Subjek: pengangkut, yaitu orang yang menyelenggarakan pengangkutan
Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim barang, di mana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar ongkos angkutan. Pasal 1601 KUH Perdata: perjanjian pengangkutan merupakan perjanjian pemberian jasa. Oleh karena itu, perjanjian pengangkutan tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum kontra dan aturan-aturan hukum yang terkait dengan persoalan pengangkutan barang dan/atau orang. R. Subekti dalam bukunya Aneka Perjanjian mendefinisikan perjanjian pengangkutan sebagai suatu perjanjian di mana satu pihak menyanggupi untuk denga naman membawa orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain, sedangkan pihak yang lain menyanggupi akan membayar ongkosnya.1 R. Soekardono dalam buku Hukum Dagang Indonesia bahwa perjanjian pengangkutan adalah perjanjian timbal balik, pihak pengangkut yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang ke tujuan tertentu, sedangkan pihak lainnya, pengirim atau penumpang berkewajiban untuk membayar biaya pengangkutan. (refnya cari sendiri ya ak gapunya bukunya wkwkw) Dengan demikian, prinsip perjanjian pengangkutan bersifat timbal balik, di mana kedudukan pengirim dan pengangkut sama tinggi dan masing-masing memiliki hak dan kewajiban.2 Note: dari sini kekny mending langsung baca artikel di hukol aja (https://www.hukumonline.com/klinik/a/memahami-perjanjian-pengangkutan-melalui-darat-- laut--dan-udara-cl4856/), soale ini udh lebih spesifik ke contohnya pengangkutan laut, udara, dsb. Jadi tinggal pilih2 mau masukkin yang mana. Ketentuan perjanjian pengangkutan tidak terlepas dari ketentuan umum perikatan dala Buku III KUH Perdata dan KUHD. Perjanjian pengangkutan lebih spesifik selebihnya diatur dalam peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan moda transportasi yang digunakan.
HUBUNGAN HUKUM PENGANGKUT DENGAN EKSPEDITUR
Pasal 86 KUHD: ekspeditur adalah seorang yang pekerjaanya menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan dan barang-barang lain di darat atau di perairan. Ia diwajibkan membuat catatan-catatan dalam register harian secara berturut-turut tentang sifat dan jumlah barang-barang atau barang-barang dagangan yang harus diangkut, dan bila diminta, juga tentang nilainya. Antara pemilik barang dengan ekspeditur terdapat hubungan hukum perjanjian pengiriman barang. 1 R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2019), hal. 69. 2 Kartika Paramita, “Memahami Perjanjian Pengangkutan Melalui Darat, Laut, dan Udara,” https://www.hukumonline.com/klinik/a/memahami-perjanjian-pengangkutan-melalui-darat--laut--dan-udara- cl4856/, diakses pada tanggal 9 November 2023. Antara ekspeditur dengan pengangkut, terdapat hubungan hukum perjanjian pengangkutan. Antara ekspeditur dengan pengangkut ini, ekspeditur dapat bertindak “atas nama pemilik barang” dan juga bertindak “atas naa sendiri” 1. Dalam hal ekspeditur bertindak “atas nama pemilik barang”, hubungan hukumnya tunduk pada pemberian kuasa biasa (persis seperti makelar). 2. Dalam hal ekspeditur bertindak “atas nama sendiri”, hubungan hukumnya tunduk pada ketentuan hukum perjanjian komisioner. Note: ini tabel untuk mudahin bedain pedagang perantara Pemberian Kuasa Komisioner Makelar Bertindak untuk dan atas Bertindak untuk orang lain, Bertindak untuk dan atas nama orang lain tetapi atas nama sendiri nama orang lain Tidak diangkat dan Tidak diangkat dan Diangkat dan disumpah disumpah disumpah Tidak menjalankan Menjalankan perusahaan Menjalankan perusahaan perusahaan Terima upah jika Terima upah Terima upah diperjanjikan, atau cuma- cuma Tidak punya hak istimewa Punya hak istimewa Tidak ada hak istimewa