Anda di halaman 1dari 8

07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.

id

Masukkan
Menu kataCari
kunci pencarian... Berlangganan Daftar

› Ilmu Pengetahuan & Teknologi › Bencana Kabut Asap dan Banjir ...

Iklan

KERUSAKAN LINGKUNGAN

Bencana Kabut Asap dan Banjir di


Kalimantan Melanggar HAM
Bencana kabut asap dan banjir di Kalimantan dinilai merupakan pelanggaran atas
hak asasi manusia, terutama terkait hak atas lingkungan yang sehat dan aman.
Karena itu, penyebab bencana tersebut mesti diinvestigasi.

Audio Berita 8 menit

Oleh Ahmad Arif


29 November 2021 19:06 WIB · 5 menit baca

Baca di Aplikasi

0 akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.

Daftar Sekarang

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 1/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Berlangganan
Warga beraktivitas di tengah kepungan asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi dan semaki Daftar
meluas di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (16/9/2019). Kebakarna hutan dan lahan di Kalimantan
Tengah juga masuk hingga ke konsesi kebun sawit.

JAKARTA, KOMPAS — Bencana kabut asap dan banjir yang kian intens
melanda Kalimantan menandai merosotnya daya dukung lingkungan
karena eksploitasi berlebih oleh korporasi besar. Bencana lingkungan ini
dinilai merupakan pelanggaran atas hak asasi manusia, terutama terkait
hak atas lingkungan yang sehat dan aman.

”Hak atas lingkungan hidup yang sehat dan aman telah diakui sebagai
bagian dari HAM (hak asasi manusia) melalui Resolusi Dewan HAM PBB
tahun 2021. Ini harus jadi rujukan bagi Komnas (Komisi Nasional) HAM
untuk memprioritaskan pemenuhan lingkungan yang sehat dan aman,”
kata Direktur Eksekutif Elsam Wahyudi Djafar dalam diskusi tentang
pertanggungjawaban atas dampak multidimensi kabut asap Kalimantan
Tengah di Jakarta, Senin (29/11/2021).

Menurut Wahyudi, jika generasi pertama HAM fokus pada perlindungan


hak sipil dan politik, generasi kedua tentang perlindungan ekonomi,
sosial, dan budaya. ”Sekarang generasi ketiga HAM adalah tentang hak
atas lingkungan yang sehat dan aman,” tuturnya.

Direktur Justice Peace and Integrity of Cretion (JPIC) Kalimantan Romo


Frans Sani Lake mengatakan, kabut asap yang melanda Kalimantan
Tengah pada 2015 menjadi bukti nyata dampak multidimensi dari
kerusakan lingkungan dan harus ada pihak yang bertanggung jawab.
”Banyak orang, terutama anak-anak, yang terdampak kesehatannya. Saya
sendiri merasakan sulitnya bernapas,” ujarnya.

Baca di Aplikasi

0 akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.

Daftar Sekarang

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 2/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id

Berlangganan Daftar

KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA


Kabut asap pekat menyelimuti Kota Pontianak, Kalimantan Barat, akibat kebakaran lahan gambut, Sabtu (27/2/2021)
pagi. Kualitas udara di Pontianak memburuk.

Sani mengatakan, akibat kabut asap ini, banyak orang kesulitan bekerja,
bahkan ada anak sekolah yang kehabisan napas saat naik sepeda dan
akhirnya meninggal di tempat. ”Karena itu, kami membuat petisi kepada
Komnas HAM meminta agar menginvestigasi perusahaan besar yang
memicu kebakaran dan kabut asap ini,” katanya.

Gugatan warga negara

Menurut Sani, para korban kabut asap di Kalimantan Tengah pada 2015
juga telah melakukan gugatan warga negara (citizen law suit/CLS) dan
pengadilan telah memutuskan bahwa Presiden dan aparatnya serta
Gubernur Kalimantan Tengah dan jajarannya telah melakukan perbuatan
melawan hukum atas krisis kabut asap
Baca di 2015.
Aplikasi

Baca juga: Kisah Kelabu Kabut Asap

0 akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.


”Salah satu tuntutan warga adalah merehabilitasi korban dan juga lahan
yang terbakar. Namun, kebakaran hutan dan lahan tetap berulang dan
Daftar Sekarang
pelakunya justru mendapatkan impunitas,” katanya.
https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 3/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id

Mahkamah Agung memenangkan warga dalam gugatan warga tentang


Berlangganan Daftar
kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah pada tingkat kasasi
tahun 2019. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden RI, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri ATR/BPN, Menteri
Kesehatan, Menteri Pertanian, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
dinyatakan, telah melakukan perbuatan melawan hukum dan
menghukum tergugat untuk memenuhi 10 tuntutan penggugat.

Salah satu tuntutan warga adalah


merehabilitasi korban dan juga lahan
yang terbakar. Namun, kebakaran hutan
dan lahan tetap berulang dan pelakunya
justru mendapatkan impunitas.

Direktur Palangka Raya Ecological & Human Right Studies (PROGRESS)


Kartika Sari mengatakan, ada 17.676 titik api di area konsesi perusahaan
di Kalimantan Tengah pada September 2015. Sementara ISPU (Indeks
Standar Polusi Udara) pada 19-22 September 2015 di Kalimantan Tengah
mencapai 3.169 miligram per meter persegi.

Baca di Aplikasi

0 akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.

Daftar Sekarang

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 4/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id

Berlangganan Daftar

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Sebuah papan pengumuman libur sekolah terpasang di kompleks TK dan SD Katolik Santo Yohanes Don Bosco
Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (6/10/2014). Sekolah-sekolah diliburkan kembali pada Selasa (7/10/2014)
hingga Kamis (9/10/2014) akibat kabut asap yang pekat.

Padahal, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 289 Tahun 2003,


ISPU di atas 400 miligram per meter persegi sudah berbahaya. ”Udara
saat itu menguning, 8 orang meninggal, terkena ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut) 52.142 orang, diare 5.178 orang, sekolah ditutup, petani
gagal panen, dan soal ekonomi,” kata Kartika, salah satu penggugat CLS
kabut asap di Kalimatan Tengah.

Tergugat terbukti bersalah, tetapi sampai kini tidak ada tuntutan dan
putusan pengadilan. ”Hari ini memang tidak ada kebakaran karena hujan
tinggi. Tetapi bagaimana kalau kemarau panjang lagi, kami khawatir
kembali terjadi kebakaran. Sementara di musim hujan sekarang juga
terjadi banjir,” ujarnya. Baca di Aplikasi

Baca juga: Meneropong Potensi Perubahan di Kalimantan

0 akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.


Lily Dwiyanti, warga Palangkaraya yang menjadi korban kabut asap
tahun 2015, mengatakan, saat kejadian memiliki tiga anak dan dua di
Daftar Sekarang
antaranya masih berusia bawah lima tahun (balita).
https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 5/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id

”Saya sudah mencoba melindungi keluarga. Waktu itu, anak saya yang
Berlangganan Daftar
balita, saya kurung di dalam rumah. Akses ke luar dibatasi. Semua
ventilasi ditutup. Harus mengompres bagian muka atau hidung agar bisa
menyaring partikel. Namun, anak-anak saya tetap kena ISPA, bahkan
sampai sekarang anak nomor dua ada masalah paru-paru. Itu yang
membuat saya geram,” katanya.

Lily meminta agar pemerintah menjalankan gugatan warga dengan


menghukum perusahaan yang konsesinya terbakar dan menjamin tidak
lagi ada kebakaran hutan dan lahan ke depan. ”Tolong selamatkan
generasai muda. Anak-anak kami sudah sering tidak sekolah karena
kabut asap, sampai berbulan-bulan,” katanya.

KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO


Banjir di Jalan Anoi, Kelurahan Palangka, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (23/11/2021), terlihat surut.
Di tempat ini dua hari sebelumnya ketinggian air mencapai 80-100 sentimeter.

Baca di Aplikasi
Penurunan daya dukung

0 Komisioner
akses Komnas
artikel tersisa. HAM,
Daftar untukAmiruddin
5 akses gratisAlper
Rahab,
bulan. mengatakan, pihaknya
akan mempelajari dan menindaklanjuti laporan warga mengenai kabut
Daftar Sekarang

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 6/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id

asap di Kalimantan Tengah. ”Kami akan mendiskusikan dengan Berlangganan Daftar


komisioner yang lain, akan dilihat langkah yang bisa diambil,” katanya.

”Kami akan menindaklanjuti dengan mengundang KLHK dan juga


pemerintah kabupaten/kota dan provinsi. Pemulihan itu tanggung
jawabnya harusnya di kabupaten/kota. Komnas akan membantu
memberi rekomendasi bagaimana pemulihannya,” katanya.

Menurut Amiruddin, daya dukung ekologi Indonesia saat ini sudah


memburuk. ”Ini bukan hanya di Kalimantan, melainkan juga di daerah
lain. Kalau tidak cepat diatasi, terutama oleh KLHK, kita akan ulangi
terus. Di wilayah yang tidak pernah banjir saja sekarang kebanjiran,”
ujarnya.

Baca juga: Isyarat Perubahan Iklim di Kalimantan Kian Terasa

Amiruddin mengkhawatirkan, bencana kabut asap dan banjir akan


semakin meningkat dengan perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan,
persisnya di Kalimantan Timur, jika tidak ada upaya perbaikan kualitas
lingkungan.

”Ibu kota negara bukan hanya gedung baru, melainkan juga orang. Kalau
1 juta pegawai negeri sipil yang dipindahkan ke Kalimantan, bawa 3
orang anggota keluarga, sudah ada 4 juta orang. Konsekuensinya lahan.
Sementara daya dukung ekologi seperti sekarang ini yang buruk,”
katanya.

Baca di Aplikasi

0 akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.

Daftar Sekarang

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 7/15
07/11/23, 09.23 Bencana Kabut Asap dan Banjir di Kalimantan Melanggar HAM - Kompas.id

Berlangganan Daftar

KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO


Warga beraktivitas di tengah kepungan asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi dan semaki
meluas di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (16/9/2019). Kebakarna hutan dan lahan di Kalimantan
Tengah juga masuk hingga ke konsesi kebun sawit.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya Iman Prihandono


berpendapat, Komnas HAM bisa melakukan penyelidikan dan mandat
mediasi dalam berlarutnya kasus kabut asap di Kalimantan tengah.
”Kasus kabut asap ini melibatkan korban yang luas yang dampak HAM-
nya bisa berbeda. Pemulihannya juga bisa berbeda-beda,” katanya.

Menurut dia, sejauh ini upaya untuk menghukum korporasi terkait


kebakaran hutan dan lahan juga tersendat. ”Sebagian kasus sudah
dimasukkan LHK dan negara menang Rp 18 triliun terhadap perusahaan,
tetapi pada umumnya tidak bisa dieksekusi. Bahkan, salah satu
perusahaan di Palangkaraya pada November 2021 bebas walaupun
perdatanya masih lanjut,” katanya.

Imam menambahkan, proses judicial yang berkaitan dengan koporasi,


khusus untuk asap, masih kurang efektif.
Baca di Aplikasi ”Bahkan, putusan kasasi MA,
pemerintah masih enggan melaksanakan. Belum lagi masalah nonteknis.

0
Peran Komnas HAM menjadi penting di sini,” katanya.
akses artikel tersisa. Daftar untuk 5 akses gratis per bulan.

Daftar Sekarang

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/11/29/bencana-kabut-asap-dan-banjir-di-kalimantan-melanggar-ham 8/15

Anda mungkin juga menyukai