Cara Hitung Potong Dan Pungut Pajak BOSP 2023
Cara Hitung Potong Dan Pungut Pajak BOSP 2023
B. Honor Mengajar / perbulan dihitung setelah dikurang dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp. 4.500.000 / bulan)
Contoh :
Pegawai A menerima honor bulan Januari 2023 Rp. 4.800.000
Cara Perhitungan Pajak PPh 21 :
Cari nilai uang setelah dikurangi nilai PTKP = Rp. 4.800.000 - Rp. 4.500.000 = Rp. 300,000
Maka Perhitungan Pemotongan Pajak pegawai A sbb :
1. Jika Pegawai A Non PNS punya NPWP = 5% x Rp. 300.000 = Rp. 15,000
2. Jika Pegawai A Non PNS Tidak Punya NPWP = 6% x Rp. 300.000 = Rp. 18,000
C. Untuk Upah Tukang dikenakan Pajak PPH 21 jika Upah perhari melebihi Rp. 450.000
PPN PPN
EXCLUDE PPN INCLUDE PPN
Harga Perolehan adalah harga Tidak termasuk Pajak Harga Perolehan adalah harga Total Sudah termasuk Pajak
Harga Perolehan dijadikan Dasar Penghitungan Pajak (DPP)
Contoh : Contoh :
Membeli Laptop Rp. 10.000.000 (belum termasuk pajak) Membeli Laptop Rp. 11.100.000 (sudah termasuk pajak)
Cara Menghitung Pajak PPN 11% : Cara Menghitung Pajak PPN : DPP x Tarif Pajak
PPN = Harga Perolehan (DPP) x Tarif Pajak Cari Harga DPP : (Harga Perolehan : 111) x 100
= Rp. 10,000,000 x 11% = (Rp. 11,100,000 : 111) x 100
= Rp. 1,100,000 = Rp. 100,000 x 100
= Rp. 10,000,000
Sehingga diperoleh Harga Kuitansi = Harga (DPP) + Pajak PPN (11%)
= Rp. 10,000,000 + Rp. 1,100,000 Diperoleh Harga Tanpa Pajak = Harga (DPP) = Rp. 10,000,000
= Rp. 11,100,000 Sehingga Pajak PPN = Rp. 10.000.000 x 11% = Rp. 1,100,000
Pembelian ATK, Fotocopy/penggandaan, cetak, Pembelian Barang Habis Pakai, Pembelian Peralatan , Pembelian Bahan Material, Pembelian Aset/Modal
(pembelanjaan mulai diatas nilai Rp. 2 juta)
Belanja Dana BOS Tidak dipungut PPh 22 (Permenkeu No.59/PMK.03/2022
Barang kebutuhan pokok yang memang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Contohnya: beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging segar -
tanpa diolah, telur, susu, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
Makanan dan minuman yang disajikan di restoran, hotel, warung, rumah makan, dan semacamnya yang meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi -
di tempat atau tidak. Termasuk di dalamnya makanan dan minuman yang diserahkan pengusaha jasa tata boga atau katering.
Objek tersebut tidak dikenakan PPN agar tidak ada pemungutan pajak ganda karena objek ini merupakan objek pajak daerah.
Dasar hukum PPN terbaru ada didalam peraturan perundang-undangan perpajakan, yaitu Undang-Undang Harga Pokok Produksi No. 7 Tahun 2021
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Instansi pemerintah belanja BKP/JKP. Berapa PPN dan PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut/dipotong?
Belanja termasuk PPN 11% 5,388,000 = nilai ini adalah 111%, karena ada PPN 11% x DPP
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 4,854,054 = 100/111 x belanja termasuk PPN
PPN 11% x DPP 533,946 = 11/111 x belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP
DPP + PPN = nilai belanja termasuk PPN 5,388,000 = Belanja termasuk PPN 11%.
PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut 24,270 = 0,5/111 x belanja atau 0,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 4,829,784 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong
Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.
Belanja termasuk PPN 11% 11,000,000 = nilai ini adalah 111%, karena ada PPN 11% x DPP
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 9,909,910 = 100/111 x belanja termasuk PPN
PPN 11% x DPP 1,090,090 = 11/111 x belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP
DPP + PPN = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 11%.
PPh Pasal 22 yang harus dipungut 148,649 = 1,5/111 x belanja atau 1,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 9,761,261 = DPP - PPh yang dipungut
Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.
1 Belanja Penyediaan konsumsi / Jasa Katering (berapapun nilainya dikenakan PPH 23 tanpa PPN)
A. Rekanan memiliki NPWP : 2%
B. Rekanan Tidak memiliki NPWP : 4%
2 Pemeliharaan (Jasa Servis Komputer, Servis Printer, Perbaikan Peralatan) (berapapun Nilainya dikenakan PPH 23 dan PPN jika diatas Rp. 2 Juta)
A. Rekanan memiliki NPWP : 2%
B. Rekanan Tidak memiliki NPWP : 4%
3 SEWA ((Jasa Sewa Peralatan) (berapapun Nilainya dikenakan PPH 23 dan PPN jika diatas Rp. 2 Juta)
A. Rekanan memiliki NPWP : 2%
B. Rekanan Tidak memiliki NPWP : 4%
Belanja termasuk PPN 11% 11,000,000 = nilai ini adalah 111%, karena ada PPN 11% x DPP
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 9,909,910 = 100/111 x belanja termasuk PPN
PPN 11% x DPP 1,090,090 = 11/111 x belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP
DPP + PPN = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 11%.
PPh Pasal 23 yang harus dipungut 198,198 = 2/111 x belanja atau 2% x DPP
Uang yang diterima rekanan 9,711,712 = DPP - PPh yang dipotong
198,198
198,198
PPN 11% x DPP = 1,090,090 disetor dengan 411211 - 910/920/930
PPh Pasal 23 yang harus dipungut = 198,198 harus disetor dengan 411124 - 100/104
Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas PPN harus menggunakan NPWP rekanan, sedangkan PPh Pasal 23 menggunakan NPWP Instansi Pemerintah.
100 : selain PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
104 : atas jasa yang dibayarkan kepada WP dalam negeri.
Instansi pemerintah belanja BKP. Atas BKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 dipungut?
Belanja termasuk PPN 1% 11,000,000 = nilai ini adalah 101%, karena ada PPN 1% x DPP
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 10,891,089 = 100/101 x belanja termasuk PPN
PPN 1% x DPP 108,911 = 1/101 x belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP
DPP + PPN 1% = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 1%.
PPh Pasal 22 yang harus dipungut 163,366 = 1,5/101 x belanja atau 1,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 10,727,723 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong
Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.
Belanja termasuk PPN 1% 11,000,000 = nilai ini adalah 101%, karena ada PPN 1% x DPP
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 10,891,089 = 100/101 x belanja termasuk PPN
PPN 1% x DPP 108,911 = 1/101 x belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP
DPP + PPN 1% = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 1%.
PPh Pasal 23 yang harus dipungut 217,822 =2/101 x belanja atau 2% x DPP
Uang yang diterima rekanan 10,673,267 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong
Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas PPN harus menggunakan NPWP rekanan, sedangkan PPh Pasal 23 menggunakan NPWP Instansi Pemerintah.
100 : selain PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
104 : atas jasa yang dibayarkan kepada WP dalam negeri.
Instansi pemerintah belanja JKP. Atas JKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Final Pasal 4 ayat (2)?
Belanja termasuk PPN 1% 11,000,000 = nilai ini adalah 101%, karena ada PPN 1% x DPP
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 10,891,089 = 100/101 x belanja termasuk PPN
PPN 1% x DPP 108,911 = 1/101 x belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP
DPP + PPN 1% = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 1%.
PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut 54,455 = 0,5/101 x belanja atau 0,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 10,836,634 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong
Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.
Pada 29 Oktober 2021, pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang No 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Perubahan atas UU PPN berlaku mu
Tarif Umum
Tarif PPN naik dari 10% menjadi 11% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang berlaku 1 April 2022, kemudian menjadi 12% yang mulai berlaku paling lambat 1 Januari 2025.
Apakah DPP itu? Dalam Pasal 1 UU PPN, disebutkan bahwa DPP adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk m
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pert
Dengan demikian sejak 1 April 2022 apabila instansi pemerintah membeli BKP/JKP, maka:
1. nilai yang terkandung dalam Belanja adalah 111%, bukan 110% lagi.
2. DPP adalah 100/111 x nilai belanja termasuk PPN, bukan lagi 100/110.
3. PPN yang harus dipungut adalah 11/111 x nilai belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP.
4. PPh Pasal 22 yang harus dipungut adalah 1,5/111 x nilai belanja termasuk PPN atau 1,5% x DPP, apabila terhutang PPh Pasal 22. Tarif dua kali lipat apabila rekanan tidak punya
5. PPh Pasal 23 yang harus dipotong atas jasa adalah 2/111 x nilai belanja termasuk PPN atau 2% x DPP atau apabila terhutang PPh Pasal 23. Tarif dua kali lipat apabila rekanan tid
6. PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipotong kepada rekanan yang memiliki memenuhi kriteria sebagai wajib pajak berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018 adalah 0,5/111 x ni
Sebenarnya, Pasal 7 ayat (2a) UU HPP menyatakan bahwa batas peredaran bruto tidak kena pajak bagi orang pribadi pengusaha (Wajib Pajak Orang Pribadi Peraturan Pemerintah
Aturan ini tidak berlaku untuk Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi karyawan. Namun, sepanjang belum ada peraturan pelaksanaannya, maka instansi pemerintah te
Contoh 1:
Instansi pemerintah belanja BKP dengan total Rp11 juta dari Pengusaha Kena Pajak. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 111% karena di dalamnya ada PPN 11%.
b. DPP adalah 100/111 x Rp11 juta = Rp9.909.910.
c. PPN 11/111 x Rp11 juta = 11% x Rp9.909.910 = Rp1.090.090.
d. PPh Pasal 22 adalah 1,5/111 x Rp11 juta = 1,5% x Rp9.909.910 = Rp148.649.
Contoh 2:
Instansi pemerintah belanja JKP dengan total Rp11 juta rupiah dari Pengusaha Kena Pajak. Berapa PPN dan PPh Pasal 23 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 111%, karena di dalamnya ada PPN 11%.
b. DPP adalah 100/111 x Rp11 juta = Rp9.909.910.
c. PPN 11/111 x Rp11 juta = 11% x Rp9.909.910 = Rp1.090.090.
d. PPh Pasal 23 adalah 2/111 x Rp11 juta = 2% x Rp9.909.910 = Rp198.198.
Contoh 3:
Instansi pemerintah belanja BKP/JKP dengan total Rp11 juta rupiah. Rekanan adalah Pengusaha Kena Pajak, tetapi memiliki surat keterangan memenuhi kriteria sebagai wajib paj
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 111%, karena di dalamnya ada PPN 11%.
b. DPP adalah 100/111 x Rp11 juta = Rp9.909.910.
c. PPN 11/111 x Rp11 juta = 11% x Rp9.909.910 = Rp1.090.090.
d. PPh Final Pasal 4 ayat (2) adalah 0,5/111 x Rp11 juta = 0,5% x Rp9.909.910 = Rp49.550.
Contoh 4:
Instansi pemerintah belanja BKP dengan total Rp11 juta rupiah. Atas BKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 101%, karena di dalamnya ada PPN 1%.
b. DPP adalah 100/101 x Rp11 juta = Rp10.891.089.
c. PPN adalah 1/101 x Rp11 juta = 1% x Rp10.891.089 = Rp108.911.
d. PPh Pasal 22 adalah 1,5/101 x Rp11 juta = 1,5% x Rp10.891.089 = Rp163.366.
Contoh 5:
Instansi pemerintah belanja JKP dengan total Rp11 juta rupiah. Atas JKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 23 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 101%, karena di dalamnya ada PPN 1%.
b. DPP adalah 100/101 x Rp11 juta = Rp10.891.089.
c. PPN adalah 1/101 x Rp11 juta = 1% x Rp10.891.089 = Rp108.911.
d. PPh Pasal 23 adalah 2/101 x Rp11 juta = 2% x Rp10.891.089 = Rp217.822.
Contoh 6:
Instansi pemerintah belanja BKP/JKP dengan total Rp11 juta rupiah. Atas BKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Rekanan memiliki Keterangan Memenuhi Kriteria Sebagai WP
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 101%, karena di dalamnya ada PPN 1%.
b. DPP adalah 100/101 x Rp11 juta = Rp10.891.089.
c. PPN adalah 1/101 x Rp11 juta = 1% x Rp10.891.089 = Rp108.911.
d. PPh Final Pasal 4 ayat (2) adalah 0,5/111 x Rp11 juta = 0,5% x Rp10.891.089 = Rp54.455.
Untuk memudahkan perhitungan, silakan unduh file “Cara Hitung Pemotongan dan atau Pemungutan Pajak” berikut yang disertakan dalam artikel ini. Bendahara tinggal memas
*)Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja
rhitungan pemotongan/pemungutan pajak oleh instansi pemerintah.
diatur selanjutnya dengan peraturan menteri keuangan. Istilah tarif PPN final tersebut dinyatakan dalam Penjelasan UU HPP, “ Perubahan materi … dan pengenaan tarif Pajak Pertambahan
melakukan pemungutan/pemotongan pajak.
n tarif Pajak Pertambahan Nilai final.”