Anda di halaman 1dari 20

1 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Bab I
Al-Islam &
Kemuhammadiyahan

I. HAKIKAT MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da`wah Amar Ma`ruf Nahi
Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Muhammadiyah berasas Islam.

Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung


tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah membuat program, kegiatan,


dan amal usaha yang meliputi:

1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,


meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam
berbagai aspek kehidupan.

2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam


berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan
kebenarannya.

3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah,


hibah, dan amal shaleh lainnya.

4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kwalitas sumberdaya manusia


agar berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia.
2 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan,


mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni, serta
meningkatkan penelitian.

6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan


hidup yang berkwalitas.

7. Meningkatkan kwalitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya


alam dan lingkungan untuk kesejahteraan.

9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dalam berbagai bidang dan


kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.

10.Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara.

11.Membina dan meningkatkan kualitas dan kwantitas anggota sebagai


pelaku gerakan.

12.Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk


menyukseskan gerakan.

13.Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran, serta


meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat.

14.Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan


Muhammadiyah.
3 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Bab II
ORGANISASI OTONOM (ORTOM)
MUHAMMADIYAH
(SK PP Muhammadiyah No.92/KEP/I.O/B/2007)

Organisasi Otonom adalah satuan organisasi yang berkedudukan di


bawah persyarikatan. Ada dua kategori organisasi otonom, yaitu yang
umum dan yang khusus:

a. Yang umum adalah ortom yang anggotanya belum seluruhnya anggota


Muhammadiyah;

b. Yang khusus adalah ortom yang seluruh anggotanya anggota


Muhammadiyah dan diberi wewenang menyelenggarakan amal usaha
yang ditetapkan oleh Pimpinan Muhammadiyah dalam koordinasi
Unsur Pembantu Pimpinan yang membidanginya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku tentang amal usaha tersebut.

1) Ortom umum yaitu Hizbul Wathan, Nasyiatul `Aisyiah, Pemuda


Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah, dan Tapak Suci Putera
Muhammadiyah.

2) Ortom khusus ialah `Aisyiah.

Pembentukan Orgaisasi Otonom ditetapkan oleh Tanwir atas usul


Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan dilaksanakan dengan keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Organisasi Otonom Khusus ditetapkan dengan keputusan Pimpinan


Pusat Muhammadiyah.
4 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Pembentukan Organisasi Otonom pada tingkat masing-masing , selain


PImpinan Pusat, dibentuk oleh Pimpian Organisasi Otonom satu tingkat
di atasnya dengan rekomendasi Pimpinan Persyarikatan setingkat.

Fungsi/tugas Ortom adalah:

1. Membentuk dan membina kader Persyarikatan.

2. Membina warga Muhammadiyah dan membimbing kelompok


masyarakat tertentu dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

3. Mengembangkan Persyarikatan.

Wewenang Ortom adalah mengatur rumah tangganya sendiri yang


dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Tangga masing-masing
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Muhammadiyah.

***

Bab III
5 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

SEJARAH SINGKAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

1. Didirikan di Yogyakarta tanggal 6 Rabi`ul Awwal 1336 H/18 Desember


1918 M oleh K.H.A.Dahlan.

2. Pada masa penjajahan Jepang organisasi kepanduan (termasuk HW)


dilarang.

3. Pada masa Kemerdekaan HW bangkit lagi.

4. Pada tahun 1945 HW bergabung dengan Pandu Rakyat Indonesia


(keputusan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Solo 27-29
Desember 1945 di Solo).

5. Pada tanggal 29 Januari tahun 1950 HW berdiri sendiri ( Keputusan


Kongres Pandu Rakyat ke-2, 20-22 Januari 1950 di Yogyakarta)

6. Pada tahun 1961 HW begabung dengan Pramuka (Keputusan Presiden RI


No.238 th.1961).

7. Pada tahun 1998 Sidang Tanwir Muhammadiyah di Semarang menetapkan


Kebangkitan Kembali Kepanduan HW.

8. Pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H/18 November 1999 M HW dibangkitkan


lagi oleh PP Muhammadiyah dngan SK No. 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999.

9. Tahun 2000 keluar instruksi PP MUhammadiyah No.VI/B/1.A/58/2000


tentang pembentukan Kepanduan HW kepada PWM, PDM, dan PCM di
seluruh Indonesia.

10.Pada tahun 2001 keluar SK PP Muhammadiyah No. 81/KEP/1.0/B/2001


tentang tanfidz Keputusan Rakernas Majlis Dikdasmen 2001, yang isinya di
antaranya:
6 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

a. Memantapkan keberadaan dan pembinaan Ikatan Remaja


Muhammadiyah (sekarang IPM) dan Hizbul Wathan (HW) di lingkungan
DIKDASMEN Muhammadiyah.

b. Kepala Sekolah berkewajiban membina/mengembangkan Hizbul Wathan


(HW)/Ikatan Remaja (Pelajar) Muhammadiyah di sekolahnya masing-
masing.

c. Mengubah Pramuka menjadi HW di setiap jenjang dan jenis sekolah.

11.Pada tahun 2008 keluar SK Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah No.


128/KEP/1.4?F/2008

Tentang Panduan Pembinaan Organisasi Otonom (ortom) di Sekolah


Muhammadiyah, yaitu:

a. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

b. Kepanduan Hizbul Wathan (HW)

c. Tapak Suci Putera Muhammadiyah

111. Instruksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor:


579/INS/I.0/B/2011 tentang Pembentukan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan,tanggal 06 Dzulqa’dah 1432 H/04 Oktober 2011 M.
7 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Bab IV
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Gerakan Kepanduan HW adalah Organisasi Otonom (ORTOM)


Muhammadiyah, sebagai salah satu wadah pengkaderan yang efektif bagi
anak, remaja dan pemuda , sehingga kelak sanggup dan mampu menjadi
kader bangsa, ummat, negara, dan persyarikatan.

Adapun fungsi/tugasnya adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi anak, remaja, dan


pemuda dengan prinsip dasar dan metode kepanduan yang menarik,
menyenangkan, dan menantang. Pendidikan dan laihan terutama
dilakukan di alam terbuka.

2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi orang dewasa yang


akan berhadapan (dengan peserta didik (pelatih)

3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi orang dewasa yang


akan berkiprah di Kwartir dan Qabilah.

4. Menyelenggarakan latihan-latihan khusus/keterampilan sesuai dengan


kebutuhan.

5. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta kepada persyarikatan,


tanah air, dan bangsa.

6. Membina dan memelihara ukhuwah insaniyah, nasabiyah/syihriah,


wathaniyah, diniyah, dan imaniyah.
8 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

7. Menumbuhkan rasa percaya diri, kreatif, inovativ, disiplin, dan


bertanggug jawab.

CIRI KHAS GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai ciri khas yaitu Prinsip


Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan.

1. Prinsip Dasar Kepanduan Hizbul Wathan adalah:

a. Pengamalan aqidah Islamiah;

b. Pembentukan dan pembinaan akhlaq mulia menurut ajaran Islam;

c. Pengamalan kode kehormatan pandu.

2. Metode Kepanduan

a. Pemberdayaan peserta didik lewat sistem beregu;

b. Kegiatan dilakukan di alam terbuka;

c. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan


menantang;

d. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;

e. System satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan


pandu puteri.

KODE KEHORMATAN GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL


WATHAN

Kode kehormatan adalah norma yang mengikat dan membentuk seorang


pandu sehingga menjadi hamba Allah yang sesungguhnya. Kode
Kehormatan Pandu HW terdiri dari Janji dan Undang-Undang.

A. Janji Pandu Athfal sebagai berikut:

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan


9 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

sungguh-sungguh:
1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah;

2. Selalu menurut Undang-Undang Athfal, dan setiap hari berbuat


kebajikan.

Pengucapan dimulai dengan membaca Basmalah dan Dua Kalimat


Syahadat beserta artinya.

B. Undang-Undang Pandu Athfal

1. Athfal itu selalu setia dan berbakti pada ayah dan bunda;

2. Athfal itu selalu berani dan teguh hati.

C. Janji Pandu Pengenal, Penghela, dan Penuntun

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan

sungguh-sungguh:

1. Setia mengerjakan kewajiban saya kepada Allah, Undang-Undang


dan Tanah Air;

2. Menolong siapa saja semampu saya;

3. Setia menepati Undang-Undang Pandu HW.

Pengucapan dimulai dengan membaca Basmalah dan Dua Kalimat


Syahadat dengan artinya.

D. Undang-Undang Pandu HW

Satu, HW selamanya dapat dipercaya;

Dua, HW setia dan teguh hati;

Tiga, HW siap menolong dan wajib berjasa;

Empat, HW cinta perdamaian dan persaudaraan;

Lima, HW sopan santun dan perwira;


10 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Enam, HW menyayangi semua makhluk;

Tujuh, HW siap melaksanakan perintah dengan ikhlas;

Delapan, HW sabar dan bermuka manis;

Sembilan, HW hemat dan cermat;

Sepuluh, HW suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

SYARAT KENAIKAN TINGKAT (SKT) DAN SYARAT


KECAKAPAN PANDU (SKP)

Syarat Kenaikan Tingkat (SKT) adalah syarat minimal yang harus


ditempuh oleh peserta didik untuk memperoleh tanda kenaikan tingkat
(TKT), dan Syarat Kecakapan Pandu (SKP) adalah syarat yang harus
ditempuh untuk memperoleh Tanda Kecakapan Pandu (TKP) sesudah
peserta didik itu memperoleh Tanda Kenaikan Tingkat.

Untuk memperoleh tanda-tanda tersebut peserta didik harus menempuh


ujian kenaikan dan ujian kecakapan.

a. Tingkatan (kelas) dalam Pengenal ada dua, yaitu;

1. Pengenal Purwa

2. Pengenal Madya

3. Pengenal Utama

b. Tingkatan (kelas) dalam Penghela ada dua, yaitu;

1. Taruna Melati I

2. Taruna Melati II.

Adapun kecakapan pandu tidak terbatas.

JENIS-JENIS PERTEMUAN &UPACARA DALAM GERAKAN


KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
11 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Pertemuan & upacara adalah serangkaian kegiatan yang ditata dengan


baik, dilaksanakan dengan tertib dan khidmat, sehingga terbentuk
kebiasaan sebagai langkah terwujudnya budi pekerti yang baik.

Setiap satuan mempunyai jenis-jenis pertemuan & upacara sendiri, baik


bentuk, sifat, dan cara-caranya. Semua dilakukan secara sederhana,
praktis, teratur, khidmat.

Adapun Jenis pertemuan & upacara dalam Kerabat Penghela adalah


sebagai berikut:

Pertemuan Berkala

1. Di Kerabat Penghela.

2. Di Bina Karya Mandiri.

3. Di Qabilah.

4. Di Dewan Syugli.

5. Di Kwartir (Cabang, Daerah, Wilayah, dan Pusat)

Jenis-jenis Upacara

1. Upacara penerimaan tamu.

2. Upacara penerimaan calon anggota.

3. Upacara kenaikan tingkat.

4. Upacara penerimaan tanda kecakapan.

5. Upacara pembukaan dan penutupan latihan.

6. Upacara penerimaan tanda penghargaan

7. Upacara pindah satuan

Bab V
12 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

AL-ISLAM
IBADAH PRAKTIS
(THAHARAH DAN SHALAT)

ADAB BERGAUL

Kehidupan bermasyarakat memerlukan adab dalam


pergaulan/berkomunikasi dengan sesama anggotanya. Hal ini sangat
perlu untuk menjaga kehormatan setiap orang atau golongan.

Setiap bangsa akan tetap jaya dan terhormat apabila bangsa itu memiliki
akhlaq mulia (beradab). Bila akhlaqnya hilang, maka hancurlah bangsa
itu.

 Adab waktu berbicara

1. Hadapkan wajah kepada yang diajak bicara.

2. Dengarkan perkataan orang yang mengajak bicara.

3. Cukupkan suara sesuai dengan kebutuhan pendengar.

4. Ucapkan kata-kata yang mudah dimengerti, baik, dan benar.

5. Pikirkan dulu apa yang akan dikatakan.

6. Pembicaraan ringkas, tepat sasaran.

7. Jangan mengejek, menghasut, memperolok-olok, ghibah, dll.

8. Jangan memasukkan tangan ke dalam saku.

9. Jangan menjulurkan kaki ke arah yang diajak bicara.

10.Jangan terus-menerus melihat jam tatkala berbicara.

11.Jangan mengatakan tidak, tetapi katakanlah baik, tetapi….


13 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

12.Jangan meninggalkan pembicara, sebelum pembicaraannya selesai,


kecuali setelah mendapat izin.

BARIS-BERBARIS (PRAKTIK)

Hubungan/kaitan baris-berbaris dengan pelaksanaan shalat dan keperluan


hidup lainnya, seperti : kesehatan, ketepatann waktu, keterampilan,
kerapihan dll.(Praktek)

KEPEMIMPINAN ORGANISASI

Organisasi adalah sekelompok manusia yang mempunyai tujuan yang


sama, paham yang sama, dan ada kerja sama.

Untuk mencapai tujuan kenalilah sekelompok orang dalam organisasi itu.


Seorang pengenal/penghela wajib menjadikan tujuan Kepanduan
Hizbul Wathan menjadi tujuan pribadinya, supaya tahu kemana bergerak,
dan untuk apa bergeraknya itu. Karena itu ia harus tahu struktur
organisasi.

Struktur organisasi dapat dibagi menurut fungsi-fungsinya/tugas-


tugasnya dan menurut resortnya (mengingat tersebarnya anggota)

Untuk mengetahui tujuan dan tugas setiap anggota wajib membaca dan
memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasinya.

 Pemimpin organisasi (HW) wajib:


1. Ittiba (mengikuti) kepemimpinan Rasulullkah saw.
2. Menggali apa yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
3. Jujur.
4. B ersungguh-sungguh/semangat.
5. Sehat dan kuat.
6. Ramah tamah.
7. Integriti.
8. Kemahiran dalam pekerjaan.
9. Tegas dalam memutuskan.
10.Cerdas.
14 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

11.Cakap menyampaikan informasi (mengajar)


 Tipe-tipe Pemimpin
1. Otokratis
2. Militeristis
3. Paternalistis
4. Kharismatis
5. Demokratis

Bab VI
MANAJEMEN ORGANISASI
15 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Tujuan yang maksimal, harus dicapai secara efisien (irit) . Untuk itu
diperlukan pola kerja yang meliputi lima hal, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian (organizing)

3. Pembagian tugas (directing)

4. Pengkoordinasian (coordinating)

5. Pengawasan (controlling)

Keterangan:

1. Perencanaan

Perencanaan ialah apa yang harus saya kerjakan dan bagaimana

( what shall be done and how). Gunanya ialah supaya tujuan berhasil
dengan baik, dan mencegah pemborosan.

Untuk membuat rencana harus ada lima faktor, yaitu: tenaga,


benda/uang, pikiran, ruang, dan waktu.

Salah satu cara membuat rencana adalah dengan mengemukakan


pertanyaan sbb.:
a. Apa (what)
b. Mengapa (why)
c. Kapan (when)
d. Di mana (where)
e. Siapa (who)
f. Bagimana (how)
Setelah itu kemudian adakan kegiatan sebagai berikut:
a. Penelitian
b. Analisis
c. Ramalan
16 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

d. Ambil keputusan
2. Pengorganisasian ( susunan organisasi : ketua, sekretaris, dsb.)
3. Pembagian tugas
Jelaskan tugas masing-masing:
a. Apa tugasnya
b. Kepada siapa berhubungan
c. Kepada siapa bertanggung jawab . Bawahan harus tahu siapa
atasannya . Kalau atasan berhalangan harus mewakilkan
(delegation of authority)
d. Jangan sampai terjadi perintah dari dua orang. Ingat asas “unity of
command”.
4. Koordinasi
Koordinasi berguna untuk mengompakkan pekerjaan, caranya:
a. Rapat-rapat
b. Ada buku pedoman organisasi
c. Adanya surat edaran
d. Pembentukan panitia
e. Ada wawancara (interview) kapada bawahan
5. Pengawasan
a. Penelitian (pencacahan) apakah rencana telah dilaksanakan atau
belum;
b. Kalau belum, apakah sudah ada tindakan
Untuk mencegah adanya kekeliruan dapat dilakukan cara-cara sbb.:
1) Pengawasan sebelum terjadi kesalahan ( preventif). Ini harus
lebih banyak dilakukan.
2) Masalah sudah terjadi tinggal mengontrol/verifikasi(refresif).
Pengawasan dapat dilakukan dari luar (extern), dan dari dalam
(intern).

Bab VII
MENULIS EFEKTIF
17 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

Menulis efektif (tepat guna) diperlukan di antaranya waktu membuat


laporan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Tujuan penulisan harus jelas.
2. Tulisan harus setingkat.
3. Tulisan harus teliti.
4. Tulisan harus tertib.
5. Tulisan harus obyektif.

Langkah-langkah yang harus ditempuh:


1. Ketahui persoalannya.
2. Kumpulkan fakta dan keterangannya.
3. Kumpulkan cara pemecahan yang akan digunakan.
4. Pilih cara pemecahan yang terbaik.
5. Bentuk struktur (out line) tulisan:
a. Pendahuluan
b. Inti/pokok
c. Kesimpulan
d. Lain-lain

Bab VII
BERBICARA DI DEPAN UMUM
Seorang pemimpin selain pandai menulis juga harus cakap berbicara
di depan umum atau pidato(penyajian lisan).

Dalam hal ini diperlukan hal-hal sebagai berikut:


18 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

1. Penguasaan bahasa yang benar dan baik;


2. Keberanian;
3. Ketenangan;
4. Sanggup bereaksi cepat dan tepat;
5. Sanggup menyampaikan gagasan secara tepat dan teratur;
6. Bersikap dan bergerak tidak kaku.
7. Dapat memilih beberapa cara:
a. Serta merta (impromptu), berdasarkan kebutuhan sesaat.
b. Menghafal. Materi ditulis (teks), kemudian dihafal.
c. Tersedia naskah, kemudian dibaca.
d. Tanpa pesiapan naskah (ekstemporan). Dibuat catatan-catatan
penting, kemudian diurutkan.
8. Persiapan penyajian:
a. Meneliti masalah: menentukan maksud, menganalisis
pandangan dan situasi, memilih dan menyempitkan topik.
b. Menyusun uraian: mengumpulkan bahan, membuat kerangka
uraian, menguraikan secara rinci (mendetail).
c. Mengadakan latihan.

Bab VIII
STRUKTUR ORGANISASI
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Struktur organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibuat secara


vertical dan horizontal.
1. Secara vertical sebagai berikut:
19 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

a. Di tingkat pusat disebut Kwartir Pusat


b. Di tingkat wilayah (propinsi) disebut Kwartir Wilayah
c. Di tingkat daerah(kabupaten/kota) disebut Kwartir Daerah
d. Di tingkat cabang (kecamatan) disebut Kwartir Cabang
e. Di Tingkat ranting (kelurahan, sekolah, asarama,pemukiman) disebut
Qabilah
2. Secara horizontal terdiri dari departemen, bidang, seksi, bagian.

BAHAN
20 Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan DKI Jakarta 2011

LATIHAN KEPEMIMPINAN PENGENAL


DAN PENGHELA

Dikeluarkan Oleh:
Kwarwil Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
DKI Jakarta
Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai