Anda di halaman 1dari 2

CABUT !!!

“ cerita tentang beberapa percobaan yang gagal dan berhasil milik teman-
teman”

JANGAN DITIRU!, KEGIATAN INI DILAKUKAN


DENGAN KEMAMPUAN DEWA!!!
(1.)
Pagi ini langit cerah sekali, menyambutku dengan penuh senyuman manis yang begitu manja.
Tapi, sayangnya aku tak pernah peduli dengan hal itu. Hari tu ada acara yang paling
membosankan intuk-ku yang memaksaku tetap hadir ditengah anak-anak yang nantinya kan
asik sendiri dengan dunia mereka. Aku adalah anak pondok pesantren, aku akan menceritakan
soal pondok pesantren-ku sesingkat mungkin. Pesantren-ku didirikan setelah pendiri-nya
mendirikan sekolah dengan nama yayasan ******** *****. Karena itu, asrama, sekolah kelas
pondok pesantren, dan sekolah kelas umum itu berbeda. Lanjut, aku berangkat ke sekolah hari
itu. Yayasan tersebut bukan hanya menerima siswa/I, dari anak-anak pondok pesantren saja.
Tapi, juga anak-anak yang tidak pondok pesantren. Itulah hal yang membuat-ku malas
bersekolah hari itu. Aku bukanlah anak yang bisa dengan teman mengikuti diri mereka atau
mudah terlarut pada sesuatu yang sedang model. Tapi bagi aku, aku adalah aku, dan mereka
adalah mereka. Aku bukan seorang yang anti social, dan itu adalah prinsip-ku sejak SD.
Aku memandang teman-temanku dengan tatapan bingung harus apa? Aku tak suka dan tak
pandai joget tik-tok seperti mereka. Beberapa yang lain sedang menonton lomba. Tapi, sudah
ku coba juga aku tak tertarik pada melihat lomba. Yang lain entah kemana. Bingung-ku itu juga
dirasakan teman-ku. Namanya{*****}, aku mengajaknya keluar. Awalnya kami hanya jajan di
sekitar sekolah saja. Tapi, kita malah keliling daerah dekat-dekat sekolah sambil jalan kaki,
awalnya aku ingin ke rumah nenek-ku yang ada didekat sekolah tapi aku tak berani. Lagi pula
aku tau kalau apa yang kulakukan ini bukan hal yang bisa dibenarkan. Kami berkeliling sekolah,
bolak-balik, ke daerah sana bahkan sampai ke daerah MRT karena memang dekat dari sekolah,
di dekatnya ada juga semacam swalayan besar berlantai 4. Itu adalah pusat perbelanjaan besar
sekelas mall. Dia senang walau aku mengajaknya sambil jalan kaki saja. Aku juga bahagia, dia
bahagia, kami ber-2 bahagia bersama walau kami tau kalau kami sampai ketahuan oleh orang-
orang di pondok pesantren aku akan dapat sanksi-nya. Tapi, rasanya lega. Setelah sekian lama
terkurung di dalam asrama dengan bangunan yg sama-sama lagi setiap hari. Akhirnya, kami bisa
menikmati hal-hal berbeda hari itu. KAMI BAHAGIA, bahkan rasanya tak ada larangan untuk
hari itu. Kami bahagia sampai kami melakukan itu hampir berkali-kali selagi ada peluang karean
banyak guru yang suka gak masuk tiba-tiba saat jadwal jam pelajaran. KAMI TETAP BAHAGIA….

(2.)

Anda mungkin juga menyukai