MODUL PERKULIAHAN
Properti Material
Abstract Kompetensi
Matakuliah Teknologi Bahan Konstruksi Mahasiswa dapat menjelaskan jenis
mengenai spesifikasi bahan material bahan-bahan bangunan beserta
yang berbeda-beda, sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya secara
kebutuhannya serta teknologi konstruksi keseluruhan sebelum memutuskan
untuk memilih atau menggunakannya
yang mendukungnya. dalam proses konstruksi, dan juga
teknologi konstruksi yang
mendukungnya.
09
Teknik Teknik W111700040 Retna Kristiana, ST, MT
Sipil
Pendahuluan
Bahan pembentuk beton dibagi menjadi 2, yang pertama bahan utama yaitu semen, agregat
dan air serta bahan tambahan (admixture).
A. Bahan Utama
Bahan utama pembentuk beton adalah semen, air, agregat halus dan agregat kasar. Semen
dan air sebagai bahan aktif berfungsi sebagai pengikat. Jika semen dan air diaduk maka akan
menghasilkan pasta. Kemudian pasta tersebut diharapkan dapat mengikat agregat kasar dan
agregat halus lalu mengeras menjadi seperti batu.
Kombinasi jumlah dan kualitas dari bahan pembentuk beton tersebut sangat mempengaruhi
kuat tekan beton. Beberapa contoh komposisi dan kualitas yang tidak sesuai akan
menyebabkan beberapa hal berikut:
• Komposisi air yang terlalu banyak akan menyebabkan air tidak menyatu dengan
semen dan bergerak keatas semen (bleeding).
• Agregat yang terlalu banyak kandungan lumpur. Jika kandungan lumpur terlalu
banyak, juga akan melemahkan kuat tekan Beton.
• Agregat yang terlalu banyak kandungan air juga dapat melemahkan kuat tekan beton
karena hal ini dapat mempengaruhi water to cement ratio yang telah direncanakan di
awal.
Sesuai dengan gambar dibawah ini, semen portland dan air akan menghasilkan pasta semen.
Jika pasta itu dicampur dengan agregat halus maka akan menjadi mortar. Kemudian jika
Pasta semen dicampur dengan agregat halus dan agregat kasar maka akan menjadi
beton. (Sujatmiko, 2019)
Bahan tambahan (admixture) adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang
ditambahkan ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Bahan tambah
biasanya hanya digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton, baik saat beton dalam
keadaan segar ataupun saat beton mengeras nantinya. Banyaknya dan komposisi kimia dari
bahan tambah akan menyebabkan karakteristik yang berbeda terhadap kinerja beton yang
diharapkan. Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton.
Secara umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah berupa mineral (additive)
dan bahan tambah kimiawi (chemical admixture). Bahan tambah admixture ditambahkan
pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran. Sedangkan bahan tambah additive
ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan tambah admixture biasanya dimaksudkan
untuk mengubah perilaku beton pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja
beton pada saat pelaksanaan. Untuk bahan tambah additive digunakan dengan tujuan
perbaikan kinerja kekuatannya.
Menurut ACI Committee 212.1R-8 (Revised 1986) yang selalu diperbaiki sejak 1944, 2954,
2022 Properti Material
3 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1963, 1971. Jenis bahan tambah untuk beton dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu:
accelerating, air-entraining, water reducer and set-controlling, finely devided mineral dan
miscellaneous.
Beberapa tujuan yang penting dari penggunaan bahan tambah ini menurut manual of concrete
practice dalam admixtures and concrete (ACI.212.1R-8, Revised 1986) antara lain:
a) Memodifikasi Beton Segar, Mortar dan Grouting
➢ Menambah sifat kemudahan pekerjaan tanpa menambah air atau mengurangi
kandungan air dengan sifat pengerjaan yang sama.
➢ Menghambat atau mempercepat waktu peningkatan awal dari campuran beton.
➢ Mengurangi atau mencegah secara preventif penurunan atau perubahan volume
beton.
➢ Mengurangi segregasi
➢ Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetral dan pemompaan beton segar.
➢ Mengurangi kehilangan nilai slump
➢
b) Memodifikasi Beton Keras, Mortar dan Grouting
➢ Menghambat atau mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal (beton muda).
➢ Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda.
➢ Menambah kekuatan beton (kuat tekan, kuat lentur atau kuat geser dari beton).
➢ Menambah sifat keawetan beton atau ketahanan dari gangguan luar termasuk
serangan garam – garam sulfat.
➢ Mengurangi kapilaritas dari air.
➢ Mengurangi sifat permeabilitas.
➢ Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi dari alkali termasuk alkali
dalam agregat.
➢
➢ Menghasilkan struktur beton yang baik.
➢ Menambah kekuatan ikatan beton bertulang.
➢ Mengembangkan ketahanan gaya impact (berulang) dan ketahanan abrasi.
➢ Mencegah korosi yang terjadi pada baja (embedded metal).
➢ Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar
Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan tambah
ini cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran beton itu sendiri.
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang
bersifat mineral (additive).
Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksaaan
pengecoran (placing) sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral ditambahkan
saat pengadukan dilaksanakan.
Bahan tambah ini biasanya merupakan bahan tambah kimia yang dimasukkan lebih
banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan pekerjaan jadi dapat dikatakan bahwa
bahan tambah kimia (chemical admixture) lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja
pelaksanaan.
2022 Properti Material
5 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bahan tambah aditif merupakan bahan tambah yang lebih banyak bersifat
penyemenan jadi bahan tambah aditif lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja
kekuatannya.
a) Bahan Tambah Kimia
Menurut standar ASTM. C.494 (1995:254) dan Pedoman Beton 1989
SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989:29), jenis bahan tambah kimia dibedakan
menjadi tujuh tipe bahan tambah.
Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan
unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan
dalam racikan beton sesuai dengan pemilihamn proporsi betonnya (PB, 1989:12). Jenis
dan definisi bahan tambah kimia ini sebagai berikut:
Water – Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.
Water – Reducing Admixture digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi kadar
semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau rasio faktor
air semen yang rendah. Atau dengan tidak mengubah kadar semen yang digunakan dengan
faktor air semen yang tetap maka nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal lain juga
dimaksudkan dengan mengubah kadar semen tetapi tidak mengubah faktor air semen dan
slump.
Pada kasus pertama dengan mengurangi faktor air semen secara tidak langsung akan
meningkatkan kekuatan tekannya karena dalam banyak kasus dengan faktor air semen yang
rendah akan meningkatkan kekuatan beton.
Pada kasus kedua dengan tingginya nilai slump yang didaptkan akan memudahkan
penuangan adukan (placing) atau dengan hal ini waktu penuangan adukan dapat diperlambat.
Pada kasus ketiga dimasukkan untuk mengurangi biaya karena penggunaan semen yang
lebih kecil (marther, Bryant., 1994:494-495).
Bahan tambah pengurang air dapat berasal dari bahan organik ataupun campuran
anorganik untuk beton tanpa udara (non-air-entrained) atau dengan udara dalam hal
mengurangi kandungariair campuran.
Selain itu bahan tambah ini dapat digunakan untuk memodifikasi waktu pengikatan
beton atau mortar sebagai dampak perubahan faktor air semen. Komposisi dari campuran
bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas:
1. Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
2. Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
3. Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
2022 Properti Material
6 Retna Kristiana, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
5. Material lain seperti:
Material inorganik seperti seng, garam-garam, barak, fosfat, klorida.
• Asam amino dan turunannya,
• Karbonhidrat, polisakarin dan gula asam.
• Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, naptan, silikon, hidrokarbon-sulfat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang
dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding dan kehilangan air pada saat beton segar,
laju pengerasan, kekuatan tekan dan lentur, ketahanan terhadap perubahan volume,
susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi penting untuk melakukan
pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut.
Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag dalam ASTM. C.989,
Standard spesification for ground granulated Blast-Furnace Slag for use in concrete and
mortar", (ASTM, 1995: 494) adalah produk non-metal yang merupakan material berbentuk
halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan
mencelupkannya dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut (Lewis, 1982).
1. Mempertinggi kekuatan tekan beton karena kecenderungan melambatnya
kenaikan kekuatan tekan.
2. Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan beton.
3. Mengurangi variasi kekuatan tekan beton.
4. Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut.
5. Mengurangi serangan alkah-silika.
6. Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu.
7. Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi wama cerah pada beton.
8. Mempertinggi keawetan karena pengaruh perubahan volume.
9. Mengurangi porositas dan serangan klorida.