Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS USAHA DAN KOEFISIEN TEKNIS KELINCI HIAS PADA

CV. INDO NATURAL FARM (INF)

KELOMPOK 4-QP2:

MAGHFIRA CAHYA QISTHI ARIYADI J1410221002


KARIMA ZAFIRI SHALIHA J1410221014
TOPAN ADIJAYA J1410221033
MELDA AYU LESTARI J1410221083
ANA NOR FATIMAH J1410221088

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

3.1 Jenis Kelinci ...................................................................................................6

3.2 Koefisien Teknis ............................................................................................. 7

3.3 Usaha Pemasaran Kelinci ............................................................................... 8

3.4 Biaya Pengeluaran .......................................................................................... 8

3.5 Tenaga Kerja ..................................................................................................9

3.5 Tenaga Kerja ................................................................................................ 10

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................11

4.2 Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelinci merupakan hewan jenis mamalia kecil yang memiliki bulu yang
halus dan hewan bertulang belakang. Kelinci memiliki berbagai macam jenis,
terdapat kelinci yang memiliki ukuran yang cukup besar, ukuran yang kecil serta
terdapat jenis kelinci hias yang memiliki bentuk dan bulu yang sangat indah.
Kelinci dalam satu tahun mampu melahirkan sebanyak enam kali dengan jumlah
anak per kelahiran (litter size) 4-10 ekor. Kelinci memiliki siklus reproduksi yang
pendek (masa birahi 4 hari sekali) dan lama bunting 28-31 hari. Kelinci memiliki
bobot hidup yang dapat mencapai 4-6 kg untuk jenis kelinci pedaging.
Keberhasilan usaha kelinci dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu
faktor dari keberhasilan dalam usaha kelinci adalah memperhatikan manajemen
pemeliharaan dan pemasaran. Manajemen pemeliharaan meliputi sistem
perkandangan, sistem pemberian pakan, dan sistem penanggulangan hama
penyakit. Sedangkan manajemen pemasaran yang harus diperhatikan adalah pola
pemasaran dan permintaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan dari pasar
ke pasar yang lainya. Manajemen pemeliharaan dan pola pemasaran yang baik akan
mempengaruhi pendapatan peternak (Jessi D, et al., 2020).
Usaha peternakan kelinci sangat menjanjikan dalam hal meningkatkan
pendapatan peternak. Hal ini karena kelinci mudah dipelihara dan siklus
reproduksinya cepat dengan banyak anak dalam satu kali kelahiran. Namun,
ketidaktahuan peternak dalam manajemen pemeliharaan yang baik menjadikan
kendala tersendiri bagi kemajuan usaha peternakannya. Dengan manajemen
pemeliharaan yang baik akan meningkatkan produktivitas kelinci sehingga akan
meningkatkan pendapatan peternak. Kendala lain dalam beternak kelinci adalah
ketidaktahuan tentang manajemen kesehatan, sehingga banyak ditemukan kelinci
sakit yang menyebabkan turun produksinya, bahkan ditemukan mortalitas tinggi
karena penanganan penyakit yang kurang tepat. Kesehatan kelinci juga terkait erat
dengan kondisi kandang. Kandang yang cukup cahaya, ventilasi yang baik, panas
dan dingin suhu kandang yang bisa dikontrol akan mempengaruhi produktivitas
ternak kelinci (Jessi D, et al., 2020).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Jenis kelinci apa saja yang ada pada CV. Indo Natural Farm (INF)?
2. Apa pengaruh koefisien teknis terhadap produktivitas dan keberlanjutan
usaha kelinci hias?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dalam usaha penggemukan
kelinci hias yang berada di CV. Indo Natural Farm (INF)?
4. Apa strategi pemasaran yang diterapkan pada CV. Indo Natural Farm
(INF)?
5. Apa saja komponen biaya yang dibutuhkan dalam usaha kelinci hias?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis kelinci di CV. Indo Natural Farm (INF).
2. Mengetahui Koefisien teknis usaha kelinci hias pada CV. Indo Natural
Farm (INF).
3. Mengetahui Koefisien teknis usaha penggemukan kelinci hias pada CV.
Indo Natural Farm (INF).
4. Mengetahui jenis pemasaran yang dilakukan pada usaha kelinci hias yang
terjadi pada CV. Indo Natural Farm (INF).
5. Mengidentifikasi biaya dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha
kelinci hias pada CV. Indo Natural Farm (INF).

2
BAB II
KAJIAN TEORI
Agribisnis merupakan sektor bisnis pertanian, dimulai dari pengadaan
bahan baku atau input yang dibutuhkan, pengolahan, sampai pemasaran agar
produk sampai ke tangan konsumen. Aktivitas bisnis adalah proses mengalokasikan
faktor produksi atau sumber daya yang digunakan suatu perusahaan untuk
menghasilkan output yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan tujuan
mencari keuntungan atau profit (Asmarantaka 2019).
Manajemen merupakan pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh
hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan jalan
menggerakan orang lain untuk bekerja. Manajemen sebagai satu proses memiliki
enam faktor, yaitu Man, Material, Machine, Method, Money, dan Market dengan
didukung fungsi manajemen yaitu. Planning, Actuating, Organizing, Controlling
yang akan menghasilkan output. Manajemen pengolahan off-farm produk
merupakan upaya penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam proses pemasukan
input dalam proses pengolahan produk primer yang efisien dan berkesinambungan.
Produk output yang dihasilkan pada budidaya on-farm merupakan input produksi
bagi usaha pengolahan. Jenis usaha pengolahan perikanan dibagi menjadi dua, yaitu
pengolahan tradisional dan pengolahan modern.
Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik,
benih, bibit dan atau bakalan, pakan, alat, dan mesin peternakan, budidaya ternak,
panen, pasca panen, pengolahan, pemasaran dan pengusahaannya. Hewan ternak
adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai penghasil pangan,
bahan baku industri, jasa dan atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
Peternak adalah perorangan atau korporasi yang melakukan usaha peternakan.
Perusahaan peternakan adalah perorangan atau korporasi, baik yang berbentuk
badan hukum maupun yang bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mengelola usaha
peternakan dengan kriteria dan skala tertentu. Usaha di bidang peternakan adalah
kegiatan yang menghasilkan produk dan kasa yang menunjang usaha budidaya
ternak (UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang peternakan dan Kesehatan Hewan).
Lingkungan usaha peternakan terdiri dari dua faktor yaitu faktor makro dan faktor

3
mikro, faktor makro terdiri dari faktor klimatik, biotik, teknologi, ekonomi-
finansial, sosial budaya, dan kebijakan umum pemerintah. Faktor mikro meliputi
semua sifat teknis komoditi dalam aspek produksi, reproduksi, dan pengolahan,
dilihat dari segi usaha peternakan yaitu segitiga tatalaksana feeding, breeding, dan
manajemen.
Keberhasilan budidaya kelinci dapat dilihat dari berbagai faktor yaitu faktor
internal maupun faktor eksternal. Manajemen pemeliharaan dan pemasaran yang
perlu diperhatikan dalam budidaya kelinci, sehingga penentu keberhasilan budidaya
dapat ditelusuri lebih detail. Peningkatan pemeliharaan dan strategi pemasaran
merupakan faktor penting dalam meningkatkan nilai tambah pada pembudidayaan
kelinci. Budidaya kelinci sendiri mudah untuk dilakukan siapa saja, karena kelinci
sangat mudah untuk dijinakkan dan dapat beranak pinak dengan waktu singkat.
Pakan untuk Kelinci sangat mudah ditemukan mulai dari pakan rumput, buat, sayur,
dan olahan pabrik (pelet) hampir semua bahan tersebut dapat ditemui di setiap
tempat. Kelinci beranak pinak dengan waktu relatif singkat ini merupakan nilai
tambah pada kelinci dan peternaknya. Nilai tambah yang dimaksud dari budidaya
kelinci yaitu manajemen pemeliharaan cukup mudah terutama dari segi pakannya,
sedangkan nilai tambah berikutnya kelinci beranak dengan waktu cukup singkat
sehingga kelinci akan cepat melimpah di kandang merupakan aset produk yang
harus dikeluarkan dengan kata lain dipasarkan. Sehingga perlu adanya pemasaran
yang dapat dimaksimalkan dengan strategi yang tepat sasaran. Analisis pasar
menunjang keberhasilan dalam memasarkan suatu barang, sehingga dengan begitu
target pasar dapat diketahui dengan jelas. Sasaran dalam hal ini yaitu pelanggan
yang akan minat terhadap hasil produk kita yang ditawarkan (Fahrudi, 2023).
Selama ini peternakan kelinci di Indonesia masih diusahakan sebagai
peternakan keluarga yang bersifat sambilan. Kegiatan budidaya dan manajemennya
masih sangat sederhana, sebagai alternatif usaha peternakan kelinci sebenarnya
dapat dikembangkan dalam bentuk peternakan. Sasarannya produksi dapat
ditingkatkan sesuai dengan target, mutu dan penerimaan pasar yang berkembang
(Sarwono, 2005).
Analisis kelayakan usaha dapat dilakukan berdasarkan aspek finansial,
aspek non-finansial, maupun keduanya. Berdasarkan penelitian sebelumnya

4
analisis kelayakan usaha lebih banyak dilakukan dengan aspek finansial saja.
Analisis aspek finansial ini dilakukan perhitungan finansial, seperti modal investasi,
keuntungan kotor, keuntungan bersih, jangka waktu untuk balik modal, dan titik
impas. Analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek finansial tidak memperhatikan
faktor-faktor lain dari lingkungan sekitar, namun beberapa peneliti telah melakukan
analisis kelayakan usaha dengan menggunakan kedua aspek tersebut (Kadir, 2007;
Chalikias, 2010; Wening, 2012; Solomon & Leera, 2013; Khotimah & Sutiono,
2014; Muhammad & Damayanti, 2015; Varalakshmi, 2016). Analisis berdasarkan
aspek non-finansial meliputi aspek teknis, pasar, manajemen dan organisasi, serta
lingkungan dan sosial. Analisis aspek non-finansial ini lebih membahas faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kelayakan usaha, seperti aspek teknis membahas
mengenai tenaga kerja, peralatan, dan mesin yang digunakan. Aspek pasar
membahas mengenai area pemasaran produk serta strategi pemasaran yang
digunakan. Aspek manajemen dan organisasi membahas struktur organisasi yang
menjalankan suatu usaha. Aspek sosial dan lingkungan membahas dampak positif
maupun negatif dari suatu usaha terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar
(Gammanpila M & Singappuli M, 2012; Kurniasih , 2013; 17 Kangotra & Chauhan,
2013; Pahlevi dkk, 2014). Aspek non-finansial yang dapat diuji mengenai aspek
ekonomi, perindustrian, pemilihan supplier, dan analisis customers (Adriano &
Anggono, 2013; Kartika & Ailudin, 2013)

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jenis Kelinci
CV. Indo Natural Farm (INF) memiliki beragam jenis kelinci dalam
kaitannya dengan bisnis peternakan mereka. Beberapa jenis kelinci yang dijaga dan
dibudidayakan di INF mencakup kelinci jenis Lokal, Fuzzy Lop, Anggora, dan New
Zealand (NZ). Di CV. Indo Natural Farm, saat ini terdapat empat ekor kelinci
Anggora, empat ekor kelinci Fuzzy Lop, delapan ekor New Zealand (NZ), dan
beberapa kelinci lokal. Dengan jumlah indukan satu ekor kelinci anggora, dua ekor
kelinci NZ, dan tiga ekor kelinci lokal.
Kelinci lokal di CV. Indo Natural Farm (INF) digunakan terutama untuk
tujuan pedaging, sementara sisanya, seperti kelinci Fuzzy Lop, Anggora, dan NZ,
lebih ditonjolkan sebagai hewan hias. Kelinci yang sedang bunting memiliki fokus
utama pada pembesaran anak-anaknya. Masa bunting kelinci berlangsung selama
satu bulan, yang setara dengan 30 hari, dengan jumlah anak yang biasanya berkisar
antara 6 hingga 12 ekor. Masa menyusui pada kelinci biasanya berlangsung selama
satu bulan. Dikatakan usia anakan kelinci per 5 bulan adalah tahap yang penting
dalam perkembangan mereka. Selama periode ini, induk kelinci akan memberikan
perawatan dan nutrisi kepada anak-anaknya yang baru lahir. Selama masa
menyusui, induk kelinci biasanya sangat dilibatkan dalam merawat dan melindungi
anak-anaknya.
Tempat kandang kelinci yang disatukan adalah langkah penting untuk
memastikan bahwa semua kelinci mendapatkan perlakuan yang sama. Ketika
kelinci ditempatkan dalam kandang yang sama untuk berinteraksi satu sama lain,
yang bisa mengurangi rasa kesepian dan stres yang bisa dirasakan oleh kelinci yang
ditinggalkan sendirian. Beberapa penyebab umum stres pada kelinci meliputi
perubahan lingkungan, seperti perpindahan kandang atau lingkungan baru yang
tidak dikenal. Gangguan suara atau aktivitas yang tinggi dan interaksi yang berlebih
dengan manusia dapat menyebabkan kelinci stres berlebih dan dapat menyebabkan
kelinci sakit. Kelinci juga rentan dengan kematian saat mereka merasa terancam
oleh predator seperti hewan anjing atau jika mereka tidak memiliki tempat
berlindung yang cukup.

6
3.2 Koefisien Teknis
Koefisien teknis pada CV. Indo Natural Farm (INF) merujuk kepada
efisiensi dengan digunakan dalam suatu proses, perusahaan atau sistem. Pengaruh
koefisien teknis terhadap produktivitas dan keberlanjutan usaha hias, melibatkan
bagaimana efisiensi dalam melaksanakan berbagai aspek bisnis pada CV. Indo
Natural Farm (INF). Aspek-Aspek yang berhubungan dengan koefisien teknis
kelinci hias pada CV. Indo Natural Farm (INF):
1. Pakan. Pakan yang digunakan dalam ternak kelinci hias dapat
mempengaruhi produktivitas dan keberlanjutan usaha. Pakan yang baik dan
memiliki mutu yang baik dapat meningkatkan kemampuan ternak dan
pendapatan usaha. Pakan yang digunakan pada CV. Indo Natural Farm
(INF) adalah setengah karung ampas tahu dan setengah karung rumput. CV.
Indo Natural Farm (INF) memilih pakan ampas tahu dikarenakan ampas
tahu memiliki 1) Sumber serat yang tinggi, 2) Sumber protein yang tidak
terlalu tinggi namun masih mengandung beberapa protein yang dapat
dijadikan tambahan protein, terutama jika dikombinasikan dengan sumber
protein lainnya, 3) Sumber energi, tersedia dalam bentuk karbohidrat,
sedangkan rumput memiliki 1) Sumber serat, terutama serat kasar, 2)
Asupan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral, 3) Mengurangi stres, karena
terdapat aktivitas mengunyah dan mencari makanan alami.
2. Tenaga kerja. Tenaga kerja jenis keluarga dapat mempengaruhi
produktivitas dan keberlanjutan usaha ternak karena tenaga kerja yang lebih
berpengalaman dan terlatih dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
usaha (Sudrajat, 2018). Tenaga kerja yang dipekerjakan pada CV. Indo
Natural Farm (INF) hanya satu pekerja yang terlatih, pekerja tersebut
berfokus pada pemeliharan kelinci hias. Sehingga usaha kelinci hias dapat
efisien.
3. Tingkat pendidikan. Pendidikan dan kesadaran peternak atau pengusaha
dapat mempengaruhi produktivitas dan keberlanjutan usaha ternak.
Peternak atau pengusaha yang memiliki pengalaman dan terlatih dalam
bidang bisnis dan peternakan akan dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas usaha (Sudrajat, 2018). Tingkat pendidikan pada pekerja

7
masih terbilang cukup rendah, namun para pekerja cukup terlatih dan
berpengalaman, namun perlu adanya pelatihan tambahan.
3.3 Usaha Pemasaran Kelinci
Salah satu jenis usaha CV. Indo Natural Farm (INF) ini berfokus pada
kelinci hias yang diperlakukan sebagai hewan peliharaan dan ditawarkan kepada
pecinta kelinci yang mencari hewan peliharaan yang unik. Usaha ini memilih untuk
menjual kelinci hias secara mandiri, artinya mereka mungkin tidak bergantung pada
perantara atau pengecer. Hal ini memungkinkan pemilik usaha untuk berinteraksi
langsung dengan calon pemilik kelinci hias, memberikan informasi yang diperlukan
tentang perawatan dan kebutuhan hewan peliharaan.
Harga kelinci New Zealand (NZ) dan kelinci hias bervariasi tergantung pada
berbagai faktor. Kelinci New Zealand biasanya dijual dengan harga berkisar antara
100 hingga 115 ribu rupiah, dengan beberapa variasi harga yang tergantung pada
usia, jenis kelamin, keturunan, dan kondisi fisiknya. Sementara itu, kelinci hias,
yang sering memiliki ciri khas bulu panjang atau warna yang langka, dapat
memiliki harga yang lebih tinggi, tergantung pada keunikan dan keindahan mereka.
Harga kelinci hias dapat bervariasi secara signifikan, dan beberapa jenis yang
langka atau unik bisa mencapai harga yang jauh lebih tinggi. Pasar penjualan CV.
Indo Natural Farm (INF) selain di tempat terdapat juga sebuah pasar di grup
Facebook, namun harganya berbeda-beda antara perusahaan dan pengepul.
3.4 Biaya Pengeluaran
Pakan yang digunakan untuk kelinci pada CV. Indo Natural Farm terdiri
dari setengah karung ampas tahu yang setara dengan 15 kilogram per hari, serta
setengah karung rumput. Ampas tahu ini adalah sumber nutrisi yang penting dan
berharga untuk kelinci. Harga satu karung ampas tahu sekitar Rp7.500, yang
menunjukkan bahwa ini adalah pilihan pakan yang efisien dan terjangkau untuk
kelinci, dengan harga yang dapat dikelola oleh pemiliknya. Dengan penggunaan
pakan yang cermat dan perencanaan makanan yang baik, kelinci dapat diberikan
asupan yang cukup dan seimbang, sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik.
Pada usia sekitar satu setengah hingga dua bulan, kelinci sudah mencapai
tahap perkembangan yang memungkinkan mereka untuk dijual. Meskipun mereka

8
masih tergolong sebagai kelinci muda, pada usia ini mereka telah tumbuh dan
berkembang cukup untuk dapat hidup secara mandiri dan memenuhi kebutuhan
makanan padat. Hal ini membuat mereka siap untuk ditempatkan di rumah baru
atau dijual kepada pemilik yang berminat.
Pada usaha peternakan kelinci ini, pendekatan yang digunakan adalah
tradisional dan mengutamakan praktik-praktik sederhana. Mereka tidak
menggunakan mesin pemadatan atau press dalam pembuatan pakan, melainkan
memanfaatkan ampas tahu sebagai salah satu sumber makanan utama. Harga pakan
sekitar Rp25.000, yang cukup terjangkau, dan hal ini memungkinkan pemilik untuk
menjaga biaya pakan yang efisien. Kandang kelinci dibuat dengan biaya sekitar 6
juta rupiah, memberikan tempat perlindungan dan keamanan bagi hewan-hewan
mereka.
Selain itu, pemilik usaha ini mempekerjakan tenaga kerja dengan gaji harian
sekitar 70 hingga 80 ribu rupiah, yang membantu dalam perawatan dan pengelolaan
sehari-hari. Mereka juga mengambil indukan langsung dari petani-petani setempat.
Ketika membeli indukan anggora, harga berkisar sekitar 350 ribu rupiah untuk satu
ekor dengan berat sekitar 1 kilogram dan umur sekitar 5 bulan. Pendekatan ini
mencerminkan pendekatan berkelanjutan yang lebih tradisional dalam usaha
peternakan kelinci mereka, yang dapat menjadi modal yang efisien dan efektif
untuk pemeliharaan kelinci.
3.5 Tenaga Kerja
Pada usaha peternakan kelinci ini, hanya satu pekerja laki-laki yang terlibat
dalam mengelola dan merawat hewan-hewan. Peran pekerja laki-laki ini sangat
penting dalam perawatan sehari-hari kelinci, termasuk memberikan makanan,
membersihkan kandang, dan memastikan kesejahteraan hewan-hewan tersebut.
Dalam operasional usaha ini, pekerja yang terlibat menerima gaji sebesar 80.000
rupiah per hari kerja. Gaji harian ini mencerminkan dedikasi dan perhatian yang
diberikan oleh pekerja laki-laki yang sangat berharga dalam menjaga kondisi
kelinci dan memastikan operasional peternakan berjalan lancar.

9
3.6 Analisis Biaya

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
CV. Indo Natural Farm (INF) memiliki beragam jenis kelinci, termasuk
Lokal, Fuzzy Lop, Anggora, dan New Zealand. Kelinci lokal dijadikan untuk tujuan
pedaging, sementara yang lain seperti Fuzzy Lop, Anggora, dan NZ lebih
ditonjolkan sebagai hewan hias. Aspek-Aspek yang mempengaruhi koefesien
teknis pada usaha kelinci hias, yaitu pakan, tenaga kerja, dan tingkat Pendidikan.
CV. Indo Natural Farm (INF) memiliki usaha pemasaran kelinci hias yang fokus
pada interaksi langsung dengan calon pemilik, menjual kelinci secara mandiri tanpa
perantara. Mereka menawarkan kelinci hias dengan harga bervariasi tergantung
pada berbagai faktor, sementara kelinci hias dengan ciri khas tertentu dapat
memiliki harga lebih tinggi. CV. Indo Natural Farm (INF) menggunakan
pendekatan tradisional dengan fokus pada praktik sederhana. Pakan utama kelinci
terdiri dari ampas tahu dan rumput, dengan biaya harian sekitar Rp25.000. Dengan
biaya kandang sekitar 6 juta rupiah, pemilik menjaga efisiensi biaya. Pemilihan
bahan pakan yang terjangkau memungkinkan pemeliharaan yang efisien. Pemilik
juga mempekerjakan tenaga kerja dengan gaji harian 80 ribu rupiah dan
mendapatkan indukan dari petani setempat, mencerminkan pendekatan
berkelanjutan dan efektif dalam pengelolaan kelinci. CV. Indo Natural Farm (INF)
melibatkan satu pekerja laki-laki yang memiliki peran penting dalam merawat
kelinci sehari-hari, termasuk memberi makan, membersihkan kandang, dan
menjaga kesejahteraan kelinci. Dengan gaji harian sebesar 80.000 rupiah, dedikasi
pekerja mencerminkan nilai tinggi terhadap perawatan hewan dan kelancaran
operasional peternakan.
4.2 Saran
Untuk meningkatkan optimalisasi operasional CV. Indo Natural Farm (INF)
perlu mempertimbangkan diversifikasi pakan kelinci dengan tambahan nutrisi
spesifik untuk setiap jenis kelinci, mempertimbangkan peningkatan kandang atau
fasilitas lainnya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kesejahteraan
kelinci, mempertimbangkan untuk menambah jenis kelinci hias atau jenis kelinci
lainnya untuk menarik lebih banyak pelanggan, peningkatan eksplorasi strategi

11
pemasaran secara online karena dapat memperluas jangkauan pelanggan dan
meningkatkan penjualan kelinci karena tidak ada batasan jarak dan waktu, dan
mempertimbangkan pelatihan lebih lanjut untuk pekerja agar dapat meningkatkan
efisiensi dalam merawat dan menjaga kesejahteraan kelinci hias.

12
DAFTAR PUSTAKA
Asmarantaka RW. 2019. Manajemen Agribsisnis. Banten: Universitas Terbuka.
Fahrudin. 2023. Optimalisasi Strategi Pemasaran Kelinci Melalui Media Sosial
Guna. Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, 23-28.
Jessi. 2020, May 16-24. Manajemen Pemeliharaan dan Pola Pemasaran Kelinci di
Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Retrieved from Bulletin
Pertenakan Tropis.
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
Sudrajat, dan Isyanto AY. 2018. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Pendapatan Usaha Ternak Ayam Sentul. Jurnal Pemikiran Masyarakat
Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 70-83.
NN. 2018. Retrieved from repository atma jaya: https://e-
journal.uajy.ac.id/14000/3/TI076452.pdf

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai