Anda di halaman 1dari 21

FORMAT CONTOH PENGHITUNGAN POTONGAN / PUNGUTAN PAJAK BOSP 2023

NILAI DASAR PPH 22


NILAI KWITANSI DIBAYARKAN
NO. CONTOH URAIAN BELANJA PENGHITUNGAN PPN PPH 21 (BOS Tidak PPH 23
INCLUDE PAJAK KE PENJUAL /
PAJAK
(NILAI (DPP)
KWI : 111) x 100 (DPP X 11%) 5%, 6%, 15% dipungut)
(1,5% X DPP)

1 Belanja ATK / Barang 2,500,000 2,252,252 247,748 33,784 2,252,252


2 Belanja Nasi Kotak (dikategorikan sbg barang) 3,000,000 2,702,703 297,297 40,541 2,702,703
3 Bayar Honor A sbg panitia (Gol. II) 500,000 0 500,000
4 Bayar Honor B sbg panitia (Gol. III) 631,579 31,579 600,000
5 Bayar Honor C sbg panitia (Gol. IV) 650,000 97,500 552,500
6 Bayar Honor Bulanan D (Non-PNS belum kawin) 5,500,000 1,000,000 50,000 5,450,000
7 Bayar Honor Bulanan E (Non-PNS kawin tdk ada anak) 5,500,000 625,000 31,250 5,468,750
8 Bayar Honor Bulanan F (Non-PNS kawin ada anak 1) 5,500,000 250,000 12,500 5,487,500
9 Bayar Honor Bulanan G (Non-PNS kawin ada anak 2) 5,500,000 - 125,000 0 5,500,000
10 Bayar Honor Bulanan H (Non-PNS kawin ada anak 3) 5,500,000 - 500,000 0 5,500,000
11 Bayar Honor D sbg panitia (Non-ASN ada NPWP) 350,000 17,500 332,500
12 Bayar Honor E sbg panitia (Non-ASN Tidak ada NPWP) 450,000 27,000 423,000
13 Bayar Konsumsi Catering (ada NPWP) 50,000 1,000 49,000
14 Bayar Konsumsi Catering (tidak ada NPWP) 120,000 4,800 115,200
15 Bayar Jasa Foto kopi Servis Komputer (ada NPWP) 800,000 720,721 79,279 14,414 706,306
16 Bayar Jasa Servis Komputer (tidak ada NPWP) 30,000 27,027 2,973 1,081 25,946
17 Bayar Jasa Servis Printer (ada NPWP) 1,100,000 22,000 1,078,000
18 Bayar Jasa Servis Printer (tidak ada NPWP) 1,100,000 44,000 1,056,000
19 Bayar Sewa Gedung (ada NPWP) 5,000,000 4,504,505 495,495 90,090 4,414,414
20 Bayar Sewa Gedung (tidak ada NPWP) 5,000,000 4,504,505 495,495 180,180 4,324,324
21 Bayar Sewa Baju Tari Adat (ada NPWP) 1,500,000 30,000 1,470,000
22 Bayar Sewa Baju Tari Adat (tidak ada NPWP) 1,500,000 60,000 1,440,000
CARA PUNGUT / POTONG PAJAK PPH 21
A. Honor/Jasa Kegiatan (Narasumber, Panitia, Tugas Tambahan, dll) yang sifatnya pekerjaan temporer selalu dikenakan PPh 21
Tarif PPh 21 dihitung untuk berapapun nilai pembayaran yang diterima.

PNS 1. PNS Golongan I dan II = TIDAK DIKENAKAN PAJAK PPH 21


2. PNS Gongan III = 5% x Nilai Honor
3. PNS Golongan IV = 15% x Nilai Honor

NON-PNS 1. Non PNS memiliki NPWP = 5% x Nilai Honor


2. Non PNS Tidak memiliki NPWP = 6% x Nilai Honor

B. Honor Mengajar / perbulan dihitung setelah dikurang dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp. 4.500.000 / bulan)
Contoh :
Pegawai A menerima honor bulan Januari 2023 Rp. 4.800.000
Cara Perhitungan Pajak PPh 21 :
Cari nilai uang setelah dikurangi nilai PTKP = Rp. 4.800.000 - Rp. 4.500.000 = Rp. 300,000
Maka Perhitungan Pemotongan Pajak pegawai A sbb :
1. Jika Pegawai A Non PNS punya NPWP = 5% x Rp. 300.000 = Rp. 15,000
2. Jika Pegawai A Non PNS Tidak Punya NPWP = 6% x Rp. 300.000 = Rp. 18,000

C. Untuk Upah Tukang dikenakan Pajak PPH 21 jika Upah perhari melebihi Rp. 450.000
PPN PPN
EXCLUDE PPN INCLUDE PPN

Harga Perolehan adalah harga Tidak termasuk Pajak Harga Perolehan adalah harga Total Sudah termasuk Pajak
Harga Perolehan dijadikan Dasar Penghitungan Pajak (DPP)
Contoh : Contoh :
Membeli Laptop Rp. 10.000.000 (belum termasuk pajak) Membeli Laptop Rp. 11.100.000 (sudah termasuk pajak)

Cara Menghitung Pajak PPN 11% : Cara Menghitung Pajak PPN : DPP x Tarif Pajak
PPN = Harga Perolehan (DPP) x Tarif Pajak Cari Harga DPP : (Harga Perolehan : 111) x 100
= Rp. 10,000,000 x 11% = (Rp. 11,100,000 : 111) x 100
= Rp. 1,100,000 = Rp. 100,000 x 100
= Rp. 10,000,000
Sehingga diperoleh Harga Kuitansi = Harga (DPP) + Pajak PPN (11%)
= Rp. 10,000,000 + Rp. 1,100,000 Diperoleh Harga Tanpa Pajak = Harga (DPP) = Rp. 10,000,000
= Rp. 11,100,000 Sehingga Pajak PPN = Rp. 10.000.000 x 11% = Rp. 1,100,000

Pembelian ATK, Fotocopy/penggandaan, cetak, Pembelian Barang Habis Pakai, Pembelian Peralatan , Pembelian Bahan Material, Pembelian Aset/Modal
(pembelanjaan mulai diatas nilai Rp. 2 juta)
Belanja Dana BOS Tidak dipungut PPh 22 (Permenkeu No.59/PMK.03/2022

Barang kebutuhan pokok yang memang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Contohnya: beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging segar -
tanpa diolah, telur, susu, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
Makanan dan minuman yang disajikan di restoran, hotel, warung, rumah makan, dan semacamnya yang meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi -
di tempat atau tidak. Termasuk di dalamnya makanan dan minuman yang diserahkan pengusaha jasa tata boga atau katering.
Objek tersebut tidak dikenakan PPN agar tidak ada pemungutan pajak ganda karena objek ini merupakan objek pajak daerah.
Dasar hukum PPN terbaru ada didalam peraturan perundang-undangan perpajakan, yaitu Undang-Undang Harga Pokok Produksi No. 7 Tahun 2021
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Instansi pemerintah belanja BKP/JKP. Berapa PPN dan PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut/dipotong?

Belanja termasuk PPN 11% 5,388,000 = nilai ini adalah 111%, karena ada PPN 11% x DPP

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 4,854,054 = 100/111 x belanja termasuk PPN
PPN 11% x DPP 533,946 = 11/111 x belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP
DPP + PPN = nilai belanja termasuk PPN 5,388,000 = Belanja termasuk PPN 11%.

PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut 24,270 = 0,5/111 x belanja atau 0,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 4,829,784 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong

PPN 11% x DPP = 533,946 disetor dengan 411211 - 910/920/930


PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut = 24,270 disetor dengan 411128 – 423

Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.

910 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan APBN


920 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendahawaran APBD
930 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan Dana Desa.
Instansi pemerintah belanja BKP. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 yang harus dipungut?

Belanja termasuk PPN 11% 11,000,000 = nilai ini adalah 111%, karena ada PPN 11% x DPP

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 9,909,910 = 100/111 x belanja termasuk PPN
PPN 11% x DPP 1,090,090 = 11/111 x belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP
DPP + PPN = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 11%.

PPh Pasal 22 yang harus dipungut 148,649 = 1,5/111 x belanja atau 1,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 9,761,261 = DPP - PPh yang dipungut

PPN 11% x DPP = 1,090,090 disetor dengan 411211 - 910/920/930


PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 148,649 disetor dengan 411122 - 910/920/930

Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.

910 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan APBN


920 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendahawaran APBD
930 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan Dana Desa.
PPH 23
A Belanja makan minum dengan menggunakan jasa katering atau jasa boga, cukup dikenakan PPh 23 atas jasa katering dengan tarif sebesar 2%
dengan rekanan yang memiliki NPWP,
Dan tarif sebesar 4% dengan rekanan tanpa NPWP serta tidak dikenakan PPN karena Jasa Katering atau Jasa Boga dikecualikan dari pengenaan
PPN dan merupakan objek pajak daerah.

1 Belanja Penyediaan konsumsi / Jasa Katering (berapapun nilainya dikenakan PPH 23 tanpa PPN)
A. Rekanan memiliki NPWP : 2%
B. Rekanan Tidak memiliki NPWP : 4%

B Jasa Pemeliharaan dan Jasa Sewa

2 Pemeliharaan (Jasa Servis Komputer, Servis Printer, Perbaikan Peralatan) (berapapun Nilainya dikenakan PPH 23 dan PPN jika diatas Rp. 2 Juta)
A. Rekanan memiliki NPWP : 2%
B. Rekanan Tidak memiliki NPWP : 4%

3 SEWA ((Jasa Sewa Peralatan) (berapapun Nilainya dikenakan PPH 23 dan PPN jika diatas Rp. 2 Juta)
A. Rekanan memiliki NPWP : 2%
B. Rekanan Tidak memiliki NPWP : 4%

Info rinci dari sumber : https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-pemotongan-pajak-atas-belanja-makanan-dan-minuman-oleh-bendahara-pemerintah/detail/


Pembelian dari toko/warung berupa makan dalam tempat bukan catering, tapi dalam belanja barang
maka pajak yang dipungut adalah PPh 22 1,5% x jumlah bembayaran dan PPN jika diatas 2 Juta
Instansi pemerintah belanja JKP. Berapa PPN yang harus dipungut dan PPh Pasal 23 yang harus dipotong?

Belanja termasuk PPN 11% 11,000,000 = nilai ini adalah 111%, karena ada PPN 11% x DPP

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 9,909,910 = 100/111 x belanja termasuk PPN
PPN 11% x DPP 1,090,090 = 11/111 x belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP
DPP + PPN = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 11%.

PPh Pasal 23 yang harus dipungut 198,198 = 2/111 x belanja atau 2% x DPP
Uang yang diterima rekanan 9,711,712 = DPP - PPh yang dipotong
198,198
198,198
PPN 11% x DPP = 1,090,090 disetor dengan 411211 - 910/920/930
PPh Pasal 23 yang harus dipungut = 198,198 harus disetor dengan 411124 - 100/104

Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas PPN harus menggunakan NPWP rekanan, sedangkan PPh Pasal 23 menggunakan NPWP Instansi Pemerintah.

910 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan APBN


920 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendahawaran APBD
930 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan Dana Desa.

100 : selain PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
104 : atas jasa yang dibayarkan kepada WP dalam negeri.
Instansi pemerintah belanja BKP. Atas BKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 dipungut?

Belanja termasuk PPN 1% 11,000,000 = nilai ini adalah 101%, karena ada PPN 1% x DPP

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 10,891,089 = 100/101 x belanja termasuk PPN
PPN 1% x DPP 108,911 = 1/101 x belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP
DPP + PPN 1% = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 1%.

PPh Pasal 22 yang harus dipungut 163,366 = 1,5/101 x belanja atau 1,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 10,727,723 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong

PPN 1% x DPP = 108,911 disetor dengan 411211 - 910/920/930


PPh Pasal 22 yang harus dipungut = 163,366 disetor dengan 411122 - 910/920/930

Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.

910 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan APBN


920 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendahawaran APBD
930 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan Dana Desa.
Instansi pemerintah belanja JKP. Atas JKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 23-nya?

Belanja termasuk PPN 1% 11,000,000 = nilai ini adalah 101%, karena ada PPN 1% x DPP

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 10,891,089 = 100/101 x belanja termasuk PPN
PPN 1% x DPP 108,911 = 1/101 x belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP
DPP + PPN 1% = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 1%.

PPh Pasal 23 yang harus dipungut 217,822 =2/101 x belanja atau 2% x DPP
Uang yang diterima rekanan 10,673,267 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong

PPN 1% x DPP = 108,911 disetor dengan 411211 - 910/920/930


PPh Pasal 23 yang harus dipungut = 217,822 disetor dengan 411124 - 100/104

Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas PPN harus menggunakan NPWP rekanan, sedangkan PPh Pasal 23 menggunakan NPWP Instansi Pemerintah.

910 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan APBN


920 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendahawaran APBD
930 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan Dana Desa.

100 : selain PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
104 : atas jasa yang dibayarkan kepada WP dalam negeri.
Instansi pemerintah belanja JKP. Atas JKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Final Pasal 4 ayat (2)?

Belanja termasuk PPN 1% 11,000,000 = nilai ini adalah 101%, karena ada PPN 1% x DPP

DPP (Dasar Pengenaan Pajak) = 100% 10,891,089 = 100/101 x belanja termasuk PPN
PPN 1% x DPP 108,911 = 1/101 x belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP
DPP + PPN 1% = nilai belanja termasuk PPN 11,000,000 = Belanja termasuk PPN 1%.

PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut 54,455 = 0,5/101 x belanja atau 0,5% x DPP
Uang yang diterima rekanan 10,836,634 = DPP - PPh yang dipungut/dipotong

PPN 1% x DPP = 108,911 disetor dengan 411211 - 910/920/930


PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut = 54,455 disetor dengan 411128 – 423

Instansi Pemerintah harus membuat idbiling dengan login yang dimilikinya, memungut pajak dan menyetorkannya.
SSP atas kedua jenis pajak tersebut harus menggunakan NPWP rekanan.

910 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan APBN


920 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendahawaran APBD
930 : Untuk pembayaran pajak yang dipungut oleh Bendaharawan Dana Desa.
https://pajak.go.id/id/artikel/contoh-perhitungan-ppn-11-belanja-barang-instansi-pemerintah

Sen, 04 Apr 2022


Oleh: Amirul Mukminin, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Pada 29 Oktober 2021, pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang No 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Perubahan atas UU PPN berlaku mu

Tarif Umum
Tarif PPN naik dari 10% menjadi 11% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang berlaku 1 April 2022, kemudian menjadi 12% yang mulai berlaku paling lambat 1 Januari 2025.
Apakah DPP itu? Dalam Pasal 1 UU PPN, disebutkan bahwa DPP adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk m
Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pert

Dengan demikian sejak 1 April 2022 apabila instansi pemerintah membeli BKP/JKP, maka:
1. nilai yang terkandung dalam Belanja adalah 111%, bukan 110% lagi.
2. DPP adalah 100/111 x nilai belanja termasuk PPN, bukan lagi 100/110.
3. PPN yang harus dipungut adalah 11/111 x nilai belanja termasuk PPN, atau 11% x DPP.
4. PPh Pasal 22 yang harus dipungut adalah 1,5/111 x nilai belanja termasuk PPN atau 1,5% x DPP, apabila terhutang PPh Pasal 22. Tarif dua kali lipat apabila rekanan tidak punya
5. PPh Pasal 23 yang harus dipotong atas jasa adalah 2/111 x nilai belanja termasuk PPN atau 2% x DPP atau apabila terhutang PPh Pasal 23. Tarif dua kali lipat apabila rekanan tid
6. PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang harus dipotong kepada rekanan yang memiliki memenuhi kriteria sebagai wajib pajak berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018 adalah 0,5/111 x ni

Sebenarnya, Pasal 7 ayat (2a) UU HPP menyatakan bahwa batas peredaran bruto tidak kena pajak bagi orang pribadi pengusaha (Wajib Pajak Orang Pribadi Peraturan Pemerintah
Aturan ini tidak berlaku untuk Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi karyawan. Namun, sepanjang belum ada peraturan pelaksanaannya, maka instansi pemerintah te

Patut dicatat bahwa:


1. apabila PPN dihitung dengan 11/111, maka harus dikalikan nilai belanja termasuk PPN, bukan dikalikan DPP, tetapi apabila PPN dihitung dengan 11%, maka harus dikalikan DPP
2. apabila PPh Pasal 22 dihitung dengan 1,5/111, maka harus dikalikan nilai belanja termasuk PPN, bukan dikalikan DPP, tetapi apabila dihitung dengan 1,5%, maka harus dikalika
3. apabila PPh Pasal 23 dihitung dengan 2/111, maka harus dikalikan nilai belanja termasuk PPN, bukan dikalikan DPP, tetapi apabila dihitung dengan 2%, maka harus dikalikan DP
4. apabila PPh Final Pasal 4 ayat (2) dihitung dengan 0,5/111, maka harus dikalikan nilai belanja termasuk PPN, bukan dikalikan DPP, tetapi apabila dihitung dengan 0,5%, maka ha

Contoh 1:
Instansi pemerintah belanja BKP dengan total Rp11 juta dari Pengusaha Kena Pajak. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 111% karena di dalamnya ada PPN 11%.
b. DPP adalah 100/111 x Rp11 juta = Rp9.909.910.
c. PPN 11/111 x Rp11 juta = 11% x Rp9.909.910 = Rp1.090.090.
d. PPh Pasal 22 adalah 1,5/111 x Rp11 juta = 1,5% x Rp9.909.910 = Rp148.649.

Contoh 2:
Instansi pemerintah belanja JKP dengan total Rp11 juta rupiah dari Pengusaha Kena Pajak. Berapa PPN dan PPh Pasal 23 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 111%, karena di dalamnya ada PPN 11%.
b. DPP adalah 100/111 x Rp11 juta = Rp9.909.910.
c. PPN 11/111 x Rp11 juta = 11% x Rp9.909.910 = Rp1.090.090.
d. PPh Pasal 23 adalah 2/111 x Rp11 juta = 2% x Rp9.909.910 = Rp198.198.

Contoh 3:
Instansi pemerintah belanja BKP/JKP dengan total Rp11 juta rupiah. Rekanan adalah Pengusaha Kena Pajak, tetapi memiliki surat keterangan memenuhi kriteria sebagai wajib paj
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 111%, karena di dalamnya ada PPN 11%.
b. DPP adalah 100/111 x Rp11 juta = Rp9.909.910.
c. PPN 11/111 x Rp11 juta = 11% x Rp9.909.910 = Rp1.090.090.
d. PPh Final Pasal 4 ayat (2) adalah 0,5/111 x Rp11 juta = 0,5% x Rp9.909.910 = Rp49.550.

Tarif Khusus PPN


Ada kemudahan dan kesederhanaan PPN dengan tarif final untuk barang atau jasa kena pajak tertentu. Untuk kemudahan dalam pemungutan PPN, atas jenis barang/jasa tertent
Hal-hal penting yang harus dicatat apabila PPN-nya final 1% adalah :
1. nilai yang terkandung dalam Belanja adalah 101%.
2. DPP adalah 100/101 x nilai belanja termasuk PPN.
3. PPN yang harus dipungut adalah 1/101 x nilai belanja termasuk PPN, atau 1% x DPP.

Contoh 4:
Instansi pemerintah belanja BKP dengan total Rp11 juta rupiah. Atas BKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 22 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 101%, karena di dalamnya ada PPN 1%.
b. DPP adalah 100/101 x Rp11 juta = Rp10.891.089.
c. PPN adalah 1/101 x Rp11 juta = 1% x Rp10.891.089 = Rp108.911.
d. PPh Pasal 22 adalah 1,5/101 x Rp11 juta = 1,5% x Rp10.891.089 = Rp163.366.

Contoh 5:
Instansi pemerintah belanja JKP dengan total Rp11 juta rupiah. Atas JKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Berapa PPN dan PPh Pasal 23 yang harus dipungut?
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 101%, karena di dalamnya ada PPN 1%.
b. DPP adalah 100/101 x Rp11 juta = Rp10.891.089.
c. PPN adalah 1/101 x Rp11 juta = 1% x Rp10.891.089 = Rp108.911.
d. PPh Pasal 23 adalah 2/101 x Rp11 juta = 2% x Rp10.891.089 = Rp217.822.

Contoh 6:
Instansi pemerintah belanja BKP/JKP dengan total Rp11 juta rupiah. Atas BKP tersebut dikenakan tarif PPN final 1%. Rekanan memiliki Keterangan Memenuhi Kriteria Sebagai WP
a. Belanja Rp11 juta, ini berarti 101%, karena di dalamnya ada PPN 1%.
b. DPP adalah 100/101 x Rp11 juta = Rp10.891.089.
c. PPN adalah 1/101 x Rp11 juta = 1% x Rp10.891.089 = Rp108.911.
d. PPh Final Pasal 4 ayat (2) adalah 0,5/111 x Rp11 juta = 0,5% x Rp10.891.089 = Rp54.455.

Untuk memudahkan perhitungan, silakan unduh file “Cara Hitung Pemotongan dan atau Pemungutan Pajak” berikut yang disertakan dalam artikel ini. Bendahara tinggal memas

*)Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja
rhitungan pemotongan/pemungutan pajak oleh instansi pemerintah.
diatur selanjutnya dengan peraturan menteri keuangan. Istilah tarif PPN final tersebut dinyatakan dalam Penjelasan UU HPP, “ Perubahan materi … dan pengenaan tarif Pajak Pertambahan
melakukan pemungutan/pemotongan pajak.
n tarif Pajak Pertambahan Nilai final.”

Anda mungkin juga menyukai