Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL BISNIS

PEMBESARAN UDANG VANAME (Panaeus vannamei) DI CV. EKA JAYA,KECAMATAN


KAUR SELATAN, KABUPATEN KAUR, PROVINSI BENGKULU

Oleh:
YOGHI RHAMADONA

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2023/2024
BAB I
ANALISIS PELUANG USAHA

1.1 Latar Belakang


Udang vaname dipilih karena memiliki beberapa keunggulan yaitu masa pemeliharaan yang
pendek, pertumbuhan cepat, ukuran seragam, kelangsungan hidup tinggi dan padat tebuh tinggi.
Selain itu, udang vaname mempunyai beberapa keunggulan komparatif dibandingkan dengan
jenis udang budidaya lainnya, yaitu sintasan udang tinggi (> 70 %), tersedianya benur yang
berkualitas, Spesific Phatogen Free (SPF), dapat dibudidayakan dengan padat tebar tinggi, tahan
terhadap penyakit serta konversi pakan rendah (Sunarto & Sadikin, 2018). Budidaya udang
vaname dengan sistem intensif, dicirikan dengan padat tebar yang cukup tinggi, yaitu antara
100-250 ekor/m2, penggunaan kincir air, pemasangan biosecurity, pengelolaan kualitas air,
penggunaan pakan komersil dengan kandungan protein yang tinggi, penggunaan probiotik dan
alat-alat pendukung lainnya (Supono, 2017).
Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera antara 10101’
– 103046’ Bujur Timur dan 2016’ – 3031’ Lintang Selatan, membujur sejajar pegunungan Bukit
Barisan dan menempati wilayah seluas 1.991.933 ha atau 19.919,33 km2. Wilayah Pesisir
Provinsi Bengkulu terletak di bagian barat Pulau Sumatera menghadap langsung ke Samudera
Hindia, dengan panjang garis pantai 525 km (Caniago & Johan, 2020).
Selain potensi perikanan tangkap, Provinsi Bengkulu juga memiliki potensi perairan
umum (sungai, danau, waduk dan rawa). Luas potensi 36.330 Ha, produksi lestari 18.150 ton/Ha
baru dimanfaatkan 1.769,40 ton, dan potensi perikanan budidaya di wilayah pesisir terutama
tambak udang yaitu seluas 5.213 Ha yang baru dimanfaatkan ± 1200 Ha. Udang vaname
(Penaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan laut yang memiliki nilai
ekonomis tinggi baik di pasar domestik maupun global, dimana 77 % diantaranya diproduksi oleh
negara-negara Asia termasuk Indonesia (Dahlan et al., 2017). Udang vaname merupakan salah
satu komoditas perikanan yang sedang terus dikembangkan dalam usaha budidaya tambak
dalam negeri maupun luar negeri, karena produktivitasnya yang tinggi serta meningkatnya
permintaan pasar akan komoditas ini di luar negeri. (Ismail et al., 2021).
Bengkulu merupakan daerah pesisir yang mampu memproduksi udang vaname sebanyak
2.453.000 kg per tahun dengan nilai produksi sebesar Rp 147.180.000.000. Berdasarkan data
statistik Dinas Perikanan Kaur tahun 2018 kegiatan budidaya laut atau udang memiliki potensi
sebesar 1200 Ha dengan luas pemanfaatan sebesar 64,68 Ha. Jumlah produksi dari kegiatan
budidaya laut atau udang mencapai 1.072 ton (Yuristia et al., 2023).
Untuk mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan pasokan udang dan
memaksimalkan peluang yang ada, maka diperlukan keterampilan dan pemahaman yang
mendalam tentang teknik pembesaran udang vaname. Dengan demikian, penulis tertarik
mengambil judul “Usaha Pembesaran Pembesaran udang vaname (Panaeus vannamei) di
CV. Eka Jaya Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu”.

1.2 Spesifikasi Produk atau Jasa


Udang yang diproduksi yaitu udang vaname yang dibudidayakan dengan
menggunakan sistem intensif yang merapkan CBIB (cara budidaya ikan yang baik)
sehingga menghasilkan udang yang berkualitas tinggi, aman dan segar. Ukuran standar
udang yang diproduksi bervariasi, yaitu antara size 30 – 80 ekor/kg.

1.3 Keunggulan dan Nilai Tambah Produk/Jasa


No Fitur yang Dimiliki oleh Keunggulan yang Dimiliki
Produk/Jasa

1 Menerapkan CBIB Mengasilkan udang yang berkualitas


dan aman untuk dikonsumsi

2 Menjaga kesegaran dan mutu udang Udang tetap segar, hingga sampai
ke tangan konsumen

1.4 Analisis Potensi Permintaan Pasar


N Variabel yang Diamati Sumber Perkiraan Perkiraan
o Rujukan Proporsi Pote
nsi
Pas
ar
1 Jumlah perushaan supplier Tri. R, 2018 54 unit
udang beku di indonesia

2 Jumlah perusahaan udang Tri. R, 2018 14,8 % 8 unit


beku sekitar NTB

Berdasarkan data diatas, perkiraan jumlah potensi konsumen untuk udang adalah 8
unit yaitu perusahan yang berada di Jawa Timur.

1.5 Analisis Penawaran Pasar


No Nama Keunggulan Potensi Jangkauan Jenis
Pesaing Pesaing Kelemahan Pemasaran Produk yang
Pesaing Dimiliki

1 PT. DPP Memproduksi IMTA beIum Jawa Udang vaname


udang yang tinggi sesuai
SOP

2 PT. SAP Memproduksi Tidak Jawa Udang vaname


udang yang tinggi menerapkan
CBIB

BAB II
ANALISIS PROFIL USAHA
2.1 Visi, Misi dan Tujuan Usaha
Visi : Menjadi pengusaha budidaya udang vaname terbesar di
Kabupaten Kaur dan Menjadikan usaha yang mampu bersaing
dan tumbuh berkembang dengan sehat serta mengurangi angka
pengangguran di Provinsi BengkuIu khususnya di daera kaur.

Misi : ∙ Menghasilkan produk yang berkualitas dan terjamin. ∙


Memberikan harga yang terjangkau bagi semua kalangan
mesyarakat.
∙ Berdaya saing tinggi melalui pengolahan yang profesional demi
kepuasan pelanggan.
∙ Menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengrurangi
pengangguran..

Tujuan : 1. mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada untuk

budidaya. 2. Mencari keuntungan/laba.

3. Memberi peluang kerja bagi orang lain.


4. meningkatkan mutu gizi manyarakat.

2.2 Analisis SWOT


STRENGTH WEAKNESS
(KEKUATAN) (KELEMAHAN)
1 Potensi lahan yang besar 1 Biaya produksi yang besar

2 Jumlah tenaga kerja yang 2 Cepat terserangnya penyakit


memadai

3 Kualitas tenaga kerja yang baik 3 Harga yang tidak stabil

4 Memproduksi udang yang 4


berkualitas

OPPORTUNITIES THREATS
(PELUANG) (ANCAMAN)
1 Permintaan udang yang besar 1 Menurunya daya dukung lingkungan
hingga ke pasar internasional
2 Sarana transporatsi memadai 2 Adanya kompetitor

3 perusahaan pengolahan 3 Adanya pencemaran lingkungan


udang semakin
bertambahan

2.3 Business Model Key Activities


Value

Key partners Customer


Canvas (BMC)
Customer

pembesaran sumber air yang lokasi


∙ supplier udang bagus dan
udang budidaya Channels
beku jernih
vaname mudah
∙ Penjual pakan Propositions Promosi dari
Relationsips
∙ Penjual mulut ke
∙ Produk udang Selalu
probiotik segar bersilaturahmi mulut
dan Key Resources dan mejalin segments
∙ Menerapkan
obat-obatan Area dekat
hubungan baik.
CBIB ∙ Supplier
Budidaya dengan laut
∙ Aksebiltas ke udang beku
dengan

Cost Structure Revenue Streams


∙ Pembayaran listrik
∙ Gaji karyawan Penjualan udang vaname
∙ Pembelian benur, pakan, obat-obatan,
probiotik dll.
BAB III
RENCANA FUNGSIONAL USAHA

3.1 Rencana Pemasaran Usaha


3.1.1 Profil konsumen sasaran
A Segmentasi Profil Konsumen

1 Tipe Konsumen Usaha


(Individu / Usaha)

2 Demografis

2.a Pekerjaan / Bidang Wiraswasta/ usaha udang beku


usaha

2.b Usia 48 tahun

2.c Jenis Kelamin Laki-laki

2.d Pengeluaran -
2.e Lainnya.. -

3 Geografis

3.a Lokasi BengkuIu

4 Psikografis

4.a Gaya hidup -

4.b Kelas ekonomi Pembisnis

5 Behavioristik

5.a Pengetahuan akan Memiliki pengetahuan tentang kualitas


produk produk udang yang bagus

5.b Kebiasaan Untuk distribusikan ke perusahaan


penggunaan pengolahan udang

3.1.2 Desain merek dan logo

Gambar 1. Logo perusahaan

1. Gambar udang pada logo, melambangkan usaha yang sedang dijalankan, yaitu
budidaya pembesaran udang vaname
Jual per Unit

Strategi yang : [ ] Cost Plus Pricing


Dipergunakan [ ✓ ] Benchmark Pr
[ ] Kombinasi Cost P
[ ] ...........................

Berikan tanda [ V ] p

Alasan : Karena penetapa


Penggunaan berdasarkan harga
Strategi Tersebut menjadi patakon ( ha

3.1.4 Strategi promosi


A MEDIA SOSIAL (DIGITAL)

1 Platform media sosial yang : [ ] Insta


dipergunakan [ ] TikT

Silakan

2 Konten yang direncanakan :


dan frekuensi posting
kontennya

B MEDIA TRADISIONAL

1 Jenis media tradisional yang : [ ] Bros


dipergunakan [ ] Pam
[ ] Even
[✓]D

Silakan

2 Konten yang direncanakan Langsu


disampaikan dalam media perusah
tradisional akan me
menawa
dijual

3.1.5 Starategi distribusi


No Saluran Distribusi Model
yang Dipilih Kerjasama

1 Distributor Konsinyasi

.
3.1.3 Strategi penetapan harga
Perkiraan Harga :
Pokok Produksi per
Unit
Diambil dari Bab 3.4.2

Perkiraan Harga :

3.1.6 Target penjualan


No Produk yang Jumlah Unit yang Ditargetkan untuk
Dijual Dijual
Persial 1 Persial 2 Persial Panen Total
3 total

1 Udang vaname 2.263 kg 3.673 kg 22.763 28.699 kg


kg

3.2 Rencana Oprasional Usaha


3.2.1 Diagram Proses Produksi/Layanan
Pembersihan
Pengeringan

wadah Pengisian air Sterilisasi air wadah

Pengelolaa Pengamata Pengamata Panen dan


n kualitas n n kesehatan pasca
air pertumbuhan Penebaran panen
Pengelolaa benur Pembentukan
n pakan air

3.2.2 Strategi pemilihan sarana produksi perikanan dan pemasok


A IDENTIFIKASI BAHAN BAKU

1 a. Benur : a. Benur berkualitas (bebas penyakit, aktif


b. Pakan , tahan terhadapat penyakit,
c. Probiotik pertumbuhannya cepat dan ukuranya
d. Obat-obatan seragam)
b. Kandungan protein dan nutrisi pada
pakan mampu meningkatkan
pertumbuhan udang dengan cepat
c. Kandungan yang ada di dalam probiotik
dan obat-obatan mampu meningkatkan
dan menjaga kesehatan udang maupun
kualiatas air.

B IDENTIFIKASI PEMASOK

1 Kriteria pemilihan pemasok : ∙ Kualitas bahan yang ditawarkan sama,


yang akan dipergunakan tetapi harganya lebih murah dari
pemasok lain.
∙ Lokasi dari tempat budidaya yang
terdekat ∙ Menawarkan bonus, bisa antar
ke lokasi budidaya

2 Daftar pemasok yang sudah : a. PT. MTS(benur)


lolos kriteria taruna b. PT. Central Proteina Prima Tbk
(pakan, probiotik dan obat-obatan).
3.3 Rencana SDM Usaha
3.3.1 Struktur organisasi usaha

PEMILIK/OWNER

MANAGER

PRODUKSI UMUM

LABORAN

TEKNISI MEKANIK GUDANG DAPURBG.


PEMASARAN ADMINISTRASI

BG. PAKAN

Gambar 2. Sturkur organisasi

Struktur organisasi tersebut menjelaskan susunan atau tingkatan yang berisi


pembagian peran dan tugas tiap individu dalam perusahaan CV. Eka Jaya Adapun
peran dan tanggung jawab dari tiap bagan adalah:
1. Pemilik/owner berfungsi sebagai penanam modal serta mengawasi
perkembangan kegiatan usaha.
2. Manager berfungsi memanajemen, mengarahkan, serta mengambil keputusan
terkait kegiatan yang dilakukan di tambak.
3. Teknisi berfungsi untuk mengelolah dan menjalankan proses budidaya di
tambak.
4. Kepala laboratorium berfungsi mengontrol kinerja dari laboran dan menginput
data dari hasil identifikasi yang didapatkan oleh laboran.
5. Laboran berfungsi mengidentifikasi dan menganalisa sampel air serta
organisme yang dibudidayakan.
6. Mekanik berfungsi memperbaiki, memasang, dan mengontrol segala sesuatu
yang berkaitan dengan listrik.
7. Kepala gudang berfungsi mengontrol peralatan dan bahan yang digunakan
pada kegiatan budidaya.
8. Bagian pakan berfungsi mengantar pakan dan di distribusikan ke tiap petakan
9. Dapur berfungsi sebagai penanggung jawab konsumsi pekerja setiap harinya
10. pemasaran berfungsi sebagai promotor penjualan dalam memasaran hasil
budidaya
11. Administrasi berfungsi menyiapkan penyuratan, pendataan dan mengelola
dokumen perusahaan

3.3.2 Startegi kompensasi


Strategis yang digunakan pada CV. Eka Jaya untuk memberikan bonusan kepada
karyawan yaitu dengan cara meninjau dan mengevaluasi jabatan yang dipegang. Adapun
perentase pembagian bonus dari keuntungan bersih yang didapat perusahaan kepada
karyawan berdasarkan jabatan dan jumlah kolam yang dipegang CV. Eka Jaya, sebagai
berikut :
a. Manager laboratorium
b. Teknisi : 7% : 5% : 3%
c. Kepala
d. Laboran : 2%
e. Mekanik : 2%
f. feder : 1%

3.3.3 Penerapan K3
NO Peluang kecelakan Penyebab Alat dan bahan K3

1 Kulit terbakar, Terpapar sinar Baju panjang,


kerusakan kulit dan matahari secara celana panjang,
Cedara mata langsung topi, sepatu boot
dan kacamata

2 Iritasi kulit, iritasi mata, penebaran kaporit Baju panjang,


dan iritasi sistem atau penimbangan celana panjang,
pernapasan kaporit topi,
kacamata, sabun,
sepatu boot dan
masker

3 Kebakaran Konsleting listrik Alat pemadam api


maupun penyebab ringan (APAR)
lainnya

4 Mual, sesak napas Bahan kimia pada Masker, APD


laboratorium khusus
laboratorium

5 Luka pada tangan dan Terkena besi atau APD dan sarung
pada bagian tubuh lainnya lainnya pada saat tangan khusus
memperbaiki mesin mekanik.

3.4 Rencana Keuangan Usaha


3.4.1 Rincian biaya operasi
Biaya operasional yang dibutuhkan selama 1 sikluspertama :
No Perencanaan Golong Satu Siklus (5 bulan)
Anggaran Per Divisi an
Biaya
(FC /
VC)

1 Divisi Pemasaran
1.1 Biaya Promosi VC Rp. 0

1.2 Biaya Lainnya VC Rp. 0

2 Divisi Produksi

2.1 Biaya Tetap FC Rp. 552.588.770

2.2 Lainya FC Rp.20.221.970

2.2 Biaya Tidak Tetap VC Rp.1.151.264.000

2.3 Biaya Lainnya VC Rp. 0

Total Kebutuhan Rp.1.673.852.770


Anggaran

Biaya Investasi
No Uraian Satuan Volume Harga Satuan Total Harga

1 HDPE (tebal 300 m2 15.095 Rp.17.600 Rp.265.672.000


micron)

2 Kincir Unit 112 Rp.5.200.000 Rp.582.400.000

3 Mobil pick up Unit 1 Rp.130.000.000 Rp.130.000.000

4 Motor Unit 1 Rp.16.200.000 Rp.16.200.000

5 Ember Unit 22 Rp.23.000 Rp.506.000

6 Ganset Unit 1 Rp.100.000.000 Rp.100.000.000

7 Pompa laut Unit 2 Rp.49.260.000 Rp98.520.000

8 Anco Unit 44 Rp.175.000 Rp.7.700.000

9 Jala Unit 11 Rp.125.500 Rp.1.380.500

10 Sepatu boot Unit 14 Rp.42.750 Rp.598.500

11 pH meter unit 1 Rp.1.848.900 Rp.1.848.900

12 DO meter unit 1 Rp.18.000.000 Rp.18.000.000

13 Secchi disk unit 11 Rp.100.000 Rp.1.100.000

14 Kontruksi ha 1,5 Rp.100.000.000 Rp.150.000.000

15 Bangunan paket 1 Rp.150.000.000 Rp.150.000.000

16 Peralatan listrik paket 1 Rp.50.000.000 Rp.50.000.000

17 Rumah panen paket 1 Rp.10.000.000 Rp.10.000.000

18 Rumah jaga unit 3 Rp.5.000.000 Rp.15.000.000


19 Spiral sipon unit 11 Rp.208.642 Rp.2.295.062

20 Timbangan pakan unit 1 Rp.1.540.000 Rp.1.540.000

21 Sibel unit 1 Rp.3.200.000 Rp.3.200.000

22 Pipa paralon unit 150 Rp.430.000 Rp.64.500.000

Total Rp.1.670.460.962

3.4.2 Harga pokok produksi

Rp.522.588.770 + 1.151.264.000 = 1.673.852.770

HPP yang dikeluarkan per siklus sebesar Rp. 1.673.852.770

3.4.3 Sumber pendanaan usaha


Dana yang akan diperoleh untuk menjalankan usaha pembesaran udang
vaname yaitu pada investor-investor dan menggunakan modal sendiri.

3.4.4 Analisa kelayakan usaha


Return on : 0,21%
Investment (ROI)

Break Event Point : 22.854 kg


(BEP) dalam Unit

Payback Period : 4,3 tahun

3.5 Manajemen Resiko


3.5.1 Identifikasi resiko
a. Resiko terkena penyakit
Penyakit dapat menyebabkan kematian masal pada udang vaname, sehingga
bisa mengakibatkan kerugian pada usaha pembesaran udang
b. Resiko perubahan kaulitas air
Perubahan kualitas air secara drastis akan mengakibatkan udang stres, napsu
makan menurun dan berpengaruh juga terhadap kesehatan udang.
c. Resiko pasar
Harga udang menurun dan harga pakan naik, sehingga bersiko tidak mendapatkan
keuntungan.
d. Resiko musim
Musim kemarau atau musim hujan yang berlangsung lama atau melebih batas
normalnya bisa mengakibatkan penurunan kualitas air.
3.5.2 Analisis dan evaluasi resiko
a. Identifikasi resiko
Mengidentifikasi resiko yang akan terjadi, seperti resiko terkena penyakit, perubahan
kualitas air, pasar, dan musim, agar nantinya dapat mengantisipasi atau mengurangi
masalah-masalah atau resiko yang akan terjadi.
b. Perencanaan
Merencanakan strategis apa yang akan dilakukan untuk mengurangi atau
mengantisipasi, jika terjadi resiko atau permasalahan pada usaha yang dijalankan.

3.5.3 Rencana pengembangan usaha


a. Jangka pendek
Meningkatkan teknologi dan meningkatkan bioscurity dan meningkatkan
produk b. Jangka panjang
Menerpakan budidaya yang ramah lingkungan dan mengontroI IMTA agar tidak
merusak lingkungan agarusaha budidaya udang tetap berkelanjutan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembesaran Udang Vaname merupakan budidaya yang sangat berpotensi untuk
menumbuhkan dan memajukan ekonomi di suatu daerah khususnya di kaur. Kaur masih
memiIiki pantai yaang perairannya masih sangat bagus dan sangat bagus untuk budidaya
udang.
DAFTAR PUSTAKA
Supono. (2017). Teknologi Produksi Udang Vaname(Penaeus vannamei)yang di pelihara
dengan sistem Semi Intensif pada kondisi Air Tambak dengan kelimpahan Planton
yang berbeda pada saat penebaran.

Sunarto, S., & Sadikin, A. (2018). Teknik Budidaya Udang Vaname, (Litopenaeusvannamei) Semi
Intensif Di Tambak. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 16 (1), 25 – 28.

Caniago, M. A. B., & Johan, Y. (2020). Analisis Kesesuaian Kawasan Tambak Udang Vamane
(Litopenaeus vannamei) di Desa Pasar Bembah Kabupaten Bengkulu Utara.

smail, I., Scabra, A. R., & Marzuki, M. (2021). Pengaruh Penambahan Fosfor Pada Media
Budidaya Terhadap Laju Pertumbuhan Benur Udang Vaname (Litopenaues vannamei) di
Salinitas 0 Ppt. Indonesian Journal of Aquaculture Medium, 1 (2), 113 – 124.
https://doi.org/10.29303/mediaaku akultur.v1i2.492.

Yuristia, R., Asona, H. M., Badrudin, R., Larasati, M., Martina, M., & Reflis, R. (2023). Vaname
Shrimp Marketing Strategy at PT. DPP Kaur Regency. Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi
Islam, 8 (1), 1. https://doi.org/10.15548/ maqdisv8i1.444

Anda mungkin juga menyukai