@YUDHI 2K19
Kinerja kelecakan ini tercapai berkat bahan tambah super plasticizer yang dimasukkan ke
dalam beton seperti jenis polymer. Aditif ini seolah-olah akan menyelimuti partikel-partikel
semen sehingga dalam interval waktu tertentu, antar partikel semen tidak terjadi reaksi
”tarik-menarik” seperti yang terjadi dalam campuran tanpa aditif. Dalam campuran beton
mutu tinggi seringkali juga digunakan bahan tambah lain dari jenis aditif mineral seperti
silica fume, copper slag, dan abu terbang serta aditif-aditif lain yang lebih khusus. Aditif
mineral ini umumnya mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dari pada semen sehingga
menghasilkan beton dengan kelebihan tambahan seperti lebih kedap air. Tambahan super
platicizer, aditif mineral dan aditif lain ini selain membuat beton tetap lecak/encer, tetapi
juga akan menghasilkan beton dengan kuat tekan tinggi bahkan berkinerja tinggi (high
performance concrete).
@YUDHI 2K19
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland
tipe I, II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen
Portland atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan
SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan .
b) Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek
semen, kecuali jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal
tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan tipe dan merek semen yang
digunakan.
Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland
terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan
berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain
Jenis-jenis semen portland (OPC) pada SNI 15-2049-2004 dikelompokkan berdasar penggunaannya sebagai berikut :
Persyaratan kimia dan fisik untuk semen portland (OPC) termasuk pengujian mutunya yang harus dipenuhi masing-
masing tipe ditetapkan dalam SNI 15-2049-2004.
16/10/2019
Semen Portland Pozolan didefinisikan sebagai suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen
antara semen portland dan pozolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan 6% sampai dengan 40% massa semen portland.
Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI 15-0302-2004 dikelompokkan sebagai berikut : OPC (ORDINARY PORTLAND CEMENT) PCC (PORTLAND COMPOSITE CEMENT)
AIR
PEMERIKSAAN SEDERHANA UNTUK SEMEN KEMASAN DI
LAPANGAN / PROYEK
Spesifikasi Umum 2018, Spesifikasi Umum 2018, A. Water Reducing {Zat kimia untuk mengurangi penggunaan
air pada beton} Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan
Divisi 7, Seksi 7.1, Divisi 7, Seksi 7.1, dengan nilai fas yang tetap dengan kekentalan yang sama
Pasal 7.1.2 3) Pasal 7.1.2 5) atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang
lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan
• Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih Bahan Tambah Kimia yang lebih tinggi, dengan tidak mengurangi kekentalannya,
dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya di atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama, tapi
Bahan tambah yang berupa bahan kimia
mana beton harus dicor. adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan
ditambahkan dalam campuran beton
• Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam table di bawah ini Tabel 7.1.2.2) dalam penuangan.
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat
Ketentuan Mutu Agregat
semen selama proses pengadukan atau
B. Retarding {zat kima untuk memperlambat proses ikatan
selama pelaksanaan pengadukan
campuran beton} Biasanya diperlukan untuk beton yang
tambahan dalam pengecoran beton.
tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan
campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak
beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu
lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini.
@YUDHI 2K19
STANDAR RUJUKAN
ADMIXTURE
16/10/2019
SNI 1969:2016
SNI 1972:2008
Metode pengujian berat jenis dan
Metode pengujian slump beton
penyerapan air agregat halus
SNI 1970:2016
Metode pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat kasar
SNI 03-4804-1998
Metode pengujian berat isi dan rongga
udara dalam agregat
SNI 1969:2016
Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 1970:2016
Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
16/10/2019
DESAIN
FAKTOR RENCANA
F’C
MULAI TAHAP 1 AIR 2
TAHAP NILAI 3
TAHAP TAHAP
AIR 4 TAHAP
SEMEN5
PLUS
SEMEN SLUMP
MARGIN PROPORSI KOREKSI
DMF KADAR AIR
KONDISI REAL
HASIL HASIL SSD LAPANGAN
PENGUJIAN PENGUJIAN ANALISA
PROSENTASE PROSENTASE
ANALISA ANALISA SARINGAN
TAHAP 6 TAHAP 7 TAHAP 8 AGREGAT
TAHAP 9 TAHAP
AGREGAT
10
SARINGAN SARINGAN AGREGAT CUACA
HALUS KASAR
AGREGAT AGREGAT GABUNGAN
HALUS KASAR
Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan (SSD), proporsi
campuran harus dikoreksi terhadap kandungan dalam agregat. Koreksi
Proporsi Campuran dilakukan terhadap kadar air dalam agregat minimum
satu kali sehari dan di hitung menurut rumus sebagai berikut :