Anda di halaman 1dari 7

Berdasarkan referensi dari DDTC, berikut contoh rekonsiliasi fiskal beserta jawabannya:

1. XYZ bergerak dalam bisnis perdagangan kain tenun dan merupakan wajib pajak badan yang
berdomisili di Solo, Jawa Tengah. Informasi dan data laporan keuangan komersial PT XYZ pada 2019
yakni sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):

Penjualan (termasuk penjualan kepada instansi pemerintah sebesar 200.000 dengan harga belum termasuk PPN)

Persediaan, 01-01-2019

Pembelian

Persediaan, 31-12-2019

Beban Operasional

Gaji

Beban tunjangan transportasi karyawan

Beban tunjangan makan

Beban pengobatan ditanggung perusahaan

Beban pelatihan karyawan

Beban seragam resepsionis

Beban sanksi administrasi pajak


Cadangan penghapusan piutang

Beban bunga pinjaman

Beban perjamuan tamu tanpa daftar nominatif

Beban listrik dan telepon

PBB dan Bea Materai

Penyusutan aset tetap

Premi asuransi

Bantuan kepanitiaan acara HR

Sumbangan ke yayasan

Pendapatan Lain-lain

Sewa kendaraan pada PT Mobil Nyaman (sudah dipotong PPN)

Keuntungan selisih kurs


Penerimaan kembali PBB yang dibebankan

Jasa giro Bank Bumi (sebelum dipotong PPN)

Pendapatan bunga deposito (sebelum dipotong PPN)

Laba neto penjualan dari Singapura (sebelum dipotong PPh negara sumber sejumlah 20 persen).

Keterangan lainnya:

Jenis Aset Tahun Pembelian

Gedung permanen 07-06-2015

Divisi IT 12-10-2016

 Penyusutan fiskal dengan metode garis lurus.

 Persediaan akhir dinilai dengan metode LIFO, sedangkan apabila dinilai dengan metode FIFO
sebesar Rp700.000.000.

 Membayar PPh pasal 22 sebesar (1,5% x Rp200.000.000) = Rp3.000.000

 Membayar PPh pasal 23 sebesar (2% x Rp10.000.000) = Rp200.000

 Membayar PPh pasal 25 selama 12 bulan untuk setiap masa pajak Rp5.000.000 selama tahun
2019.

Rekonsiliasi Fiskal untuk PT XYZ pada Tahun 2019

PT XYZ
Rekonsiliasi Fiskal Tahun Pajak 2019 (dalam satuan rupiah)

Koreksi Fiskal

Keterangan Menurut Komersial

Positif Negati

Penjualan 1.250.000,00

Harga Pokok Produksi (HPP):

Persediaan Awal 200.000,00

Pembelian 1.000.000,00

Persediaan Akhir 720.000,00 20.000,00

480.000,00

Penghasilan Bruto Usaha 770.000,00

Beban Operasional

Gaji 55.000,00

Beban Tunjangan transportasi karyawan 45.000,00


Beban tunjangan makan 45.000,00

Beban pengobatan ditanggung perusahaan 22.000,00 20.000,00

Beban pelatihan karyawan 15.000,00

Beban seragam resepsionis 12.000,00

Beban sanksi administrasi pajak 10.000,00 10.000,00

Cadangan penghapusan piutang 5.000,00 5.000,00

Beban bunga pinjaman 7.000,00

Beban perjamuan tamu tanpa daftar nominatif 10.000,00 10.000,00

Beban listrik dan telepon 24.000,00

PBB dan Bea Materai 3.000,00

Penyusutan aset tetap 40.000,00 5.000,00

Premi asuransi 10.000,00

Bantuan kepanitiaan acara HR 5.000,00 5.000,00


Sumbangan ke yayasan 8.000,00 8.000,00

Total Beban Operasional 275.000,00

Penghasilan Neto Usaha 495.000,00

Penghasilan di Luar Usaha:

Sewa kendaraan pada PT Mobil Nyaman (sudah


9.800,00 200,00
dipotong PPN)

Keuntungan selisih kurs 5.000,00

Penerimaan kembali PBB yang dibebankan 5.000,00

Jasa giro Bank Bumi (sebelum dipotong PPN) 2.000,00 2.000,00

Pendapatan bunga deposito (sebelum dipotong


1.000,00 1.000,00
PPN)

Total Penghasilan dari Luar Usaha 22.800,00

Beban dari Luar Usaha:

Laba Bersih Usaha dalam Negeri 517.800,00

Penghasilan dari Singapura 200.000,00


Penghasilan Kena Pajak 717.800,00

Menghitung PPh Pasal 29 PT XYZ untuk Tahun Pajak 2019

PPh Terutang (50% x 25%) x 758.000.000,00 (a)

Kredit pajak:

PPh Pasal 22

PPh Pasal 23

PPh Pasal 24 Kredit pajak maksimal di Singapura

– (200 juta/758 juta) x 94.750.000,00 = 25 juta

– 20% x 200 juta = 40 juta

PPh Pasal 25

Jumlah kredit pajak (b)

PPh Kurang Bayar (PPh Pasal 29) (a-b)

Anda mungkin juga menyukai