Aspek Akuntansi Dan Pajak Atas Aset Tetap
Aspek Akuntansi Dan Pajak Atas Aset Tetap
Presentation title 2
Pajak Pertambahan Nilai
• Ketika terjadi perolehan aset tetap yang menjadi objek PPN , yang
Ketentuan Pajak memperoleh aset tetap dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) dengan tarif
11% (PPN Masukan) dari harga perolehan
• Pemungut PPN adalah penjual yang menjadi Pengusaha kena Pajak dan PPN
Pertambahan yang dipungut menjadi PPN keluaran. Pengusaha Non PKP tidak boleh
memungut PPN
Nilai • Penjual PKP wajib menerbitkan faktur pajak, dan melaporkannya pada SPT
Masa PPN
Nilai ✓
✓
Belum dibebankan sebagai biaya
Belum dilakukan pemeriksaan
Ekspor barang
• Tarif 0%
• Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberitakan persetujuan
Dit. Bea Cukai menjadi dokumen yang dipersamakan dengan Faktur Pajak
• Dilaporkan di SPT Masa PPN
PPN PMSE
• PMSE merupakan perdagangan yang transaksinya melalui sistem elektronik (digital).
• Pelaku usaha yang ditunjuk DJP, bertindak sebagai pemungut PPN PMSE
• Pemungut PPN PMSE harus mempunyai bukti pungut PPN berupa faktur pajak
elektronik untuk PPMSE dalam negeri. Sementara pemungut PPN PMSE luar negeri,
bukti pungut PPN berupa commercial invoice, order receipt, billing maupun
dokumen sejenis 4
Pengkreditan PPN PMSE
Presentation title 5
Ketika terjadi perolehan aset tetap bangunan melalui pembangunan melalui pihak ke 3, pihak
yang memperoleh aset harus memotong (selama memenuhi syarat sebagai pemotong PPh)
pph pasal 4 ayat 2 atas penghasilan yang diterima pihak ke 3 yang terlibat pembangunan
gedung tersebut.
Ketentuan Pajak Sebaliknya pihak yang menerima aset dikenakan PPN
Penghasilan
Jasa Konstruksi No Jenis Penyedia jasa Tarif (%)
1 sertifikat badan usaha kualifikasi 1,75
kecil atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha
orang perseorangan
Pekerjaan konstruksi
2 tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat 4
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
3 selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud 2,65
pada poin pertama dan kedua
4 Pekerjaan konstruksi memiliki sertifikat badan usaha 2,65
5 terintegrasi tidak memiliki sertifikat badan usaha 4
6 sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi 3,5
Jasa konsultansi kerja untuk usaha orang perseorangan
7 konstruksi tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat 6
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
6
Penjualan aset kepada instansi Pemerintah dan BUMN
Ketentuan Pajak • Ketika instansi Pemerintah membeli barang, termasuk aset tetap, dengan nilai
di atas Rp 2.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah,
Penghasilan PPh Pasal 22 penjual wajib dipungut PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan Pemerintah dengan
tarif 1,5% (diluar nilai PPN).
• Begitu juga, ketika BUMN membeli barang, termasuk aset tetap, dengan nilai
di atas Rp 10.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah,
penjual wajib dipungut PPh Pasal 22 oleh BUMN dengan tarif 1,5% (diluar
nilai PPN)
7
Revaluasi aset tetap
9
KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP
Aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode •Tanah
• Mesin dan peralatan pabrik
Disajikan : • Peralatan dan perabotan kantor
•Aset Tetap dalam Neraca • Kendaraan
•Biaya perolehan Aset Tetap tersebut dikurangi • Gedung dan Bangunan (kantor,
akumulasi penyusutan pabrik, gudang)
Diungkapkan :
•Dasar pengukuran untuk menentukan nilai
tercatat bruto (carrying amount) •Saat potensi manfaat ekonomi masa
•Informasi penyusutan (metode, masa manfaat, depan diperoleh
dan tarif penyusutan) •Nilai atau biaya yang dapat diukur
•Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan dengan andal
(dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan •Kriteria pengakuan berlaku pada saat
PENGUKURAN pengakuan awal dan untuk biaya setelah
nilai) pada awal dan akhir periode
•Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir perolehan awal
periode •Biaya Perolehan
•Penurunan nilai aset •Nilai Wajar
•Nilai pertanggungan asuransi atas aset tetap, jika
asuransi dilakukan dan pendapat manajemen
apakah nilai tersebut memadai untuk itu 10
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan
hanya jika :
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk
biaya setelah perolehan awal.
Pengakuan
Pengeluaran Modal versus Pengeluaran Beban
Kebijakan kapitalisasi biaya → pembelian aset berwujud yang biaya
perolehannya lebih besar dari Batasan kapitalisasi, akan dicatat sebagai
aset tetap (pengeluaran modal), jika nilainya < = batasan kapitalisasi,
dicatat sebagai beban pada periode berjalan
Contoh:
▪ Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku
cadang tersebut spesifik dan harganya material dibandingkan dengan
nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih
satu tahun.
▪ Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan
syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari pembukuan.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang memenuhi kriteria pengakuan aset tetap harus dicatat sebagai
aset tetap dan disusutkan sama seperti aset tetap lainnya, jika telah memenuhi kriteria penyusutan.
Aspek Akuntansi dan Pajak Atas Aset Tetap 12
Aset Tetap Diperoleh untuk Alasan Keamanan atau Lingkungan
Pada entitas yang sifat dan karakteristik bidang usahanya harus memiliki
suatu aset tetap yang tidak secara langsung memberikan atau
Pengakuan meningkatkan manfaat ekonomis masa depan bagi entitas, namun
keberadaan aset tersebut diperlukan agar entitas dapat memperoleh
manfaat ekonomis masa depan dari aset tetap lainnya.
Pertukaran
Kombinasi
dengan aset
Biaya Perolehan bisnis (PSAK
Nilai moneter dari suatu aset tetap dapat non moneter
dibedakan atas 2 kelompok besar 22)
(PSAK 16)
❖ Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
aset tetap tersebut pertama kali
❖ Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan Sewa Hibah
aset tetap, seperti: biaya perbaikan, biaya
perawatan, biaya penggantian dan biaya pembiayaan Pemerintah
lainnya (PSAK 30) (PSAK 61)
Presentation Title
Presentation title 14
• Harga pembeliannya → jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh suatu aset tetap pada
saat perolehan atau konstruksi → jumlah yang
dibayarkan untuk mendapatkan aset tetap, termasuk bea
impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan
setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-
Komponen potongan lain.
Biaya • Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi yang
Perolehan diinginkan agar aset tetap siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen
• Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan
aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas
biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama
periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan
persediaan
Presentation title 15
Harga perolehan aset tetap adalah nilai tunai dari pembelian
(PSAK 16). Pembayaran bunga diakui sebagai beban bunga
pada pembayaran dilakukan, kecuali biaya pinjaman yang
dapat dikapitalisasi, jika memenuhi pengaturan dan
persyaratan dalam PSAK 26 Biaya Pinjaman
Contoh Pembelian dengan cicilan
Perusahaan ABC membeli mesin seharga Rp 60 juta
secara mencicil dengan 3 kali pembayaran, dengan bunga
sebesar 1% per bulan.
Harga Pembelian Jurnal Pembelian Mesin
Mesin (D) Rp 60 juta
Kas/ bank (K) Rp 20 juta
Utang pembelian Mesin (K) Rp 40 juta
Jurnal Pembayaran Cicilan ke 2
Utang pembelian Mesin (D) Rp 20 juta
Kas/ bank (D) Rp 400 ribu
Biaya bunga (K) Rp 20.400.000
Jurnal Pembayaran Cicilan ke 3
Utang pembelian Mesin (D) Rp 20 juta
Kas/ bank (D) Rp 200 ribu
Presentation title Biaya bunga (K) Rp 20.200.000 16
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
Contoh:
• Biaya imbalan kerja, yang timbul secara langsung dari
pembangunan atau akuisisi tetap
• Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
• Biaya handling dan penyerahan awal
Komponen • Biaya perakitan dan instalasi
Biaya • Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik,
setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang
Perolehan dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
• Komisi professional
Presentation title 19
Entitas memerlukan mesin baru dan tidak terdapat karyawan yang
Biaya mampu mengoperasikan mesin baru tsb. Untuk itu, entitas
Pelatihan mengeluarkan biaya pelatihan karyawan. Apakah biaya pelatihan ini
termasuk dalam biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
Karyawan atas perolehan mesin tsb?
Pembahasan:
Mesin telah berada pada kondisi yang siap untuk digunakan, sudah
memenuhi definisi dan syarat pengakuan dan pengukuran asset
tetap. Jika kemudian ternyata, entitas tidak memiliki karyawan yang
dapat mengoperasikan mesin tsb dan harus mengeluarkan biaya
pelatihan, maka biaya pelatihan tsb tidak termasuk dalam biaya
yang dapat diatribusikan atas perolehan mesin. Sesuai dengan
spesifikasi mesin itu sendiri, mesin sudah dapat beroperasi sesuai
dengan fungsinya, dengan atau tanpa karyawan yang dapat
mengoperasikan karenanya biaya pelatihan karyawan tidak boleh
dikapitalisasi ke dalam biaya perolehan mesin.
20
Entitas memiliki sebuah gedung dan menggunakan gedung tsb sebagai kantor pusat
tempat kegiatan operasional sehari-hari. Gedung tsb telah berusia 20 tahun namun
masih memiliki sisa masa manfaat 5 tahun. Kemudian manajemen memutuskan untuk
Biaya
membangun gedung baru yang lebih modern diatas tempat gedung lama berdiri.
Pembongkaran Bagaimana manajemen seharusnya mencatat hal ini. Biaya untuk membongkar
Gedung Lama gedung lama, apakah dapat ditambahkan ke nilai gedung baru yang akan dibangun ?
Pembahasan :
Atas gedung lama yang akan dihentikan penggunaannya, manajemen harus
mengubah estimasi sisa manfaatnya dan melakukan penyesuaian atas jumlah
penyusutan, sedemikian sehingga pada saat akan dibongkar, gedung lama
nilainya sudah nihil. Atas biaya pembongkaran, entitas harus mencatat sebagai
beban periode berjalan karena gedung lama memang sudah ada dan bukan
suatu perolehan baru untuk membangun gedung baru. Berbeda kondisinya jika
untuk membangun gedung baru, entitas membeli suatu lahan tanah, yang
diatas lahan tsb terdapat gedung yang harus dibongkar untiik dapat
mendirikan gedung sesuai intensi manajemen. Maka biaya pembongkaran
gedung tua dianggap sebagai biaya untuk mempersiapkan lahan tanah untuk
membangun gedung baru
21
Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
aset
• harus diestimasi dan dihitung berdasarkan nilai tunai (present
value) dan ditambahkan pada biaya perolehan aset tetap
• Estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
Komponen biaya relokasi lokasi aset tetap akan disusutkan bersama
dengan biaya perolehan langsung aset tetap tersebut. Estimasi
Biaya biaya pembongkaran dicatat sebagai provisi dan akan
Perolehan – disesuaikan dengan berjalannya waktu sehingga pada akhir
Estimasi Biaya masa manfaat aset, nilai provisi sama dengan nilai yang
diharapkan akan dikeluarkan untuk melaksanakan
Pembongkaran pembongkaran.
Contoh:
PT Abadi membangun instalasi pipa bawah tanah untuk mengangkut bahan
bakar gas ke lokasi pabrik. Biaya perolehan dan instalasi pipa gas bawah
tanah sebesar Rp 1 milyar dan nilai tunai estimasi biaya pembongkaran,
pengangkatan kembali pipa gas dan mengembalikan kondisi jalan seperti
semula sebesar Rp 20 juta.
Presentation title 22
Contoh:
PT Abadi membangun instalasi pipa bawah tanah untuk mengangkut bahan bakar gas ke lokasi
pabrik. Pipa tsb harus dibongkar dan mengembalikan kondisi jalan seperti sediakala pada akhir
tahun ke-30. Biaya perolehan dan instalasi pipa gas bawah tanah sebesar Rp 1 milyar dan nilai
tunai estimasi biaya pembongkaran, pengangkatan kembali pipa gas dan mengembalikan kondisi
jalan seperti semula sebesar Rp 20 juta.
Jurnal pengakuan aset tetap Setiap tahun
Pipa gas bawah tanah (D) Rp 1,02 milyar Beban penyusutan-
Komponen Kas / bank (K) Rp 1 milyar Pipa gas bawah tanah Rp 34 juta
Provisi (K) Rp 20 juta Akumulasi penyusutan Rp 34 juta
Biaya Perolehan –
Jika pada saat review akhir tahun kelima, manajemen mengetahui bahwa nilai tunai dari
Estimasi Biaya estimasi ternyata telah meningkat menjadi Rp 25 juta, maka atas kenaikan tersebut
Pembongkaran diperlakukan sebagai perubahan estimasi karenanya diberlakukan secara prospektif. Nilai
tercatat pipa gas sebelum penambahan di atas adalah sebesar = Rp 1,02 milyar – (5 x Rp
34 juta) = Rp 850 juta
Jurnal pengakuan aset tetap
Pipa gas bawah tanah (D) Rp 5 juta
Provisi (K) Rp 5 juta
Penambahan nilai estimasi sebesar Rp 5 juta menjadikan nilai tercatat pipa gas menjadi Rp 855 juta.
Penyusutan per tahunnya untuk sisa masa manfaat 25 tahun adalah sebesar Rp 34,2 juta
Setiap tahun
Beban penyusutan-
Pipa gas bawah tanah Rp 34,2 juta
Presentation title 23
Akumulasi penyusutan Rp 34,2 juta
Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk HGB, HGU dan HP diakui sebagai
asset tetap. Biaya perolehan asset tetap tanah mencakup seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh tanah tsb sampai dapat dipakai sesuai tujuan:
a. Harga transaksi pembelian termasuk tanaman, prasarana, bangunan di
atasnya yang harus dibeli kemudian mungkin harus dimusnahkan
b. Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, jika lahan tanah diciptakan.
Misalnya reklamasi tanah di pantai laut
c. Biaya ganti rugi penghuni, relokasi, harga pembelian tanah pengganti.
Biaya Perolehan Misalnya dalam hal penggusuran rumah penduduk dalam pembangunan
suatu projek
Tanah
d. Biaya komisi perantara, notaris, Pajak Penjualan dan biaya pengurusan
sertifikat tanah dan biaya administrasi dokumen hukum lainnya yang perlu
e. Biaya pinjaman sesuai kriteria untuk kapitalisasi biaya pinjaman
f. Biaya pematangan tanah
25
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
▪ Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi ,
biaya bunga → jika membangun sendiri
Perolehan Bangunan ▪ Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.
▪ Fee profesional
▪ Ijin pendirian bangunan
▪ Perusahaan mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan,
mulai dari penggalian hingga penyelesaian, sebagai bagian dari
biaya pembangunan.
Presentation title 26
Perolehan ▪ Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan
Peralatan kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin dan
peralatan lain.
▪ Biaya perolehan adalah semua pengeluaran yang
dikeluarkan untuk memperoleh peralatan sampai siap
digunakan, meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi dan handling
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi (assembling and installation costs) dan
biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
27
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk
produk barunya:
Ilustrasi 1. Rp 20 milyar untuk pembelian mesin
Biaya 2. Rp 1.3 milyar biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi mesin sesuai layout
pabrik.
Perolehan 3. Rp 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. Rp 300 juta untuk pengiriman mesin
5. Rp 1 milyar PPN dan Rp 1.5 milyar bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru Rp 700 juta
7. Biaya pengetesan awal Rp 250 juta
8. Biaya grand opening Rp 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi Rp 150 juta
10.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead Rp 120 juta
Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar
siap digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya
Contoh: pabrik, fasilitas pembangkit listrik, dan properti investasi
Tidak termasuk: aset keuangan, persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi
dalam jangka waktu pendek, aset yang siap untuk digunakan atau dijual sesuai
dengan maksudnya ketika diperoleh.
Ada dua jenis aset : a) aset yang dibangun, untuk digunakan sendiri; 2) aset yang akan
dijual / disewakan, yang dibangun atau diproduksi sebagai proyek terpisah.
Presentation title 30
Jumlah biaya pinjaman yang
Periode Kapitalisasi dapat dikapitalisasi
Dimulai ketika kegiatan pembangunan aset Adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul
Kapitalisasi dimulai: dari pinjaman dana yang digunakan untuk
biaya 1. Pengeluaran aset terjadi membiayai perolehan (pembangunan) aset
2. Aktivitas untuk menyiapkan aset untuk tetap dikurangi dengan pendapatan bunga
pinjaman digunakan atau dijual sedang yang diperoleh dari investasi sementara
berlangsung. atas dana hasil pinjaman yang belum
3. Terjadi biaya bunga digunakan selama periode pembangunan
1. Biaya bunga aktual (actual interest)
Berakhir ketika: yang dikeluarkan.
• aset secara substansial telah selesai dan 2. Avoidable interest - jumlah biaya bunga
siap untuk digunakan, sesuai tujuannya selama periode yang secara teoritis
• Konstruksi aset diselesaikan per bagian dapat dihindari perusahaan jika tidak
dan dapat digunakan selama konstruksi melakukan pengeluaran untuk aset
bagian lain – biaya pinjaman per bagian tersebut
(kompleks bisnis)
Penghentian sementara :
Aktivitas atas aset kualifikasian dihentikan
Tidak dihentikan sementara :
• Pekerjaan teknikan dan administratif signifikan 31
• Bagian dari proses yg diperlukan untuk mempersiapkan aset sesuai maksudnya
Bunga selama Proses Konstruksi
IFRS/PSAK
32
PT Nusa membangun gedung yang akan digunakan untuk kantor pusatnya. Untuk itu,
PT Nusa meminjam dana kepada bank dengan bungna Rp 25 juta per bulan.
Contoh biaya Seluruh dana pinjaman digunakan untuk membiayai gedung tersebut sehingga biaya
bunga bunga dapat dikapitalisasi pada perolehan gedung. Setiap bulannya, PT Nusa akan
dikapitalisasi melakukan jurnal pencatatan biaya bunga sbb:
35
Dalam pembangunan aset tetap yang digunakan sendiri, semua laba
internal yang mungkin terjadi harus dieliminasi. Demikian pula dengan
Laba biaya-biaya tambahan sebagai akibat adanya pemborosan pemakaian
Internal material, tenaga kerja, maupun sumber daya lainnya.
Pertukaran memiliki substansi komersial jika arus kas masa depan berubah
sebagai akibat dari transaksi tersebut. Artinya, jika posisi ekonomi kedua pihak
berubah, transaksi tersebut memiliki substansi komersial.
37
Aspek Akuntansi dan Pajak Atas Aset Tetap
Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki
substansi komersial, nilai khusus entitas dari kegiatan
operasional entitas yang dipengaruhi oleh transaksi harus
merupakan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini didapat tanpa
memerlukan perhitungan yang rinci.
Jika transaksi pertukaran aset tidak atau kurang memiliki
substansi komersial, maka biaya perolehannya diukur dengan
Pertukaran Aset jumlah tercatat dari aset yang diserahkan
Tetap
Transaksi pertukaran aset dikatakan tidak memiliki atau kurang memiliki
substansi komersial, jika:
(a) Konfigurasi (risiko, waktu dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima
berbeda dari konfigurasi dari aset yang diserahkan; atau
(b) Nilai khusus entitas dari kegiatan operasional entitas yang dipengaruhi
oleh transaksi tersebut berubah sebagai akibat dari pertukaran; dan
(c) Selisih antara (a) dan (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari
aset yang dipertukarkan
Presentation title 38
Ringkasan pengakuan keuntungan dan kerugian pada pertukaran aset
1. Hitung total keuntungan atau kerugian transaksi. Jumlah ini sama dengan
perbedaan antara nilai wajar aset yang diserahkan dengan nilai buku aset
yang diserahkan
2. Jika hasil perhitungan di langkah ke 1, mengalami kerugian, selalu
mengakui seluruh kerugian
3. Jika hasil perhitungan di langkah ke 1, mengalami keuntungan,
a) Dan pertukaran memiliki substansi komersial, mengakui seluruh
Pertukaran Aset keuntungan
Tetap b) Dan pertukaran kurang memiliki substansi komersial, tidak ada
keuntungan yang diakui
Presentation title 39
PT Jaya memiliki sebidang tanah dan bangunan di tengah kota dengan tercatat Rp 20
milyar dan biaya perolehan awal Rp 24 milyar. Adapun nilai pasar tanah dan bangunan Rp
30 milyar. PT Jaya kemudian menukar tanah dan bangunan tersebut dengan sebidang tanah
yang lebih luas di daerah lain. Nilai pasar tanah tersebut adalah Rp 36 milyar. Pada
Contoh transaksi pertukaran ini, PT Jaya menambahkan pembayaran kas sebanyak Rp 4 milyar.
Pertukaran Tanah Diasumsikan bahwa pertukaran ini memiliki substansi komersial.
dan Bangunan Pembahasan:
Nilai wajar dari tanah dan bangunan adalah Rp 30 milyar. Nilai wajar dari aset yang
diserahkan adalah Rp 34 milyar (nilai wajar dari tanah dan bangunan ditambahkan dengan
nilai kas yang diserahkan). Karena nilai wajar dari aset yang diserahkan diketahui, maka
transaksi pertukaran ini harus dicatat pada nilai wajar aset yang diserahkan yaitu Rp 34
milyar.
Laba rugi dari transaksi pertukaran ini dihitung sebagai berikut:
Nilai tercatat tanah dan bangunan Rp 20 milyar ditambah kas yang diserahkan Rp 4 milyar
dibandingkan dengan nilai wajar yang dipertimbangkan dalam transaksi ini yaitu nilai wajar
aset yang diserahkan Rp 30 milyar. Dengan demikian terdapat keuntungan pertukaran aset
sebesar Rp 10 milyar.
Jurnal atas transaksi pertukaran adalah sebagai berikut:
Tanah (D) Rp 34 milyar
Akumulasi tanah dan bangunan (D) Rp 4 milyar
Tanah dan bangunan (K) Rp 24 milyar
Kas (K) Rp 4 milyar
40
Keuntungan pertukaran aset (K) Rp 10 milyar
Pada hibah yang berkaitan dengan aset tetap, maka baik hibah maupun aset tetap yang diterima harus dicatat pada
nilai wajar. Hibah dari pemerintah ini hanya boleh diakui jika telah diperoleh suatu keyakinan bahwa:
(a) Entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; dan
(b) Hibah akan diperoleh.
Hibah Hibah yang diterima dicatat sebagai pendapatan selama periode yang berkaitan dengan penggunaan hibah tersebut.
Hibah yang diterima berkaitan dengan aset tetap diakui sebagai pendapatan selama masa manfaat aset tetap tersebut
Pemerintah dan diakui secara proporsional sejalan dengan penyusutan aset tetap yang bersangkutan. Hibah pemerintah tidak
(PSAK 61) boleh dikreditkan secara langsung pada ekuitas.
Contoh Hibah:
Perusahaan akan menerima hak pemakaian tanah dari Pemda sebagai hibah dengan nilai wajar Rp 300
juta. Tanah tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai lahan bagian dari lahan perusahaan untuk masa
25 tahun ke depan. Seluruh persyaratan penerimaan hibah telah dipenuhi perusahaan.
Pembahasan
Nilai wajar dari tanah yang diterima adalah Rp 300 juta. Sehingga perusahaan akan mencatat tanah dan
pendapatan dari hibah pemerintah masing-masing sebesar Rp 300 juta. Sesuai dengan sifatnya, tanah tidak
disusutkan, namun karena adanya pembatasan penggunaan tanah tersebut selama masa manfaat 25 tahun,
maka atas tanah yang diperoleh melalui hibah ini harus disusutkan selama masa 25 tahun.
Jurnal yang dibuat perusahaan pada saat menerima hibah dan jurnal penyesuaian pada saat penyusunan
laporan keuangan akhir tahun usaha adalah sebagai berikut:
Hak Tanah - Hibah (D) Rp 300 juta
42
❑ Biaya perbaikan dan pemeliharaan, termasuk biaya tenaga kerja, suku cadang
kecil dan biaya habis pakai sehubungan dengan kegiatan perawatan sehari-hari
aset tetap. Biaya perbaikan dan pemeliharaan tidak boleh diakui sebagai bagian
dari biaya aset tetap, namun harus langsung diakui sebagai beban dalam laporan
Biaya – biaya laba rugi pada saat terjadinya.
setelah ❑ Biaya penggantian. Biaya penggantian dapat menjadi bagian dari biaya aset
Perolehan Awal tetap jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap, yaitu terdapat manfaat
ekonomis dari aset tetap yang akan mengalir ke entitas dan biaya perolehannya
dapat diukur secara andal. Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai
asset.
❑ Biaya inspeksi teratur. Biaya inspeksi dapat dikapitalisasi pada nilai aset tetap
jika memenuhi pengakuan aset tetap. Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari
fisik) dihentikan pencatatannya.
PSAK 16 mengatur bahwa jika terjadi penggantian bagian signifikan dari suatu
aset, maka nilai tercatat dari bagian yang diganti harus dihentikan pengakuannya
(dikeluarkan dari nilai tercatat aset tetap) dan nilai bagian pengganti ditambahkan
ke dalam nilai aset tetap. Sisa nilai tercatat bagian yang diganti diakui sebagai
beban periode berjalan
Jika suatu inspeksi teratur atas suatu aset tetap dilakukan, maka biaya untuk inspeksi
teratur tersebut ditambahkan ke nilai tercatat aset tetap, namun nilai tercatat dari inspeksi
teratur sebelumnya harus dikeluarkan dan diakui sebagai beban periode berjalan.
43
Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru
atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital
expenditure.
Presentation title 44
Jenis pengeluaran Penjelasan Perlakuan Akuntansi
Penambahan (additions) Menambah atau memperluas mengkapitalisasi biaya
Biaya – biaya aset yang ada penambahan ke akun aset
setelah Perbaikan dan penggantian Pergantian aset yang lebih baik menghapus biaya dan akumulasi
Perolehan (improvement and replacements) atau serupa dengan aset yang
sudah ada
penyusutan aset lama, mengakui
keuntungan atau kerugian.
Kapitalisasi biaya perbaikan dan
penggantian
Penataan ulang dan reorganisasi Perpindahan aset dari satu lokasi Membiayakan biaya penataan
(rearrangement and reorganization) ke lokasi lain ulang / biaya reorganisasi sebagai
beban
Perbaikan (repairs) Pengeluaran untuk (a) Ordinary: beban perbaikan
B2B market scenarios
mempertahankan asetCloud-based
dalam opportunities
saat terjadi
kondisi untuk operasi Iterative approaches
(b) Major:
to biaya penghapusan
corporate strategy biaya dan akumulasi
penyusutan aset lama,
Establish a management
mengakui keuntungan atau
framework from the inside
kerugian. Kapitalisasi biaya
perbaikan besar
45
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengakuan awal Pengakuan setelah pengakuan awal
Biaya
• Penyusutan
Revaluasi
• Penurunan nilai
Biaya
Perolehan • Perbaikan & pemeliharaan
• Pengganti
Model • Inspeksi
Biaya
Setelah pengakuan awal, entitas memiliki pilihan untuk menggunakan model biaya (Cost
Model) atau model revaluasi (Revaluation Model) sebagai dasar pengukuran aset
tetapnya. Pilihan model biaya atau model revaluasi perlu diterapkan untuk satu
kelompok aset tertentu tanpa harus menerapkan pada semua kelompok aset tetap.
Selanjutnya, model pengukuran manapun yang dipilih oleh entitas, biaya penyusutan,
penurunan nilai, biaya-biaya setelah perolehan awal diterapkan dengan cara yang sama.
46
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Model biaya, setelah pengakuan awal aset tetap, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Model Biaya Aset Tetap
Biaya perolehan Rp 600 juta
Akumulasi penyusutan Rp (350 juta)
Akumulasi penurunan nilai aset Rp (45 juta)
Aset Tetap (net) Rp 205 juta
Model
Revaluasi Model Revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal, dapat dicatat pada jumlah revaluasia, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi .
Penentuan nilai
wajar Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama pada
tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini, terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan tneknik penilaian lain → biasanya
menggunakan nilai pasar
47
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke
penghasilan komprehensif lain dalam kelompok ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun,
Model kenaikan aset tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset
akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi, jika ada
Revaluasi jika
Contoh:
terjadi kenaikan Suatu aset dengan biaya perolehan sebesar Rp 350 juta disusutkan dengan menggunakan metode garis
nilai wajar aset lurus sepanjang masa manfaat 5 tahun. Setelah digunakan selama 2 tahun, manajemen memutuskan untuk
tetap melakukan revaluasi atas aset tersebut. Berdasarkan laporan dari penilai independent, nilai wajar dari aset
tetap tersebut adalah Rp 250 juta.
Pada saat dilakukan revaluasi, akumulasi penyusutan = 2 x1/5 x Rp 350 juta = Rp 140 juta, sehingga
nilai tercatat aset tetap = Rp 210 juta
Jika nilai wajar aset = Rp 250 juta, berarti aset tetap mengalami kenaikan nilai, sebesar Rp 40 juta
yang seluruhnya akan dicatat sebagai surplus revaluasi.
Kenaikan nilai aset karena revaluasi akan dicatat pada surplus revaluasia, yang akan dilaporkan
sebagai komponen penghasilan komprehensif lain pada bagian ekuitas dalam laporan posisi
keuangan. Akumulasi penyusutan (D) Rp 140 juta
49
Penyusutan adalah proses pengalokasian biaya perolehan suatu aset tetap sedemikian
sehingga jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap dapat dialokasikan
secara sistematis selama masa manfaatnya. Penyusutan untuk bagian yang signifikan
dari aset tetap dilakukan secara terpisah. Entitas harus memiliki metode penyusutan
Sifat dan cara yang paling tepat yang mencerminkan pola penggunaan dari aset
perhitungan
penyusutan Jumlah yang disusutkan = jumlah tercatat – nilai residu
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan
berakhir pada akhir masa manfaat atau pada saat nilai tercatat lebih kecil dari
nilai residu
Penyusutan aset dapat dihentikan lebih awal, jika:
❑ Aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual
❑ Aset tersebut dihentikan pengakuannya
Metode Penyusutan
❖ Metode Garis lurus
❖ Metode saldo menurun
❖ Metode jumlah unit produksi
Entitas harus melakukan review atas sisa masa manfaat, metode penyusutan dan nilai residu
aset tetap, paling tidak pada setiap akhir periode pelaporan. Jika terdapat perubahan pada
sisa manfaat, metode penyusutan ataupun nilai residu maka perubahan tersebut merupakan
estimasi dan entitas membuat penyesuaian secara prospektif.
50
Penurunan Nilai
Analisis Penurunan Nilai
Ya
Lakukan uji penurunan nilai
Pada setiap akhir, manajemen harus melakukan analisa penurunan nilai aset tetap.
Analisa dilakukan dengan menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika
terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas perlu melakukan penurunan nilai dengan
membandingkan nilai tercatat aset dan nilai yang dapat dipulihkan (recoverable amount).
Jika nilai yang dapat dipulihkan lebih kecil dari nilai tercatat aset, maka aset tersebut
mengalami penurunan nilai. Nilai yang dapat dipulihkan adalah nilai yang lebih tinggi
antara harga jual dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset tetap.
51
Indikasi Penurunan Nilai
Dalam menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas menggunakan sumber
informasi dari dalam dan luar entitas. PSAK 48 memberikan informasi yang digunakan
>
Nilai yang
Nilai
dapat
tercatat
dipulihkan
Lebih
Tinggi
PSAK 48
▪ Harga jual neto (net selling price) adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan aset dalam
transaksi antar pihak yang bebas (arm’s length transaction), setelah dikurangi biaya yang terkait (fair
value lest cost to sell)
▪ Nilai pakai (valuein use) aset adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima
atas penggunaan aset dan penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya
Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan
harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang
53
PT Jaya memiliki aset tetap sebuah bangunan yang diasuransikan terhadap kerusakan akibat bencana
alam.
Di pertengahan tahun terjadi gempa yang menyebabkan kerusakan bangunan cukup parah. Meskipun
bangunan bisa diperbaiki, pada tanggal neraca diidentifikasi bahwa dampak gempa tersebut
Contoh menyebabkan penurunan nilai bangunan karena harga jual neto bangunan akan lebih kecil
Penurunan Nilai dibandingan nilai tercatat bangunansecara signifikan. Penurunan nilai aset ditaksir sebesar Rp 2
dengan milyar. Sementara perusahaan asuransi memberikan klaim penggantian sebesar Rp 1 milyar.
Penggantian Pembahasan:
PSAk 48 menyatakan:
Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai
tercatat aset harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera diakui sebagai
beban pada laporan laba rugi.
Jurnal pencatatan untuk penurunan nilai aset yang terjadi adalah sebagai berikut:
Jurnal pencatatan untuk klaim penggantian dari perusahaan asuransi adalah sebagai berikut:
54
Aset tetap harus dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak
terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan
Akuntansi aset tetap tersebut. Aset tetap yang sudah dihentikan penggunaannya dan akan
untuk dijual diakui sesuai pengaturan dalam PSAK 58 dan diklasifikasikan sebagai aset
penghentian tidak lancar dimiliki untuk dijual
pengakuan aset ❑ Aset Tetap Langsung Dijual. Laba rugi yang timbul dari penghentian aset tetap
tetap harus dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan
pengakuannya, kecuali untuk transaksi jual dan sewa balik yang diatur berbeda.
Laba atau rugi ditentukan sebesar perbedaan antara hasil neto pelepasan
dengan jumlah tercatat dari aset yang dilepas. Laba yang dihasilkan tidak lboleh
diklasifikasikan dalam kelompok pendapatan
Contoh: PT Nusantara menjual peralatan yang dimilikinya kepada PT Bahagia
sebesar Rp Rp 500 juta. Nilai perolehan peralatan tersebut adalah Rp 1,5 milyar
dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 875 juta, Jurnal yang dibuat adalah
Aset tetap yang direklasifikasi menjadi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual harus
diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dengan harga jual dikurangi
dengan biaya untuk menjual. Penyutan atas aset ini dihentikan.
PSAK 58 menetapkan bahwa penjualan aset tetap harus dilakukan dalam waktu satu tahun dari
tanggal klasifikasi. Jika periode penjualan melebihi waktu satu tahun, maka manajemen harus
menentukan apakah memang masih memiliki intensi untuk menjual, apakah penjualan masih
sangat mungkin terjadi. Jika kemudian, manajemen menentukan bahwa aset tetap tersebut
akan kembali digunakan dalam operasional entitas, maka aset tersebut harus diukur pada
jumlah tercatat tersebut sebelum aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,
disesuaikan dengan penyusutan, amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui jika aset
56
tetap tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan,
untuk setiap kelompok asset tetap:
Pengungkapan •Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat bruto (carrying
(PSAK 16) amount)
•Informasi penyusutan (metode, masa manfaat, dan tarif penyusutan)
•Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode
•Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
•Penurunan nilai aset
•Nilai pertanggungan asuransi atas aset tetap, jika asuransi dilakukan
dan pendapat manajemen apakah nilai tersebut memadai untuk itu
Presentation title 57
Thank you
Mela Nurdialy
melanu@ipb.ac.id
Referensi
Kieso, Weygandt, and Warfield. 2014. Intermediate Accounting. IFRS
2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc
Hans Kartikahadi, Rosita Uli Sinaga, Merliyana Syamsul, Sylvia Veronica
Siregar, Ersa Tri Wahyuni. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK
Berbasis IFRS Buku 1 Edisi Ke 2. Ikatan Akuntan Indonesia
Dwi Martani. 2016. AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) Diambil dari
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2017/02/17/akuntansi-atas-aset-
tetap/
Presentation title 59