Proposal Kebudiluhuran 3
Proposal Kebudiluhuran 3
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Tri Wahyuningsih, M. Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Abdul Jabbar Lubis (E.0105.23.062)
Anisa Nurlatifah (E.0105.23.064)
Rahma Alya Nurazizah (E.0105.23.065)
Rischa Tri Audianti (E.0105.23.066)
Siti Agis Triyani (E.0105.23.067)
Dian Tria Heryani (E.0105.23.068)
Fachreza Rizki Azhari (E.0105.23.070)
Melda Aprilani Rahim (E.0105.23.074)
Muhamad Nadif Prayoga (E.0105.23.077)
Menyetujui,
RW
VISI MISI STIKES
VISI
“Menjadi Perguruan Tinggi yang Religius, Berbudi Luhur, dan Unggul di
Tingkat Internasional Tahun 2040”.
MISI
1. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan Good University
Governance.
2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang Unggul bertaraf
internasional;
3. Mewujudkan penelitian yang unggul dan bertaraf internasional;
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang unggul
dan bertaraf lnternasional
5. Mempertahankan memelihara dan mengembangkan Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Religius:
6. Mempertahankan memelihara dan mengembangkan Pengetahuan,
Sikap dan Periiaku Berbudiluhur.
MISI
1. Menjadi Program Studi yang Unggul dalam Mempertahankan,
Memelihara, dan Meningkatkan Good University Governance
2. Menyelenggarakan proses Pendidikan untuk mewujudkan perawat
vokasi yang unggul dalam bidang keperawatan gerontik di tingkat
internasional.
3. Menyelenggarakan penelitian yang unggul dalam bidang keperawatan
gerontik di tingkat internasional.
4. Menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat yang unggul
dalam bidang keperawatan gerontik di tingkat internasional.
5. Menciptakan civitas akademika yang memiliki pengetahuan, sikap
dan perilaku religius
6. Menciptakan civitas akademika yang memiliki sikap dan perilaku
berbudi luhur
1. RINGKASAN
Proposal ini bertujuan mengatasi permasalahan intoleransi
terhadap penyakit kusta dalam masyarakat. Dengan fokus pada
edukasi dan sosialisasi, rencana kegiatan melibatkan penyuluhan
mengenai fakta dan mitos penyakit kusta. Solusi ini bertujuan
merubah persepsi masyarakat, menciptakan lingkungan inklusif,
dan meningkatkan akses penderita kusta ke layanan kesehatan.
Target luaran mencakup peningkatan pengetahuan masyarakat,
pengurangan stigmatisasi, dan peningkatan partisipasi dalam
deteksi dini. Kata kunci: intoleransi, penyakit kusta, edukasi,
sosialisasi, inklusi.
2. PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini, akan diuraikan analisis situasi dan
permasalahan terkait intoleransi pada penyakit kusta di tempat
pengmas.
Analisis Situasi:
Tempat pengmas berlokasi di Batujajar, yang secara geografis
terletak di Desa Pangauban Kp. Cibodas Rt 02 Rw 08 desa
panguban. Profil tempat pengmas mencakup [deskripsi profil,
misalnya: pusat pelayanan kesehatan masyarakat]. Di sekitar
tempat pengmas, terdapat [sebutkan elemen sekitar, seperti:
pemukiman, sekolah, dan pasar], yang merupakan faktor penting
dalam memahami konteks intoleransi terhadap penyakit kusta.
Permasalahan:
Dalam konteks situasi tersebut, terdapat permasalahan signifikan
terkait intoleransi pada penyakit kusta. Hal ini mencakup [jelaskan
aspek-aspek permasalahan, seperti stigma sosial, kurangnya
pemahaman masyarakat, atau diskriminasi terhadap penderita
kusta]. Rinciannya akan dijabarkan lebih lanjut dalam proposal ini
untuk merumuskan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
3. SOLUSI PERMASALAHAN
Solusi permasalahan terkait dengan edukasi intoleransi penyakit
kusta dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Peningkatan Kesadaran Masyarakat
- Mengadakan kampanye penyuluhan di berbagai tingkatan
masyarakat.
- Menyusun program pendidikan tentang fakta dan mitos penyakit
kusta di sekolah-sekolah.
b. Pelatihan Tenaga Kesehatan
- Melakukan pelatihan reguler bagi tenaga kesehatan mengenai
deteksi dini, penanganan, dan rehabilitasi pasien kusta.
- Mendorong kolaborasi antara tenaga kesehatan dan organisasi
non-pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
c. Pengembangan Media Edukasi
- Membuat materi edukasi interaktif, seperti video, infografis, dan
aplikasi ponsel untuk memudahkan penyebaran informasi.
- Menyebarkan konten edukatif melalui media massa dan sosial.
d. Pendekatan Komunitas
- Mendirikan pusat informasi kesehatan di tingkat lokal untuk
memberikan akses langsung ke informasi tentang penyakit
kusta.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan
penyuluhan dan deteksi dini.
e. Peningkatan Akses Terhadap Layanan Kesehatan
- Membangun pusat kesehatan yang ramah bagi penderita kusta,
menyediakan layanan kesehatan mental, fisik, dan rehabilitasi.
- Menyusun program subsidi atau bantuan keuangan bagi
penderita kusta untuk memfasilitasi pengobatan dan rehabilitasi.
f. Evaluasi dan Pemantauan
- Menetapkan sistem pemantauan dan evaluasi untuk mengukur
efektivitas program edukasi.
- Melakukan survei secara berkala untuk menilai perubahan sikap
dan pengetahuan masyarakat terkait penyakit kusta.
g. Luaran yang diharapkan
- Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta.
- Berkurangnya stigma dan diskriminasi terhadap penderita kusta.
- Peningkatan deteksi dini dan akses ke layanan kesehatan.
- Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam program edukasi.
h. Pengukuran dan Kuantifikasi
- Menggunakan survei pra dan pasca pelaksanaan program
untuk mengukur perubahan pengetahuan dan sikap.
- Menghitung jumlah peserta yang mengakses layanan
kesehatan dan rehabilitasi setelah partisipasi dalam program.
Solusi ini diharapkan dapat menyeluruh, berkelanjutan, dan dapat
diukur secara kuantitatif untuk memastikan efektivitasnya dalam
mengatasi permasalahan intoleransi terhadap penyakit kusta dalam
masyarakat.
4. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan untuk proposal edukasi intoleransi terhadap
penyakit kusta dapat diuraikan sebagai berikut:
6. JADWAL
7. DAFTAR PUSTAKA
8. GAMBARAN IPTEK
Gambaran iptek untuk implementasi edukasi intoleransi
pada masyarakat terkait penyakit kusta melibatkan penggunaan
teknologi informasi dan pendekatan ilmiah. Program ini akan
mengintegrasikan berbagai komponen ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk mencapai hasil yang optimal.
Pertama, pemanfaatan platform digital akan menjadi kunci
dalam menyebarkan informasi. Dengan memanfaatkan media
sosial, website, dan aplikasi mobile, program ini dapat mencapai
audiens yang luas. Materi edukasi akan disajikan secara menarik
dan mudah dipahami, mencakup aspek-aspek medis, sosial, dan
psikologis terkait penyakit kusta.
Selanjutnya, pendekatan ilmiah akan menjadi landasan
utama dalam penyampaian informasi. Melibatkan para peneliti dan
praktisi kesehatan, program ini akan menyajikan data dan
temuan terkini tentang penyakit kusta. Ini tidak hanya
meningkatkan pemahaman masyarakat tetapi juga mengurangi
stigma yang seringkali melekat pada penyakit ini.
Selain itu, pemberdayaan komunitas lokal akan menjadi
fokus utama. Melibatkan tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan
relawan kesehatan, program ini akan menyelenggarakan lokakarya,
seminar, dan diskusi interaktif. Tujuannya adalah menciptakan
lingkungan inklusif yang mendukung individu yang terkena penyakit
kusta, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya toleransi
dan pemahaman.
Teknologi telemedicine juga dapat dimanfaatkan untuk
memberikan konsultasi jarak jauh kepada mereka yang
membutuhkan, mengatasi kendala geografis dan meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan. Sebagai tambahan, aplikasi
mobile khusus dapat memberikan informasi kesehatan pribadi,
termasuk langkah-langkah pencegahan dan perawatan diri.
Dalam rangka mengukur dampak program, pemantauan dan
evaluasi secara teratur akan dilakukan. Data partisipasi, perubahan
perilaku, dan peningkatan pengetahuan akan dihimpun untuk
mengevaluasi efektivitas program secara keseluruhan.
Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, gambaran
iptek untuk proposal edukasi intoleransi terkait penyakit kusta
diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam persepsi
masyarakat, mendukung individu yang terkena penyakit, dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi dalam konteks
kesehatan.
9. PETA LOKASI PENGMAS
10. LAMPIRAN:
- Surat Tugas
- Susunan Kepanitiaan
- SAP
- Materi
- Media yang digunakan
- Daftar Hadir
- Dokumentasi