Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN MEDIA IKLAN BATIK SURABAYA

SEBAGAI UPAYA MEMPERKENALKAN


PRODUK BUDAYA LOKAL
Annisa Tiara Kurniasari ) Achmad Yanu Alif Fianto 2) Wahyu Hidayat 3)
S1 Desain Komunikasi Visual
ST MIK ST IKOM Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya. 60298
Email: 1)annisatiara1511@gmail.com, 2)ayanu@stikom.edu, 3)hidayat@stikom.edu

Abstract: Surabaya as the largest trading city in East Java has a cultural heritage that is worth
the Surabaya Batik. Surabaya Batik is characterized as the use of bright colors with motifs based
on the legend and the origin of the city of Surabaya. But not a lot of people in Surabaya itself is
aware of the existence of batik Surabaya. Therefore, it needs a medium in order to accommodate
all the information about batik Surabaya to int roduce local cultural products. The design using
observation, interview, literature, and documentation. The concept is used to direct the design of
the media is "Modern Culture". The concept is implemented to some advertising media such as
billboards, posters, magazines, newspapers, brochures and flyers as a supporting medium by
using manual drawing illustrations on the media.

Keywords: Design, Media advertising, Surabaya Batik, Modern culture.

Batik merupakan suatu perpaduan Menurut Kasali (2000) Iklan


antara seni (art) dan kerajinan (craft) pada merupakan sebuah pesan yang menawarkan
selembar kain dengan menggunakan teknik suatu produk kepada masyarakat melalui
pelapisan lilin secara tradisional. Batik adalah media. Dimana iklan lebih bersifat membujuk
warisan adiluhung bangsa Indonesia yang orang untuk mau membeli apa yang
sudah mendunia. Batik di Indonesia ditawarkan dalam iklan. Pembangunan citra
merupakan suatu keseluruhan teknik, yang kuat akan dapat membuat konsumen
teknologi, serta pengembangan motif dan memberi perhatian lebih pada produk s ehingga
budaya terkait, yang oleh UNESCO ditetapkan produk akan masuk dalam daftar pertimbangan
sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya konsumen sebelum membeli.
Lisan dan Non-Bendawi (Masterpieces of the Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri
Oral and Intangible Heritage of Humanity) khas tersendiri atas batik dimana batik tiap
sejak Oktober 2009 (Musman & Asti, 2011) daerah juga melambangkan masing-masing
Indonesia adalah negara yang terkenal dengan suku di Indonesia yang mengacu pada
budaya membatik dimana hampir dari setiap keanekaragaman. Hal tersebut menjadi
kota di Indonesia memiliki budaya membatik landasan untuk memilih suatu ikon yang
salah satunya adalah Batik Surabaya. Hanya berhubungan langsung dengan identitas
saja Batik Surabaya tidak terlalu diekspos oleh Indonesia sebagai objek dari penelitian.
Pemerintahan Kota Surabaya, sehingga banyak Berbeda dengan daerah-daerah lain
dari masyarakat Surabaya sendiri yang tidak seperti Yogyakarta yang sangat kental akan
tahu akan keberadaanya sebagai produk unsur budaya dan pariwisatanya. Surabaya
budaya lokal. Oleh karena itu tujuan dari bahkan dapat dibilang bukan suatu kota yang
penelitian ini diarahkan guna merancang memiliki tradisi membatik. Surabaya lebih
Media Iklan dari Batik Surabaya sebagai upaya dikenal sebagai kota bisnis dan dagang, yang
memperkenalkan produk budaya lokal. dipertegas dengan kata Sparkling Surabaya

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


sebagai branding kota. Selain itu juga semakin para orang tua dan kantoran serta dalam
banyak banguan toko dan pusat perbelanjaan menghadiri acara tertentu yang bersifat formal.
yang ada di kota Surabaya. Tetapi bukan Namun saat ini batik kembali digemari
berarti kota Surabaya tidak memiliki peluang dimasyarakat. Saat ini batik tulis khas
untuk ikut melestarikan apa yang menjadi Surabaya semakin diminati oleh kalangan
identitas dari Indonesia. menengah ke atas, dengan motif-motif khas
Surabaya merupakan salah satu kota diantaranya menonjolkan motif legenda dan
kosmopolitan, dimana penduduknya berasal kepahlawanan, motif semanggi, dan lain
dari berbagai daerah sebagai pendatang sebagainya. Hal ini dapat membuka peluang
sehingga adanya perpaduan budaya metropolis batik Surabaya mendapat aware dari
dengan budaya penduduk asli Surabaya yang masyarakat dan akan mendorong para
membuat Surabaya kaya akan budaya. Hal ini pengrajin batik untuk terus berkreasi
juga tercermin dalam motif batik yang menampilkan motif-motif baru, guna
diproduksi oleh para produsen batik di membidik konsumen misalnya Pegawai Negeri
Surabaya, yang sebagian besar pengrajin Sipil (PNS) atau yang diwajibkan memakai
batiknya berasal dari berbagai daerah (Anshori, batik pada hari Jumat.
2011). Ibu Hj. Putu Sulistiani Prabowo, adalah
Batik surabaya tidak seperti batik dari salah satu pengrajin batik surabaya. Saat
daerah pesisir lain yang jejak sejarahnya dapat ditemuni di galeri miliknya pemilik
ditelusuri. Batik Surabaya cenderung susah ³:RUNVKRS GDQ *DOHUL %DWLN 6XUDED\D´ \DQJ
karena dulunya adalah daerah transit ada di daerah Jemursari Utara Surabaya,
perdagangan. Menurut Bapak Lintu mengaku mampu menjual sekitar 200 lembar
Sulistyantoro seorang pengamat batik dan batik per bulan, dengan harga berkisar
Ketua dari Komunitas Batik se Jawa Timur Rp.650.000 per lembar kain katun dan sutera,
atau yang lebih dikenal dengan sebutan KIBAS Rp.6.000.000 untuk jenis sarimpit (busana
saat ditemui pada hari Selasa 6 Mei 2014, untuk laki-laki dan wanita).
menyatakan bahwa Batik Surabaya merupakan Wanita kelahiran Singaraja, Bali yang
sebuah produk baru yang dibuat oleh para telah menggeluti usaha batiknya sejak tahun
pengrajin batik di Surabaya. Motif yang 2004 dan kebanyakan dari konsumennya
diangkat juga seputar Surabaya. Sekilas batik adalah para ibu muda, serta pria dan wanita
Surabaya tampak tidak berbeda dengan batik diatas 25 tahun. Beliau mengatakan jarang
Madura atau Batik Jetis asal sidoarjo yang sekali anak muda yang membeli produknya.
sempat menjadi primadona di akhir dan awal Ditemui di Gallery Batik Surabaya miliknya
tahun 1900 dan merupakan pasar batik yang pada Selasa 15 April 2014, beliau berpendapat
cukup besar disaat itu, akan tetapi jika diamati hal ini dikarenakan belum dikenalnya batik
dengan detail maka akan tampak perbedaanya. Surabaya dikalangan anak muda usia 25 tahun
Batik Surabaya memiliki konsep warna yang ke bawah. Selain itu, pemerintah Surabaya
kuat dan berani. Selain itu batik Surabaya juga sendiri juga kurang mengekspos adanya batik
memiliki motif-motif khas seperti, kembang Surabaya.
semanggi, ayam jago dalam legenda Pernyataan yang sama juga dipaparkan
sawunggaling, perahu khas Surabaya, serta oleh Ibu Yuni, seorang staf bidang promosi di
iklan sura dan buaya yang juga merupakan Dinas Pariwisata Surabaya dalam wawancara
ikon dari kota Surabaya. pada Selasa 8 Maret 2014. Dikatakan bahwa,
Perkembangan zaman yang pesat saat selama ini memang belum ada kegiatan
ini, dan teknologi yang semakin maju promosi yang dirancang mengenai batik
membuat budaya barat masuk begitu mudah Surabaya. Dimana selama ini Dispar hanya
dan cepat diterima di mas yarakat. Hal tersebut melakukan kerjasama dengan para pengrajin
mempengaruhi gaya dan pola pikir dari dan pengusaha batik Surabaya untuk mengisi
masyarakat terutama kalangan anak muda yang pameran pada acara tertentu.
mulai melupakan budayanya sendiri. Dimana Tidak hanya Ibu Putu yang berpendapat
nilai-nilainya sudah mulai tergerus, bahkan bahwa kurang dieksposnya batik Surabaya
anak muda sendiri seperti enggan untuk membuat tidak banyak masyarakat yang tahu
menggunakan Batik, dan Batik dianggap akan keberadaanya. Hal yang sama juga
sebagai busana formal yang digunakan oleh dikeluhkan oleh Ibu Sance, juga salah seorang

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


pengrajin batik Surabaya yang mengawali menginformasikan secara efektif dan efisien
usahanya pada tahun 2010. Ditemui di kepada masyarakat, guna meningkatkan
kediamanya di daerah Benowo pada hari kesadaran akan keberadaan Batik Tulis
Kamis 10 April 2014, pemilik usaha batik Surabaya. Diharapkan dengan semakin
³6HPDQJJL´ LQL PHQXQMXNDQ EHEHUDSD SURGXN terkenalnya Batik Surabaya dapat menjadikan
batiknya seperti batik tulis berukuran 2 meter Batik Tulis Surabaya sebagai salah satu pusat
yang dibandrol dengan harga batik dan sandang yang terkenal, dengan
Rp.250.000/potong, batik cap, dan kreasi baru kualitas terjaga. Dengan dilakukanya
berupa tutup gelas yang dibalut dengan kain perancangan Media Iklan Batik Surabaya
batik, dimana dalam setiap desainya sebagai sarana informasi guna
menggunakan motif semanggi ini juga Memperkenalkan Produk Budaya Lokal.
mengeluhkan kesulitan mempromosikan
produknya. METODE PERANCANGAN
Sebagian besar masyarakat Surabaya Dalam penelitian ini dilakukan
sebagai konsumen batik memang pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
menggunakan batik sebagai bahan baku busana secara kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
modern. Busana yang digunakan oleh para pria prosedur penelitian yang menghasilkan data
dan wanita (Anshori, 2011) Fenomena ini berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan orang-orang dan perilaku yang diamati
untuk membuat Batik Surabaya berkembang Menurut Moleong (2004). Dimana hasil dari
dan lebih dikenal dimasyarakat seperti Batik metodologi ini diharapkan akan mampu
dari Madura dan Batik Jetis yang lebih dikenal menjabarkan secara mendalam tentang data
masyarakat. primer dan data sekunder dari objek yang
Belum adanya kegiatan iklan yang diteliti.
dilakukan sehingga Batik Surabaya kurang Penelitian ini dilakukan adalah dengan
dikenal dan diingat oleh calon konsumen. melakukan observasi, wawancara,
Meningkatkan kesadaran adalah suatu cara dokumentasi, studi eksisiting, kepustakaan dan
kerja untuk memperluas pasar brand, survey tanggapan konsumen (customer)
kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan .Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan
tingkah laku. Maka dari itu penting untuk tetap aktifitas, sehingga mengharuskan peneliti
melakukan sebuah promosi melalui sebuah mengumpulkan informasi yang detail dengan
media untuk memberikan informasi kepada menggunakan beragam prosedur pengumpulan
konsumen (Durianto,2004). data selama periode waktu tertentu.
Pada umumnya konsumen cenderung
membeli produk dengan brand yang sudah Teknik Pengumpulan Data
dikenalnya atas dasar kenyamanan, keamanan, Data yang telah dikumpulkan memiliki
dan lain-lain karena brand yang sudah dikenal peran yang sangat penting untuk dapat
dapat dipercaya (Durianto, 2004). Oleh sebab mengetahui secara garis besar tentang
itu sangat perlu adanya kegiatan iklan dari permasalahan yang dihadapi dalam
batik Surabaya untuk membangun dan perancangan. Data mengenai Batik Surabaya
mengangkat rasa aware terhadap produk. adalah data yang diperoleh dari hasil
Untuk membantu kegiatan iklan dari batik pengamatan langsung peneliti pada beberapa
Surabaya, perlu beberapa media untuk lingkungan para pengusaha batik Surabaya
menampung segala informasi yang akan sebagai sumber-sumber informasi serta Dinas
disampaikan seperti brosur, flyer, poster, iklan Pariwisata Surabaya yang berguna untuk
koran dan majalah, serta Billboard . Dengan mengetahui konsep awal yang akan
begitu masyarakan dan para calon konsumen ditampilkan pada media.
akan mampu mengingat suatu merek tertentu Adapun sumber data yang diperoleh
atau iklan secara spontan setelah dirancang terdiri dari data primer yang merupakan data
dengan kata-kata kunci. Kesadaran ini utama dalam penelitian serta data sekunder
digunakan sebagai salah satu indikator sebagai data pendukung. Adapun data primer
efektifitas pemasaran (Rochaety, 2005). dan sekunder yang digunakan dalam penelitian
Perancangan media iklan dan strategi ini dijabarkan sebagai berikut :
pemasaran inilah yang akan membantu

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


1. Data Primer batik Surabaya. Selama ini batik
Data primer diperoleh dari para informan Surabaya hanya dipromosikan melalui
yang berhubungan langsung dengan Batik even tertentu dan pameran.
Surabaya yang mengetahui secara pasti 3. Banyak dari masyarakat Surabaya sendiri
akan kondisi dan latar belakang objek yaitu yang bahkan tidak mengetahui akan
Dinas Pariwisata Surabaya, Para pengrajin adanya batik Surabaya.
batik Surabaya, serta beberapa informan 4. Sebenarnya batik Surabaya masih
terkait yang mengerti akan seluk beluk dari memiliki peminat dan penggemar yang
Batik Surabaya. cukup banyak terutama dari luar kota
2. Data Sekunder Surabaya, hal ini terbukti dengan tingkat
Data sekunder diperoleh dari buku-buku penjualan Batik Surabaya Saraswati yang
yang berkaitan langsung dengan objek terbilang stabil.
penelitian Tugas Akhir seperti, literature, 5. Batik Surabaya mengusung motif yang
artikel yang didapatkan dari koran maupun menjadi legenda dari kota Surabaya
website seperti Ikan Suro dan Boyo, Ayam Jago
dalam legenda Sawunggaling, hingga
Teknik Analisis Data ikon-ikon yang berhubungan langsung
Pada perancangan ini menggunakan dengan kota Surabaya. Serta
teknik analisis interaktif Miles dan Huberman menggunakan warna-warna cerah.
(Pawito, 2007). Teknik ini menggunakan tiga 6. Jika dilihat dari segi usia, peminat Batik
komponen yaitu; reduksi data, penyajian data, Surabaya memang kebanyakan adalah
dan penarikan serta pengujian kesimpulan para orang dewasa yang membutuhkanya
(Punch, 1998). sebagai busana formal. Namun saat ini
Reduksi data dimana peneliti Batik Surabaya mulai digemari oleh para
mengelompokkan dan meringkas data yang ibu muda dengan ekonomi menengah ke
diperoleh. Kemudian penyajian data dimana atas berusia 25 tahun keatas dalam
peneliti menyusun data (menjalin data atau memenuhi kebutuhanya akan busana
kelompok data yang satu dengan yang lain). (fashion).
Dan terakhir penarikan dan pengujian 7. Tidak adanya media yang menampung
kesimpulan yaitu implementasi dari prinsip informasi akan adanya batik Surabaya
induktif dengan mempertimbangkan pola-pola menyebabkan kurang dikenalnya batik
data yang ada dan kecenderungan dari Surabaya dikalangan anak muda.
penyajian data yang telah dibuat. 8. Batik Surabaya adalah merupakan batik
kontemporer yang keberadaan dan
Analisis Data Wawancara perkembanganya mengikuti kebutuhan
Dari data hasil wawancara yang telah dan perkembangan pasar.
digali dari beberapa narasumber terkait 9. Selama ini pemasaran batik Surabaya
diantaranya adalah Ibu Yuni dari bagian adalah dengan mengandalkan metode
Promosi di Dinas Pariwisata Kota Surabaya, marketing Word Of Mouth yang
Ibu Hj.Sance selaku pemilik Batik Semanggi dilakukan oleh para pengusaha batik
Surabaya, Ibu Hj.Putu Sulistyani selaku Surabaya.Namun metode ini juga
pemilik Batik Surabaya Saraswati, Bapak memiliki keunggulan dan kekuranganya
Lintu Tulistyantoro selaku Ketua Komunitas masing-masing.
Batik dan Kebaya Se-Jawa Timur (KIBAS)
serta Ibu Uswatun Hasanah selaku pemilik Analisis Studi Eksisting
batik gedog Sekar Ayu Tuban, dari beberapa Analisis studi eksisting dalam
wawancara yang telah dilakukan, maka perancangan tugas akhir ini adalah meliputi
dapat diperoleh hasil analisis sebagai berikut: analisis internal, yang berupa analisis media
1. Batik Surabaya adalah sebuah produk promosi dan analisis pembanding. Studi
batik baru yang dibuat oleh para eksisting juga dilakukan untuk mendapatkan
pengrajin batik di Surabaya. STP dan USP dari masing-masing objek. Dari
2. Selama ini memang belum adanya media observasi yang telah dilakukan, didapatkan
iklan ataupun promosi yang dibuat dan batik Madura sebagai competitor dari batik
menampung segala informasi tentang Surabaya. Studi kompetitor menjelaskan

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


tentang kemiripan suatu produk lain dengan
produk yang diangkat. Batik Madura dianggap
sebagai kompetitor paling kuat dari Batik
Surabaya. Karena selain Batik Madura yang
lebih dikenal di masyarakat, Batik Madura
juga memiliki kesamaan dengan Batik
Surabaya. Warna-warna yang digunakan
terbilang sama dengan warna-warna Batik
Surabaya yaitu merah, kuning, dan hijau muda.
Selain itu dimadura sendiri sudah sejak lama
dikenal sejumlah sentra kerajinan batik.
Gambar 1 Proses Penentuan Final Keyword
Misalnya saja Kabupaten Pamekasan yang
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
sejak lama dikenal sebagai salah satu sentra
batik.. Dari hasil analisis konsep yang telah
dilakukan ditemukanya konsep dari
Analisis Keyword/ Konsep perancangan yaitu ³0RGHUQ &XOWXUH´
Setelah melakukan berbagai penelitian .Memadukan antara modern yang menurut R.
guna merancang Media Iklan Batik Tulis Soekmono merupakan jaman dimana coraknya
Surabaya guna memperkenalkan produk ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dari barat.
budaya lokal seperti dari hasil observasi, Seperti halnya dengan karakreristik anak muda
wawancara, analisis swot, studi literatur serta dan termasuk Surabaya yang saat ini
dokumentasi barulah dari data yang diperoleh terpengaruh dan menyukai budaya luar yang
kemudian dianalisis untuk menemukan akan dipadukan dengan culture Batik Surabaya
beberapa kata kunci (keyword) yang kemudian sendiri. Dimana media akan dirancang dengan
akan dijadikan acuan dalam desain. menggabungkan kedua unsur tersebut guna
Dari hasil analisis observasi ditemukan mengubah persepsi anak muda tentang batik
beberapa keyword yaitu, inovasi, praktis, dan meningkatkan citra batik dikalangan anak
instan. Selanjutnya dari analisis STP muda.
ditemukan Modis, gengsi dan up to date.
Kemudian dari hasil analisis observasi dan Konsep Perancangan Karya
analisi STP yang telah dilakukan ditemukan
Modern. Dari analisis wawancara diperoleh
keyword dijaga, dilestarikan, warisan. Dari
analisis kepustakaan ditemukan peninggalan,
tradisional, dan tradisi sebagai kata kunci.
Selanjutnya dari hasil analisis hasil wawancara
dan kepustakaan diperoleh Culture. Dengan
positioning produk budaya lokal yang dapat
meningkatkan citra dan memberi kepuasan
tersendiri pada para konsumennya dalam
mengekspresikan gaya dan penampilan yang
diinginkan sehingga pengguna tidak lagi
terlihat kuno, maka diperoleh konsep ³0RGHUQ
&XOWXUH´
Gambar 2 Konsep Perancangan
Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Konsep Kreatif
1. Tujuan Kreatif
Untuk membuat sebuah perancangan
media iklan Batik Surabaya kepada masyarakat
yang sesuai dengan hasil analisis data dan
keyword sehingga diharapkan visualisasi yang
sesuai dengan konsep perancangan. Dengan

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


NRQVHS ³PRGHUQ FXOWXUH´, diharapkan disajikan haruslah dapat mengkomunikasikan
visualisasi dapat menggambarkan citra modern seluruh elemen yang ingin disampaikan dalam
dan menjual pada Batik Tulis Surabaya agar media. Karena media berbentuk media cetak
dapat menarik minat masyarakat. (verbal), secara garis besar elemen yang
digunakan terdiri dari beberapa konten pada
2. Strategi Kreatif tiap media diantaranya adalah :
Strategi kreatif visual yang digunakan a. Tagline yang dipergunakan dalam
adalah strategi premtive yang lebih perancangan media iklan Batik Surabaya
menonjolkan superioritas dari produk. Strategi DGDODK ³%HDXWLIXO $UW 2I 6XUDED\D´
ini sering digunakan oleh perusahaan yang Pemilihan headline tersebut berdasarkan
mempunyai produk sedikit. Strategi premtive pertimbangan untuk menyampaikan bahwa
merupakan strategi yang cerdik karena Surabaya yang bukan dikenal sebagai kota
menonjolkan superioritas dan merupakan seni juga memiliki suatu keindahan
pernyataan yang unik (Suyanto, 2005). Dalam kerajinan seni yang tertuang dalam
mengenalkan Batik Surabaya. keindahan motif dan corak warna pada
Menggunakan teknik manual drawing Batik Surabaya.
sebagai visualisasi figur sebagai upaya untuk b. Headline dari perancangan media iklan
dapat menimbulkan kesatuan estetika antara telah ditentukan dari pemilihan tagline
goresan canting dalam proses membatik ³%HDXWLIXO $UW 2I 6XUDED\D´, karena
dengan konsep modern yang ingin berdasarkan pertimbangan dan kesesuaian
ditampilkan. Pemilihan jenis huruf sans serif tagline dan headline yang dianggap telah
berdasarkan pertimbangan bahwa huruf ini menyatu dengan konsep Modern Culture,
memiliki ketebalan dan ketipisan yang sehingga dengan begitu tagline adalah
kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan headline. Hal ini didasari oleh
yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, dan pertimbangan yang bermaksud untuk
kuat. Keuntungan jenis font ini memiliki menyampaikan bahwa Surabaya yang
legibility yang baik dan fleksibel untuk semua terkenal sebagai kota dagang dan kota
media. (Rustan, 2011). pahlawan ternyata menyimpan keindahan
seni dalam goresan yang dituangkan pada
batik Surabaya.
c. Visualisasi yang ditampilkan adalah
mengacu pada bagaimana menggambarkan
batik Surabaya dengan pengemasan yang
dapat memberikan citra modern pada
penggunanya dengan penjabaran konsep
sebagai berikut :
Modern : Menurut R.Soekmono, modern
merupakan jaman dimana coraknya
ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dari
budaya luar. Divisualisasikan dengan
ilustrasi dengan figure seorang perempuan
dengan gaya kebarat-baratan. Warna kulit
Gambar 3 Rencana Implementasi Konsep putih sesuai dengan anggapan orang
Sumber: Hasil Olahan Peneliti Indonesia jika cantik itu yang berkulit
putih. Selain itu untuk memberikan kesan
3. Pemilihan Bentuk Visual modern pada Batik Surabaya juga dikemas
Dalam konteks penyampaian informasi dalam model baju yang dikenakan.
media yang digunakan adalah jenis media Culture : Budaya akan divisualisasikan
cetak dan sosial media sebagai media online dengan motif Batik Surabaya yg dikemas
pendukung. Bentuk visualisasi dan tatanan dalam busana. Selain itu juga adanya
layout secara keseluruhan merupakan hal visualisasi dari motif Batik Surabaya
paling utama yang harus diperhatikan untuk sebagai penguat dan pengenalan motif khas
dapat menarik perhatian dari para audience. Surabaya ayam jago dalam legenda
Oleh karena itu visualisasi gambar yang sawunggaling. Dalam setiap media yang

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


digunakan, berbagai ornament baik secara 1. Above The Line
visualisasi yang menggonakan teknis a. Billboard
manual drawing sebagai point of interest Billboard adalah media yang sangat
serta beberapa elemen grafis lainya mencolok dengan ukuranya yang relatif
dikemas secara kontemporer dan disajikan besar, serta penampilanya yang menarik.
untuk dapat memperkuat kesan eksotisme Penempatan yang strategis akan
dan keagungan dari art itu sendiri yang memudahkan masyarakat untuk
berpadu pada produk budaya lokal batik memangkap media ini. Billboard akan
Surabaya. digunakan di Tahun pertama setelah
d. Teknik fotografi juga digunakan dalam rancangan iklan selesai, untuk memberikan
perancangan media untuk dapat pemahaman dan menanamkan hal yang
menunjukkan gambaran estetika dan berhubungan dengan Batik Tulis Surabaya
produk budaya yang nyata dari batik untuk menumbuhkan kecintaan terhadap
Surabaya . Batik Tulis Surabaya. Ditempatkan
e. Font yang dipergunakan dalam ditempat-tempat yang di anggap strategis
perancangan media iklan Batik Surabaya dengan posisi horizontal ukuran 7m x 5m,
DGDODK MHQLV IRQW ³VDQ VHULI´ 3HPLOLKDQ yaitu di jalan-jalan protokol kota yang
jenis tersebut berdasarkan pertimbangan dilewati oleh berbagai kalangan audiens
san serif memiliki ketebalan dan ketipisan .Seperti Jln. Raya Darmo, Jln HR.
yang menjadikan kontras pada setiap huruf. Muhammad, Jln Basuki Rahmat, Jln
Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, Ahmad Yani, Jln Tunjungan.
tegas, dan kuat. Keuntungan jenis font b. Media Surat Kabar
tersebut memiliki legibility dan readibilty Media Surat kabar memiliki keunggulan,
serta fleksibel untuk semua media (Rustan, dimana secara geografis mampu mencakup
2011). Font yang digunakan dalam wilayah luas; nasional, regional, lokal.
perancangan media adalah Christoperhand, Selain harganya yang elatif lebih murah,
Eppitazio dan Bastardussans. media surat kabar juga bersifat ontime
f. Warna adalah satu hal yang sangat penting karena surat kabar terbit setiap harinya.
dalam menentukan respon orang, karena Promosi akan menggunakan Koran Jawa
warna adalah hal pertama yang dilihat oleh Pos sebagai media promosi dengan ukuran
seseorang. Setiap warna memiliki kesan, iklan 7 x 10mml fullcolor. Di gunakan
makna dan psikologi yang berbeda-beda seminggu sekali dengan pemilihan hari
(Nugroho, 2008: 1). Pada visualisasi, akan sabtu atau minggu, Selama 1 tahun setelah
dibentuk desain, elemen visual dan warna perancangan iklan selesai.
yang mengarah pada konsep modern c. Media Majalah
popular culture, yaitu warna-warna yang Media majalah dipilih karena segmen dari
soft dan memberi kesan elegant seperti media lebih spesifik. Media ini dirasa tepat
warna abu-abu dan biru sebagai karena kecenderungan pengguna tulis
penggambaran dari produk. Warna biru adalah ekonomi menengah ke atas, karena
terpilih dengan komposisi C: 81, M: 29, Y: memang harga dari batik tulis yang relatif
12, K: 0. Sedangkan untuk warna abu-abu lebih mahal. Kualitas cetak media yang
terpilih terbagi menjadi 3 warna dengan tergolong lebih baik, serta masa edar
masing masing komposisi untuk warna panjang dan kebanyakan media ini
abu-abu muda C: 12, M: 19, Y: 10, K: 0. dikoleksi oleh pembacanya. Sehingga
Komposisi warna abu-abu sedang C: 36, memungkinkan semakin banyaknya
M: 29, Y: 30, K: 0. Abu-abu tua dengan pembaca ganda. Untuk pengaplikasian
komposisi C: 61, M: 58, Y: 56, K: 32. iklan majalah akan menggunakan majalah
Femina dan Cosmopolitan, dimana akan
Perencanaan Media beriklan satu halaman penuh dari majalah
Media yang akan digunakan dalm yang dimana didalamnya berisikan
peranncangan adalah media Above the Line informasi tentang Batik Tulis Surabaya.
dan Below the Line dengan beberapa faktor Dimuat 1 x dalam seblan sesuai edar
pertimbangan, diantaranya adalah : majalah selama 1,5 tahun.

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


2. Below The Line
a. Brosur dan flyer Setelah terpilihnya satu sketsa atau gagasan
Alternatif media dengan memanfaatkan desain dari beberapa alternative kemudian
media brosur memiliki kelebihan yaitu divisualisasikan dalam bentuk digital dengan
waktu edar yang cepat dan penyebaranya beberapa beberapa perubahan selama
dapat langsung disebaran dan dibagikan prosesnya yang juga telah melalui proses
kepada audience sesuai dengan target. konsultasi dengan pihak-pihak terkait. Dalam
Brosur akan disebarkan di pusat desain billboard visualisasi figure remaja
berbelanjaan atau di outlet-outlet batik dan digambarkan dengan warna-warna cerah pada
busana batik (menjalin kerjasama). Dengan busana yang dikenakan, Batik tulis berada
ukuran brosur A4 lipat 3. Sedangkan untuk disisi sebelah kiri dengan posisi sejajar. Lalu
ukuran flyer adalah ukuran A5 full color. juga terdapat beberapa pilihan dari motif batik
b. Poster Surabaya, serta beberapa alamat sosmed
Poster merupakan bagian dari media ruang pendukung iklan
publik, dengan berbagai keunggulanya. 2. Media Surat Kabar
Poster akan berisi tentang informasi dari
Batik Tulis Surabaya dan akan diletakan di
tempat- tempat yang dianggap strategis
seperti, halte, outlet batik dan busana batik
(menjalin kerjasama), mading sekolah
kampus atau mall, halte bus dll. Digunakan Gambar 5 Media Surat Kabar
Selama 2 tahun dengan ukuran A3 desain Sumber: Hasil Olahan Peneliti
dan ilustrasi yang berbeda asetiap bulanya
agar tidak terjadi kejenuhan pada audience. Setelah terpilihnya satu sketsa atau
c. Social Media gagasan desain dari beberapa alternative
Pemilihan sosial media sebagai media iklan kemudian divisualisasikan dalam bentuk
tambahan dikarenakan dari hasil observasi digital dengan beberapa beberapa perubahan
dan wawancara yang telah dilakukan selama prosesnya yang juga telah melalui
peneliti menunjukan bahwa tingkat proses konsultasi dengan pihak-pihak terkait.
penggunaan internet khususnya sosial Dalam desain surat kabar visualisasi figure
media terbilang sangat tinggi di kalangan remaja digambarkan dengan warna-warna
anak muda sebagai target dari perancangan cerah pada busana yang dikenakan, Dengan
iklan. motif ayam jago dalam legenda sawunggaling
Promosi akan dilakukan dengan membuat sebagai latarnya. Batik tulis berada disisi
Sosial media diantaranya Facebook , sebelahkanan dengan posisi ditengah, dengan
Instagram dan Twitter, Digunakan Selama bodu copy beberapa pilihan dari motif batik
2 tahun dengan desain dan ilustrasi yang Surabaya.Lalu juga terdapat beberapa pilihan
berbeda setiap bulannya agar tidak terjadi dari motif batik Surabaya, serta beberapa
kejenuhan pada audience. Berisikan alamat sosmed pendukung iklan.
informasi terbaru tentang batik Surabaya 3. Media Majalah
serta beberapa artikel dan berita terbaru
seputar Surabaya.

IMPLEMENTASI KARYA
1. Media Billboard

Gambar 6 Media Majalah


Sumber: Olahan Peneliti
Dari terpilihnya satu sketsa atau
gagasan desain kemudian divisualisasikan
Gambar 4 Media Billboard kedalam bentuk digital dengan beberapa
Sumber: Hasil Olahan Peneliti perubahan selama prosesnya yang juga telah

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


melalui proses konsultasi dengan pihak-pihak 5. Flyer
terkait. Dalam desain iklan majalah
dibedakan menjadi 2 desaim tergantung pada
penempatan desain. Pertama adalah untuk
majalah remaja dan yang kedua untuk
majalah wanita. Pada desain pertama sebelah
kanan untuk majalah remaja visualisasi
figure remaja digambarkan dengan warna-
warna cerah pada busana yang dikenakan,
Batik tulis berada dibagian atas dengan
motif ayam jago debagai visualisasi penguat Gambar 8 Flyer
dibelakanganya. Selain itu juga terdapat Sumber: Hasil Olahan Peneliti
beberapa media sosmed sebagai media iklan
pendukunKedua untuk desain pada majalah Desain flyer dibedakan menjadi 2 desain
wanita, desain disesuaikan dengan tergantung pada tempat penyebaran flyer dan
penggunaak visualisasi figure yang tampak sasaran yang ingin dituju. Pertama adalah
lebih dewasa dan berwibawa. Penempatan untuk remaja dan eksekutif muda. Perbedaan
visualisasi figure berada di sebelah kiri ini di tandai dengan perbedaan dalam
bagian layout dengan latar belakang gambar visualisasi figure Pada desain pertama sebelah
dari ayam jago sebagai identitas media. kiri untuk majalah remaja visualisasi figure
Selain itu juga diberikan gambar beberapa remaja digambarkan dengan warna-warna
pilihan motif batik dari Batik Surabaya dan cerah pada busana yang dikenakan. Beberapa
tambahan beberapa media sosmed di pojok pilihan motif Batik Surabaya sebagai
kanan bawah sebagai media iklan gambaran variasi dan keanekaragaman produk.
mendukung. Selain itu juga terdapat beberapa media
4. Brosur sosmed sebagai media iklan pendukung.
Kedua untuk desain flyer yang menyasar
pada para eksekutif muda, desain disesuaikan
dengan penggunaan visualisasi figure yang
tampak lebih dewasa dan berwibawa.
Penempatan visualisasi figure berada di tengah
bagian layout dengan latar belakang gambar
Gambar 7 Brosur dari ayam jago sebagai identitas media. Selain
Sumber: Masil Olahan Peneliti itu juga diberikan gambar beberapa pilihan
Setelah terpilihnya satu sketsa atau motif batik dari Batik Surabaya dan tambahan
gagasan desain dari beberapa alternative beberapa media sosmed di pojok kanan bawah
kemudian divisualisasikan dalam bentuk sebagai media iklan mendukung
digital dengan beberapa beberapa perubahan 6. Poster
selama prosesnya yang juga telah melalui
proses konsultasi dengan pihak-pihak terkait.
Dalam desain brosur yang bersifat penyebaran
secara umum visualisasi figure remaja
digambarkan dengan warna-warna cerah pada
busana yang dikenakan dan diletakan dibagian
depan sebagai cover dari brosur, Batik
Surabaya dan slogan pada bagian kiri diletakan
diatas visualisasi figure, logo sparkling dan
penjelasan sekilas tentang Batik Surabaya. Gambar 9 Poster
Penjelasan tenatang beberapa pilihan Batik Sumber: Hasil Olahan Peneliti
Surabaya yang terdiri dari tiga pilihan yaitu Desain poster juga dibedakan menjadi 2
Batik Saraswati, Batik Mangrove, dan Batik desain tergantung pada penempatan poster dan
Semanggi. sasaran yang ingin dituju. Pertama adalah
untuk remaja dan eksekutif muda. Perbedaan
ini di tandai dengan perbedaan dalam

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014


visualisasi figure Pada desain pertama sebelah dan diperoleh beberap keyword seperti up
kiri untuk majalah remaja visualisasi figure to date, instan, warisan dan tradisi.
remaja digambarkan dengan warna-warna Selanjutnya dari beberapa keyword barulah
cerah pada busana yang dikenakan, Batik tulis GLWDULN VHEXDK NHVLPSXODQ \DLWX ³0RGHUQ
berada dibagian bawah dengan motif ayam &XOWXUH´ \DQJ NHPXGLDQ GLMDGLNDQ NRQVHS
jago debagai visualisasi penguat dalam perancangan media iklan.
dibelakanganya. 2. Dari konsep yang telah didapat barulah di
Kedua untuk desain poster yang jabarkan elemen-elemen yang sesuai untuk
menyasar pada para eksekutif muda, desain digunakan dalam media iklan batik
disesuaikan dengan penggunaan visualisasi surabaya. Pemilihan beberapa media yang
figure yang tampak lebih dewasa dan sesuai guna menarik perhatian dan
berwibawa. Penempatan visualisasi figure memperkenalkan Batik surabaya kepada
berada di tengah bagian layout dengan latar para anak muda sebagai target media
belakang gambar dari ayam jago sebagai seperti Billboard, Iklan Surat Kabar,
identitas media dengan tambahan beberapa Majalah, flyer, brosur, poster dan sosial
media sosmed di pojok kanan bawah sebagai media sebagai media online pendukung.
media iklan mendukung. 3. Menggunakan teknik manual drawing
sebagai upaya menciptakan suatu keselasan
7. Social Media dengan keindahan art goresan canting pada
batik yang masih menggunakan cara
tradisional berbeda dengan ilustrasi media
pada umumnya dirasa akan mampu
menarik perhatian.

DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Yusak & Kusrianto, Adi. 2011.
Keeksotisan Batik Jawa Timur: Memahami
Motif dan Keunikannya. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Durianto, Darmadi dkk. 2004. Brand Equity
Ten. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kasali, Renald. 2000. Membidik Pasar
Gambar 10 Sosial Media Indonesia, Segmentasi Targeting
Sumber: Hasil Olahan Peneliti Positioning. J Jakarta: Gramedia.
Beberapa tampilan sosial media (sosmed) Moleong, Lexy, J. 2004. Metodologi
yang digunakan dalam media iklan online dari Penelitian Kuantitatif Edisi Revisi.
Batik Surabaya. Menggunakan visualisasi Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda
gambar serta warna yang sama dengan media Karya.
lain. Pemilihan 3 media sosmed ini Musman, Asti & Ambar. 2001. Batik :
berdasarkan pada hasil wawancara dan Warisan Adiluhur Nusantara.
observasi penulis. Yogyakarta:G-Media.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi
KESIMPULAN kualitatif. Yogyakarta. LKIS.
1. Agar dapat memperkenalkan Batik Punch, K.F. (1998). Introduction to Social
Surabaya dikalangan anak muda perlu Research, Quantitative and Qualitative
adanya suatu media guna menampung Approaches. British: SAGE Publication
segala informasi didalamnya dengan Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul
melakukan beberapa tahap dalam Madjid Latief, 2007. Metodologi
perancangan seperti, melakukan Penelitian.
wawancara kepada para narasumber yang Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan
berkompeten di bidangnya, observasi Televisi Perusahaan Top Dunia.
langsung kepada para produsen batik Yogyakarta: Andi.
surabaya, Melakukan studi kepustakaan
serta dokumentasi yang kemudian dianalisa

Kurniasari, Fianto, Hidayat, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014

Anda mungkin juga menyukai