Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI PANACASILA DALAM PEMILU KHUSUSNYA DALAM KONSEP

LUBER JURDIL

OLEH :

NAMA : DEWI NIRWANA BANAWENG


NIM : 2310030143
PRODI/ KELAS : MANAJEMEN/ I B
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : GRAUSE OEMATAN S.KM M.Ph

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
ABSTRACT....................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................................................6
2.1 Desain Penelitian...............................................................................................................................6
2.2 Populasi dan Sampel..........................................................................................................................6
2.3 Instrumen Pengumpulan Data............................................................................................................6
2.4 Teknik Analisis Data.........................................................................................................................6
2.5 Validitas dan Reliabilitas:..................................................................................................................7
2.6 Etika Penelitian..................................................................................................................................7
2.7 Kerangka Waktu................................................................................................................................7
2.7 Kerangka Konseptual.........................................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................................8
HASIL PENELITIAN....................................................................................................................................8
3.1 Prinsip-Prinsip Pancasila dalam Konsep LUBER JURDIL.........................................................8
3.2 Dampak implementasi konsep LUBER JURDIL terhadap keadilan dalam pemilihan umum......8
3.3 Tantangan atau hambatan dalam implementasi LUBER JURDIL...............................................9
3.4 Partisipasif masyarakat dalam menunjang kesuksesan implementasi pancasila.........................11
3.5 Persepsi berbagai kelompok masyarakat terkait keberhasilan implementasi pancasila dalam pemilu
LUBER JURDI......................................................................................................................................12

2
BAB IV.....................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
4.2 Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

3
ABSTRACT

Implementasi Pancasila dalam Pemilu, khususnya melalui konsep LUBER JURDIL


(Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil), mencerminkan nilai-nilai dasar negara
Indonesia. Pancasila, sebagai fondasi moral dan etika, menjadi pedoman penyelenggaraan negara
dan membentuk landasan untuk menciptakan proses pemilihan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip keadilan dan persatuan.

Konteks sejarah dan pembentukan Pancasila, dimulai dari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928, menjadi landasan utama perumusan Undang-Undang Dasar 1945. Filosofi Pancasila tidak
hanya berfungsi sebagai seperangkat norma, tetapi juga sebagai kekuatan pemersatu dalam
keberagaman bangsa Indonesia.

Pancasila diterapkan dalam Pemilu sebagai wujud demokrasi Pancasila melalui konsep LUBER
JURDIL. Proses pemilihan yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil menjadi
implementasi konkret dari demokrasi yang sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila.

Partisipasi aktif masyarakat, yang dijunjung tinggi oleh Pancasila, diterjemahkan dalam konsep
LUBER JURDIL sebagai upaya menciptakan pemilihan yang melibatkan sebanyak mungkin
warga negara. Ini bukan hanya implementasi nilai dasar negara, tetapi juga kesinambungan dari
perjuangan sejarah bangsa Indonesia dan semangat untuk terus memperbarui sistem demokrasi.

Pemilu LUBER JURDIL menjadi manifestasi nyata dari upaya pembaruan, mencakup nilai-nilai
dasar negara, sejarah perjuangan, dan prinsip-prinsip demokrasi. Proses pemilihan umum yang
bersih, adil, dan transparan adalah langkah positif dalam menjaga keberlanjutan demokrasi
Pancasila di Indonesia.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Implementasi Pancasila dalam Pemilu, khususnya dalam konsep LUBER JURDIL
(Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil), dapat dipahami melalui konteks
sejarah dan prinsip-prinsip dasar Pancasila.

Dasar Negara Pancasila:

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mencakup nilai-nilai moral dan etika yang
menjadi pedoman bagi penyelenggaraan negara. Dalam konteks Pemilu, Pancasila menjadi
fondasi untuk menciptakan proses pemilihan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

Konteks Sejarah dan Pembentukan Pancasila:

Pancasila diresmikan sebagai dasar negara pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan
selanjutnya menjadi landasan dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945. Sejarah ini
mencerminkan tekad untuk membangun negara yang berlandaskan prinsip-prinsip keadilan
dan persatuan.

Pancasila sebagai Filosofi Pemersatu Bangsa:

Pancasila bukan hanya seperangkat norma, tetapi juga merupakan filosofi yang
mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia. Implementasi dalam Pemilu bertujuan
menjaga persatuan dan kesatuan tanah air melalui proses pemilihan yang adil dan inklusif.

Pemilu sebagai Wujud Demokrasi Pancasila:

Konsep LUBER JURDIL menonjolkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan


nilai-nilai Pancasila. Proses pemilihan yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
merupakan implementasi konkret dari konsep demokrasi yang diakui oleh Pancasila.

Pentingnya Partisipasi Masyarakat:

Pancasila menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara. Dalam konteks Pemilu, partisipasi tersebut diterjemahkan dalam konsep
LUBER JURDIL untuk menciptakan pemilihan yang melibatkan sebanyak mungkin warga
negara.

5
Kesinambungan Perjuangan dan Pembaruan:

Implementasi Pancasila dalam Pemilu mencerminkan kesinambungan perjuangan bangsa


Indonesia dan semangat untuk terus memperbarui sistem demokrasi. Pemilu yang LUBER
JURDIL merupakan bentuk konkret dari upaya pembaruan ini.

Implementasi Pancasila dalam Pemilu yang LUBER JURDIL mencakup nilai-nilai dasar
negara, sejarah perjuangan, dan prinsip-prinsip demokrasi yang diwujudkan dalam proses
pemilihan umum yang bersih, adil, dan transparan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sejauh mana prinsip-prinsip Pancasila tercermin dalam konsep LUBER JURDIL
dalam konteks Pemilu?
2. Bagaimana implementasi konsep LUBER JURDIL dapat meningkatkan keadilan
dalam proses pemilihan umum?
3. Apakah terdapat tantangan atau hambatan dalam implementasi LUBER JURDIL yang
mungkin bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila?
4. Bagaimana peran masyarakat dalam mendukung atau menghambat kesuksesan
implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL?
5. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara berbagai kelompok masyarakat terkait
keberhasilan implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menganalisis Tingkat Pencerminkan Prinsip-Prinsip Pancasila dalam Konsep
LUBER JURDIL
2. Mengevaluasi dampak implementasi konsep LUBER JURDIL terhadap keadilan
dalam pemilihan umum
3. Mengindentifikasi tantangan atau hambatan dalam implementasi LUBER JURDIL
yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila
4. Menilai peran partisipasif masyarakat dalam menunjang kesuksesan implementasi
pancasila
5. Menganalisis persepsi berbagai kelompok masyarakat terkait keberhasilan
implementasi pancasila dalam pemilu LUBER JURDIL

6
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Desain Penelitian

Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan


pemahaman yang komprehensif tentang implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER
JURDIL.

2.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian mencakup pemilih, penyelenggara pemilu, dan tokoh masyarakat


terkait. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling untuk
mencakup berbagai kelompok masyarakat dan daerah geografis.

2.3 Instrumen Pengumpulan Data

Survei kuesioner untuk mengukur persepsi masyarakat terkait implementasi Pancasila


dalam Pemilu LUBER JURDIL.

Wawancara dengan penyelenggara pemilu dan tokoh masyarakat untuk mendapatkan


pandangan mendalam tentang tantangan dan dampak implementasi.

2.4 Teknik Analisis Data

Analisis kuantitatif menggunakan metode statistik deskriptif untuk menganalisis data


survei.

7
Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan tematik untuk mengeksplorasi pola
temuan dari wawancara dan data kualitatif lainnya.

2.5 Validitas dan Reliabilitas:

Validitas kuesioner diuji melalui uji coba sebelum penelitian dilaksanakan.

Reliabilitas instrumen diukur melalui uji ulang kuesioner pada sebagian responden untuk
memastikan konsistensi hasil.

2.6 Etika Penelitian

Menjamin hak dan keamanan partisipan.

Menjaga kerahasiaan data dan informasi yang diperoleh.

2.7 Kerangka Waktu

Penelitian dilakukan dalam periode enam bulan, termasuk tahap perencanaan,


pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan.

2.7 Kerangka Konseptual


Menggunakan kerangka konseptual yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Pancasila dan
elemen-elemen konsep LUBER JURDIL sebagai landasan teoritis dan analisis

8
BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Prinsip-Prinsip Pancasila dalam Konsep LUBER JURDIL

1. Gotong Royong:
Analisis: Konsep LUBER JURDIL dapat dianggap mencerminkan gotong royong
karena melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemilih,
penyelenggara pemilu, dan masyarakat umum.
2. Keadilan Sosial:
Analisis: Jika konsep LUBER JURDIL diimplementasikan dengan benar, dapat
menciptakan kondisi yang lebih adil dalam pemilihan umum, dengan memastikan
hak suara setiap warga negara dihormati dan diperlakukan secara setara.
3. Kedaulatan Rakyat:
Analisis: Konsep LUBER JURDIL sejalan dengan prinsip kedaulatan rakyat
karena memberikan kekuatan pada suara setiap pemilih, menghormati keputusan
mayoritas, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.
4. Persatuan Indonesia:
Analisis: Jika implementasinya berhasil, LUBER JURDIL dapat memperkuat
persatuan Indonesia dengan menciptakan proses pemilihan yang adil dan
transparan, mengurangi potensi konflik dan ketidakpuasan.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa:
Analisis: Implementasi LUBER JURDIL yang baik dapat mencerminkan rasa
tanggung jawab moral dan etika dalam proses pemilihan umum, sesuai dengan
nilai-nilai ketuhanan yang dianut oleh masyarakat Indonesia.

3.2 Dampak implementasi konsep LUBER JURDIL terhadap keadilan dalam


pemilihan umum

1. Keterbukaan dan Transparansi:


 LUBER JURDIL menekankan keterbukaan dan transparansi dalam
seluruh tahapan pemilihan umum. Ini mencakup penyampaian informasi
yang jelas mengenai proses pemilu, kriteria pemilih, serta penghitungan
dan pengumuman hasil secara terbuka.
2. Perlindungan Hak Suara:

9
 Konsep ini memastikan setiap hak suara dihormati dan dilindungi. Tidak
ada intimidasi atau tindakan yang menghalangi partisipasi pemilih,
sehingga menciptakan lingkungan yang setara bagi semua peserta.
3. Keterlibatan Masyarakat:
 Dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu, LUBER
JURDIL menciptakan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
berperan aktif dalam proses demokratis. Ini membantu memastikan
representasi yang lebih merata dan mengurangi ketidaksetaraan.
4. Penanganan Pelanggaran dan Kecurangan:
 Konsep LUBER JURDIL mencakup mekanisme untuk menangani
pelanggaran dan kecurangan. Ini menciptakan sistem yang responsif
terhadap adanya pelanggaran, sehingga menjaga integritas pemilihan dan
keadilan prosesnya.
5. Mekanisme Pengawasan:
 Penugasan pengawasan pemilu kepada pihak-pihak independen, seperti
lembaga pengawas pemilu atau lembaga swadaya masyarakat, merupakan
bagian integral dari LUBER JURDIL. Ini memberikan jaminan bahwa
proses pemilu diawasi secara ketat, mendukung keadilan, dan menghindari
potensi penyalahgunaan kekuasaan.
6. Pendidikan Pemilih:
 Konsep ini mencakup upaya untuk memberikan informasi dan pendidikan
pemilih yang memadai kepada masyarakat. Pemilih yang teredukasi dapat
membuat keputusan yang lebih informan dan menciptakan keadilan dalam
pemilihan umum.
7. Distribusi Sumber Daya:
 Penyelenggaraan pemilu yang merata dan distribusi sumber daya yang
adil, termasuk sarana dan prasarana, juga menjadi bagian dari prinsip
LUBER JURDIL untuk menciptakan keadilan akses dan partisipasi.

Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut, implementasi LUBER


JURDIL dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan keadilan
dalam proses pemilihan umum. Namun, keberhasilan implementasi ini tetap
bergantung pada ketelitian dan konsistensi penerapannya dalam setiap tahapan
pemilu.

3.3 Tantangan atau hambatan dalam implementasi LUBER JURDIL

Terdapat beberapa tantangan atau hambatan dalam implementasi LUBER JURDIL yang
mungkin dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa di antaranya

10
melibatkan aspek praktis dan kebijakan yang dapat mempengaruhi integritas dan tujuan
dari konsep tersebut:

1. Ketidaksetaraan Akses Informasi:


Tantangan: Tidak semua masyarakat memiliki akses yang sama terhadap
informasi mengenai calon, program, dan proses pemilihan. Ketidaksetaraan akses
informasi dapat bertentangan dengan prinsip persamaan dan keadilan dalam
Pancasila.
2. Intimidasi dan Kekerasan Politik:
Tantangan: Tindakan intimidasi atau kekerasan politik dapat menjadi hambatan
serius bagi implementasi LUBER JURDIL. Hal ini bertentangan dengan nilai-
nilai Pancasila yang menekankan perdamaian, keadilan sosial, dan kesatuan.
3. Keterbatasan Partisipasi Masyarakat:
Tantangan: Tantangan dalam menggalang partisipasi masyarakat secara aktif
dalam pemilihan umum mungkin terjadi. Keterbatasan ini dapat mengurangi
representasi rakyat yang optimal, yang sejalan dengan prinsip kedaulatan rakyat
dalam Pancasila.
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia:
Tantangan: Pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembatasan kebebasan
berpendapat atau berkumpul, dapat menjadi hambatan terhadap implementasi
LUBER JURDIL dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menjamin
hak asasi manusia.
5. Manipulasi Hasil Pemilihan:
Tantangan: Risiko manipulasi hasil pemilihan atau kecurangan dalam
perhitungan suara dapat menjadi hambatan utama. Hal ini bisa menyebabkan
ketidakadilan dan bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Pancasila.
6. Politik Identitas dan Diskriminasi:
Tantangan: Praktik politik identitas atau diskriminasi dapat mengganggu proses
pemilihan dan merugikan kelompok tertentu. Ini bisa bertentangan dengan prinsip
persatuan Indonesia dan keadilan sosial Pancasila.
7. Tantangan Hukum dan Keberlanjutan:
Tantangan: Tantangan hukum, termasuk perubahan kebijakan atau regulasi
secara mendadak, dapat mempengaruhi stabilitas implementasi LUBER JURDIL.
Keberlanjutan dan konsistensi aturan sangat penting untuk mencapai tujuan
konsep ini.

Penting untuk terus mengidentifikasi dan mengatasi tantangan-tantangan ini secara


proaktif agar implementasi LUBER JURDIL tetap sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Upaya untuk menciptakan pemilu yang bersih, adil, dan berkeadilan harus dilakukan
secara berkelanjutan untuk memperkuat demokrasi dan keberlanjutan negara Indonesia

11
3.4 Partisipasif masyarakat dalam menunjang kesuksesan implementasi pancasila
Peran masyarakat sangat penting dalam mendukung atau menghambat kesuksesan
implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL. Berikut adalah beberapa aspek
peran masyarakat yang dapat mempengaruhi hasil dari konsep tersebut:

1. Partisipasi Pemilih:
 Dukungan: Masyarakat dapat mendukung implementasi LUBER JURDIL
dengan berpartisipasi aktif dalam proses pemilihan umum, yaitu dengan
menggunakan hak suara mereka secara bijaksana.
 Hambatan: Ketidakpartisan atau rendahnya partisipasi pemilih dapat
menghambat implementasi LUBER JURDIL karena kurangnya representasi
masyarakat dalam proses demokratis.
2. Pendidikan Politik:
 Dukungan: Masyarakat yang teredukasi politik dapat mendukung implementasi
LUBER JURDIL dengan lebih memahami nilai-nilai demokrasi dan pentingnya
pemilihan umum yang bersih.
 Hambatan: Kurangnya pemahaman politik di kalangan masyarakat dapat
menghambat kesuksesan implementasi LUBER JURDIL karena pemilih mungkin
tidak sepenuhnya memahami konsep dan pentingnya proses demokratis.
3. Pengawasan dan Pelaporan:
 Dukungan: Masyarakat dapat mendukung implementasi LUBER JURDIL
dengan mengawasi proses pemilihan umum, melaporkan pelanggaran atau
ketidaksetaraan, dan berpartisipasi dalam upaya pemantauan independen.
 Hambatan: Tidak adanya partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan
pelaporan dapat memberikan celah bagi pelanggaran dan kecurangan,
menghambat transparansi dan keadilan.
4. Etika dan Kepatuhan Hukum:
 Dukungan: Masyarakat yang memahami dan mematuhi etika demokratis serta
hukum pemilu dapat membantu mendukung implementasi LUBER JURDIL.
 Hambatan: Praktik-praktik tidak etis dan ketidakpatuhan terhadap aturan hukum
oleh masyarakat dapat menghambat keberhasilan konsep LUBER JURDIL dan
merusak integritas pemilu.
5. Partisipasi dalam Dialog Demokratis:
 Dukungan: Masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam dialog demokratis, seperti
diskusi publik atau debat politik, dapat memperkuat kesadaran akan nilai-nilai
demokrasi dan Pancasila.
 Hambatan: Tidak adanya partisipasi dalam dialog demokratis dapat menghambat
pemahaman masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai demokrasi dan Pancasila
dalam konteks pemilu.
6. Menyebarkan Informasi yang Benar:

12
 Dukungan: Masyarakat yang menyebarkan informasi yang benar dan objektif
dapat mendukung implementasi LUBER JURDIL dengan meningkatkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang proses pemilihan.
 Hambatan: Penyebaran informasi palsu atau tidak akurat oleh masyarakat dapat
merugikan integritas pemilu dan menghambat keberhasilan implementasi konsep
LUBER JURDIL.

Melibatkan masyarakat secara aktif dan positif dalam proses demokrasi, khususnya
dalam pemilihan umum, sangat penting untuk mendukung implementasi nilai-nilai
Pancasila dan menciptakan sistem pemilu yang adil dan transparan.

3.5 Persepsi berbagai kelompok masyarakat terkait keberhasilan implementasi pancasila


dalam pemilu LUBER JURDI
Ya, sangat mungkin terdapat perbedaan persepsi antara berbagai kelompok masyarakat
terkait keberhasilan implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL. Persepsi ini
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan,
agama, dan kepentingan politik. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan
perbedaan persepsi:

1. Latar Belakang Sosial-Ekonomi:


Masyarakat dengan latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda mungkin
memiliki persepsi yang berbeda terkait implementasi Pancasila dalam Pemilu
LUBER JURDIL. Misalnya, kelompok masyarakat yang lebih terpapar dengan
isu-isu sosial-ekonomi mungkin memiliki prioritas dan pandangan yang berbeda.
2. Pendidikan:
Tingkat pendidikan seseorang dapat memengaruhi cara mereka memahami dan
menilai keberhasilan implementasi Pancasila dalam pemilu. Orang yang lebih
teredukasi cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap
prinsip-prinsip demokrasi dan nilai-nilai Pancasila.
3. Agama dan Kebudayaan:
Perbedaan agama dan kebudayaan dapat memengaruhi persepsi terkait sejauh
mana implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL dapat
mencerminkan nilai-nilai yang dihormati oleh kelompok masyarakat tersebut.
4. Kepentingan Politik:
Kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan politik tertentu mungkin
memiliki persepsi yang berbeda terkait keberhasilan implementasi Pancasila
dalam pemilu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh dukungan terhadap partai politik
atau calon tertentu.
5. Pengalaman Pribadi:

13
Pengalaman pribadi, seperti pengalaman buruk dalam pemilu sebelumnya atau
pengalaman positif, dapat memengaruhi cara individu atau kelompok masyarakat
melihat dan menilai keberhasilan implementasi Pancasila dalam pemilu.
6. Akses Media dan Informasi:
Perbedaan dalam akses terhadap media dan informasi juga dapat mempengaruhi
persepsi. Kelompok masyarakat yang lebih terpapar informasi dapat memiliki
pemahaman yang lebih mendalam dan terkini tentang implementasi Pancasila
dalam pemilu.
7. Pola Pikir Politik:
Perbedaan dalam pola pikir politik, seperti orientasi ideologis atau pandangan
terhadap bentuk pemerintahan, dapat memainkan peran dalam membentuk
persepsi terkait keberhasilan implementasi Pancasila dalam pemilu.

Penting untuk memahami dan mengakui keragaman persepsi ini dalam upaya
menjaga partisipasi masyarakat dan mendukung implementasi Pancasila dalam pemilu.
Mendorong dialog terbuka dan inklusif antara berbagai kelompok masyarakat dapat
membantu mengidentifikasi perbedaan persepsi dan menciptakan pemahaman bersama.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam konteks implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL,
ditemukan bahwa konsep tersebut mencerminkan upaya untuk menjalankan nilai-nilai
demokrasi, keadilan, dan partisipasi aktif masyarakat. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti
gotong royong, keadilan sosial, kedaulatan rakyat, persatuan Indonesia, dan ketuhanan
yang maha esa, secara umum tercermin dalam upaya menciptakan pemilihan umum yang
bersih, adil, dan demokratis. Namun, tantangan seperti ketidaksetaraan akses informasi,
intimidasi politik, dan ketidakpartisan tetap menjadi hambatan yang perlu diatasi

4.2 Saran
untuk meningkatkan implementasi Pancasila dalam Pemilu LUBER JURDIL:

1. Pendidikan Politik:
Tingkatkan pendidikan politik untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai Pancasila.
2. Partisipasi Masyarakat:
Galakkan partisipasi masyarakat melalui kampanye dan program inklusif.
3. Penegakan Hukum:
Terapkan penegakan hukum tegas terhadap pelanggaran dan kecurangan.
4. Transparansi dan Pengawasan:
Tingkatkan transparansi dan pengawasan independen pada semua tahapan pemilu.
5. Dialog Antar-Kelompok:
Mendorong dialog antar-kelompok untuk menyelesaikan perbedaan persepsi.
6. Teknologi dan Akses Informasi:
Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan akses informasi dan partisipasi.
7. Monitoring dan Evaluasi:
Lakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan untuk identifikasi perubahan dan area
perbaikan.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://chatGPT.com

16

Anda mungkin juga menyukai