kecantikan.
Sumber Foto: http://ceputelecenter.files.wordpress.com/2009/10/ketimun.jpg

Jika rutin mencuci muka dengan air teh kadaluwarsa menghasilkan


muka yang bersih halus berseri. Kebiasaan memasker muka dengan
mentimun, menghasilkan kulit halus mulus. Cara lain, oleskan remasan
bunga mawar pada kulit wajah. Biasakan ini pada pagi hari ketika bunga
masih mengandung embun. Ternyata putih telur pun merupakan bahan
masker yang baik. Oleskan putih telur pada kulit wajah, diamkan 10 menit
baru bersihkan dengan air hangat. Cukup lakukan sebulan sekali.
Kalau selama ini kita mengenal mentimun hanya sebagai pelengkap
dalam menu lalapan, kini ada manfaat lain dari mentimun yang Anda
perlu tahu, mentimun punya nilai lebih untuk merawat kecantikan. Berikut
beberapa tips kecantikan yang dapat Anda peroleh dari mentimun.

Astringent Mentimun
Salah satu cara mudah untuk mengurangi kilauan minyak di kulit
berminyak:
Potong 1/2 mentimun, kupas dan masukan dalam blender dan blender
hingga lembut. Oleskan pada wajah dan biarkan selama 15 menit. Basuh
dengan air dingin dan tepuk-tepuk ringan wajah hingga kering.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 55


a. Masker Mentimun - Avokad
Formula ini berfungsi untuk semuanya: perawatan, mengecilkan pori-
pori, dan membantu mengangkat sel kulit matu serta membuat kulit lebih
segar.
Blender semua bahan hingga lembut:
½ cangkir parutan mentimun
½ cangkir avokad
1 putih telur
2 sendok teh susu bubuk.
Dingin kan selama 30 menit, lalu oleskan di wajah dan leher. Biarkan
selama 30 menit, lalu basuh dengan air hangat. Percikan air dingin
setelahnya lalu tepuk-tepuk hingga kering.

b. Masker Pembersihan Kulit


Jika Anda biasanya bermasalah dengan noda-noda di wajah, masker
ini akan membantu anda mencegahnya.

Blender sampai halus bahan-


bahan:
½ mentimun, dikupas
1 sendok makan susu tanpa lemak
1 sendok makan yogurt
Oleskan di wajah dan biarkan
selama 20 menit, lalu basuh dengan
air.

56 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


b. Perawatan Agar Kulit Bersinar
Jika kulit Anda kusam dan berminyak, resep satu ini akan membantu
untuk membuat kulit terlihat lebih bercahaya dan bersinar.
- 1 sendok teh selai mentimun
- Tambahkan sedikit air mawar
Oleskan di wajah dan biarkan selama 15 menit, lalu basuh dengan air hangat.

d. Meredakan Mata Sembab


Kurang tidur biasanya membuat mata kita jadi sembab, tapi tak usah
khawatir mentimun dapat membantu mengatasi masalah ini.
Potong dua iris mentimun, berbaring lah dan letak kan potongan tersebut
di masing-masing mata Anda. Biarkan selama 15 menit, lalu angkat.
Untuk mengurangi lingkaran gelap di bawah kelopak mata langkahnya
adalah sebagai berikut.
1) Oleskan selai mentimun, bisa sendiri atau dicampur dengan jus wortel
di bagian lingkaran hitam di bawah mata. Biarkan selama 20 menit lalu
basuh dengan air dingin.
2) Campurkan selai mentimun dengan susu dan dinginkan selama 30
menit. Oleskan di bagian bawah mata dan biarkan selama 20 menit.
Basuh dengan air dingin.
Mentimun tak tahan lama, jadi pastikan menggunakan setiap resep
kecantikan tersebut di atas segera setelah membuatnya.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 57


Mentimun
muda.
Sumber Foto : http://www.cals.ncsu.edu/course/pp728/myriotylum/cucumber.jpg

D. Budidaya Mentimun

Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal


potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara
berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas,
Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

1. Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan
optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur
(21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200
mdpl.

58 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


b. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah
meresapkan air, pH tanah 6-7.

2. Cara Budidaya Mrntimun


a. Pembibitan
1. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang
matang, diamkan 1 minggu.
2. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC
NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan
masukkan polybag.
3. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/L)
selama 30 menit.
4. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan
ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
5. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
6. Semprotkan POC NASA (2cc/L air) pada 7 hss.
7. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan
ke kebun.

b. Pengolahan Media Tanam


1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak
diperlukan.
2. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6 : 1-2 ton/ha)
3. Tanah dibajak/dicangkul 30-35cm sambil membalikkan tanah dan
biarkan 2 minggu.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 59


4. Olah kembali tanah sambil membuat bedengan lebar 120 cm, tinggi
30-40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
5. Tambahkan pupuk kandang 20-30 ton/ha atau 0,5 kg pupuk
kandang ke setiap lubang tanam 40 x 40 x 40 cm.
6. Berikan pupuk NPK 100 kg/ha (1/3 dari dosis keseluruhan).
7. Siramkan POP SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata
di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol/1000 m² dengan cara :
Alternatif 1 :
1 botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan
larutan induk. Kemudian setiap 50 liter air diberi 200 cc larutan
induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 :
setiap 1 gembor volume 10 liter diberi 1 peres sendok makan POP
SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
8. Pasang mulsa, dan 1 minggu kemudian buat lubang tanam.
9. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dengan
pukan pada setiap lubang tanam (1 kemasan + 25-50 kg pukan
matang untuk 1000 m2).

c. Penanaman
1. Siram bibit dalam polibag dengan air
2. Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
3. Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar
batang.

60 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


d. Pemeliharaan Tanaman
1. Tanaman yang rusak atau mati
dicabut dan segera disulam
dengan tanaman yang baik.
2. Bersihkan gulma (bisa bersama
waktu pemupukan).
3. Pasang ajir pada 5 hst (hari sete­
lah tanam) untuk merambatkan
tanaman.
4. Daun yang terlalu lebat di­pang­
kas, dilakukan 3 minggu setelah
tanam pada pagi atau sore Mentimun kecil.
Sumber Foto : http://www.wikimu.com/Common/HomeImage.
hari. ashx?id=546

5. Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore


hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30
menit. Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan
diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

e. Pemupukan
Tabel Pedoman Pemupukan

Waktu Pupuk (kg)


TSP Urea KCL Pukan
Pupuk Dasar 150 150 150 20.000
3-5 hst 100 150 100
10 hst 250 300 100
Setelah berbunga 250 250
Setelah Panen I 100 100

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 61


Penyemprotan ke daun adalah sebagai berikut.

POC NASA + Hormonik • Alternatif 1: 8 kali ( interval 1


(Mulai umur minggu sekali) dgn dosis 3 –
4 tutup POC NASA + 1 tutup
2–10 minggu)
Hormonik per tangki
• Alternatif 2: 4 kali (interval 2
minggu sekali ) dgn dosis 6 -
8 tutup POC NASA + 1 tutup
Hormonik per tangki

3. Hama dan Penyakit


a. Hama
1. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos.
Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong;
pada serangan berat, daun tinggal tulangnya.
Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
2. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda.
Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
3. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda
untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal
dan membusuk.
Pengendalian Natural METILAT.

62 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


4. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau
hijau gelap sampai hitam.
Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan
menggulung. Kutu ini juga penyebar virus.
Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA

b. Penyakit
1. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi
kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan
berembun atau berkabut.
Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi
coklat dan busuk.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di
musim kemarau dengan kelemaban tinggi.
Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih,
kemudian berubah menjadi kuning dan mengering.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
3. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-
bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut
dan menyebabkan daun mati.
Gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lem­
bab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 63


4. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat
musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada
serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat
muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO sebelum tanam.
5. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM;
Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga
vek­tor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii
Glov.
Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut,
tepi daun menggulung, tanaman kerdil.
Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural
BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut
tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
6. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi
pada buah mentimun muda.
Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika
mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis
yang bergabus.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
7. Busuk buah
Penyebab : cendawan
(a) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt
(b) Phytopthora sp., Fusarium sp

64 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


(c) Rhizophus sp
(d) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di
tempat penyimpanan.
Gejala
(a) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan,
buah pecah;
(b) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan
berwarna coklat dan berkerut;
(c) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur,
buah mudah pecah;
(d) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca
panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu
antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

4. Panen

a. Ciri dan Umur Panen


Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar
umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen
42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.
b. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong
tangkai buah dengan pisau tajam.
c. Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas
dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 65


E. Teknik Budidaya Mentimun Bontang
1. Pengolahan Tanah
a. Tanah diolah sampai gembur, misal dengan cangkul atau di bajak
sedalam kurang lebih 20 cm.
b. Dibuat bedengan dengan ukuran 80 X 300 cm.
c. Jarak antara bedengan 20 cm.
d. Di buat parit dengan kedalam 3cm.

2. Penanaman
a. Penanaman dengan cara di tugal.
b. Dalamnya lubang tugalan 5-7 cm dan jarak antara lubang (jarak
tanam) 40×40 cm.
c. Setiap lubang tugalan diisi dengan 2-3 biji, lalu ditutup dengan tanah
(tetapi jangan dipadatkan) atau ditutup dengan abu sekam.
d. Penanaman di laksanakan pada akhir musim hujan.

3. Penggunaan Bibit Unggul


Syarat benih yang baik di tanam adalah seperti berikut.
a. Bernas (berwarna mengkilap).
b. Bebas dari serangan hama dan penyakit.
c. Tidak keriput dan basah.
d. Bersih ( tidak tercampur dengan biji rerumputan atau kotoran lain).
e. Daya tumbuhnya lebih dari 90%.
6. Kecepatan tumbuhnya baik.
7. Kadar air 13-14%.

66 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


4. Pemupukan
a. Pupuk yang digunakan berupa pupuk alam (kandang atau kompos),
jika ada bisa pula dengan pupuk buatan (UREA, TSP dan KCL).
b. Pupuk alam diberikan secara merata pada waktu pengolahan tanah.
c. Pupuk Urea sebanyak 75 Kg/ha, dimana 25 – 35 Kg diberikan pada
saat tanam dan sisanya di berikan setelah penyiangan kesatu
(15-20 hari).
d. Upuk TSP sebanyak 40 Kg/ha di berikan pada waktu tanam yang
di sebar ara merata.
e. Pupuk KCL 20 kg/ha diberikan pada saat tanam.

5. Pengairan
Jika keadaan tanahnya kurang lembab, tanah perlu diairi, pengairannya
sekedar membasahi tanah. Cara mengairinya bisa dengan cara di leb
(mengari petakan sebentar) atau memasukan air ke dalam saluran / parit
sampai tanah cukup lembab.
Pemberian air dilakukan pada waktu:
a. berkecambah umur (0-4 hari).
b. awal pertumbuhan Vegetatif (pertumbuhan batang dan daun)
kurang lebih umur 15-20 hari.
c. diairi 3 hari sekali.

6. Pemberantasan Gulma, Hama dan Penyakit


A. Gulma
Pemberantasan gulma disemprot dengan pestisida Roundup (untuk
memberantas biji rumput / rumput) dilakukan pada saat tanam dan saat
berbunga

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 67


B. Hama
1. Lalat Bilit
a. Pergiliran tanam dengan tanaman bukan mentimun.
b. Menutup lubang tanaman dengan mulsa atau tanah.
c. Biji mentimun di campur dengan insektisida (jika ada) misal dengan
Furodan 36 atau Curatte.
d. 36 sebanyak 200 gram untuk setiap 1 Kg benih.
Caranya; biji mentimun langsung di campur dan di aduk rata dengan
insektisida.
Menyemprotkan insektisida pada saat tanaman berumur 7-8 hari setelah
tanam, misal dengan Baycarb.

2. Kepik Hijau
a. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan mentimun
b. Memusnahkan telur atau kepongpongnya
c. Disemprot dengan insektisida misalnya dengan dursban 20 EC,
Surecida 20 EC, Thiodan 35 EC, atau dengan Azodrin 15 WCS yang
di lakukan pada saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam.

C. Penyakit
Karat daun
Gejala
1. Pada daun pertama terdapat bintik bintik kecil, bintik bintik akan
menyatu menjadi bercak bercak
2. Bercak akan berkembang / menular ke bagian daun atasnya sesuai
bertambahnya umur tanaman

68 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


3. Bercak terutama banyak terdapat dibagian bawah daun dan warna
bercak coklat (seperti karat)
Pengendalian
1. Tanaman yang terserang penyakit di cabut, kemudian di bakar
2. Menyemprotkan fungisida dithane M-45 yang di lakukan mulai umur
20 hari dengan selang waktu 7 hari sampai tanaman berumur 30
hari di sertai pergiliran tanaman

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 69


F. Analisis Usaha Tani Timun (1 ha)
Tabel Analisa Usaha Tani Timun

No. Komponen Pengeluaran Volume Harga (Rp) Jumlah (Rp)

I Input
A Sarana Produksi
Biaya Operasional
1. Bahan-Bahan
a. Bibit 1.50 kg 290,000 435,000
b. Pupuk Kandang/ Organik 15,000 kg 250 3,750,000
c. Pupuk Urea 100 kg 1,300 130,000
d. Pupuk SP-36 200 kg 1,760 352,000
e. Pupuk KCL 100 kg 1,460 146,000
f. Pestisida 3 liter 150,000 450,000
2. Mulsa Plastik 12 Roll 350,000 4,200,000
3. Bambu Ajir 20,000 Batang 100 2,000,000
Jumlah A 11,463,000

B Biaya Tenaga Kerja


1. Pengolahan Tanah
a. Pembersihan Kebun 20 HOK 20,000 400,000
b. Pengolahan Tanah 40 HOK 20,000 800,000
c. Pembuatan Bedengan
& alur tanam 25 HOK 20,000 500,000
2. Penanaman
Dan Penyulaman 15 HOK 20,000 300,000

70 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


3. Pemeliharaan
a. Pemupukan (2kali) 30 HOK 20,000 600,000
b. Penyiraman 20 HOK 20,000 400,000
c. Pemasangan Mulsa 20 HOK 20,000 400,000
d. Pemasangan Ajir 15 HOK 20,000 300,000
e. Perbaikan Saluran 10 HOK 20,000 200,000
f. Pemberantasan
Hama Penyakit 10 HOK 20,000 200,000
g. Panen dan Angkut 40 HOK 20,000 800,000
Jumlah B 4,900,000

C Lain-lain
Sewa Tanah 1 MT 350,000 350,000
Biaya Penyusutan Alat 1 MT 72,000 72,000
Jumlah C 422,000

Total Biaya Produksi 16,785,000

II Out Put
1. Total Produksi 10 Ton 18,000 kg
2. Harga Per Kg
di Tingkat Petani 1,200
3. Nilai Total Produksi 18,000 kg 1,200 21,600,000
4. Pendapatan 4,815,000
5. Biaya Pokok 933

III R/C 1.29

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 71


72 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare
Bab 4
Pare

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 73


Pare
(Momordica charantia L.)

Sinonim :
M.balsamina, Blanco.
M.balsamina, Descourt. M.cylindrica,
Blanco. M.jagorana C.Koch.
M.operculata, Vell. Cucumis
africanus, Lindl.

Familia :
Cucurbitaceae

Sumber Foto : http://ceputelecenter.files.wordpress.


com/2009/10/1335317_pare1.jpg

A. Asal-Usul Pare
Pare banyak terdapat di daerah tropik, tumbuh baik di dataran rendah dan
dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau
ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat
tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman se­tahun,
merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral,
banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk li­ma, panjang 2-5 m,
yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-
5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5
cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya

74 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


hijau tua. Taju bergigi
kasar sampai berlekuk
menyirip. Bunga tung­
gal, berkelamin dua
dalam satu pohon,
ber­t angkai panjang,
berwarna kuning.
Buah bulat meman­
jang, dengan 8-10 rusuk
memanjang, berbintil-
bintil tidak beraturan,
panjangnya 8-30 cm,
rasanya pahit. Warna
buah hijau, bila masak
menjadi oranye yang
Sumber Foto: http://sbelen.files.wordpress.com/2008/10/parewww2kompas1.jpg
pecah dengan 3 katup. Buah pare
Biji banyak, coklat
kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman
pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging
tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang
dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya
pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan
rasanya pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya
pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare
yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih
berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang
masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih
dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan
sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga.
Perbanyakan dengan biji.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 75


B. Wilayah Penyebaran Pare di Indonesia
Berikut nama-nama pare dan wilayah penyebarannya di Indonesia.
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria, Pepare,
kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, Paita, paliak, pariak,
pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, Pudu, pentu, paria belenggede, palia
(Sulawesi). Papariane. Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano,
popare, pepare.

C. Khasiat Pare
Tanaman satu ini memang pahit. Tetapi, di balik rasa pahit itu ternyata
tersimpan sejuta manfaat untuk kesehatan.
Ada beberapa khasiat yang terkandung pada tanaman pare ini, yaitu
seperti berikut.

1. Khasiat Buah
Buah pare berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit seperti
berikut.

Disentri
Sediakan 2 buah pare segar, cuci lalu potong-potong. Tambahkan
seperempat gelas air bersih, lalu diblender. Seduh dan peras. Silakan
diminum 2 kali sehari.

Kencing Manis
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan. Tambahkan setengah gelas air
bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama
2 minggu.

76 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Penambah ASI
Ambil 1 buah pare, cuci bersih, lalu rebus beberapa menit. Dipakai
seba­gai lalap.

Bisul
Buah pare dipakai sebagai obat luar. Ambil 1 buah segar lantas
dilumatkan. Borehkan pada bagian yang terkenal bisul.

Bronkhitis
Sediakan 2-3 buah
pare, lalu diambil sarinya.
Berikan 1 sendok makan
madu. Minum sekali sehari.
Lakukan selama 3 bulan.
Resep ini juga baik untuk
menyembuhkan anemia,
radang perut, sakit pada
hati, nyeri haid, reumatik,
dan melangsingkan tubuh.

Buah pare berkhasiat untuk


mengobati berbagai penyakit.
Sumber Foto : http://wb5.itrademarket.com/pdimage/84/1204684_pariaf1dragon.jpg

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 77


2. Khasiat Daun Pare
Daun paare juga berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit
berikut.

Bisul dan Cacing Kremi


Sediakan 1 genggam daun segar, diberi seperempat cangkir air bersih,
lalu blender. Saring dengan kain kasa. Jika perlu, tambahkan sedikit garam,
gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Minum sekali sehari seperempat
cangkir. Lakukan selama 1 minggu.

Demam nifas
Ambil 3 daun pare segar, cuci bersih, dan lumatkan. Tambahkan segelas
air dan sedikit garam, lalu seduh. Peras dan saring, lalu minum 2 kali sehari
sebanyak setengah gelas.

Penambah ASI
Sediakan 2 daun pare lalu panaskan beberapa saat. Kompreskan pada
payudara.

Sakit pada Hati


Sediakan 6 gram daun pare segar, 5 gram rimpang temulawak, dan 110
ml air. Didihkan semua bahan selama 15 menit, lalu saring dengan kain
kasa, dan peras. Minumlah sekali sehari. Ulangi selama 2 minggu.

Rambut Subur
Ambil beberapa helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas.
Cukup dioleskan ke kulit kepala anak.

78 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Pare dan
daunnya
Sumber Foto : http://hund1st.files.wordpress.com/2008/12/pare.jpg

Batuk
Pilihlah 7 daun pare segar, lantas seduh dengan 2 sendok makan air
bersih. Setelah itu, peras dan saring. Minum 2 kali sehari.

Bekas Luka
Cuci bersih segenggam daun pare segar, lalu lumatkan. Tambahkan
air panas sedikit, lalu peras. Campur air perasan dengan 2 sendok makan
tepung beras, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada bagian bekas luka
setiap hari.

Wasir
Ambil 5 daun pare segar, tambahkan seperempat gelas air, didihkan
dan peras. Ambil 3 sendok air perasan ini, lalu dicampur dengan segelas
yoghurt cair. Minum setiap pagi.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 79


Kemandulan
Sediakan 27 gram sari daun pare
segar, 7 butir lada hitam, 3 siung
bawang putih, dan 27 gram gula
jawa. Semua bahan dilumatkan,
lalu tambahkan segelas air bersih.
Didihkan dan peras. Minum air
perasan setiap hari selama 3-4
bulan.

Penyakit Kulit
Buatlah 1 cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare
ditambah satu setengah cangkir air. Didihkan dan peras. Campur air perasan
berupa sari ini dengan sesendok air jeruk. Minum sekali sehari.

Rabun Malam
Sari daun pare dioleskan di sekitar mata.

3. Khasiat Akar
Disentri Amoeba
Ambil segenggam akar pare, tambahkan segelas air bersih. Didihkan
dan peras. Minum sekali sehari.

Ambeien
Ambil akar pare, cuci bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada
ambeien.

80 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


D. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan
Buah Pare

Khasiat
buah pare
(momordica
charantia)
sebagai
obat di
Cina sudah
dicatat Li
sejak tahun
1578.
Sumber Foto : http://kelompokpetanikota.files.wordpress.com/2009/09/pare.jpg

Dua dasawarsa ini wabah kencing manis dunia, tercepat dan terbesar
terjadi di Asia Pasifik (Dr Clive Cockram, Ketua Asia Pasifik Tipe 2
Diabetes Mellitus Policy Group). Kenyataan ini memberi dampak besar
terhadap konsekuensi sosial ekonomi regional.
Selama ini kencing manis bukan turunan (diabetes mellitus, DM, Tipe 2).
Wabah kencing manis pada lebih 90 persen kasus kencing manis dunia
terjadi pada kelompok usia baya dan tua. Namun, sekarang DM juga banyak
menimpa anak, remaja, dan warga kurang mampu. Penyebabnya lantaran
kurang gerak, dan menu kebarat-baratan. AS, Rusia, Jepang, Pakistan, dan
Indonesia, termasuk negara yang tengah memikul ancaman itu.
Kencing manis tergolong penyakit menahun. Tubuh perlu disokong
agar insulin yang membantu memasukkan gula ke dalam sel, jumlah dan
fungsinya mencukupi. Untuk itu diperlukan obat atau insulin tambahan.
Selama insulin tubuh hanya bisa memadai dengan bantuan obat atau
tambahan suntikan insulin, tubuh pasien DM bergantung obat sepanjang

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 81


hidup. Padahal obat sendiri membawa dampak ekonomi, selain efek
sampingnya.
Khasiat buah pare (momordica charantia) sebagai obat di Cina sudah
dicatat Li sejak tahun 1578. Awalnya sebagai tonikum, obat cacing, obat
batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh luka, dan penambah nafsu makan.
Ratusan riset di banyak negara yang berkembang kemudian menyingkap
buah pahit ini berefek menurunkan kadar gula darah (hypopglycemic effect)
pada kelinci sehat maupun yang sudah dibuat berpenyakit gula.
Riset serupa di Jerman, Inggris, India, Jepang, Thailand, dan Malaysia
mempertegas zat berkhasiat pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang
belum masak mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (an­tioxidant
kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin.
Untuk menemu­kan kandungan zat berkhasiat lain dalam buah pare,
analisis phytopharmaca buah pare sudah banyak dikerjakan. Sejak lama
pare digunakan juga sebagai anti-kanker, anti-infeksi, dan dalam tahun-
tahun belakangan terungkap pula kalau pare berkhasiat sebagai anti-AIDS
(Riset Zhang 1992; Eric von Wettberg, 1998; TB Ng 1995; dan Sylvia
Lee-Huang 1995). Efek buah pare sebagai anti-virus HIV terletak pada
kandungan protein momorcharin alfa dan beta, atau pada protein MAP30
(Momordica Antiviral Protein 30).
Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja
dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan. Selain itu diduga
pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes
paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar
pancreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan
deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare dalam menurunkan gula
darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.
Dari begitu banyak riset pare sebagai penurun gula darah, ada benang
merah bahwa dalam menurunkan gula darah, pare memiliki lebih dari satu
mekanisme. Lebih dari itu, penelitian pare di Jerman berhasil menemukan

82 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Dunia menaruh harapan
pada buah pare sebagai
anti-diabetes oleh karena
obat kimiawi tidak lebih
aman dan lebih murah
dibandingkan obat alami
seperti buah pare.
Sumber Foto : http://kelompokpetanikota.files.wordpress.com/2009/09/pare2.jpg

dosis efektif penurun gula darah pare pada kelinci sehat sebesar 0,5 gram/
kg berat badan, dan 1-1,5 gram/kg berat badan untuk kelinci yang sengaja
dibikin kencing manis.
Apakah dosis terapi pare pada manusia setara dengan dosis terapi
pada kelinci, hingga kini belum seluruhnya jelas. Namun, pemakaian dosis
pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi jika penggunaannya
digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Penggunaan saripati pare
pada ibu hamil, anak-anak, dan orang-orang yang kadar gula darahnya
cenderung rendah, tidak dianjurkan, sebab bisa membahayakan.
Melihat potensi buah pare sebagai anti-diabetes, bagi pasien diabetes
pare membuka cakrawala baru. Selain pada kencing manis turunan, pare
terutama bermanfaat bagi pasien diabetes Tipe 2, jenis kencing manis
bukan turunan yang terbanyak mengisi populasi diabetes dunia. Termasuk
bagi warga tak mampu di Indonesia.
Dunia menaruh harapan pada buah pare sebagai anti-diabetes oleh
karena obat kimiawi tidak lebih aman dan lebih murah dibandingkan obat
alami seperti buah pare. Di Amerika dan Eropa, kencing manis menyedot
10 persen ongkos kesehatan nasional.

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 83


Sementara itu, dalam pilihan terapi apa pun, kini dunia semakin
condong beralih seberapa bisa mencari khasiat obat yang berasal dari
alam (phytopharmaca). Pertimbangannya, efek samping obat dari alam

E. Budidaya Tanaman Pare

Tumbuh-tumbuhan 1 tahun, menjalar atau memanjat, berbau tak enak:


Batang berusuk 5 ; panjang 2-5 m, yang muda beranabut cukup rapat.
Daun berbagi 5-9 dalam, bulat, dengan pangkaI bentuk jantung, garis
tengah 4-17 cm, berbintik-bintik tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga
berlekuk menyirip. Tangkai bunga 5-15 cm dekat pangkalnya dengan daun
pelindung bentuk jantung - hingga bentuk ginjal. Kelopak bentuk lonceng,
dengan banyak rusuk atau tulang membujur, yang berakhir pada 2-3 sisik
yang melengkung ke bawah. Mahkota bentuk roda taju bentuk memanjang
hingga bulat telur terbalik, bertulang, 1,5-2 kali 1-1,3 cm. Bungat jantan :
benang sari, 3, kepala sari oranye, semula bergandengan satu dengan
lainnya, kemudian Iepas ruang sari bentuk S. Bunga betina staminodia
3, bentuk sisik bakal buah berparuh panjang, berduri tempel halus dan
berambut panjang putik 3, berlekuk 2 dalam atau satu di antaranya utuh.
Buah memanjang bentuk spul cylindris, dengan 8-10 rusuk memanjang,
berjerawat tak beraturan, oranye, pecah sama sekali dengan 3 katup, 5-7
cm (liar) hingga 30 cm (ditanam). Biji coklat kekuningan pucat, memanjang,
Didataran rendah, pagar, tepi jalan. Kadang-kadang membentuk selimut
pencekik di atas tumbuh-tumbuhan lain.

1. Manfaat
Rasa yang pahit tidak membuat pare (Momordica charantia) dijauhi
sebagai sayur. Pare atau paria tetap banyak dijajakan di pasar-pasar hingga
toko swalayan. Pembelinya pun banyak. Justru rasanya yang pahit-pahit
sedap itulah yang mebuat pare banyak disukai.

84 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


2. Syarat Tumbuh
Pare gampang tumbuh di mana saja. Daerah dengan ketinggian 1-1.500
m dpl cocok untuk tempat tumbuhnya.Tanah yang cenderung asam justru
disukainya sehingga tak perlu pengapuran. Pare tumbuh optimal pada pH
tanah 5-6. Bila derajat keasamannya dibawah 5, tanaman pare juga masih
dapat tumbuh baik.

3. Cara Budidaya Pare


Benih-benih untuk perbanyakan tanaman diambil dari buah yang sudah
berwama kuning atau masak di pohon. Ambillah biji dari bagian tengah
yang diselubungi lapisan penutup kemerahan. Keringkan biji di sinar
matahari. Bila tak ingin langsung ditanam simpanlah di tempat yang kering
dan hangat. Jangan sekali-kali menyimpan benih di tempat yang lembap
untuk melindungi viabilitas atau daya kecambah benihnya. Pengadaan
benih dari buah tua sebaiknya hanya untuk pare hijau dan pare gajih saja,
sebab jenis lokal ini memang terbukti dapat berproduksi dengan baik dari
bibit yang demikian.
Untuk pare Taiwan
atau pare hibrida lainnya
sebaiknya membeli
benihnya langsung ke
toko penyalur benih.
Kebutuhan bibit pare
per hektar sekitar 5-7
kg. Untuk berjaga jaga
ada baiknya melebihkan
persediaan bibit.
Tanaman yang mati atau
biji yang tidak tumbuh
dapat segera disulam

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 85


dengan bibit persediaan ini. Meskipun tidak umum dilakukan, menanam
bibit pare ke lahan (setelah melalui, persemaian) dapat pula diterapkan.
Dengan cara ini benih disemaikan terlebih dahulu. Cara melakukan
penyemaian benih dapat dilihat pada Bab II. Penanaman Pare ditanam
di atas guludan-guludan. Buatlah guludan dengan lebar 1,5-2,5 m dan
panjang disesuaikan dengan lahan yang hendak ditanami. Jangan lupa
menambahkan pupuk kandang waktu mengolah tanah. Jarak tanam yang
digunakan bisa 0,75 x 0,75m atau 1 x 1 m. Jadi dalam satu guludan ada
dua baris tanaman memanjang. Jarak tanam yang cukup lebar ini untuk
memberi tempat bagi para-para rambatan nantinya. Tugal guludan sesuai
jarak tanam yang ditetapkan. Masukkan 2-3 benih dalam setiap lubang.
Tutupi dengan sedikit tanah.

4. Pemeliharaan
Pemeliharaan Tanaman yang tidak tumbuh harus disulam. Untuk itu
lakukan penyulaman secepatnya agar kandisi tanaman dalatn satu lahan
tidak jauh berbeda. Tanam benih persediaan dalam lubang. Penyiangan
dilakukan dengan mencabut atau mengored rumput-rumput liar yang
tumbuh di areal penanaman. Karena jarak tanam yang digunakan tergolong
lebar, maka gulma akan lebih banyak tumbuh. Itulah sebabnya penyiangan
harus rutin, paling tidak seminggu sekali. Sambil melakukan pencabutan
rumput lakukan pula pendangiran. Tanah di sekitar pertanaman dibalik dan
dikored agar gembur.
Tanaman pare yang berumur 2-3 minggu diberi rambatan. Setiap
tanaman diberi bambu. Keempat ujung bambu disambung dengan bambu
lain. Tambahkan bambu lagi dalam posisi membujur dan melintang
sehingga terjadi kotak-kotak bujur sangkar. Tinggi parapara bambu ini
sekitar 2 m. Tinggi dan model para-para bisa dimodifikasi sendiri untuk
luasan pertanaman yang bcrbeda. Yang penting para-para kuat menyangga
tanaman dan cabang-cabang tidak saling tumpang tindih: Bunga yang

86 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


tumbuh terhimpit akan luput dari proses pembuahan. Pemangkasan
tanaman pare dilakukan 2 kali.
Pertama saat tanaman berumur 3 minggu. Cabang-cabang dipotong
dan diarahkan agar tunasnya tumbuh menyebar. Cabang yang menyebar
penting untuk produksi buah yang banyak dan merata di setiap percabangan.
Pangkasan berikutnya dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu. Pada
saat ini cabang yang tua dan tidak tumbuh lagi dipotong. Nanti tunas baru
akan banyak tumbuh di cabang yang tua ini. Selain itu, daun yang tua
dibuang, begitu juga cabang yang rusak, patah, atau terkena serangan
penyakit.
Pembungkusan pare muda dilakukan untuk menjaga kualitas buah,
terutama sebagai upaya melindungi buah pare dari serangan lalat buah atau
serangga lainnya. Bila terlambat dilakukan, dapat mengurangi kualitas buah
yang dihasilkan. Sebagai pembungkus pare, dapat digunakan dedaunan,
kertas koran, plastik tipis, ataupun bahan pembungkus lain. Penutup buah
dibiarkan hingga tiba masa panen.
Pemupukan Tanaman pare perlu dipupuk agar mampu berproduksi
dengan baik. Jenis pupuk yang diperlukan tak hanya pupuk organik,
melainkan juga anorganik. Pupuk kandang sebagai pupuk organik diberikan
saat pengolahan tanah sebanyak 10-15 ton/ha. Selain itu tambahkan pupuk
NPK sebanyak 20 g/lubang tanam atau sekitar 170-200 kg/ha.

5. Hama dan Penyakit


Serangan hama-penyakit pada tanaman pare sangat jarang ditemukan.
Kalaupun ada biasanya karena kondisi lahan yang ddak terawat dan kondisi
tanaman yang lemah. Hama oteng-oteng atau lembing (Epilachna sparsa)
sering menghabiskan daun pare. Daun yang terserang tinggal tulang
daun beserta jalur-jalur kecil mesofilnya sehingga daun menjadi kering
kecokelatan. Bila ini dibiarkan, produksi buah bisa berkurang. Pengendalian
hama oteng-oteng dengan menggunakan insektisida seperti Trichtorphon

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 87


dan Carbaryl dengan dosis 2 cc/1 air. Siput kadang juga menyerang
tanaman pare.
Tanarnan terkoyak-koyak dan rusak. Bila tanaman masih kecil, serangan
siput bisa mematikan. Susahnya siput banyak menyerang di waktu malam.
Pengendaliannya dengan menangkap siput yang berkeliaran di malam hari.
Bisa juga dengan menaburkan racun kontak seperti Methiocarb dengan
dosis 2 g/l yang dicampur dengan dedak. Jaga jangan sampai racun ini
termakan oleh ternak. Penyakit embun bulu dapat mengganggu tanaman
pare.
Daun yang terserang menunjukkan gejala bercak-bercak kuning di
bagian atas daun, bagian bawahnya terdapat bulu-bulu berwarna ungu.
Penyebabnya adalah jamur Pseudoperonospora cubensis. Serangan hebat
dapat menurunkan produksi bahkan mematikan tanaman. Pengendalian
embun bulu dengan fungisida Velimex 80 WP dengan konsentrasi 2-2,5
g/l air.

6. Panen dan Paskapanen


Pare yang sudah sesuai untuk dikonsumsi dapat langsung dipanen.
Biasanya panen pertama dilakukan 2 bulan setelah tanam. Ciri-ciri pare
yang tepat untuk dikonsumsi ialah belum tua benar, bintil-bintil dan
keriputnya masih agak rapat, dan alumya belum melebar. Ukuran panjang
pare gajih yang layak dikonsumsi sekitar 25-30 cm dan pare hijau 15-20
cm. Pemetikan pare sebaiknya tidak dengan tangan. Pohon sering ikut
tertarik bila dilakukan dengan cara demikian.
Lakukan pemetikan dengan pisan atau alat potong lainnya yang tajam.
Potonglah tepat di atas bagian pembungkus. Buah pare gampang lecet dan
ini mempengaruhi kualitasnya. Untuk itu, pare disusun tanpa tedalu banyak
tumpukan. Hindari pemuatan dalam wadah yang memungkinkan banyak
terjadi gesekangesekan keras. Usahakan selama dalam pengangkutan
buah pare ddak terguncang-guncang.

88 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


F. Analisis Usaha Tani Pare (1 ha)
Tabel Analisa Usaha Tani Pare

No. Komponen Pengeluaran Volume Harga (Rp) Jumlah (Rp)

I Input
A Sarana Produksi
Biaya Operasional
1. Bahan-Bahan
a. Bibit 2,50 kg 580,000 1,450,000
b. Pupuk Kandang/ Organik 10,000 kg 250 2,500,000
c. Pupuk Urea 200 kg 1,300 260,000
d. Pupuk SP-36 300 kg 1,760 528,000
e. Pupuk KCL 100 kg 1,460 146,000
f. Pestisida 3 liter 150,000 450,000
2. Bambu Ajir 4,000 btg 100 400,000
Jumlah A 5,734,000

B Biaya Tenaga Kerja


1. Pengolahan Tanah
a. Pembersihan Kebun 10 HOK 20,000 200,000
b. Pengolahan Tanah 30 HOK 20,000 600,000
c. Pembuatan Bedengan
& alur tanam 20 HOK 20,000 400,000
2. Penanaman
dan Penyulaman 15 HOK 20,000 300,000

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 89


3. Pemeliharaan
a. Pemupukan (2kali) 20 HOK 20,000 400,000
b. Penyiraman 15 HOK 20,000 300,000
c. Pemasangan Ajir 15 HOK 20,000 300,000
d. Perbaikan Saluran 10 HOK 20,000 200,000
e. Pemberantasan
Hama Penyakit 20 HOK 20,000 400,000
f. Panen dan Angkut 40 HOK 20,000 800,000
Jumlah B 3,900,000

C. Lain-lain
Sewa Tanah 1 MT 350,000 350,000
Biaya Penyusutan Alat 1 MT 72,000 72,000
Jumlah C 422,000

Total Biaya Produksi 10,056,000

II Out Put
1. Total Produksi 10 Ton 8,000 kg
2. Harga Per Kg
di Tingkat Petani 1,700
3. Nilai Total Produksi 8,000 kg 1,700 13,600,000
4, Pendapatan 3,544,000
5, Biaya Pokok 1,257

III R/C 1.35

90 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare


Daftar Pustaka

Harmanto, Ning. 2001. Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta: Agromedia.


Thomas ANS. 1999. Tanaman Obat Tradisional 1. Yogyakarta: Kanisius.
Thomas ANS. 1999. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius.
Budi Santoso. 2008. Hieronymus. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat.
Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=274
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=244
http://cuek.wordpress.com/2007/10/09/bawang-merah-dan-makanan-sarat-
serat-untuk-turunkan-kadar-gula-darah/
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=28280
http://www.resep.web.id/indonesia/iga-bumbu-bawang-putih.htm
http://www.dunia-ibu.org/dapur/resep-165/ResepBumbuDasar.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mentimun
http://jasminehc.blog.com/629782/
http://www.kapanlagi.com/a/tips-menjaga-kecantikan-dengan-mentimun.
html
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-mentimun.html

Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare 91


http://xipemai.wordpress.com/2008/05/09/cara-teknik-budidaya-mentimun-
bonteng/
http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=56&Itemid=132
http://epajak.org/resepindonesia/search/mentimun
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92
http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/pare-si-pahit-yang-banyak-
khasiat&channel=kesehatan/umum
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1025597117,76900,
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=295
http://ditsayur.hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=60&Itemid=1
http://resepmasakanku.com/resep/resep-masakan-tumis-pare-putih
http://epajak.org/resepindonesia/masakan-bali/sayur-pare-isi-tuna-259

92 Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare

Anda mungkin juga menyukai