Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN

Properti Material

Klasifikasi Bahan Tambah,Pengaruh Bahan


Tambah Dalam Campuran, Pedoman Pemilihan
Bahan Tambah.

Abstract Kompetensi
Matakuliah Teknologi Bahan Konstruksi Mahasiswa dapat menjelaskan jenis
mengenai spesifikasi bahan material bahan-bahan bangunan beserta
yang berbeda-beda, sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya secara
kebutuhannya serta teknologi konstruksi keseluruhan sebelum memutuskan
untuk memilih atau menggunakannya
yang mendukungnya. dalam proses konstruksi, dan juga
teknologi konstruksi yang
mendukungnya.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Teknik Teknik W111700040 Retna Kristiana, ST, MT
Sipil
Pendahuluan
Bahan pembentuk beton dibagi menjadi 2, yang pertama bahan utama yaitu semen, agregat
dan air serta bahan tambahan (admixture).

A. Bahan Utama

Bahan utama pembentuk beton adalah semen, air, agregat halus dan agregat kasar. Semen
dan air sebagai bahan aktif berfungsi sebagai pengikat. Jika semen dan air diaduk maka akan
menghasilkan pasta. Kemudian pasta tersebut diharapkan dapat mengikat agregat kasar dan
agregat halus lalu mengeras menjadi seperti batu.
Kombinasi jumlah dan kualitas dari bahan pembentuk beton tersebut sangat mempengaruhi
kuat tekan beton. Beberapa contoh komposisi dan kualitas yang tidak sesuai akan
menyebabkan beberapa hal berikut:
• Komposisi air yang terlalu banyak akan menyebabkan air tidak menyatu dengan
semen dan bergerak keatas semen (bleeding).
• Agregat yang terlalu banyak kandungan lumpur. Jika kandungan lumpur terlalu
banyak, juga akan melemahkan kuat tekan Beton.
• Agregat yang terlalu banyak kandungan air juga dapat melemahkan kuat tekan beton
karena hal ini dapat mempengaruhi water to cement ratio yang telah direncanakan di
awal.

Sesuai dengan gambar dibawah ini, semen portland dan air akan menghasilkan pasta semen.
Jika pasta itu dicampur dengan agregat halus maka akan menjadi mortar. Kemudian jika
Pasta semen dicampur dengan agregat halus dan agregat kasar maka akan menjadi
beton. (Sujatmiko, 2019)

Gambar 1. Proses terjadinya Beton


2022 Properti Material
2 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Selain kekuatan pasta semen, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah agregat. Proporsi
campuran agregat dalam beton adalah sekitar 60-75%, sehingga pengaruh agregat akan
menjadi besar, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi tekniknya. Semakin baik mutu agregat
yang digunakan, secara linear dan tidak langsung akan menyebabkan mutu beton menjadi
baik, begitu juga sebaliknya jika melihat fungsi agregat dalam campuran beton hanya sebagai
pengisi maka diperlukan suatu sifat yang saling mengikat dan saling mengisi (interlocking)
yang baik, hal ini dapat tercapai jika bentuk permukaan dan bentuk agregatnya memenuhi
syarat yang diberikan baik itu syarat ASTM, ACI maupun SII. Agregat yang digunakan dalam
beton yang berfungsi sebagai bahan pengisi, namun karena presentase agregat yang besar
dalam volume campuran, maka agregat memberikan kontribusi terhadap kekuatan
beton. (Sujatmiko, 2019)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton terhadap agregat (Sujatmiko, 2019):
1. Perbandingan agregat dan semen campuran
2. Kekuatan agregat
3. Bentuk dan ukuran
4. Tekstur permukaan
5. Gradasi
6. Reaksi kimia, dan
7. Ketahanan terhadap pahnas

B. Bahan tambahan (Admixture)

Bahan tambahan (admixture) adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang
ditambahkan ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Bahan tambah
biasanya hanya digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton, baik saat beton dalam
keadaan segar ataupun saat beton mengeras nantinya. Banyaknya dan komposisi kimia dari
bahan tambah akan menyebabkan karakteristik yang berbeda terhadap kinerja beton yang
diharapkan. Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton.

Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah berupa mineral (additive)
dan bahan tambah kimiawi (chemical admixture). Bahan tambah admixture ditambahkan
pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran. Sedangkan bahan tambah additive
ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan
untuk mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja
beton pada saat pelaksanaan. Untuk bahan tambah additive digunakan dengan tujuan
perbaikan kinerja kekuatannya.

Menurut ACI Committee 212.1R-8 (Revised 1986) yang selalu diperbaiki sejak 1944, 2954,
2022 Properti Material
3 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1963, 1971. Jenis bahan tambah untuk beton dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu:
accelerating, air-entraining, water reducer and set-controlling, finely devided mineral dan
miscellaneous.

C. BEBERAPA ALASAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH

Beberapa tujuan yang penting dari penggunaan bahan tambah ini menurut manual of concrete
practice dalam admixtures and concrete (ACI.212.1R-8, Revised 1986) antara lain:
a) Memodifikasi Beton Segar, Mortar dan Grouting
➢ Menambah sifat kemudahan pekerjaan tanpa menambah air atau mengurangi
kandungan air dengan sifat pengerjaan yang sama.
➢ Menghambat atau mempercepat waktu peningkatan awal dari campuran beton.
➢ Mengurangi atau mencegah secara preventif penurunan atau perubahan volume
beton.
➢ Mengurangi segregasi
➢ Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetral dan pemompaan beton segar.
➢ Mengurangi kehilangan nilai slump

b) Memodifikasi Beton Keras, Mortar dan Grouting
➢ Menghambat atau mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal (beton muda).
➢ Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda.
➢ Menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur atau kuat geser dari beton).
➢ Menambah sifat keawetan beton atau ketahanan dari gangguan luar termasuk
serangan garam – garam sulfat.
➢ Mengurangi kapilaritas dari air.
➢ Mengurangi sifat permeabilitas.
➢ Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi dari alkali termasuk alkali
dalam agregat.

➢ Menghasilkan struktur beton yang baik.
➢ Menambah kekuatan ikatan beton bertulang.
➢ Mengembangkan ketahanan gaya impact (berulang) dan ketahanan abrasi.
➢ Mencegah korosi yang terjadi pada baja (embedded metal).
➢ Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar

D. ASPEK EKONOMI PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH

Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan tambah
ini cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran beton itu sendiri.

2022 Properti Material


4 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton
atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat –
volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa
bahan tambah.
Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan bahan
tambah tersebut yang meliputi biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan biaya
diluar dari biaya yang langsung tetap menjadi perhatian dalam aspek ekonominya.

E. PERHATIAN PENTING DALAM PENGGUNAAAN BAHAN TAMBAH

Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus dikonfirmasikan


dengan standar yang berlaku seperti SNI, ASTM, atau ACI. Selain itu, yang terpenting adalah
memperhatikan petunjuk dalam manualnya jika menggunkaan bahan ”paten” yang
diperdagangkan.
Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan bahan tambah:
a) Penggunaan semen dengan tipe yang khusus
b) Penggunaan satu atau lebih bahan tambah
c) Petunjuk umum mengenai penggunaan atau temperatur yangt diijinkan pada saat
pengadukan dan pengecoran
Selanjutnya hal yang menjadi perhatian adalah:
a) Penggantian tipe semen atau sumber dari semen atau jumlah dari semen yang
digunakan atau memodifikasi gradasi agregat, atau proporsi campuran yang diharapkan
b) Banyak bahan tambah mengubah lebih dari satu sifat beton, sehingga kadang – kadang
justru merugikan
c) Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe
dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan.

F. JENIS BAHAN TAMBAH

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang
bersifat mineral (additive).
Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksaaan
pengecoran (placing) sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral ditambahkan
saat pengadukan dilaksanakan.
Bahan tambah ini biasanya merupakan bahan tambah kimia yang dimasukkan lebih
banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan pekerjaan jadi dapat dikatakan bahwa
bahan tambah kimia (chemical admixture) lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja
pelaksanaan.
2022 Properti Material
5 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bahan tambah aditif merupakan bahan tambah yang lebih banyak bersifat
penyemenan jadi bahan tambah aditif lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja
kekuatannya.
a) Bahan Tambah Kimia
Menurut standar ASTM. C.494 (1995:254) dan Pedoman Beton 1989
SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989:29), jenis bahan tambah kimia dibedakan
menjadi tujuh tipe bahan tambah.
Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan
unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan
dalam racikan beton sesuai dengan pemilihamn proporsi betonnya (PB, 1989:12). Jenis
dan definisi bahan tambah kimia ini sebagai berikut:

Tipe A ”Water – Reducing Admixtures”

Water – Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.
Water – Reducing Admixture digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi kadar
semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau rasio faktor
air semen yang rendah. Atau dengan tidak mengubah kadar semen yang digunakan dengan
faktor air semen yang tetap maka nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal lain juga
dimaksudkan dengan mengubah kadar semen tetapi tidak mengubah faktor air semen dan
slump.
Pada kasus pertama dengan mengurangi faktor air semen secara tidak langsung akan
meningkatkan kekuatan tekannya karena dalam banyak kasus dengan faktor air semen yang
rendah akan meningkatkan kekuatan beton.
Pada kasus kedua dengan tingginya nilai slump yang didaptkan akan memudahkan
penuangan adukan (placing) atau dengan hal ini waktu penuangan adukan dapat diperlambat.
Pada kasus ketiga dimasukkan untuk mengurangi biaya karena penggunaan semen yang
lebih kecil (marther, Bryant., 1994:494-495).
Bahan tambah pengurang air dapat berasal dari bahan organik ataupun campuran
anorganik untuk beton tanpa udara (non-air-entrained) atau dengan udara dalam hal
mengurangi kandungariair campuran.
Selain itu bahan tambah ini dapat digunakan untuk memodifikasi waktu pengikatan
beton atau mortar sebagai dampak perubahan faktor air semen. Komposisi dari campuran
bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:
1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
2022 Properti Material
6 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
5. Material lain seperti:
Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, fosfat, klorida.
• Asam amino dan turunannya,
• Karbonhidrat, polisakarin dan gula asam.
• Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, naptan, silikon, hidrokarbon-sulfat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang
dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding dan kehilangan air pada saat beton segar,
laju pengerasan, kekuatan tekan dan lentur, ketahanan terhadap perubahan volume,
susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi penting untuk melakukan
pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.

Tipe B ”Retarding Admixture”


Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang bermngsi untuk menghambat waktu
pengikatan beton. Penggunanya untuk menunda waktu pengikatan beton {setting time)
misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu untuk pemadatan
untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada
saat pengecoran dilaksanakan.

Tipe C ”Accelerating Admixture”


Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang bermngsi untuk mempercepat
pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk mengurangi
lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan mempercepat pencapaian kekuatan pada beton.
Accelerating Admixtures yang paling terkenal adalah kalsium klorida. Bahan kimia lain yang
berfungsi sebagai pemercepat antara lain adalah senyawa-senyawa garam seperti klorida,
bromida, karbonat, silikat dan terkadang senyawa organik lainnya seperti tri-etanolamin. Perlu
ditekankan bahwa kalsium klorida jangan digunakan jika korosi progresif dari tulangan
bajadapat terjadi. Dosis maksimum adalah 2 dari berat semen yang digunakan.
Penggunaan bahan tambah pemercepat laju pengerasan harus didasarkan atas
pertimbangan ekonomi dengan membandingkan pada penggunaan bahan tambah lain
seperti, bandingkan dengan penggunaan semen Tipe III, penggunaan semen yang lebih
banyak, penggunaan metode perawatan dan proteksi yang berbeda, penggunaan bahan air
dan agregat yang panas. Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga: (1).
Larutan garam organik
(2). Larutan campuran organik
(3). Material miscellaneous.

2022 Properti Material


7 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tipe D ”Water Reducing and Retarding Admixture”
Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang air dan pengontrol
pengeringan (Water Reducing Admixture). Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan
beton. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan
pengurangan kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair.
Air yang terkandung dalam bahan ini akan menjadi bagian dari air campuran beton. Jadi,
dalam perencanaan air ini hams ditambahkan sebagai berat air total dalam campuran beton.
Perlu ditekankan bahwa perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh
berubah.
Perubahan kandungan air, atau udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan
kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah.

Tipe E ”Water Reducing and Accelerating Admixture”


Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilan beton
yang konsistensinya tertentu dan mepercepat pengikatan awal.
Bahan ini digunakan untuk menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi
kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air artinya FAS yang
digunakan tetap dengan mengurangi kadar air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air
yang terkandung dalam bahan ini akan menjadi bagian dari air campuran beton. Jadi, dalam
campuran perencanaan air ini harus di tambahkan sebagai berat air total dalam campuran
beton. Perlu ditekankan bahwa perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh
berubah. Perubahan kandungan air, atau udara, atau semen, harus diatasi dengan perubahan
kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah Pemercepat waktu pengikatan
didalam bahan tambah kimia ini untuk mempercepat sehingga untuk beton yang
menggunakan bahan tambah ini akan dihasilkan waktu pengikatan cepat dan kadar air yang
rendah dalam FAS. Kondisi yang dikehendaki adalah kuat tekan beton yang tinggi tetapi
kecepatan pengikatan yang dinginkan dapat lebih tinggi.
Fungsinya untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih. Kadar
pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang
dihasilkan lebih tinggi dengan air yang sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga lebih
tinggi. Jenis bahan tambah ini dapat berupa superplasticizer. Bahan jenis ini pun termasuk

2022 Properti Material


8 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dalam bahan kimia tambahan yang baru, dan disebut sebagai "bahan tambahan kimia
pengurang air". Tiga jenis plastisizer yang dikenal adalah :
(1). kondensi sulfonat melamin formadehid dengan kandungan klorida sebesar 0.005%,
(2). sulfonat nafthalin formaldehid dengan kandungan klorida yang dapat diabaikan
(3). modifikasi lignosulfonat tanpa kandungan klorida. Ketiga jenis bahan tambahan tersebut
dibuat dari sulfonat organik dan disebut superplastisizer, karena dapat mengurangi
pemakaian air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 8 inch (208
mm) atau lebih. Dosis yang disarankan adalah 1% sampai 2% dari berat semen. Dosis
yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya kekuatan tekan beton.

Tipe G ”Water Reducing, High Range Retarding Admixture”


Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat
pengikatan beton. Jenis bahan tambah ini merupakan gabungan superplasticizer dengan
menunda waktu pengikatan beton. Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit
karena sedikitnya sumber daya yang mengelola beton yang disebabkan oleh keterbatasan
ruang kerja.

b) Bahan Tambah Mineral (additive)


Bahan tambah mineral ini merupakan bahan tambah yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan tambah mineral ini lebih banyak digunakan
untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan tambah mineral ini cenderung
bersifat penyemenan. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah pozzollan, fly ash, slag, dan
silica fume. Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral ini antara lain (Cain,
1994: 500-508):
➢ memperbaiki kinerja workability
➢ mengurangi panas hidrasi
➢ mengurangi biaya pekerjaan beton
➢ mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
➢ mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
➢ mempertinggi usia beton
➢ mempertinggi kekuatan tekan beton
➢ mempertinggi keawetan beton
➢ mengurangi penyusutan
➢ mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton

2022 Properti Material


9 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Abu Terbang Batu Bara
Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly ash)didefinisikan sebagai
butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat
dibedalkan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran
batubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari
batubara jenis lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung
kapur (lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia yang dibutuhkan dalam fly ash
tercantum dalam Tabel 5 1 (ASTM C.618-95:305).

Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag dalam ASTM. C.989,
Standard spesification for ground granulated Blast-Furnace Slag for use in concrete and
mortar", (ASTM, 1995: 494) adalah produk non-metal yang merupakan material berbentuk
halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan
mencelupkannya dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut (Lewis, 1982).
1. Mempertinggi kekuatan tekan beton karena kecenderungan melambatnya
kenaikan kekuatan tekan.
2. Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan beton.
3. Mengurangi variasi kekuatan tekan beton.
4. Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut.
5. Mengurangi serangan alkah-silika.
6. Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu.
7. Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi wama cerah pada beton.
8. Mempertinggi keawetan karena pengaruh perubahan volume.
9. Mengurangi porositas dan serangan klorida.

2022 Properti Material


10 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Ilmu Bahan Bangunan, Kanisius, 1999.
2. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, Rachmat Purwono, itspress, 2005.
3. Seni Konstruksi, Mario Salvadori, Pakar Raya, 2009.
4. Teknik Bangunan, Daryanto, Rineka Cipta, 2009.
5. Teknologi Beton, Tri Mulyono, Andi Offset, 2009.
6. Konstruksi Kayu, Daryanyo, Satu Nusa, 2010.
7. Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau, Wulfram I.Ervianto, Andi Offset, 2012.
8. Sujatmiko, B. (2019). Teknologi Beton dan Bahan Bangunan. Surabaya: Media Sahabat
Cendikia.
9. Usman. (2018). Studi Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Menggunakan
Potongan Limbah Spanduk Sebagai Bahan Tambah. Jurnal Fropil Vol 6 No.1, Jurnal
Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung.

2022 Properti Material


11 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai