Anda di halaman 1dari 13

16/10/2019

@YUDHI 2K19

BETON MEMADAT SENDIRI (BMS)


SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)
Beton jenis ini semakin banyak dipakai karena selain dapat memiliki kekuatan yang sangat
tinggi, tetapi tetap lecak dalam pelaksanaan. Sedemikian lecaknya sehingga dalam
pengetesannya dikenal juga istilah slump flow test untuk mengetahui daya sebar dari
campuran beton segar.

Kinerja kelecakan ini tercapai berkat bahan tambah super plasticizer yang dimasukkan ke
dalam beton seperti jenis polymer. Aditif ini seolah-olah akan menyelimuti partikel-partikel
semen sehingga dalam interval waktu tertentu, antar partikel semen tidak terjadi reaksi
”tarik-menarik” seperti yang terjadi dalam campuran tanpa aditif. Dalam campuran beton
mutu tinggi seringkali juga digunakan bahan tambah lain dari jenis aditif mineral seperti
silica fume, copper slag, dan abu terbang serta aditif-aditif lain yang lebih khusus. Aditif
mineral ini umumnya mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dari pada semen sehingga
menghasilkan beton dengan kelebihan tambahan seperti lebih kedap air. Tambahan super
platicizer, aditif mineral dan aditif lain ini selain membuat beton tetap lecak/encer, tetapi
juga akan menghasilkan beton dengan kuat tekan tinggi bahkan berkinerja tinggi (high
performance concrete).

@YUDHI 2K19

BETON BETON MEMADAT SENDIRI (BMS)


Spesifikasi Umum 2018, Divisi 7, Seksi 7.1, Pasal 7.1.1 1) a
SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat Spesifikasi Umum 2018,
halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
Divisi 7, Seksi 7.6 (FONDASI TIANG),
Tabel 7.1.1.1) Mutu Beton dan Penggunaan
Pasal 7.6.2 2)
Admixture
16/10/2019

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

SEMEN Spesifikasi Umum 2018,


Divisi 7, Seksi 7.1,
Pasal 7.1.2 1)

a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland
tipe I, II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen
Portland atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan
SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan .

b) Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek
semen, kecuali jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal
tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan tipe dan merek semen yang
digunakan.

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

GAMBARAN PROSES PEMBUATAN SEMEN SEMEN PORTLAND


(OPC = ORDINARY PORTLAND CEMENT) SNI 15-2049-2004

Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland
terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan
berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain

Jenis-jenis semen portland (OPC) pada SNI 15-2049-2004 dikelompokkan berdasar penggunaannya sebagai berikut :

Persyaratan kimia dan fisik untuk semen portland (OPC) termasuk pengujian mutunya yang harus dipenuhi masing-
masing tipe ditetapkan dalam SNI 15-2049-2004.
16/10/2019

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

SEMEN PORTLAND POZOLAN


(PPC = PORTLAND POZZOLAN CEMENT) SNI 15-0302-2004

Semen Portland Pozolan didefinisikan sebagai suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen
antara semen portland dan pozolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan 6% sampai dengan 40% massa semen portland.

Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI 15-0302-2004 dikelompokkan sebagai berikut : OPC (ORDINARY PORTLAND CEMENT) PCC (PORTLAND COMPOSITE CEMENT)

Jadi semen PPC mengandung 2 unsur utama :


 semen portland (OPC)
 pozolan (mis. fly ash)
Persyaratan kimia dan fisik untuk semen portland pozolan (PPC) termasuk pengujian mutunya yang harus dipenuhi
masing-masing tipe ditetapkan dalam SNI 15-0302-2004
PPC (PORTLAND POZZOLAND CEMENT)

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

OPC PPC PCC


SEMEN PORTLAND KOMPOSIT KEUNGGULAN
(PCC = PORTLAND COMPOSITE CEMENT) SNI 15-7064-2004 Ketahanan sulfat sedang. Panas hidarasi
Lebih mudah dikerjakan. Suhu beton
Cepat kering, dapat digunakan untuk lebih rendah, sehingga tidak mudah
sedang. Semakin lama semakin kuat.
semua mutu beton. Memiliki retak. Lebih tahan terhadap sulfat.
Beton lebih kedap. Setara Semen
Semen Portland Komposit didefinisikan sebagai bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak workabilitas yang tinggi. Lebih kedap air. Permukaan acian lebih
portland Type II.
semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen halus.
portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace APLIKASI
slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% - 35 % dari massa semen
portland komposit Gedung, jembatan, jalan raya, rumah Gedung, jembatan, jalan raya, rumah
Gedung, jembatan, jalan raya, rumah
pemukiman, irigasi, bendungan, pemukiman, irigasi, bendungan,
pemukiman, landasan pacu pesawat
Jadi semen PCC mengandung 3 unsur utama : pelabuhan, power plant, bangunan di pelabuhan, power plant, bangunan di
terbang, beton precast dan prestress
tepi pantai, dll. tepi pantai, dll.
 semen portland (OPC)
ELEMEN BANGUNAN
 gips
Gedung, jembatan, jalan raya, rumah
 bahan anorganik (bisa lebih dari 1 macam bahan anorganik : terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, Genteng, hollow brick, batako, paving Genteng, hollow brick, batako, paving
pemukiman, irigasi, bendungan,
senyawa silikat, batu kapur) block, roster, pabrikan berbasis semen, block, roster, pabrikan berbasis semen,
pelabuhan, power plant, bangunan di
dll. dll.
tepi pantai, dll.
KEMASAN
Zak 40kg, Zak 50kg, Zak 40kg, Zak 50kg, Zak 40kg, Zak 50kg,
Jumbo Bag 1 Ton dan Curah Jumbo Bag 1 Ton dan Curah Jumbo Bag 1 Ton dan Curah
SNI
SNI 2049:2015 SNI 0302:2014 SNI 7064:2014
16/10/2019

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

AIR
PEMERIKSAAN SEDERHANA UNTUK SEMEN KEMASAN DI
LAPANGAN / PROYEK

 pemeriksaan tanggal produksi, untuk mengetahui lama penyimpanan semen sebelum


diterima proyek
 jika kemasan semen dipukul atau ditinju, tidak keras dan menunjukkan berisi semen yang
masih loose/lepas
 pemeriksaan visual, tidak ada gumpalan atau semen padat yang berarti kemasan telah
terpengaruh kelembaban sehingga semen sudah bereaksi
 jika tangan dimasukkan ke dalam bubuk semen yang masih baik, akan terasa dingin
 jika semen yang masih baik kondisinya, digesek antara ibu jari dan telunjuk maka akan
terasa halus seperti bedak
 jika semen yang masih baik ditabur di atas air, maka akan mengambang/mengapung
sejenak sebelum mengendap
 jika adukan pasta semen yang masih baik ditaruh di dalam gelas atau cawan, dan
dimasukkan ke dalam air, tidak akan buyar/larut dan akan mengeras sesuai bentuk
cetakan pastanya walaupun terendam air

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

PENYIMPANAN SEMEN Spesifikasi Umum 2018,


Divisi 7, Seksi 7.1,
Penyimpanan semen di lapangan perlu diperhatikan supaya semen tidak mudah rusak karena pengaruh Pasal 7.1.2 2)
kelembaban dan suhu/panas, yang mengakibatkan komponen kimiawi semen bereaksi atau terhidrasi sebelum
digunakan, yang akan mengurangi kekuatan beton maupun mutu mortar yang dihasilkan.

Aturan umum penyimpanan semen :


a) Air yang digunakan dalam campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik.
 diletakkan minimal 30 cm di atas lantai yang bersinggungan langsung dengan tanah, dipastikan dasar platform b) Air harus diuji dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016.
penyimpanan semen tidak tergenang atau terkena air dalam kondisi apapun
 diletakkan minimal 50 cm dari sisi dinding luar gudang atau tempat penyimpanan, jangan menempel di
c) Apabila timbul keragu raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu
dinding luar karena kelembaban dinding luar tersebut akan mempengaruhi kemasan semen sebab pengujian air seperti diatas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
 susunan tidak melebihi tinggi 2 m' perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang
 jika dalam kondisi cuaca dan lingkungan lembab, dilindungi dengan plastik atau bahan lain yang mampu
mengisolasi semen dari kelembaban diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air yang diusulkan
 dalam kelompok penyimpanan, usahakan celah sekecil mungkin antar susunan kemasan untuk meminimalkan
pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan
persinggungan dengan kelembaban udara minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang
 pisahkan antar merk semen yang berbeda, jangan dipakai dalam satu adukan beton atau mortar sama.
d) Air yang digunakan diketahui dapat diminum dapat digunakan
16/10/2019

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

Spesifikasi Umum 2018,

AGREGAT Divisi 7, Seksi 7.1,


Pasal 7.1.2 3)
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan pada tabel
dibawah ini Tabel 7.1.2.1) Ketentuan Gradasi Agregat

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

AGREGAT KASAR Prosentase Lolos


Agregat Gabungan
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai Dihapuskan
hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½
inci).
Ketentuan
Gradasi Agregat
Spesifikasi Umum 2010 Rev.3

AGREGAT HALUS Tambahan Kategori Baru


Untuk Agregat Kasar yaitu :
Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah
agregat besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari Maksimal Nominal 25 mm
Maksimal Nominal 12,5 mm
alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus olahan
adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan
pemisahan butiran dengan cara penyaringan atau cara
Ketentuan
lainnya dari batuan atau terak tanur tinggi.
Gradasi Agregat
Spesifikasi Umum 2018
16/10/2019

@YUDHI 2K19 @YUDHI 2K19

Spesifikasi Umum 2018, Spesifikasi Umum 2018, A. Water Reducing {Zat kimia untuk mengurangi penggunaan
air pada beton} Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan
Divisi 7, Seksi 7.1, Divisi 7, Seksi 7.1, dengan nilai fas yang tetap dengan kekentalan yang sama
Pasal 7.1.2 3) Pasal 7.1.2 5) atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang
lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan
• Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih Bahan Tambah Kimia yang lebih tinggi, dengan tidak mengurangi kekentalannya,
dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya di atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama, tapi
Bahan tambah yang berupa bahan kimia
mana beton harus dicor. adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan
ditambahkan dalam campuran beton
• Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam table di bawah ini Tabel 7.1.2.2) dalam penuangan.
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat
Ketentuan Mutu Agregat
semen selama proses pengadukan atau
B. Retarding {zat kima untuk memperlambat proses ikatan
selama pelaksanaan pengadukan
campuran beton} Biasanya diperlukan untuk beton yang
tambahan dalam pengecoran beton.
tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan
campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak
beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu
lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini.

C. Accelerating {zat kimia untuk mempercepat ikatan dan


pengerasan campuran beton} Diperlukan untuk
mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton,
pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat dengan
penuangannya.

@YUDHI 2K19

STANDAR RUJUKAN

BAHAN TAMBAH SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1

ADMIXTURE
16/10/2019

STANDAR RUJUKAN STANDAR RUJUKAN


SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1 SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1

STANDAR RUJUKAN STANDAR RUJUKAN


SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1 SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1
16/10/2019

DAFTAR SNI MINIMAL YANG DIPERLUKANDALAM PEMBUATAN CAMPURAN BETON


STANDAR RUJUKAN
SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1 SEBELUM SETELAH
PENCAMPURAN
PENCAMPURAN PENCAMPURAN

SNI 2417:2008 SNI 03-2834-2000 SNI 2493:2011


Metode Pengujian keausan agregat dengan Tata cara pembuatan rencana Metode pembuatan dan perawatan benda uji
mesin Los Angeles campuran beton normal beton di laboratorium

SNI ASTM C136:2012


SNI 03-2495-1991 SNI 1974:2011
Metode uji untuk analisis saringan agregat
Spesifikasi bahan tambahan untuk Metode pengujian kuat tekan beton dengan
halus dan agregat kasar (ASTM C136-06,
beton benda uji silinder yang dicetak
IDT)

SNI 1969:2016
SNI 1972:2008
Metode pengujian berat jenis dan
Metode pengujian slump beton
penyerapan air agregat halus

SNI 1970:2016
Metode pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat kasar

SNI 03-4804-1998
Metode pengujian berat isi dan rongga
udara dalam agregat

STANDAR RUJUKAN SNI 03-2834-2000


SPESIFIKASI UMUM 2018 DIVISI 7 SEKSI 7.1 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
Pengujian Minimal yang dibutuhkan :

SNI ASTM C136:2012


Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat
kasar (ASTM C136-06, IDT)

SNI 1969:2016
Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus

SNI 1970:2016
Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
16/10/2019

DESIGN MIX FORMULA (DMF)


TAHAPAN PRAKTIS DALAM DESAIN BETON JOB MIX FORMULA (JMF)
“KOREKSI KADAR AIR”

DESAIN
FAKTOR RENCANA
F’C
MULAI TAHAP 1 AIR 2
TAHAP NILAI 3
TAHAP TAHAP
AIR 4 TAHAP
SEMEN5
PLUS
SEMEN SLUMP
MARGIN PROPORSI KOREKSI
DMF KADAR AIR
KONDISI REAL
HASIL HASIL SSD LAPANGAN
PENGUJIAN PENGUJIAN ANALISA
PROSENTASE PROSENTASE
ANALISA ANALISA SARINGAN
TAHAP 6 TAHAP 7 TAHAP 8 AGREGAT
TAHAP 9 TAHAP
AGREGAT
10
SARINGAN SARINGAN AGREGAT CUACA
HALUS KASAR
AGREGAT AGREGAT GABUNGAN
HALUS KASAR

STOCKPILE STOCKPILE PELAKSANAAN


HASIL HASIL AGREGAT AGREGAT PENCAMPURAN
PENGUJIAN PENGUJIAN BERAT JENIS BERAT
AGREGAT AGREGAT KASAR HALUS BETON
TAHAPJENIS
BERAT 11 TAHAPJENIS
BERAT 12 TAHAP
AGREGAT
13 TAHAP
JENIS14 TAHAP 15 TAHAP 16 SELESAI
HALUS KASAR
AGREGAT AGREGAT GABUNGAN BETON
HALUS KASAR

DESIGN MIX FORMULA (DMF) DESIGN MIX FORMULA (DMF)


JOB MIX FORMULA (JMF) JOB MIX FORMULA (JMF)
“KOREKSI KADAR AIR”

Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan (SSD), proporsi
campuran harus dikoreksi terhadap kandungan dalam agregat. Koreksi
Proporsi Campuran dilakukan terhadap kadar air dalam agregat minimum
satu kali sehari dan di hitung menurut rumus sebagai berikut :

Air = B – (Ck - Ca) x C/100 – (Dk – Da) x D / 100

B Jumlah air (kg/m3)


C Jumlah agregat halus (kg/m3)
Ca Penyerapan air pada agregat halus (%)
Da Penyerapan air pada agregat kasar (%)
Ck Kadar air agregat halus (%)
Dk Kadar air agregat kasar (%)
16/10/2019

DESIGN MIX FORMULA (DMF) DESIGN MIX FORMULA (DMF)


JOB MIX FORMULA (JMF) JOB MIX FORMULA (JMF)
• PLAN A : PROPORSI SAMA SEPERTI DMF
• PLAN B : PROPORSI SEPERTI HITUNGAN OE
Item • PLAN C : PROPORSI SEPERTI HITUNGAN PENAWARAN
Pekerjaan • PLAN D : PROPORSI DMF DINAIKKAN KADAR SEMEN
Kontrak Beton
PROPORSI Semua PLAN ini dianjurkan dilaksanakan pada saat yang
BULAN KE DMF bersamaan agar mempersingkat waktu pengerjaan nya,
apabila dirasa kurang memuaskan bisa ditambahkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 PLAN yang lain (mungkin ada penambahan admixture)
dan pada saat pelaksanaan item pekerjaan beton
nantinya di pilih PLAN mana yang paling sesuai

Design Mix Design


Job Mix
Mix
Formula Formula

PROPORSI PROPORSI PROPORSI PROPORSI


• Design Mix Formula (DMF) dianjurkan mulai diajukan oleh penyedia jasa saat setelah JMF JMF JMF JMF
selesai kontrak setelah ditetapkan quarry mana yang dipakai PLAN A PLAN B PLAN C PLAN D
• Setelah DMF selesai penyedia jasa dianjurkan satu atau dua bulan sebelum item pekerjaan
beton dilaksanakan pada time schedule membuat Job Mix Formula (JMF)

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

“TANGGAL DMF HARUS DAN WAJIB


LEBIH AWAL DARI TANGGAL JMF”

“JMF HARUS DAN WAJIB ADA SEBELUM


DILAKASANAKAN PEKERJAAN”
16/10/2019

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN


BENDA UJI 30 SILINDER
16/10/2019

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN


BENDA UJI 15 s.d. 29 SILINDER BENDA UJI JUMLAHNYA KURANG DARI MINIMUM
MINIMAL 4 BENDA UJI

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN


BENDA UJI KURANG DARI 15 SILINDER
PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN
16/10/2019

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai