Anda di halaman 1dari 59

Aspek Akuntansi dan

Pajak Atas Aset Tetap


Mela Nurdialy, SE., M.Ak
“Aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan
ASET TETAP diharapkan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode.”

► “Used in operations” and not for resale.

► Long-term in nature and usually


depreciated.

► Possess physical substance.

Presentation title 2
Pajak Pertambahan Nilai
• Ketika terjadi perolehan aset tetap yang menjadi objek PPN , yang

Ketentuan Pajak memperoleh aset tetap dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) dengan tarif
11% (PPN Masukan) dari harga perolehan
• Pemungut PPN adalah penjual yang menjadi Pengusaha kena Pajak dan PPN
Pertambahan yang dipungut menjadi PPN keluaran. Pengusaha Non PKP tidak boleh
memungut PPN

Nilai • Penjual PKP wajib menerbitkan faktur pajak, dan melaporkannya pada SPT
Masa PPN

Penyerahan aset yang terkait dengan Bendahara Pemerintah dan


Pemungut PPN lainnya
• Dalam hal ini, yang memungut PPN dan melaporkan SPT Masa PPn adalah instansi
Pemerintah, BUMN, Kontraktor Kontrak Kerjasama Pengusahaan Minyak dan Gas,
Kontraktor atau Pemegang Kuasa / Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya
Panas Bumi atau wajib pajak lainnya yang ditunjuk sebagai pemungut PPN
• Penjual wajib menerbitkan Faktur Pajak namun tidak dapat memungut PPN

Impor barang (termasuk aset tetap)


• Pengusaha yang melakukan impor barang, dikenakan PPN dengan tarif 11%
• Pemungut PPN Impor adalah DJBC dan/atau bank devisa
• Dasar pengenaan pajak = nilai impor = Cost + Insurance + Freight + Bea masuk
• Dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) menjadi dokumen yang
dipersamakan dengan Faktur Pajak
3
• PPN impor menjadi kredit pajak pengusaha PKP
Pengkreditan PPN
• Pengusaha PKP dapat mengkreditkan PPN masukan terhadap PPN Keluaran
Ketentuan Pajak dengan persyaratan:
✓ Ada FP lengkap, tidak cacat dan tidak rusak
Pertambahan ✓

Dalam rangka usaha
Masa pengkreditan 3 bulan sejak saat FP dibuat

Nilai ✓

Belum dibebankan sebagai biaya
Belum dilakukan pemeriksaan

Ekspor barang
• Tarif 0%
• Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberitakan persetujuan
Dit. Bea Cukai menjadi dokumen yang dipersamakan dengan Faktur Pajak
• Dilaporkan di SPT Masa PPN

PPN PMSE
• PMSE merupakan perdagangan yang transaksinya melalui sistem elektronik (digital).
• Pelaku usaha yang ditunjuk DJP, bertindak sebagai pemungut PPN PMSE
• Pemungut PPN PMSE harus mempunyai bukti pungut PPN berupa faktur pajak
elektronik untuk PPMSE dalam negeri. Sementara pemungut PPN PMSE luar negeri,
bukti pungut PPN berupa commercial invoice, order receipt, billing maupun
dokumen sejenis 4
Pengkreditan PPN PMSE

Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengklaim PPN atas PMSE


sebagai PPN masukan yang dapat dikreditkan terhadap
PPN Keluaran Tatacara pengkreditan PPN PMSE sebagai
berikut:
Ketentuan Pajak
✓ Bukti pungut wajib mencantumkan informasi pembeli nama
Pertambahan Nilai dan NPWP
✓ Pajak Masukan tetap dikreditkan walaupun bukti pungut
hanya mencantumkan alamat email pembeli yang telah
terdaftar sebagai alamat email PKP
✓ Atau dokumen menunjukkan jika akun pembeli pada
system elektronik penjual memuat nama dan juga NPWP
pembeli maupun alamat email pembeli

Presentation title 5
Ketika terjadi perolehan aset tetap bangunan melalui pembangunan melalui pihak ke 3, pihak
yang memperoleh aset harus memotong (selama memenuhi syarat sebagai pemotong PPh)
pph pasal 4 ayat 2 atas penghasilan yang diterima pihak ke 3 yang terlibat pembangunan
gedung tersebut.
Ketentuan Pajak Sebaliknya pihak yang menerima aset dikenakan PPN
Penghasilan
Jasa Konstruksi No Jenis Penyedia jasa Tarif (%)
1 sertifikat badan usaha kualifikasi 1,75
kecil atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha
orang perseorangan
Pekerjaan konstruksi
2 tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat 4
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
3 selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud 2,65
pada poin pertama dan kedua
4 Pekerjaan konstruksi memiliki sertifikat badan usaha 2,65
5 terintegrasi tidak memiliki sertifikat badan usaha 4
6 sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi 3,5
Jasa konsultansi kerja untuk usaha orang perseorangan
7 konstruksi tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat 6
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
6
Penjualan aset kepada instansi Pemerintah dan BUMN

Ketentuan Pajak • Ketika instansi Pemerintah membeli barang, termasuk aset tetap, dengan nilai
di atas Rp 2.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah,
Penghasilan PPh Pasal 22 penjual wajib dipungut PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan Pemerintah dengan
tarif 1,5% (diluar nilai PPN).
• Begitu juga, ketika BUMN membeli barang, termasuk aset tetap, dengan nilai
di atas Rp 10.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah,
penjual wajib dipungut PPh Pasal 22 oleh BUMN dengan tarif 1,5% (diluar
nilai PPN)

Impor Barang (termasuk aset tetap)


• Pengusaha yang melakukan impor barang, dipungut PPh Pasal 22
• Pemungut PPN Impor adalah DJBC dan/atau bank devisa
• Dasar pengenaan pajak = nilai impor = Cost + Insurance + Freight + Bea masuk
• Apabila pengimpor memiliki angka pengenal impor (API), tarif 2,5 %
• Apabila pengimpor tidak memiliki angka pengenal impor (API), tarif 7,5 %

7
Revaluasi aset tetap

Revaluasi aset merupakan penilaian kembali atas aset tetap


yang dimiliki oleh perusahaan, yang dilakukan dikarenakan
adanya kenaikan ataupun penurunan nilai aset tetap di
pasaran sehingga nominal aset tetap dalam laporan
keuangan menjadi tidak wajar.
Objek pajak revaluasi adalah selisih lebih dari penilaian
kembali aktiva. Keuntungan atas selisih nilai revaluasi dan
Pajak Penghasilan nilai buku fiskal menjadi Objek Pajak PPh Final yaitu
sebesar 10%.

Penjualan atau Pengalihan Aset Tetap


✓ keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta (PPh Pasal 4 ayat 1 huruf d UU no 7 tahun 2021
tentang HPP) → termasuk aset tetap
✓ Keuntungan ini dilaporkan di SPT Tahunan PPh WP OP
atau SPT Tahunan PPh Badan dikenai tarif pajak PPh
Pasal 17
Presentation title 8
Metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan ketentuan perpajakan adalah :
a. dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi
harta tersebut (metode garis lurus atau straight-line method); atau
Penyusutan b. dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas
nilai sisa buku (metode saldo menurun atau declining balance method), dan pada
menurut akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus.
pajak Penggunaan metode penyusutan atas harta harus dilakukan secara taat azas.
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang
masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya
pengerjaan harta tersebut

9
KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP
Aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode •Tanah
• Mesin dan peralatan pabrik
Disajikan : • Peralatan dan perabotan kantor
•Aset Tetap dalam Neraca • Kendaraan
•Biaya perolehan Aset Tetap tersebut dikurangi • Gedung dan Bangunan (kantor,
akumulasi penyusutan pabrik, gudang)

Diungkapkan :
•Dasar pengukuran untuk menentukan nilai
tercatat bruto (carrying amount) •Saat potensi manfaat ekonomi masa
•Informasi penyusutan (metode, masa manfaat, depan diperoleh
dan tarif penyusutan) •Nilai atau biaya yang dapat diukur
•Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan dengan andal
(dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan •Kriteria pengakuan berlaku pada saat
PENGUKURAN pengakuan awal dan untuk biaya setelah
nilai) pada awal dan akhir periode
•Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir perolehan awal
periode •Biaya Perolehan
•Penurunan nilai aset •Nilai Wajar
•Nilai pertanggungan asuransi atas aset tetap, jika
asuransi dilakukan dan pendapat manajemen
apakah nilai tersebut memadai untuk itu 10
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan
hanya jika :
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk
biaya setelah perolehan awal.

Pengakuan
Pengeluaran Modal versus Pengeluaran Beban
Kebijakan kapitalisasi biaya → pembelian aset berwujud yang biaya
perolehannya lebih besar dari Batasan kapitalisasi, akan dicatat sebagai
aset tetap (pengeluaran modal), jika nilainya < = batasan kapitalisasi,
dicatat sebagai beban pada periode berjalan

Aspek Akuntansi dan Pajak Atas Aset Tetap 11


Suku Cadang dan Peralatan Pemeliharaan
• Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya
dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat
dikonsumsi. Namun pada kondisi tertentu suku cadang memenuhi
kriteria pengakuan aset tetap, seperti :
❑ Suku cadang utama dan peralatan pemeliharaan dengan entitas
memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu
periode dan memiliki nilai yang cukup material
❑ Suku cadang utama dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa
Pengakuan digunakan untuk suatu aset tetap tertentu
❑ komponen yang diganti tidak diakui lagi.

Contoh:
▪ Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku
cadang tersebut spesifik dan harganya material dibandingkan dengan
nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih
satu tahun.
▪ Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan
syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari pembukuan.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang memenuhi kriteria pengakuan aset tetap harus dicatat sebagai
aset tetap dan disusutkan sama seperti aset tetap lainnya, jika telah memenuhi kriteria penyusutan.
Aspek Akuntansi dan Pajak Atas Aset Tetap 12
Aset Tetap Diperoleh untuk Alasan Keamanan atau Lingkungan
Pada entitas yang sifat dan karakteristik bidang usahanya harus memiliki
suatu aset tetap yang tidak secara langsung memberikan atau
Pengakuan meningkatkan manfaat ekonomis masa depan bagi entitas, namun
keberadaan aset tersebut diperlukan agar entitas dapat memperoleh
manfaat ekonomis masa depan dari aset tetap lainnya.

Misalnya: entitas yang bergerak pada industry kimia diharuskan untuk


memiliki peralatan pengolahan bahan-bahan kimia, khususnya bahan kimia
berbahaya sedemikian sehingga bahan kimia tersebut tidak merusak
lingkungan → dibangun pusat pengolahan limbah → biaya perolehannya
memenuhi kualifikasi aset tetap, karena pengolahan limbah ini
memungkinkan entitas untuk mendapatkan manfaat ekonomi lebih besar
dari aset tetap entitas lainnya, dibandingkan dengan manfaat ekonomis
yang dihasilkan seandainya pengolahan limbah tersebut tidak ada.

Aspek Akuntansi dan Pajak Atas Aset Tetap 13


Dibangun
Pembelian
Perolehan Aset Tetap (PSAK 16)
sendiri
(PSAK 16)

Pertukaran
Kombinasi
dengan aset
Biaya Perolehan bisnis (PSAK
Nilai moneter dari suatu aset tetap dapat non moneter
dibedakan atas 2 kelompok besar 22)
(PSAK 16)
❖ Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
aset tetap tersebut pertama kali
❖ Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan Sewa Hibah
aset tetap, seperti: biaya perbaikan, biaya
perawatan, biaya penggantian dan biaya pembiayaan Pemerintah
lainnya (PSAK 30) (PSAK 61)
Presentation Title
Presentation title 14
• Harga pembeliannya → jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh suatu aset tetap pada
saat perolehan atau konstruksi → jumlah yang
dibayarkan untuk mendapatkan aset tetap, termasuk bea
impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan
setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-
Komponen potongan lain.
Biaya • Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi yang
Perolehan diinginkan agar aset tetap siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen
• Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan
aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas
biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama
periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan
persediaan
Presentation title 15
Harga perolehan aset tetap adalah nilai tunai dari pembelian
(PSAK 16). Pembayaran bunga diakui sebagai beban bunga
pada pembayaran dilakukan, kecuali biaya pinjaman yang
dapat dikapitalisasi, jika memenuhi pengaturan dan
persyaratan dalam PSAK 26 Biaya Pinjaman
Contoh Pembelian dengan cicilan
Perusahaan ABC membeli mesin seharga Rp 60 juta
secara mencicil dengan 3 kali pembayaran, dengan bunga
sebesar 1% per bulan.
Harga Pembelian Jurnal Pembelian Mesin
Mesin (D) Rp 60 juta
Kas/ bank (K) Rp 20 juta
Utang pembelian Mesin (K) Rp 40 juta
Jurnal Pembayaran Cicilan ke 2
Utang pembelian Mesin (D) Rp 20 juta
Kas/ bank (D) Rp 400 ribu
Biaya bunga (K) Rp 20.400.000
Jurnal Pembayaran Cicilan ke 3
Utang pembelian Mesin (D) Rp 20 juta
Kas/ bank (D) Rp 200 ribu
Presentation title Biaya bunga (K) Rp 20.200.000 16
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
Contoh:
• Biaya imbalan kerja, yang timbul secara langsung dari
pembangunan atau akuisisi tetap
• Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
• Biaya handling dan penyerahan awal
Komponen • Biaya perakitan dan instalasi
Biaya • Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik,
setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang
Perolehan dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
• Komisi professional

Bila terjadi pengeluaran yang seharusnya tidak diperlukan seperti:


a) Terjadi kecelakaan kerja dalam proses handling
b) Terdapat kesalahan pemasangan pipa atau peralatan lain sehingga harus membeli
pipa baru dan jam kerja bertambah
c) Denda karena entitas tidak memenuhi peraturan Pemerintah
Maka pengeluaran tsb harus langsung dibebankan pada periode berjalan dan tidak
dapat dikapitalisasi pada asset tetap
Presentation title 17
Bukan biaya perolehan aset, contoh:
• Biaya pembukaan fasilitas baru
• Biaya pengenalan produk (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi)
• Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan
baru (termasuk biaya pelatihan staf)
• Administrasi dan biaya overhead umum lainnya
Komponen Biaya
• Biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi
Perolehan – sebagaimana dimaksudkan oleh manajemen namun belum dipakai atau
Biaya-biaya yang masih beroperasi di bawah kapasitas penuhnya
dapat diatribusikan • Kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran
secara langsung (output) masih rendah
• Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas
Biaya yang dikeluarkan untuk kelengkapan dokumen hukum perolehan dan
penguasaan tanah diakumulasi beban tangguhan sebagai beban tangguhan,
seperti: biaya legal audit untuk memeriksa keaslian sertifikat tanah, rencana
tata kota, biaya pengukuran dan pemetaan uang, biaya notaris, pembuatan
akta jual beli dan pejabat pembuat akta tanah, pajak terkait pada jual beli
tanah, biaya resmi pembayaran ke kas negara untuk perolehan hak,
Presentation title perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah. 18
Biaya-biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung
PT ABC membeli sebuah bangunan untuk
dibongkar dan dijadikan gedung kantor.
Diketahui biaya-biaya yang timbul dalam
transaksi pembelian yaitu:
Harga pembelian Rp 30 milyar
PPN Rp 3,3 milyar
BPHTB Rp 1,5 milyar
Biaya notaris Rp 300 juta
Biaya jamuan dan entertainment Rp 50 juta
Komisi agen property Rp 300 juta
Sewa excavator Rp 200 juta
Upah kuli pembersih puing Rp 50 juta

Tentukan jumlah yang boleh dikapitalisasi dan


biaya yang tergolong biaya tambahan

Presentation title 19
Entitas memerlukan mesin baru dan tidak terdapat karyawan yang
Biaya mampu mengoperasikan mesin baru tsb. Untuk itu, entitas
Pelatihan mengeluarkan biaya pelatihan karyawan. Apakah biaya pelatihan ini
termasuk dalam biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
Karyawan atas perolehan mesin tsb?

Pembahasan:
Mesin telah berada pada kondisi yang siap untuk digunakan, sudah
memenuhi definisi dan syarat pengakuan dan pengukuran asset
tetap. Jika kemudian ternyata, entitas tidak memiliki karyawan yang
dapat mengoperasikan mesin tsb dan harus mengeluarkan biaya
pelatihan, maka biaya pelatihan tsb tidak termasuk dalam biaya
yang dapat diatribusikan atas perolehan mesin. Sesuai dengan
spesifikasi mesin itu sendiri, mesin sudah dapat beroperasi sesuai
dengan fungsinya, dengan atau tanpa karyawan yang dapat
mengoperasikan karenanya biaya pelatihan karyawan tidak boleh
dikapitalisasi ke dalam biaya perolehan mesin.

20
Entitas memiliki sebuah gedung dan menggunakan gedung tsb sebagai kantor pusat
tempat kegiatan operasional sehari-hari. Gedung tsb telah berusia 20 tahun namun
masih memiliki sisa masa manfaat 5 tahun. Kemudian manajemen memutuskan untuk
Biaya
membangun gedung baru yang lebih modern diatas tempat gedung lama berdiri.
Pembongkaran Bagaimana manajemen seharusnya mencatat hal ini. Biaya untuk membongkar
Gedung Lama gedung lama, apakah dapat ditambahkan ke nilai gedung baru yang akan dibangun ?

Pembahasan :
Atas gedung lama yang akan dihentikan penggunaannya, manajemen harus
mengubah estimasi sisa manfaatnya dan melakukan penyesuaian atas jumlah
penyusutan, sedemikian sehingga pada saat akan dibongkar, gedung lama
nilainya sudah nihil. Atas biaya pembongkaran, entitas harus mencatat sebagai
beban periode berjalan karena gedung lama memang sudah ada dan bukan
suatu perolehan baru untuk membangun gedung baru. Berbeda kondisinya jika
untuk membangun gedung baru, entitas membeli suatu lahan tanah, yang
diatas lahan tsb terdapat gedung yang harus dibongkar untiik dapat
mendirikan gedung sesuai intensi manajemen. Maka biaya pembongkaran
gedung tua dianggap sebagai biaya untuk mempersiapkan lahan tanah untuk
membangun gedung baru

21
Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
aset
• harus diestimasi dan dihitung berdasarkan nilai tunai (present
value) dan ditambahkan pada biaya perolehan aset tetap
• Estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
Komponen biaya relokasi lokasi aset tetap akan disusutkan bersama
dengan biaya perolehan langsung aset tetap tersebut. Estimasi
Biaya biaya pembongkaran dicatat sebagai provisi dan akan
Perolehan – disesuaikan dengan berjalannya waktu sehingga pada akhir
Estimasi Biaya masa manfaat aset, nilai provisi sama dengan nilai yang
diharapkan akan dikeluarkan untuk melaksanakan
Pembongkaran pembongkaran.
Contoh:
PT Abadi membangun instalasi pipa bawah tanah untuk mengangkut bahan
bakar gas ke lokasi pabrik. Biaya perolehan dan instalasi pipa gas bawah
tanah sebesar Rp 1 milyar dan nilai tunai estimasi biaya pembongkaran,
pengangkatan kembali pipa gas dan mengembalikan kondisi jalan seperti
semula sebesar Rp 20 juta.

Presentation title 22
Contoh:
PT Abadi membangun instalasi pipa bawah tanah untuk mengangkut bahan bakar gas ke lokasi
pabrik. Pipa tsb harus dibongkar dan mengembalikan kondisi jalan seperti sediakala pada akhir
tahun ke-30. Biaya perolehan dan instalasi pipa gas bawah tanah sebesar Rp 1 milyar dan nilai
tunai estimasi biaya pembongkaran, pengangkatan kembali pipa gas dan mengembalikan kondisi
jalan seperti semula sebesar Rp 20 juta.
Jurnal pengakuan aset tetap Setiap tahun
Pipa gas bawah tanah (D) Rp 1,02 milyar Beban penyusutan-
Komponen Kas / bank (K) Rp 1 milyar Pipa gas bawah tanah Rp 34 juta
Provisi (K) Rp 20 juta Akumulasi penyusutan Rp 34 juta
Biaya Perolehan –
Jika pada saat review akhir tahun kelima, manajemen mengetahui bahwa nilai tunai dari
Estimasi Biaya estimasi ternyata telah meningkat menjadi Rp 25 juta, maka atas kenaikan tersebut
Pembongkaran diperlakukan sebagai perubahan estimasi karenanya diberlakukan secara prospektif. Nilai
tercatat pipa gas sebelum penambahan di atas adalah sebesar = Rp 1,02 milyar – (5 x Rp
34 juta) = Rp 850 juta
Jurnal pengakuan aset tetap
Pipa gas bawah tanah (D) Rp 5 juta
Provisi (K) Rp 5 juta
Penambahan nilai estimasi sebesar Rp 5 juta menjadikan nilai tercatat pipa gas menjadi Rp 855 juta.
Penyusutan per tahunnya untuk sisa masa manfaat 25 tahun adalah sebesar Rp 34,2 juta
Setiap tahun
Beban penyusutan-
Pipa gas bawah tanah Rp 34,2 juta
Presentation title 23
Akumulasi penyusutan Rp 34,2 juta
Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk HGB, HGU dan HP diakui sebagai
asset tetap. Biaya perolehan asset tetap tanah mencakup seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh tanah tsb sampai dapat dipakai sesuai tujuan:
a. Harga transaksi pembelian termasuk tanaman, prasarana, bangunan di
atasnya yang harus dibeli kemudian mungkin harus dimusnahkan
b. Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, jika lahan tanah diciptakan.
Misalnya reklamasi tanah di pantai laut
c. Biaya ganti rugi penghuni, relokasi, harga pembelian tanah pengganti.
Biaya Perolehan Misalnya dalam hal penggusuran rumah penduduk dalam pembangunan
suatu projek
Tanah
d. Biaya komisi perantara, notaris, Pajak Penjualan dan biaya pengurusan
sertifikat tanah dan biaya administrasi dokumen hukum lainnya yang perlu
e. Biaya pinjaman sesuai kriteria untuk kapitalisasi biaya pinjaman
f. Biaya pematangan tanah

Pengeluaran setelah tanah diperoleh, apa dapat meningkatkan manfaat


ekonomis, yaitu meningkatkan kinerja atau memperpanjang umur ekonomis
tanah, dapat ditambahkan pada harga perolehan tanah. Misalnya biaya
pengurukan dan meninggikan tanah yang sering banjir, biaya pemasangan
tanggul di daerah pantai untuk mencegah erosi atau biaya pemasangan
Presentation title
penyanggah beton di daerah tebing untuk mencegah tanah longsor 24
Tanah
• Improvements dengan umur terbatas, seperti jalan masuk
pribadi, jalan setapak, pagar, dan tempat parkir, dicatat
sebagai Land Improvements dan disusutkan.

• Tanah yang diperoleh dan dikuasai untuk spekulasi


diklasifikasikan sebagai investasi.

• Tanah yang dikuasai oleh perusahaan real estat untuk


dijual kembali harus diklasifikasikan sebagai persediaan.

25
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
▪ Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi ,
biaya bunga → jika membangun sendiri
Perolehan Bangunan ▪ Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.
▪ Fee profesional
▪ Ijin pendirian bangunan
▪ Perusahaan mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan,
mulai dari penggalian hingga penyelesaian, sebagai bagian dari
biaya pembangunan.

Presentation title 26
Perolehan ▪ Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan
Peralatan kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin dan
peralatan lain.
▪ Biaya perolehan adalah semua pengeluaran yang
dikeluarkan untuk memperoleh peralatan sampai siap
digunakan, meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi dan handling
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi (assembling and installation costs) dan
biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
27
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk
produk barunya:
Ilustrasi 1. Rp 20 milyar untuk pembelian mesin
Biaya 2. Rp 1.3 milyar biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi mesin sesuai layout
pabrik.
Perolehan 3. Rp 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. Rp 300 juta untuk pengiriman mesin
5. Rp 1 milyar PPN dan Rp 1.5 milyar bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru Rp 700 juta
7. Biaya pengetesan awal Rp 250 juta
8. Biaya grand opening Rp 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi Rp 150 juta
10.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead Rp 120 juta

Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar


= Rp (20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150) = Rp 23.700 milyar
Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik
tersebut tidak boleh diakui.
1. Biaya grand opening 350 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
28
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120 juta
Aset Tetap yang Dibangun Sendiri
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri menggunakan prinsip yang sama dengan pembelian atau
cara lain. Semua biaya yang terkait langsung dengan pembangunan aset tersebut menjadi biaya perolehan aset
termasuk beban material, beban tenaga kerja dan beban overhead (metode :1) biaya variable, 2) metode porsi
dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset aset tetap), biaya bunga selama proses
pembangunan
Periode Kapitalisasi
Konstruksi fisik dan
instalasi telah selesai
Perolehan
Aset Tetap
Periode kapitalisasi Dibebankan
Penghentian kapitalisasi
Periode Kapitalisasi Jika Ada Penghentian Sementara
Konstruksi fisik Konstruksi fisik
dihentikan sementara dimulai kembali

Periode kapitalisasi Dibebankan Periode kapitalisasi


Kapitalisasi kapitalisasi
Presentation title 29
Dihentikan dimulai kembali
Biaya pinjaman dapat diakui sebagai komponen biaya perolehan aset tetap
jika memenuhi kriteria PSAK 26 Bunga Pinjaman, yaitu jika biaya pinjaman
secara langsung diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi
suatu aset kualifikasian.

▪ SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi


▪ Konsisten dengan prinsip harga perolehan
▪ Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
✓ Qualifying assets
Biaya Pinjaman
✓ Periode kapitalisasi
✓ Jumlah yang dikapitalisasi

Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar
siap digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya
Contoh: pabrik, fasilitas pembangkit listrik, dan properti investasi
Tidak termasuk: aset keuangan, persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi
dalam jangka waktu pendek, aset yang siap untuk digunakan atau dijual sesuai
dengan maksudnya ketika diperoleh.
Ada dua jenis aset : a) aset yang dibangun, untuk digunakan sendiri; 2) aset yang akan
dijual / disewakan, yang dibangun atau diproduksi sebagai proyek terpisah.
Presentation title 30
Jumlah biaya pinjaman yang
Periode Kapitalisasi dapat dikapitalisasi
Dimulai ketika kegiatan pembangunan aset Adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul
Kapitalisasi dimulai: dari pinjaman dana yang digunakan untuk
biaya 1. Pengeluaran aset terjadi membiayai perolehan (pembangunan) aset
2. Aktivitas untuk menyiapkan aset untuk tetap dikurangi dengan pendapatan bunga
pinjaman digunakan atau dijual sedang yang diperoleh dari investasi sementara
berlangsung. atas dana hasil pinjaman yang belum
3. Terjadi biaya bunga digunakan selama periode pembangunan
1. Biaya bunga aktual (actual interest)
Berakhir ketika: yang dikeluarkan.
• aset secara substansial telah selesai dan 2. Avoidable interest - jumlah biaya bunga
siap untuk digunakan, sesuai tujuannya selama periode yang secara teoritis
• Konstruksi aset diselesaikan per bagian dapat dihindari perusahaan jika tidak
dan dapat digunakan selama konstruksi melakukan pengeluaran untuk aset
bagian lain – biaya pinjaman per bagian tersebut
(kompleks bisnis)
Penghentian sementara :
Aktivitas atas aset kualifikasian dihentikan
Tidak dihentikan sementara :
• Pekerjaan teknikan dan administratif signifikan 31
• Bagian dari proses yg diperlukan untuk mempersiapkan aset sesuai maksudnya
Bunga selama Proses Konstruksi

• Alternatif pembebanan biaya bunga yang muncul


selama proses konstruksi

Rp 0 Menambah Nilai Aset Rp ?

Biaya bunga Kapitalisasi


Kapitalisasi biaya
tidak semua biaya
bunga aktual
dikapitalisasi bunga
selama konstruksi
selama
(dengan modifikasi)
konstruksi

IFRS/PSAK
32
PT Nusa membangun gedung yang akan digunakan untuk kantor pusatnya. Untuk itu,
PT Nusa meminjam dana kepada bank dengan bungna Rp 25 juta per bulan.

Contoh biaya Seluruh dana pinjaman digunakan untuk membiayai gedung tersebut sehingga biaya
bunga bunga dapat dikapitalisasi pada perolehan gedung. Setiap bulannya, PT Nusa akan
dikapitalisasi melakukan jurnal pencatatan biaya bunga sbb:

Gedung (D) Rp 25 juta


Kas/bank (K) Rp 25 juta

Oleh karena alasan tertentu, PT Nusa menghentikan pembangunan gedung tsb,


namun PT Nusa tetap melakukan pembayaran biaya bunga ke bank. Pembangunan
dihentakan sementara selama 1 tahun dan kemudian dilanjutkan Kembali setelah
itu. Maka biaya bunga selama 1 tahun, penghentian pembangunan tersebut tidak
dapat dikapitalisasi ke biaya perolehan gedung.
Dengan adanya penghentian pembangunan, perusahaan telah meminta dilakukan
Biaya bunga restrukturisasi ulang sehingga pengembalian pokok pinjaman dapat ditunda sampai
pembangunan dengan setahun ke depan. Pada akhir bulan ke enam, ternyata pembangunan
dihentikan gedung telah selesai dan gedung telah siap digunakan. PT Nusa masih harus
membayar biaya bunga bank untuk masa 6 bulan ke depan. Biaya bunga yang harsu
dibayarkan setelah gedung siap digunakan, tidak dapat dikapitalisasi ke biaya
perolehan gedung 33
Biaya Pinjaman yang
Dikapitalisasi
BIAYA PINJAMAN

Biaya pinjaman yg dapat dihindari jika pengeluaran


atas aset tidak dilakukan

PINJAMAN KHUSUS PINJAMAN UMUM

Biaya pinjaman aktual • Tarif kapitalisasi: rata-


(–) rata tertimbang atas
Penghasilan investasi saldo pinjaman (diluar
sementara pinjaman khusus)
• Tidak boleh melebihi
jumlah biaya pinjaman
aktual
34 PSAK 26/SY
PT Jaya memiliki beberapa pinjaman dan akan menggunakan dana dari pinjaman
tersebut untuk membangun suatu gudang. Biaya pembangunan gudang adalah
sebesar Rp 1,6 milyar. Pinjaman yang ada saat ini terdiri dari:
Contoh ❖ Pinjaman 1 sebesar Rp 1,6 milyar dengan tingkat bunga sebesar 9%;
Kapitalisasi biaya ❖ Pinjaman 2 sebesar Rp 4 milyar dengan tingkat bunga sebesar 8%;
bunga- pinjaman ❖ Pinjaman 3 sebesar Rp 800 ribu dengan tingkat bunga sebesar 7,5%.
umum Pembangunan gudang dilakukan dalam waktu 8 bulan
Biaya bunga pinjaman yang dapat dikapitalisasi dihitung dengan cara sebagai berikut:
1. Tentukan tingkat bunga rata-rata tertimbang dari ketiga pinjaman tersebut:
Pinjaman 1 Rp 1,6 milyar x 9% Rp 144 juta
Pinjaman 2 Rp 4 milyar x 8% Rp 320 juta
Pinjaman 3 Rp 800 ribu x 7,5% Rp 60 juta
Total bunga pinjaman Rp 524 juta
Total pokok pinjaman Rp 6,4 milyar
Tingkat bunga rata-rata Rp 524 juta / Rp 6,4 milyar 8,188%

2. Hitung biaya bunga untuk dana yang digunakandalam pembangunan gudang.


Biaya bunga adalah sebesar Rp1,6 milyar x 8/12 x 8,188% = Rp 87.333.333

35
Dalam pembangunan aset tetap yang digunakan sendiri, semua laba
internal yang mungkin terjadi harus dieliminasi. Demikian pula dengan
Laba biaya-biaya tambahan sebagai akibat adanya pemborosan pemakaian
Internal material, tenaga kerja, maupun sumber daya lainnya.

Melanjutkan contoh pembangunan gedung kantor PT Nusa sebelumnya.


Pembangunan gedung telah dilakukan sesuai dengan rancangan arsitektur
yang telah ditetapkan sejak awal. Manajemen PT Nusa merasa bahwa ruang
rapat manajemen terlalu kecil sehingga ruang rapat dirombak dan dibuat
lebih besar.
Ruang rapat telah dibuat sesuai dengan rancangan awal. Dengan adanya
perombakan ini, maka biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan ruang
Biaya rapat yang lebih kecil dan biaya yang diperlukan untuk membongkar ruang
pembangunan rapat tersebut, tidak dapat dikapitalisasi ke biaya perolehan gedung yang
abnormal
dapat dikapitalisasi hanya biaya untuk membuat ruang rapat yang lebih
besar.
36
Pertukaran Aset Tetap
Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset non moneter lainnya dinilai
pada nilai wajar, kecuali jika:
- nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal
- transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial

Nilai wajar yang dapat diandalkan


Aset diserahkan Aset diterima Pengukuran
Pertukaran Aset V V Nilai wajar aset diserahkan

Tetap X V Nilai wajar aset diterima


X X Nilai tercatat aset diserahkan

Pertukaran memiliki substansi komersial jika arus kas masa depan berubah
sebagai akibat dari transaksi tersebut. Artinya, jika posisi ekonomi kedua pihak
berubah, transaksi tersebut memiliki substansi komersial.

Jenis Pertukaran Pedoman Akuntansi


Pertukaran memiliki substansi komersial Mengakui keuntungan dan rugi segera
Pertukaran kurangmemiliki substansi komersial Menunda keuntungan, mengakui kerugian segera

37
Aspek Akuntansi dan Pajak Atas Aset Tetap
Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki
substansi komersial, nilai khusus entitas dari kegiatan
operasional entitas yang dipengaruhi oleh transaksi harus
merupakan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini didapat tanpa
memerlukan perhitungan yang rinci.
Jika transaksi pertukaran aset tidak atau kurang memiliki
substansi komersial, maka biaya perolehannya diukur dengan
Pertukaran Aset jumlah tercatat dari aset yang diserahkan
Tetap
Transaksi pertukaran aset dikatakan tidak memiliki atau kurang memiliki
substansi komersial, jika:
(a) Konfigurasi (risiko, waktu dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima
berbeda dari konfigurasi dari aset yang diserahkan; atau
(b) Nilai khusus entitas dari kegiatan operasional entitas yang dipengaruhi
oleh transaksi tersebut berubah sebagai akibat dari pertukaran; dan
(c) Selisih antara (a) dan (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari
aset yang dipertukarkan

Presentation title 38
Ringkasan pengakuan keuntungan dan kerugian pada pertukaran aset
1. Hitung total keuntungan atau kerugian transaksi. Jumlah ini sama dengan
perbedaan antara nilai wajar aset yang diserahkan dengan nilai buku aset
yang diserahkan
2. Jika hasil perhitungan di langkah ke 1, mengalami kerugian, selalu
mengakui seluruh kerugian
3. Jika hasil perhitungan di langkah ke 1, mengalami keuntungan,
a) Dan pertukaran memiliki substansi komersial, mengakui seluruh
Pertukaran Aset keuntungan
Tetap b) Dan pertukaran kurang memiliki substansi komersial, tidak ada
keuntungan yang diakui

Dalam pengungkapan termasuk


• Sifat dari transaksi
• Metode akuntansi untuk aset yang dipertukarkan, dan
• Keuntungan atau kerugian yang diakui di bursa

Presentation title 39
PT Jaya memiliki sebidang tanah dan bangunan di tengah kota dengan tercatat Rp 20
milyar dan biaya perolehan awal Rp 24 milyar. Adapun nilai pasar tanah dan bangunan Rp
30 milyar. PT Jaya kemudian menukar tanah dan bangunan tersebut dengan sebidang tanah
yang lebih luas di daerah lain. Nilai pasar tanah tersebut adalah Rp 36 milyar. Pada
Contoh transaksi pertukaran ini, PT Jaya menambahkan pembayaran kas sebanyak Rp 4 milyar.
Pertukaran Tanah Diasumsikan bahwa pertukaran ini memiliki substansi komersial.
dan Bangunan Pembahasan:
Nilai wajar dari tanah dan bangunan adalah Rp 30 milyar. Nilai wajar dari aset yang
diserahkan adalah Rp 34 milyar (nilai wajar dari tanah dan bangunan ditambahkan dengan
nilai kas yang diserahkan). Karena nilai wajar dari aset yang diserahkan diketahui, maka
transaksi pertukaran ini harus dicatat pada nilai wajar aset yang diserahkan yaitu Rp 34
milyar.
Laba rugi dari transaksi pertukaran ini dihitung sebagai berikut:
Nilai tercatat tanah dan bangunan Rp 20 milyar ditambah kas yang diserahkan Rp 4 milyar
dibandingkan dengan nilai wajar yang dipertimbangkan dalam transaksi ini yaitu nilai wajar
aset yang diserahkan Rp 30 milyar. Dengan demikian terdapat keuntungan pertukaran aset
sebesar Rp 10 milyar.
Jurnal atas transaksi pertukaran adalah sebagai berikut:
Tanah (D) Rp 34 milyar
Akumulasi tanah dan bangunan (D) Rp 4 milyar
Tanah dan bangunan (K) Rp 24 milyar
Kas (K) Rp 4 milyar
40
Keuntungan pertukaran aset (K) Rp 10 milyar
Pada hibah yang berkaitan dengan aset tetap, maka baik hibah maupun aset tetap yang diterima harus dicatat pada
nilai wajar. Hibah dari pemerintah ini hanya boleh diakui jika telah diperoleh suatu keyakinan bahwa:
(a) Entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; dan
(b) Hibah akan diperoleh.
Hibah Hibah yang diterima dicatat sebagai pendapatan selama periode yang berkaitan dengan penggunaan hibah tersebut.
Hibah yang diterima berkaitan dengan aset tetap diakui sebagai pendapatan selama masa manfaat aset tetap tersebut
Pemerintah dan diakui secara proporsional sejalan dengan penyusutan aset tetap yang bersangkutan. Hibah pemerintah tidak
(PSAK 61) boleh dikreditkan secara langsung pada ekuitas.
Contoh Hibah:
Perusahaan akan menerima hak pemakaian tanah dari Pemda sebagai hibah dengan nilai wajar Rp 300
juta. Tanah tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai lahan bagian dari lahan perusahaan untuk masa
25 tahun ke depan. Seluruh persyaratan penerimaan hibah telah dipenuhi perusahaan.
Pembahasan
Nilai wajar dari tanah yang diterima adalah Rp 300 juta. Sehingga perusahaan akan mencatat tanah dan
pendapatan dari hibah pemerintah masing-masing sebesar Rp 300 juta. Sesuai dengan sifatnya, tanah tidak
disusutkan, namun karena adanya pembatasan penggunaan tanah tersebut selama masa manfaat 25 tahun,
maka atas tanah yang diperoleh melalui hibah ini harus disusutkan selama masa 25 tahun.
Jurnal yang dibuat perusahaan pada saat menerima hibah dan jurnal penyesuaian pada saat penyusunan
laporan keuangan akhir tahun usaha adalah sebagai berikut:
Hak Tanah - Hibah (D) Rp 300 juta

Pendapatkan Ditangguhkan - Hibah (K) Rp 300 juta

Biaya penyusutan hak atas tanah (D) Rp 12 juta

Akumulasi penyusutan hak tanah (K) Rp 12 juta

Pendapatkan Ditangguhkan - Hibah (D) Rp 12 juta

Pendapatan Hibah (K) Rp 12 juta 41


Dalam proses perolehan suatu aset tetap, mungkin terdapat kegiatan yang memaberikan
penghasilan bagi entitas. Penghasilan bersih dari kegiatan tersebut dapat saja mengurangi
biaya perolehan aset tetap, jika kegiatan tersebut memang dibutuhkan untuk mendapatkan
Pendapatan aset tetap pada kondisi dan lokasi sebagaimana diinginkan oleh manajemen. Jika
yang penghasilan tersebut berasal dari kegiatan yang tidak dibutuhkan untuk penyelesaian atau
Diperoleh perolehan aset tetap, maka penghasilan tersebut harus langsung diakui dalam laporan laba
rugi periode berjalan.
Contoh:
(a) Penghasilan yang dapat mengurangi biaya perolehan aset tetap.
Contoh: penjualan puing bangunan lama untuk mendapatkan tanah pada
kondisi yang siap dibangun dengan bangunan baru
b) Penghasilan yang tidak dapat mengurangi biaya perolehan aset tetap
Contoh: setelah bangunan lama dihancurkan, manajemen ternyata
menunda pembangunan selama beberapa tahun. Atas penundaan
tersebut, manajemen mengambil kebijakan untuk menyewakan tanah
kepada pihak lain. Penghasilan sewa ini tidak dapat mengurangi biaya
perolehan aset tetap.

42
❑ Biaya perbaikan dan pemeliharaan, termasuk biaya tenaga kerja, suku cadang
kecil dan biaya habis pakai sehubungan dengan kegiatan perawatan sehari-hari
aset tetap. Biaya perbaikan dan pemeliharaan tidak boleh diakui sebagai bagian
dari biaya aset tetap, namun harus langsung diakui sebagai beban dalam laporan
Biaya – biaya laba rugi pada saat terjadinya.
setelah ❑ Biaya penggantian. Biaya penggantian dapat menjadi bagian dari biaya aset
Perolehan Awal tetap jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap, yaitu terdapat manfaat
ekonomis dari aset tetap yang akan mengalir ke entitas dan biaya perolehannya
dapat diukur secara andal. Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai
asset.
❑ Biaya inspeksi teratur. Biaya inspeksi dapat dikapitalisasi pada nilai aset tetap
jika memenuhi pengakuan aset tetap. Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari
fisik) dihentikan pencatatannya.

PSAK 16 mengatur bahwa jika terjadi penggantian bagian signifikan dari suatu
aset, maka nilai tercatat dari bagian yang diganti harus dihentikan pengakuannya
(dikeluarkan dari nilai tercatat aset tetap) dan nilai bagian pengganti ditambahkan
ke dalam nilai aset tetap. Sisa nilai tercatat bagian yang diganti diakui sebagai
beban periode berjalan

Jika suatu inspeksi teratur atas suatu aset tetap dilakukan, maka biaya untuk inspeksi
teratur tersebut ditambahkan ke nilai tercatat aset tetap, namun nilai tercatat dari inspeksi
teratur sebelumnya harus dikeluarkan dan diakui sebagai beban periode berjalan.
43
Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru
atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital
expenditure.

Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai


dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di
masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal

Bukti manfaat ekonomi masa depan akan mencakup peningkatan


Pengeluaran setelah ❖ Masa manfaat,
Perolehan Aset ❖ Kuantitas produk yang dihasilkan, dan
❖ Kualitas produk yang dihasilkan.

• Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang


tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja
pendapatan = revenue expenditure.
• Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban pemeliharaan

Presentation title 44
Jenis pengeluaran Penjelasan Perlakuan Akuntansi
Penambahan (additions) Menambah atau memperluas mengkapitalisasi biaya
Biaya – biaya aset yang ada penambahan ke akun aset
setelah Perbaikan dan penggantian Pergantian aset yang lebih baik menghapus biaya dan akumulasi
Perolehan (improvement and replacements) atau serupa dengan aset yang
sudah ada
penyusutan aset lama, mengakui
keuntungan atau kerugian.
Kapitalisasi biaya perbaikan dan
penggantian
Penataan ulang dan reorganisasi Perpindahan aset dari satu lokasi Membiayakan biaya penataan
(rearrangement and reorganization) ke lokasi lain ulang / biaya reorganisasi sebagai
beban
Perbaikan (repairs) Pengeluaran untuk (a) Ordinary: beban perbaikan
B2B market scenarios
mempertahankan asetCloud-based
dalam opportunities
saat terjadi
kondisi untuk operasi Iterative approaches
(b) Major:
to biaya penghapusan
corporate strategy biaya dan akumulasi
penyusutan aset lama,
Establish a management
mengakui keuntungan atau
framework from the inside
kerugian. Kapitalisasi biaya
perbaikan besar

45
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengakuan awal Pengakuan setelah pengakuan awal

Biaya
• Penyusutan
Revaluasi
• Penurunan nilai
Biaya
Perolehan • Perbaikan & pemeliharaan

• Pengganti

Model • Inspeksi
Biaya

Setelah pengakuan awal, entitas memiliki pilihan untuk menggunakan model biaya (Cost
Model) atau model revaluasi (Revaluation Model) sebagai dasar pengukuran aset
tetapnya. Pilihan model biaya atau model revaluasi perlu diterapkan untuk satu
kelompok aset tertentu tanpa harus menerapkan pada semua kelompok aset tetap.
Selanjutnya, model pengukuran manapun yang dipilih oleh entitas, biaya penyusutan,
penurunan nilai, biaya-biaya setelah perolehan awal diterapkan dengan cara yang sama.

46
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Model biaya, setelah pengakuan awal aset tetap, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Model Biaya Aset Tetap
Biaya perolehan Rp 600 juta
Akumulasi penyusutan Rp (350 juta)
Akumulasi penurunan nilai aset Rp (45 juta)
Aset Tetap (net) Rp 205 juta
Model
Revaluasi Model Revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal, dapat dicatat pada jumlah revaluasia, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi .
Penentuan nilai
wajar Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama pada
tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini, terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan tneknik penilaian lain → biasanya
menggunakan nilai pasar
47
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke
penghasilan komprehensif lain dalam kelompok ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun,
Model kenaikan aset tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset
akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi, jika ada
Revaluasi jika
Contoh:
terjadi kenaikan Suatu aset dengan biaya perolehan sebesar Rp 350 juta disusutkan dengan menggunakan metode garis
nilai wajar aset lurus sepanjang masa manfaat 5 tahun. Setelah digunakan selama 2 tahun, manajemen memutuskan untuk
tetap melakukan revaluasi atas aset tersebut. Berdasarkan laporan dari penilai independent, nilai wajar dari aset
tetap tersebut adalah Rp 250 juta.
Pada saat dilakukan revaluasi, akumulasi penyusutan = 2 x1/5 x Rp 350 juta = Rp 140 juta, sehingga
nilai tercatat aset tetap = Rp 210 juta
Jika nilai wajar aset = Rp 250 juta, berarti aset tetap mengalami kenaikan nilai, sebesar Rp 40 juta
yang seluruhnya akan dicatat sebagai surplus revaluasi.
Kenaikan nilai aset karena revaluasi akan dicatat pada surplus revaluasia, yang akan dilaporkan
sebagai komponen penghasilan komprehensif lain pada bagian ekuitas dalam laporan posisi
keuangan. Akumulasi penyusutan (D) Rp 140 juta

Aset tetap (K) Rp 100 juta

Surplus Revaluasi (K) Rp 40 juta

Dalam laporan posisi keuangan entitas pada sisi aset


Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset Tetap Rp 250 juta
Akumulasi penyusutan nihil Surplus revaluasi Rp 40 juta 48
Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
Model
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Namun, penurunan nilai akibat
Revaluasi jika revaluasi tersebut langsung didebit ke penghasilan komprehensif lain dalam kelompok
terjadi ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo
penurunan nilai kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut
wajar aset tetap
Sama dengan contoh sebelumnya, hanya nilai wajar aset sebesar Rp 200 juta
Pembahasan
Pada saat dilakukan revaluasi, nilai tercatat aset adalah sebesar Rp 210 juta. Jika nilai
wajar aset adalah sebesar Rp 200 juta, berarti aset tetap mengalami penurunan nilai
sebesar Rp 10 juta yang seluruhnya akan dicatat sebagai rugi revaluasi nilai aset.
Jurnal yang akan dibuat untuk mencatat transaksi revaluasi menurun ini adalah sebagai
berikut:

Akumulasi penyusutan (D) Rp 140 juta


Kerugian penurunan nilai aset (D) Rp 10 juta
tetap
Aset tetap (K) Rp 150 juta

49
Penyusutan adalah proses pengalokasian biaya perolehan suatu aset tetap sedemikian
sehingga jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap dapat dialokasikan
secara sistematis selama masa manfaatnya. Penyusutan untuk bagian yang signifikan
dari aset tetap dilakukan secara terpisah. Entitas harus memiliki metode penyusutan
Sifat dan cara yang paling tepat yang mencerminkan pola penggunaan dari aset
perhitungan
penyusutan Jumlah yang disusutkan = jumlah tercatat – nilai residu

Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan
berakhir pada akhir masa manfaat atau pada saat nilai tercatat lebih kecil dari
nilai residu
Penyusutan aset dapat dihentikan lebih awal, jika:
❑ Aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual
❑ Aset tersebut dihentikan pengakuannya

Metode Penyusutan
❖ Metode Garis lurus
❖ Metode saldo menurun
❖ Metode jumlah unit produksi
Entitas harus melakukan review atas sisa masa manfaat, metode penyusutan dan nilai residu
aset tetap, paling tidak pada setiap akhir periode pelaporan. Jika terdapat perubahan pada
sisa manfaat, metode penyusutan ataupun nilai residu maka perubahan tersebut merupakan
estimasi dan entitas membuat penyesuaian secara prospektif.
50
Penurunan Nilai
Analisis Penurunan Nilai

Ya
Lakukan uji penurunan nilai

Aset / Unit Indikasi


Penghasilan Penurunan
Kas Nilai
Uji penurunan nilai tidak diperlukan
Tidak

Pada setiap akhir, manajemen harus melakukan analisa penurunan nilai aset tetap.
Analisa dilakukan dengan menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika
terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas perlu melakukan penurunan nilai dengan
membandingkan nilai tercatat aset dan nilai yang dapat dipulihkan (recoverable amount).
Jika nilai yang dapat dipulihkan lebih kecil dari nilai tercatat aset, maka aset tersebut
mengalami penurunan nilai. Nilai yang dapat dipulihkan adalah nilai yang lebih tinggi
antara harga jual dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset tetap.
51
Indikasi Penurunan Nilai
Dalam menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas menggunakan sumber
informasi dari dalam dan luar entitas. PSAK 48 memberikan informasi yang digunakan

Informasi dari sumber-sumber eksternal Informasi dari sumber-sumber internal


Selama periode tersebut, nilai pasar telah turun secara Terdapat bukti mengenai keuangan atau keusangan atau
signifikan lebih dari yang diharapkan sebagai akibat dari kerusakan fisik aset
berjalannya waktu atau pemakaian normal
Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat
atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di perubahan signifikan yang berdampak merugikan
pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara suatu aset
merupakan terhadap entitas, telah terjadi selama digunakan atau diharapkan akan digunakan. Perubahan
periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan,
rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi
yang di dalamnya suatu aset digunakan, rencana untuk
melepas aset sebelum tanggal yang diharapkan
sebelumnya, dan penilaian ulang umur manfaat aset dari
tidak terbatas menjadi terbatas
Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari Terdapat bukti dari pelaporan internal yang
investasi telah meningkat selama periode tersebut dan mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih
kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan
diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai
aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara
material
Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi 52
pasarnya
Uji Penurunan Nilai

>
Nilai yang
Nilai
dapat
tercatat
dipulihkan

Lebih
Tinggi

Nilai wajar dikurangi biaya untuk


Nilai pakai
menjual

PSAK 48
▪ Harga jual neto (net selling price) adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan aset dalam
transaksi antar pihak yang bebas (arm’s length transaction), setelah dikurangi biaya yang terkait (fair
value lest cost to sell)
▪ Nilai pakai (valuein use) aset adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima
atas penggunaan aset dan penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya
Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan
harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang
53
PT Jaya memiliki aset tetap sebuah bangunan yang diasuransikan terhadap kerusakan akibat bencana
alam.
Di pertengahan tahun terjadi gempa yang menyebabkan kerusakan bangunan cukup parah. Meskipun
bangunan bisa diperbaiki, pada tanggal neraca diidentifikasi bahwa dampak gempa tersebut
Contoh menyebabkan penurunan nilai bangunan karena harga jual neto bangunan akan lebih kecil
Penurunan Nilai dibandingan nilai tercatat bangunansecara signifikan. Penurunan nilai aset ditaksir sebesar Rp 2
dengan milyar. Sementara perusahaan asuransi memberikan klaim penggantian sebesar Rp 1 milyar.
Penggantian Pembahasan:
PSAk 48 menyatakan:
Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai
tercatat aset harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera diakui sebagai
beban pada laporan laba rugi.

Jurnal pencatatan untuk penurunan nilai aset yang terjadi adalah sebagai berikut:

Kerugian penurunan nilai (D) Rp 2 milyar


Aset Tetap / Bangunan (K) Rp 2 milyar

Jurnal pencatatan untuk klaim penggantian dari perusahaan asuransi adalah sebagai berikut:

Piutang lain-lain (D) Rp 1 milyar


Pendapatan lain-lain (K) Rp 1 milyar

54
Aset tetap harus dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak
terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan
Akuntansi aset tetap tersebut. Aset tetap yang sudah dihentikan penggunaannya dan akan
untuk dijual diakui sesuai pengaturan dalam PSAK 58 dan diklasifikasikan sebagai aset
penghentian tidak lancar dimiliki untuk dijual
pengakuan aset ❑ Aset Tetap Langsung Dijual. Laba rugi yang timbul dari penghentian aset tetap
tetap harus dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan
pengakuannya, kecuali untuk transaksi jual dan sewa balik yang diatur berbeda.
Laba atau rugi ditentukan sebesar perbedaan antara hasil neto pelepasan
dengan jumlah tercatat dari aset yang dilepas. Laba yang dihasilkan tidak lboleh
diklasifikasikan dalam kelompok pendapatan
Contoh: PT Nusantara menjual peralatan yang dimilikinya kepada PT Bahagia
sebesar Rp Rp 500 juta. Nilai perolehan peralatan tersebut adalah Rp 1,5 milyar
dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 875 juta, Jurnal yang dibuat adalah

Kas (D) Rp 500 juta

Akumulasi Penyusutan - Peralatan (D) Rp 875 juta


tanah
Rugi Penjualan Aset (D) Rp 125 juta

Peralatan (K) Rp 1,5 milyar


55
❑ Aset Tetap Dihentikan Penggunaannya dan Dimiliki untuk Dijual. PSAK 58 Aset Tidak
Akuntansi lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, entitas mengklasifikasikan
suatu aset tetap dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama
untuk
melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut.
penghentian
pengakuan aset Syarat diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
✓ Aset tetap tersebut memang tersedia untuk dapat segera dijual pada kondisinya
tetap sekarang
✓ Penjualan atas aset tetap tersebut sangat mungkin terjadi, yang ditandai dengan
komitmen dari manajemen untuk menjual dan telah melakukan upaya untuk menjual
aset tersebut pada harga yang wajar

Aset tetap yang direklasifikasi menjadi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual harus
diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dengan harga jual dikurangi
dengan biaya untuk menjual. Penyutan atas aset ini dihentikan.

PSAK 58 menetapkan bahwa penjualan aset tetap harus dilakukan dalam waktu satu tahun dari
tanggal klasifikasi. Jika periode penjualan melebihi waktu satu tahun, maka manajemen harus
menentukan apakah memang masih memiliki intensi untuk menjual, apakah penjualan masih
sangat mungkin terjadi. Jika kemudian, manajemen menentukan bahwa aset tetap tersebut
akan kembali digunakan dalam operasional entitas, maka aset tersebut harus diukur pada
jumlah tercatat tersebut sebelum aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,
disesuaikan dengan penyusutan, amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui jika aset
56
tetap tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan,
untuk setiap kelompok asset tetap:
Pengungkapan •Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat bruto (carrying
(PSAK 16) amount)
•Informasi penyusutan (metode, masa manfaat, dan tarif penyusutan)
•Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode
•Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
•Penurunan nilai aset
•Nilai pertanggungan asuransi atas aset tetap, jika asuransi dilakukan
dan pendapat manajemen apakah nilai tersebut memadai untuk itu

Presentation title 57
Thank you
Mela Nurdialy
melanu@ipb.ac.id
Referensi
Kieso, Weygandt, and Warfield. 2014. Intermediate Accounting. IFRS
2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc
Hans Kartikahadi, Rosita Uli Sinaga, Merliyana Syamsul, Sylvia Veronica
Siregar, Ersa Tri Wahyuni. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK
Berbasis IFRS Buku 1 Edisi Ke 2. Ikatan Akuntan Indonesia
Dwi Martani. 2016. AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) Diambil dari
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2017/02/17/akuntansi-atas-aset-
tetap/

Presentation title 59

Anda mungkin juga menyukai