Anda di halaman 1dari 2

Tugas Membuat Latar Belakang

Nama : Andreas M Simanullang


NIM : 2101010003

JUDUL PENELITIAN : PERBANDINGAN KINERJA PANEL SURYA DI DAERAH


PEGUNUNGAN DAN DI DAERAH PESISIR PANTAI

LATAR BELAKANG

Bertambahnya usia bumi juga menuntut meningkatnya cara hidup manusia pada
zaman ini. Ditemukannya listrik menjadi salah satu pemicu adanya perkembangan teknologi.
Jika berbicara mengenai teknologi, mungkin yang pertama ada dibenak manusia adalah
internet, komputer/laptop atau smartphone. Adanya alat-alat canggih ini sangat dipengaruhi
oleh listrik, dan bahkan nyaris tidak akan beroperasi jika tidak dengan kekuatan dari listrik.

Sejak awal ditemukannya listrik, penemuan-penemuan lainnya terasa seperti gerbong-


gebong kereta api dengan listrik sebagai lokomotifnya. Tidak hanya kepada penemuan
lainnya, namun listrik sendiri sudah mengalami sangat banyak perubahan baik secara fisik
maupun fungsi. Dari segi fungsi, dulunya litrik secara massal hanya dapat disalurkan melalui
stasiun reaktor nuklir di Uni Soviet. Seiring berjalannya waktu, pembangkit listrik yang
paling dikenal adalah tenaga air ( PLTA ). Sederhananya, cara kerja PLTA adalah
memanfaatkan arus air yang mengalir lalu ditampung dalam sebuah wadah dalam bentuk
bendungan. Kemudian, air dari bendungan dialirkan melalui rangkaian pipa yang akan
digunakan generator untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pembangkit
listrik lainnya ada yang berupa kincir yang menggunakan tenaga angin, PLTN dengan tenaga
nuklir dan masih banyak lagi.

Ada sebuah penemuan pembangkit listrik yang secara cara kerja maupun hasinya
lebih efisien dibanding pembangkit listri lainnya ( walau masih dalam tahap pengembangan ).
PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya menjadi salah satu penemuan yang menurut saya
sangat mengagumkan. Penggunaan tenaga dari sinar matahari yang menjadi tenaga utama
menjadikan penemuan ini mengagumkan.

Letak geografis Indonesia sangalah beragam, saya mengacu pada daerah pegunungan dan
daerah pantai atau pesisir. Di daerah pegungan contohnya adalah Provinsi Sumatera Utara
dan untuk wilayah pesisir pantai adalah Provinsi Kepulauan Riau. Secara sepinatas, suhu di
daerah Danau Toba memiliki perbedaan dengan suhu di Tanjung Pinang. Karena PLTS
berhubungan dengan panas, jadi perbandingan penggunaan PLTS di daerah pegunungan dan
di daerah pesisir pantai menjadi dasar penelitian saya kali ini.
LANDASAN TEORI

A. Tenaga Surya / Panel Surya

Menurut Para Ahli salah satunya adalah Hans Tholstrup (1982), Solar Cell merupakan
pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik. Panel/sel
surya dapat menjadi alternatif pembangkit listrik mandiri. Penggunaan sel surya ini juga jauh
lebih hemat dan menjanjikan. Urusan listrik merupakan prioritas utama yang wajib untuk
dianggarkan di dalam pengeluaran keluarga. Alasannya karena hampir semua kegiatan
sehari-hari dan penggunaan perangkat elektronik ini bergantung dengan listrik.

Secanggih apapun teknologi yang ada saat ini tidak akan bisa dioperasikan tanpa
menggunakan listrik. Oleh sebab itu, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus ada.
Sayangnya biaya atau tarif listrik ini terus meningkat naik. Hal ini membuat masyarakat
berpikir untuk menghemat penggunaan listrik supaya biaya yang dikeluarkan tidak
membengkak.

B. Suhu di Daerah Geografis Pegunugan dan Pesisir Pantai

Banyak pertanyaan menenai topik ini yakni mengapa daerah pantai cenderung panas
dan daerah gunung cenderung dingin?. Hal itu terjadi karena gravitasi, udara lebih padat di
elevasi rendah seperti pantai, maka tekanan udara tinggi. Sebaliknya di elevasi tinggi seperti
puncak gunung, udara kurang padat dan tekanan udara rendah. Secara singkat tahapannya
adalah sebagai berikut :

 Matahari memancarkan sinar matahari, yang membawa banyak energi.


 Atmosfer tidak menyerap sebagian besar energi dari sinar matahari yang masuk.
Sinar ini melewati udara tanpa diserap energinya.
 Daratan dan air di permukaan lebih menyerap sinar matahari dan barulah
mentransfer kehangatan ke udara yang menyentuh permukaan. Tetapi udara adalah
penghantar panas yang buruk, sehingga panas yang didapat di permukaan tanah
tidak secara efektif diteruskan ke ketinggian yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
udara di dekat tanah umumnya akan menjadi yang terhangat.
 Udara sendiri terus bergerak, seiring waktu akan naik ke langit. Tetapi, setiap udara
yang naik akan mengembang dan mendingin, karena mengalami tekanan atmosfer
yang semakin rendah. Jadi udara dipanaskan dari daratan, udara panas naik tetapi
mendingin semakin ke atas.

Beda lagi bicaranya kalau kita sudah memasuki stratosfer. Di stratosfer suhu semakin
tinggi kembali memanas, karena di stratosfer terdapat molekul-molekul ozon yang menyerap
radiasi matahari.

Jadi bukan seharusnya kalau semakin dekat matahari selalu semakin panas, jarak
Bandung ke Matahari dan jarak Jakarta ke Matahari ya hampir tidak ada bedanya. Di
stratosfer hal itu terjadi karena ozon yang sebelumnya dijelaskan. Tapi luar angkasa
(eksosfer) berubah suhunya lebih dingin walau lebih dekat ke Matahari.

Anda mungkin juga menyukai