Kardono
Penyusun : Kardono
ISBN: 978-979-050-076-1
Copyright @ 2010
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun seperti
cetakan, fotokopi, microfilm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara, tanpa izin tertulis dari pemegang hak
cipta atau penerbit.
K ami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan izin dan rahmatnya-Nyalah, kita dapat menerbitkan buku buku
Seri Pengetahuan Dasar dan Seri Keterampilan Dasar (Life Skill) yang
berjudul Budidaya dan Manfaat Bawang, Mentimun, dan Pare.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi menuju pembanguan
ekonomi seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, untuk
menghadapi era globalisasi yang semakin cepat, maka perkenankanlah
kami selaku penerbit mencoba ikut berperan dalam menyediakan sarana
dan penyebaran informasi yang bermuatan ilmu dan pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta Iman dan Takwa (IMTAK) bagi kegiatan seluruh
lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Salah satu wujud dari kami selaku
penerbit dengan memberikan penyediaan buku Seri Pengetahuan Dasar
dan Seri Keterampilan Dasar (Life Skill) yang ditujukan untuk siswa.
Pada dasarnya semenjak anak memasuki pendidikan dasar dan
menengah, diharapkan mereka akan menjadi manusia yang berpengetahuan
luas dan memiliki keterampilan dalam upaya peningkatan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila mereka perlu diberikan
modal pengetahuan dan teknologi yang memadai diantaranya dengan
menyuguhkan berbagai macam jenis buku yang kami sajikan.
Buku Seri Pengetahuan Dasar dan Seri Keterampilan Dasar (Seri Life
Skill) masing masing terdiri atas berbagai macam bidang, rumpun, dan
pengetahuan/keterampilan. Setiap rumpun pengetahuan/keterampilan
terdiri atas berbagai macam judul buku yang tak terhingga jumlahnya.
Bab 4 Pare................................................................................................................ 73
A. Asal-Usul Pare................................................................................................ 74
B. Wilayah Penyebaran Pare di Indonesia ......................................................... 76
C. Khasiat Pare................................................................................................... 76
D. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare..................................... 81
E. Budidaya Tanaman Pare................................................................................. 84
F. Analisis Usaha Tani Pare (1 ha)....................................................................... 89
Daftar Pustaka..................................................................................................... 91
1. Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran
dangkal dan bercabang terpencar, pada
kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam
tanah.
2. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut
“diskus” yang berbentuk seperti cakram,
tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya
akar dan mata tunas (titik tumbuh), di atas
diskus terdapat batang semu yang tersusun
dari pelepah-pelepah daun dan batang semu
yang berada di dalam tanah berubah bentuk
dan fungsi menjadi umbi lapis.
3. Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang
antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian
ujungnya runcing, bewarna hijau muda
sampai tua, dan letak daun melekat pada
tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Bawang merah
merupakan
salah satu
tanaman
sayuran yang
menjadi menu
pokok hampir
pada semua
jenis masakan.
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3f/Shallot_bawang_merah.jpg.JPG
Bawang merah
mempengaruhi
metabolisme gula dalam
hati, atau metabolisme
pelepasan insulin,
dan/atau mencegah
perusakan insulin.
sumber Foto: http://nasa-agro.com/images/Bawang%20Merah%201.jpg
1. Syarat Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi + 1.100 m (ideal 0 – 800 m) di atas permukaan
laut, tetapi produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung
keadaan iklim. Iklim dan kondisi yang cocok untuk budidaya bawang merah
adalah seperti berikut.
a. Suhu udara antara 25O – 32O C dan iklim kering.
b. Tempat terbuka dengan pencahayaan + 70%, karena bawang merah termasuk
tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant).
c. Tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik bagi tanaman terhadap laju
fotosintesis dan pembentukan umbinya akan tinggi.
d. Drainase dan porositas tanah bagus, namun dapat menjaga kelembaban
tanah.
2. Syarat Tanah
Bawang merah tumbuh baik pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik dengan dukungan syarat seperti berikut.
a. Jenis tanah yang palin baik adalah lempung berpasir atau lempung
berdebu.
b. Derajat keasaman tanah (PH) tanah untuk bawang merah antara 5,5 – 6,5.
c. Tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan baik,
3. Pembibitan
Bawang merah dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu bahan
tanaman berupa biji botani (true shallot seed, TSS) dan umbi bibit. Dengan
menggunakan biji untuk satu hektar diperlukan paling sedikit + 3 kg, dengan
potensi hasil mencapai 9 – 11,5 ton dipanen pada umur + 80 hari setelah
Orang sedang
membuat lahan
tanam bawang.
5. Penanaman
Waktu penanaman terbaik adalah pada bulan Mei/Juni – Agustus/
September, sehari sebelum tanam tanah bedengan disiram hingga cukup
lembab.Bersamaan penanaman diberikan pupuk dasar NPK dengan dosis
200 kg/hektar, pupuk tersebut dicampur rata dengan pupuk kandang dan
tanah pada lubang tanam. Kemudian bawang ditanamkan 2/3 bagian umbi
pada sisi lubang tanam, jangan sampai terkena pupuk secara langsung
dan jangan terbalik.
Orang sedang
menyiram
tanaman bawang
merah.
7. Pemupukan
Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Aplikasi pemupukan dilakukan pada waktu seperti berikut.
a. A w a l p e n a n a m a n ,
dengan menggunakan
campuran pupuk
organik dosis 20 ton/ha
yang dicampur dengan
pupuk anorganik NPK
(15:15:15) dosis 200
kg/ha pada – 3 hari
sebelum tanam.
8. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada umur tanaman 3 minggu dan 5 minggu
dengan cara menyiangi rumput-rumput dan gulma yang tumbuh di antara
tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar bawang ikut tercabut.
Orang
sedang
memanen
bawang
Pasar-pasar yang
potensial untuk bawang
merah meliputi hampir
seluruh kota yang ada
diwilayah Indonesia karena
penggunaan bawang
merah telah membudaya di
masyarakat. Potensi ini ter
catat dipasar induk Caringin
sebagai salah satu sentra
distribusi sayuran di Jawa
Barat, dengan sirkulasi
Hampir mendekati + 10 ton
perhari yang dapat diserap
pasar tersebut, pasar Sumber Foto: http://economy.okezone.com/photo/dt/content/2008/02/20/19/85199/
MtHWbPiUz4.jpg
Cibitung dan kramatjati
Membersihkan bawang merah.
juga merupakan pangsa
I. Modal Tetap
1. Saung + Gudang Unit 4mx6m 3.500.000 3.500.000
2. Reservoir air Unit 2(1x1x5m) 50.000 100.000
3. Alat-alat:
a. Cangkul Buah 2 17.500 35.000
b. Sprayer Buah 2 200.000 400.000
c. Timbangan Buah 1 150.000 150.000
d. Kepang/gribig Lembar 4 15.000 60.000
e. Drum plastik Buah 2 55.000 110.000
f. Gunting bawang Buah 5 5.000 25.000
g. Gacok tangan Buah 5 6.000 30.000
h. Embrat Pasang 2 12.000 24.000
i. Ember plastik Buah 20 3.000 60.000
j. Sarung tangan karet Pasang 2 8.000 16.000
k. Volumetri plastik Buah 1 5.000 5.000
Bawang putih
termasuk
klasifikasi
tumbuhan terna
berumbi lapis
atau siung yang
bersusun.
2. Pedoman Bertanam
a. Pegolahan Tanah
Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm -
60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm,
panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm
- 30 cm. Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk
gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar.
Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi.
b. Persiapan Bibit
Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak
cacat. Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan
digantung pada para-para. Siang untuk bibit berasal dari umbi yang
beratnya 5 g - 7,5 g/umbi.
c. Penanaman
Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. Tancapkan
bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung
tertanam dalam tanah. Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan
jerami setelah 3 cm. Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm
Bawang putih
(Allium sativum)
adalah herba
semusim
berumpun yang
mempunyai
ketinggian sekitar
60 cm.
2. Penanaman
Sawah yang sudah ditanami padi adalah lahan yang cocok untuk bawang
putih dataran rendah. Petani memang sering menyeling penanaman
sawahnya. Bila sawah ingin ditanami palawija juga maka pola tanam yang
dianjurkan adalah sebagai berikut :padi-bawang putih-jagung-padi-bawang
putih. Sebelum penanaman, lahan diolah terlebih dahulu. Tanah yang asam
dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila pH kurang dari 6, dosis kapumya
sekitar 1-2 ton/ha. Seandainya bekas panen pada sawah masih ada maka
perlu dibersihkan. Lantas buat bedengan-bedengan yang lebarnya 80-
120 cm dan tingginya 40 cm. Panjang bedengan bisa disesuaikan dengan
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan: Mulsa perlu diberikan setelah bibit ditanam. Mulsa yang
murah adalah alang-alang atau jerami padi. Tutupi bedengan secara merata
setebal 3 cm. Gulma secara tak langsung sudah terhalang pertumbuhannya
dengan adanya mulsa. Akan tetapi, gulma yang tumbuh di saluran air atau di
sela-sela mulsa tetap perlu dicabut. Apabila arcal pertanaman bawang putih
Analisa usaha tani bawang putih dapat disimak pada tabel berikut.
Tabel Analisa Tani Bawang Putih
C. Lain-lain
1. Sewa lahan 1 1,500,000 1,500,000
2. Iuran, pajak, dll 1 225,000 225,000
JUMLAH C 1,725,000
Mentimun di
pohonnya.
Sumber Foto: http://dreamindonesia.files.
wordpress.com/2009/04/ketimun2.jpg
Mentimun Suri
Mentimun suri tidak berbeda
jenis dengan mentimun biasa,
namun berbeda kelompok budi
daya (convarietas). Keduanya
sama-sama dipanen ketika
buah belum masak secara
biologi, namun daging buah
mentimun suri lebih rendah Sumber Foto : http://www.tristania-angina.org/blog/wp-content/images/
timun.jpg
tersebut.
1. Bersihkan Ginjal
Timun memang akrab dengan kita. Sebagai lalapan, campuran pecal,
atau dijadikan minuman segar. Namun, khasiat timun ternyata juga banyak.
Selain mampu menurunkan deman dalam waktu singkat, dan meluruhkan
darah tinggi, tumbuhan merambat ini juga dapat membersihkan ginjal.
Timun dibudidayakan di mana-mana, baik di ladang, halaman rumah
atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus
menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi,
tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan
drainage yang baik. Timun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh
baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal
dari daerah pegunungan Himalaya
di India Utara. Tanaman semusim,
merayap atau merambat, berambut
kasar, berbatang basah, panjang 0,5-
2,5 m.
Tanaman ini mempunyai sulur
dahan berbentuk spiral yang keluar
di sisi tangkai daun. Daun tunggal,
letak berseling, bertangkai panjang,
bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7,
dengan pangkal berbentuk jantung,
ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang
7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau.
Bunganya ada yang jantan berwarna
3. Sariawan
Setiap hari makan buah
ketimun sebanyak 9 buah.
Lakukan secara rutin.
5. Jerawat
Untuk membersihkna jerawat dari wajah buah ketimun dicuci lalu
diiris-iris. lrisan ketimun ditempelkan dan digosok-gosok pada kulit yang
berjerawat. Lakukan setiap hari.
Astringent Mentimun
Salah satu cara mudah untuk mengurangi kilauan minyak di kulit
berminyak:
Potong 1/2 mentimun, kupas dan masukan dalam blender dan blender
hingga lembut. Oleskan pada wajah dan biarkan selama 15 menit. Basuh
dengan air dingin dan tepuk-tepuk ringan wajah hingga kering.
D. Budidaya Mentimun
1. Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan
optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur
(21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200
mdpl.
c. Penanaman
1. Siram bibit dalam polibag dengan air
2. Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
3. Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar
batang.
e. Pemupukan
Tabel Pedoman Pemupukan
b. Penyakit
1. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi
kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan
berembun atau berkabut.
Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi
coklat dan busuk.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di
musim kemarau dengan kelemaban tinggi.
Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih,
kemudian berubah menjadi kuning dan mengering.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
3. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-
bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut
dan menyebabkan daun mati.
Gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lem
bab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
4. Panen
2. Penanaman
a. Penanaman dengan cara di tugal.
b. Dalamnya lubang tugalan 5-7 cm dan jarak antara lubang (jarak
tanam) 40×40 cm.
c. Setiap lubang tugalan diisi dengan 2-3 biji, lalu ditutup dengan tanah
(tetapi jangan dipadatkan) atau ditutup dengan abu sekam.
d. Penanaman di laksanakan pada akhir musim hujan.
5. Pengairan
Jika keadaan tanahnya kurang lembab, tanah perlu diairi, pengairannya
sekedar membasahi tanah. Cara mengairinya bisa dengan cara di leb
(mengari petakan sebentar) atau memasukan air ke dalam saluran / parit
sampai tanah cukup lembab.
Pemberian air dilakukan pada waktu:
a. berkecambah umur (0-4 hari).
b. awal pertumbuhan Vegetatif (pertumbuhan batang dan daun)
kurang lebih umur 15-20 hari.
c. diairi 3 hari sekali.
2. Kepik Hijau
a. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan mentimun
b. Memusnahkan telur atau kepongpongnya
c. Disemprot dengan insektisida misalnya dengan dursban 20 EC,
Surecida 20 EC, Thiodan 35 EC, atau dengan Azodrin 15 WCS yang
di lakukan pada saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam.
C. Penyakit
Karat daun
Gejala
1. Pada daun pertama terdapat bintik bintik kecil, bintik bintik akan
menyatu menjadi bercak bercak
2. Bercak akan berkembang / menular ke bagian daun atasnya sesuai
bertambahnya umur tanaman
I Input
A Sarana Produksi
Biaya Operasional
1. Bahan-Bahan
a. Bibit 1.50 kg 290,000 435,000
b. Pupuk Kandang/ Organik 15,000 kg 250 3,750,000
c. Pupuk Urea 100 kg 1,300 130,000
d. Pupuk SP-36 200 kg 1,760 352,000
e. Pupuk KCL 100 kg 1,460 146,000
f. Pestisida 3 liter 150,000 450,000
2. Mulsa Plastik 12 Roll 350,000 4,200,000
3. Bambu Ajir 20,000 Batang 100 2,000,000
Jumlah A 11,463,000
C Lain-lain
Sewa Tanah 1 MT 350,000 350,000
Biaya Penyusutan Alat 1 MT 72,000 72,000
Jumlah C 422,000
II Out Put
1. Total Produksi 10 Ton 18,000 kg
2. Harga Per Kg
di Tingkat Petani 1,200
3. Nilai Total Produksi 18,000 kg 1,200 21,600,000
4. Pendapatan 4,815,000
5. Biaya Pokok 933
Sinonim :
M.balsamina, Blanco.
M.balsamina, Descourt. M.cylindrica,
Blanco. M.jagorana C.Koch.
M.operculata, Vell. Cucumis
africanus, Lindl.
Familia :
Cucurbitaceae
A. Asal-Usul Pare
Pare banyak terdapat di daerah tropik, tumbuh baik di dataran rendah dan
dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau
ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat
tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun,
merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral,
banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m,
yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-
5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5
cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya
C. Khasiat Pare
Tanaman satu ini memang pahit. Tetapi, di balik rasa pahit itu ternyata
tersimpan sejuta manfaat untuk kesehatan.
Ada beberapa khasiat yang terkandung pada tanaman pare ini, yaitu
seperti berikut.
1. Khasiat Buah
Buah pare berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit seperti
berikut.
Disentri
Sediakan 2 buah pare segar, cuci lalu potong-potong. Tambahkan
seperempat gelas air bersih, lalu diblender. Seduh dan peras. Silakan
diminum 2 kali sehari.
Kencing Manis
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan. Tambahkan setengah gelas air
bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama
2 minggu.
Bisul
Buah pare dipakai sebagai obat luar. Ambil 1 buah segar lantas
dilumatkan. Borehkan pada bagian yang terkenal bisul.
Bronkhitis
Sediakan 2-3 buah
pare, lalu diambil sarinya.
Berikan 1 sendok makan
madu. Minum sekali sehari.
Lakukan selama 3 bulan.
Resep ini juga baik untuk
menyembuhkan anemia,
radang perut, sakit pada
hati, nyeri haid, reumatik,
dan melangsingkan tubuh.
Demam nifas
Ambil 3 daun pare segar, cuci bersih, dan lumatkan. Tambahkan segelas
air dan sedikit garam, lalu seduh. Peras dan saring, lalu minum 2 kali sehari
sebanyak setengah gelas.
Penambah ASI
Sediakan 2 daun pare lalu panaskan beberapa saat. Kompreskan pada
payudara.
Rambut Subur
Ambil beberapa helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas.
Cukup dioleskan ke kulit kepala anak.
Batuk
Pilihlah 7 daun pare segar, lantas seduh dengan 2 sendok makan air
bersih. Setelah itu, peras dan saring. Minum 2 kali sehari.
Bekas Luka
Cuci bersih segenggam daun pare segar, lalu lumatkan. Tambahkan
air panas sedikit, lalu peras. Campur air perasan dengan 2 sendok makan
tepung beras, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada bagian bekas luka
setiap hari.
Wasir
Ambil 5 daun pare segar, tambahkan seperempat gelas air, didihkan
dan peras. Ambil 3 sendok air perasan ini, lalu dicampur dengan segelas
yoghurt cair. Minum setiap pagi.
Penyakit Kulit
Buatlah 1 cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare
ditambah satu setengah cangkir air. Didihkan dan peras. Campur air perasan
berupa sari ini dengan sesendok air jeruk. Minum sekali sehari.
Rabun Malam
Sari daun pare dioleskan di sekitar mata.
3. Khasiat Akar
Disentri Amoeba
Ambil segenggam akar pare, tambahkan segelas air bersih. Didihkan
dan peras. Minum sekali sehari.
Ambeien
Ambil akar pare, cuci bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada
ambeien.
Khasiat
buah pare
(momordica
charantia)
sebagai
obat di
Cina sudah
dicatat Li
sejak tahun
1578.
Sumber Foto : http://kelompokpetanikota.files.wordpress.com/2009/09/pare.jpg
Dua dasawarsa ini wabah kencing manis dunia, tercepat dan terbesar
terjadi di Asia Pasifik (Dr Clive Cockram, Ketua Asia Pasifik Tipe 2
Diabetes Mellitus Policy Group). Kenyataan ini memberi dampak besar
terhadap konsekuensi sosial ekonomi regional.
Selama ini kencing manis bukan turunan (diabetes mellitus, DM, Tipe 2).
Wabah kencing manis pada lebih 90 persen kasus kencing manis dunia
terjadi pada kelompok usia baya dan tua. Namun, sekarang DM juga banyak
menimpa anak, remaja, dan warga kurang mampu. Penyebabnya lantaran
kurang gerak, dan menu kebarat-baratan. AS, Rusia, Jepang, Pakistan, dan
Indonesia, termasuk negara yang tengah memikul ancaman itu.
Kencing manis tergolong penyakit menahun. Tubuh perlu disokong
agar insulin yang membantu memasukkan gula ke dalam sel, jumlah dan
fungsinya mencukupi. Untuk itu diperlukan obat atau insulin tambahan.
Selama insulin tubuh hanya bisa memadai dengan bantuan obat atau
tambahan suntikan insulin, tubuh pasien DM bergantung obat sepanjang
dosis efektif penurun gula darah pare pada kelinci sehat sebesar 0,5 gram/
kg berat badan, dan 1-1,5 gram/kg berat badan untuk kelinci yang sengaja
dibikin kencing manis.
Apakah dosis terapi pare pada manusia setara dengan dosis terapi
pada kelinci, hingga kini belum seluruhnya jelas. Namun, pemakaian dosis
pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi jika penggunaannya
digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Penggunaan saripati pare
pada ibu hamil, anak-anak, dan orang-orang yang kadar gula darahnya
cenderung rendah, tidak dianjurkan, sebab bisa membahayakan.
Melihat potensi buah pare sebagai anti-diabetes, bagi pasien diabetes
pare membuka cakrawala baru. Selain pada kencing manis turunan, pare
terutama bermanfaat bagi pasien diabetes Tipe 2, jenis kencing manis
bukan turunan yang terbanyak mengisi populasi diabetes dunia. Termasuk
bagi warga tak mampu di Indonesia.
Dunia menaruh harapan pada buah pare sebagai anti-diabetes oleh
karena obat kimiawi tidak lebih aman dan lebih murah dibandingkan obat
alami seperti buah pare. Di Amerika dan Eropa, kencing manis menyedot
10 persen ongkos kesehatan nasional.
1. Manfaat
Rasa yang pahit tidak membuat pare (Momordica charantia) dijauhi
sebagai sayur. Pare atau paria tetap banyak dijajakan di pasar-pasar hingga
toko swalayan. Pembelinya pun banyak. Justru rasanya yang pahit-pahit
sedap itulah yang mebuat pare banyak disukai.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan Tanaman yang tidak tumbuh harus disulam. Untuk itu
lakukan penyulaman secepatnya agar kandisi tanaman dalatn satu lahan
tidak jauh berbeda. Tanam benih persediaan dalam lubang. Penyiangan
dilakukan dengan mencabut atau mengored rumput-rumput liar yang
tumbuh di areal penanaman. Karena jarak tanam yang digunakan tergolong
lebar, maka gulma akan lebih banyak tumbuh. Itulah sebabnya penyiangan
harus rutin, paling tidak seminggu sekali. Sambil melakukan pencabutan
rumput lakukan pula pendangiran. Tanah di sekitar pertanaman dibalik dan
dikored agar gembur.
Tanaman pare yang berumur 2-3 minggu diberi rambatan. Setiap
tanaman diberi bambu. Keempat ujung bambu disambung dengan bambu
lain. Tambahkan bambu lagi dalam posisi membujur dan melintang
sehingga terjadi kotak-kotak bujur sangkar. Tinggi parapara bambu ini
sekitar 2 m. Tinggi dan model para-para bisa dimodifikasi sendiri untuk
luasan pertanaman yang bcrbeda. Yang penting para-para kuat menyangga
tanaman dan cabang-cabang tidak saling tumpang tindih: Bunga yang
I Input
A Sarana Produksi
Biaya Operasional
1. Bahan-Bahan
a. Bibit 2,50 kg 580,000 1,450,000
b. Pupuk Kandang/ Organik 10,000 kg 250 2,500,000
c. Pupuk Urea 200 kg 1,300 260,000
d. Pupuk SP-36 300 kg 1,760 528,000
e. Pupuk KCL 100 kg 1,460 146,000
f. Pestisida 3 liter 150,000 450,000
2. Bambu Ajir 4,000 btg 100 400,000
Jumlah A 5,734,000
C. Lain-lain
Sewa Tanah 1 MT 350,000 350,000
Biaya Penyusutan Alat 1 MT 72,000 72,000
Jumlah C 422,000
II Out Put
1. Total Produksi 10 Ton 8,000 kg
2. Harga Per Kg
di Tingkat Petani 1,700
3. Nilai Total Produksi 8,000 kg 1,700 13,600,000
4, Pendapatan 3,544,000
5, Biaya Pokok 1,257