Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP)

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Nama Mahasiswa : Farhata Khairun Nisa


NIM : P1337433122005
Kelas/ Semester : 1A/ semester 2
Waktu dan Lokasi : 08.00-10.30 lab kimia

A. MATERI PRAKTIKUM :
1. Acara : Pemeriksaan TSS
2. Tujuan : Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan parameter Fisik berupa Total
Suspended Solid/Zat Padat Tersuspensi

B. DASAR TEORI :
Zat padat tersuspensi atau TSS adalah semua zat padat atau partikel yang tersuspensi dalam
air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi,
ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik (pasir,
lumpur, dan tanah liat). Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
Dalam air terdapat dalam dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul
organis, dan zat padat tersuspensi dan koloid seperti tanah, kwarts. Perbedaan pokok antara
kedua kelompok zat ini ditemukan melalui ukuran/diameter partikel-prtikel Alertd dan Santika
(1987,h.130) membagi skala ukuran diameter sebagai berikut :
Analisis zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen air secara lengkap,
juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum
maupun dalam air buangan.
Dalam metode analisis zat padat, zat padat total adalah total semua zat-zat yang tersisa sebagai
residu dalam suatu bejana, bila sampel terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
yang bersifat organic dan anorganik.
Cara pemisahan zat tersuspensi dari larutanny dengn menggunakan filter. Terdapat
berbagai jenis filter yang digunakan dalampenentuan zat padat dalam air, antara lain filter
kertas biasa dan filter, Fiberglass. Filter kertas terbuat dari nbahan kertas dengan ukuran
diameter pori ± 10µn. Filter ini menahan semua xat tersuspensi, dan sebagian kecil zat koloid
yang dapat diabaikan (karena lubang pori akan tertutup selama filtrasi sehingga partikel kecil
ikut tertahan). Filter ini menyerap kelembaban udara, yang mengakibatkan bertambahnya berat
sampai 5% dari beratnya sendiri. Oleh karena itu maka filter kertas ini harus ditentukn beratny
adalm keadaan kering sebelum filtrasi dengan jalan filtasi dikeringkan pada suhu 105°C selama
satu jam kemudia didinginkan selama 15 menit dalam desikator, kemudian dengan cepat.
C. PROSEDUR :
1. Alat :
a. Timbangan Analitik
b. Desikator
c. Oven
d. Gelas Ukur 100 ml
e. Erlenmeyer 500 ml
f. Corong gelas 1 buah
g. Penjepit stainless steel

2. Bahan :
a. Kertas saring Wathman
b. Aquades

3. Cara kerja :
a. Penyiapan kertas saring, ambil kertas saring wethman dam masukan ke dalam oven
suhu 103-105 °C selama 1 jam, ambil dan masukkan ke dalam desikator selama 15
menit. Ambil dan timbang dengan tiliti (catat sebagai berat A mg)
b. Perlakuan sampel, ambil sampel sebanyak 50 ml dan saring dengan kertas saring yang
telah diketahui beratnya sampai surut. Setelah surut tetras saring beserta filternya
masukkan ke dalam oven suhu 103-105 °C selama 1 jam, ambil dan masukan kedalam
desikator selama 15 menit. Ambil dan timbang dengan teliti (catat sebagai berat b mg)
c. Hitung jumlah zat tersuspensinya dengan rumus:

TSS = 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒙(𝑩 − 𝑨 )𝒎𝒈/𝒍𝒕


𝟓𝟎
D. HASIL
Diketahui :

1. Jumlah sampel yang diambil : 1000 ml


2. Jumlah sampel yang diperiksa : 50 ml
3. Berat kertas saring awal : 0,37432 𝑚𝑔/𝑙𝑡
4. Berat kertas saring akhir : 0,50200 𝑚𝑔/𝑙𝑡

TSS= 𝑥(𝐵 − 𝐴 )𝑚𝑔/𝑙𝑡

TSS= 𝑥(0,502 − 0,374 )𝑚𝑔/𝑙𝑡


TSS= 20 𝑥 (0,128) 𝑚𝑔/𝑙𝑡
TSS = 2,56 𝑚𝑔/𝑙𝑡

Jadi hasil zat tersuspensinya sebesar 2,56 𝑚𝑔/𝑙𝑡

E. INTREPRETASI HASIL

Penimbangan awal sebelum kertas saring digunakan yaitu 0,37432 mg. Setelah kertas saring
digunakan untuk penyaringan, penimbangan kertas saring menjadi 0,50200 mg.. Hal ini
menunjukkan adanya partikel yang menempel pada kertas saring setelah dilakukan penyaringan.
Dengan menggunakan rumus TSS yang ada, maka diperoleh jumlah TSS pada sampel air
tersebut yaitu sebesar 2,56 mg/lt.

F. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan pengukuran kadar TSS air kolam kampus 7
Poltekkes Kemenkes Semarang di peroleh hasil 2,56mg/lt yang berarti kurang dari baku mutu
sebesar 50 𝑚𝑔/𝑙𝑡 yang berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5
Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah .
Asisten Dosen Praktikan

Zaeni Budiono, BE, S.IP, M.Si Farhata Khairun Nisa

Anda mungkin juga menyukai