Anda di halaman 1dari 9

Materi ke-4

AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

1. Membangun kebijakan kesehatan public

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan


3. Pemberdayaan masyarakat
4. Pengembangan kemampuan personal
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
6. Meningkatkan tanggung jawab social terhadap kesehatan
7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. Meningkatkan konsulidasi dan memperluas kerjasama bidang kesehatan
9. Membangun infrastruktur yang kuat.

A. AREA TINDAKAN PROMOSI KESHATAN

Promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga


konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada
perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan
individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu,
organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan individu dan
masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).

Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun


tidaklah sempit, menurut Keleher, et.al, (2007) area tindakan promosi kesehatan,
yaitu :

2.1.1 Membangun Kebijakan Kesehatan Publik


Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehatan sering
diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan,
diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para
pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Sebagai contoh; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah
jepara. para pengambil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar

bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan


dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain
yang bisa berdampak pada kesehatan.
• Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan.

• Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat


kebijakan disemua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya
sadar akan konsekuensi kesehatan dan menerima tanggung jawab atas
lahirnya kebijakan-kebijakan mengenai kesehatan.

Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehatan sering diabaikan,


oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan
bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan
aspek aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil
kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik
di institusi
pemerintah maupun swasta.

B. Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung Kesehatan

Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini


diartikan dalam pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik),
dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip
yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.

Contoh: perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini


sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya
perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara, seperti
penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas,
dsb.

• Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive Environments).


• Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya menjadikan
basis untuk sebuah pendekatan sosioekologis bagi kesehatan.
• Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang aman,
yang menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan. Penjajakan sistematis
dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah pesat. terutama di daerah
teknologi, daerah kerja, produksi energi dan urbanisasi sangat esensial dan
harus diikuti dengan kegiatan untuk memastikan keuntungan yang positif
bagi kesehatan masyarakat.
• Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari
sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja.

Lingkungan yang mendukung (supportive environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk


pemerintah kota agar mereka menyediakan sarana prasarana atau fasilitas
yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, terutama
pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
Misal: tersedianya Toilet,tempat sampah,smoking room

C. Pemberdayaan Masyarakat

Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung


jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health
provider). tetapi pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab
bersama antara pemberi pelayanan kesehatan (health provider) dan pihak yang
mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak
hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa
membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam
pembangunan kesehatan, dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses
pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya
sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga

peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.


Contoh:semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang
bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka
bhakti Husada, poskestren. dll.

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan


tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat
menciptakan gerakan kearah hidup sehat, masyarakat perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar
mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan
kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya,
teranyata bukanlah semata mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan.
Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.

Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9, UU NO. 36 tahun 2009
Tentang kesehatan, yang berbunyi: "Setiap orang berkewajiban ikut
mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya".

Contoh :

adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan


jumat bersih, perlu diketahui di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan
seribu langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana
sudah dijual alat semacam speedometer.

Kegiatan-kegiatan masyarakat yang mendukung pemeliharaan dan


peningkatan di bidang kesehatan.Misal: Posyandu, PSN

D. Pengembangan Kemampuan Personal


Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,
ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak
individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan
memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat.

keterampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan


keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terampil tentunya
individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan
mengenai kesehatan, selain itu masyarakat juga perlu dilatih mengenai cara-
cara dan pola-pola hidup sehat. Contoh : melalui penyuluhan secara individu
atau kelompok seperti di Posyandu,PKK,Adanya pelatihan kader kesehatan,
pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.

• Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui


penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan
keterampilan hidup..
• Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan
secara mandiri, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan.
• Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam
menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani
penyakit dan kecelakaan. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah,
tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.

Meningkatkan pemahaman anggota masyarakat tentang cara-cara


memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari
pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dsb.

Misal: keterampilan membuat LGG, keterampilan gerakan senam, dll

Contoh:

• melalui penyuluhan secra individu atau kelompok seperti di


Posyandu, KK.
• Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan
guru UKS, dll.

E. Berorientasi pada Layanan Kesehatan

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kesehatan tidak


hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. untuk dapat menciptakan
gerakan kearah hidup sehat, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan, selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku
hidup sehat. kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk
mewujudkan derajat setinggi-tingginya, ternyata bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab tenaga kesehatan. masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan
dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal hal ini sesuai yang tertuang
dalam
pasal 9 UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang berbunyi :

"setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya."

contoh : adanya gerakan 3M dalam program pemberantasan DBD gerakan Jumat


bersih. perlu di ketahui di negara tetangga Malaysia ada gerakan jalan 1000 langkah
(hal ini bisa kita contoh) bahkan untuk mengukurnya di sana sudah dijual alat
semacam speedometer.

F. Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial terhadap Kesehatan

Para pembuat keputusan harus mempunyai komitmen tanggung jawab yang


kuat. semua sektor, baik sektor yang berurusan dengan masyarakat umum maupun
sektor swasta harus mempromosikan Kesehatan baik dalam kebijaksanaan maupun
praktik, sebagai berikut :

a.) menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

b.) melindungi lingkungan dan menjamin terus dimanfaatkannya sumber daya.


c.) membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang berbahaya seperti
tembakau dan senjata termasuk juga membatasi praktik pemasarannya yang tidak
sehat.

d.) menjaga keselamatan masyarakat baik di tempat umum maupun di tempat kerja
memasukkan dampak Kesehatan sebagai integral dari kebijakan pembangunan.

G. Meningkatkan Investasi Kesehatan dan Ketidakadilan Sosial

Di banyak negara, investasikesehatan yang ada tidak mencukupi dan


seringkali tidak efektif. peningkatan investasi untuk pembangunan kesehatan
memerlukan pendekatan multi sektor yang benar, termasuk sumber sumber daya
tambahan untuk pendidikan, yang juga mencakup sektor kesehatan, dan investasi
yang lebih besar untuk kesehatan dan reorientasi investasi yang telah ada baik di

dalam maupun di luar negeri mempunyai potensi yang sangat bermakna bagi
pembangunan manusia, kesehatan dan kualitas hidup.

Investasi di bidang kesehatan harus mencerminkan kebutuhan kelompok-kelompok


tertentu seperti para wanita, anak-anak, manula, serta masyarakat yang miskin.

H. Meningkatkan Konsolidasi dan Memperluas Kerjasama Bidang


Kesehatan

Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukan


dalam keberhasilan kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan di
beberapa daerah, menunjukkan kemitraan antara penyandang dana, pelayanan
kesehatan pemerintah dan tokoh masyarakat. Komitmen nasional terhadap kesehatan
ibu oleh Bapenas dan Depkes memberikan lingkungan yang mendukung pelayanan
kesehatan ibu. Pemerintah telah menempatkan 1 bidan di setiap desa dengan
mendidik 55.000 bidan di desa dalam kurun waktu 8 tahun. Pondok bersalin desa
dilayani oleh bidan, dukun bayi dan kader disediakan untuk memberikan pelayanan
antenatal dan persalinan di tingkat desa.
Di samping itu, kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi dilaksanakan
untuk mendukung kegiatan ini serta disediakan secara komunikasi radio dengan
fasilitas merespon obstetri gawat. Agar upaya keselamatan ibu tidak hanya sekedar
retorika tetapi menjadi kenyataan diperlukan komitmen kuat dari penentu kebijakan,

pengelola program dan masyarakat. Implikasi program keselamatan ibu mencakup


hal berikut :

a.) Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap persalinan;

b.) Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan di tingkat masyarakat;

c.) Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial, termasuk pelayanan


gawat darurat;

d.) Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi termasuk keluarga


berencana dan pelayanan pasca aborsi;

e.) Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan dengan sarana rujukan


dan didukung oleh bahan habis pakai, alat, obat dan transportasi yang memadai.

I. Membangun Infrastruktur yang kuat

Untuk mengembangkan infrastruktur kesehatan, harus dicari mekanisme


pembiayaan baru baik lokal, nasional, maupun internasional. Insentif dan rangsangan
harus diciptakan untuk mempengaruhi tindakan pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk memaksimalkan mobilisasi


sumberdaya promosi kesehatan.

Berbagai tatanan Kesehatan merupakan dasar kelembagaan untuk


mengembangkan infrastruktur yang diperlukan dalam promosi kesehatan. Tantangan-
tantangan baru di bidang kesehatan menunjukkan bahwa jaringan kerja yang baru
perlu diciptakan untuk mencapai lintas sektor. Jaringan kerja tersebut harus
membentuk kerjasama, baik di dalam ataupun luar negara dan mempermudah
pertukaran informasi tentang strategi yang efektif untuk setiap tatanan.
Pelatihan dan praktik kepemimpinan lokal harus didorong untuk menunjang
kegiatan promosi kesehatan. Dokumentasi berbagai pengalaman promosi kesehatan
dari berbagai penelitian dan laporan kegiatan, harus ditingkatkan untuk memperbaiki
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Semua negara harus mengembangkan

promosi kesehatan yang disesuaikan dengan lingkungan politik, hukum, pendidikan,


sosial dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai