Anda di halaman 1dari 61

“SABANAL”

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Seni

Andre

Adrianda

196040037

FAKULTAS ILMU SENI DAN


SASTRAPROGRAM STUDI SENI
MUSIK UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2024
PERNYATAAN ORISINIL

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah benar

dari hasil penelitian penggarap. Untuk semua referensi/kutipan (baik langsung maupun

yang tidak langsung) terhadap hasil penelitian orang lain, untuk setiap kutipan sudah saya

cantumkan sumbernya. Apabila dikemudian hari ternyata skripsi ini palsu/jiplak dan

memuat kutipan dari karya lain tanpa menyebutkan sumbernya, saya bersedia menerima

sanksi pembekuan ijazah dan sanksi dari lembaga pendidikan yang berwenang.

Bandung, 22 Januari 2024

Andre Adrianda
NPM. 196040037
TUGAS AKHIR

“SABANAL”

Diajukan Oleh :

Andre Adrianda

196040037

Naskah ini akan disidangkan diprogram Studi Seni Musik


Fakultas Ilmu Seni Dan Sastra Universitas Pasundan Bandung

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Robi Rusdiana, S.Pd., M.Sn, Rosikin Wk S.Sn.,MSn


NIP Y. 150504862202311013 NIP Y 15110346
ABSTRAK

Nama: Andre Adrianda


Program Studi: Seni Musik
Judul: Sabanal

Dalam dunia musik, terkadang orang pada umumnya hanya menjadikan musik
untuk sebagai media hiburan saja, lebih dari itu musik adalah sebagai media dan wadah
untuk penumbuh kreativitas yang didalamnya terdapat banyak sekali fungsi dari musik.
Contohnya seperti karya tulisan “KARYA MUSIK SABANAL” yang dimana musik
tersebut merupakan colaborasi antara musik tradisional serta seini randai dan musik
modern,maka dari itu penggarap ingin memberikan edukasi kepada masyarakat umum
dan masyarakat awam yang belum mengenal music tradisional budaya minang kabau
yang di tuangkan kedalam musik Death Metal, , serta penggarap ingin mengeluarkan
pengekspresian diri dari segi emosional manusia yang dituangkan kedalam media musik
yang dimana setiap emosional setiap manusia berbeda beda, yang pada akhrinya
penggarap ingin menuangkan hal tersebut kedalam musik death metal. penggarap
berharap karya tersebut bisa dijadikan sebagai media untuk berekspresi diri dan bisa
memberikan edukasi bagi masyarakat pada umumnya terutama untuk para pecinta musik
metal.

Kata Kunci : “Karya Musik Instrumental Sabanal, randai, Drum, Musik


Deathmetal Instrument
ABSTRACT

Name: Andre Adrianda


Study Program: Seni Musik
Title: Sabanal

In the music world, sometimes people generally only use music only for
entertainment, more than that, music is a medium and forum to foster creativity, in which
there are many functions of music, for example, the written work "SABANAL MUSIC
WORKS" where the music is a collaboration between traditional music, modern music
and randai art, therefore the creator wants to provide education to the general public and
ordinary people who are not yet familiar with the traditional music of the Minang Kabau
culture which will be poured into Death Metal music, and the creators want to express
their humane emotion where every people emotions are different, which in the end the
creators want to put this into death metal music. The creator hopes that this work can be
used as a medium for self-expression and can provide education for society in general,
especially for metal music lovers.

Kata Kunci : “Karya Musik Instrumental Sabanal, randai, Drum, Musik


Deathmetal Instrumental
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Universitas akademik Universitas Pasundan, saya yang bertanda tangan


Di bawah ini:
Nama: Andre Adrianda
NPM: 196040037
Program Studi: Seni Musik
Departemen: Universitas Pasundan
Fakultas: Ilmu Seni dan Sastra
Jenis Karya: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Pasundan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalti Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Sabanal Beserta perangka yang ada (jika
diperlukan). Dengan hak bebas royalty Nonekslusif ini Universitas Pasundan berhak
menyimpan, mengalih media/format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penggarap/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Bandung

Pada Januari 2024

Yang Menyatakan

Andre Adrianda

196040037
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penggarap panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya, baik berupa kesehatan dan juga kesempatan,
sehingga penggarap dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
Skripsi ini yang berjudul SABANAL. Disusun guna untuk memenuhi persyaratan
kurikulum sarjana strata-1 (S-1) pada Jurusan Seni Musik, Fakultas Ilmu Seni dan Sastra,
Universitas Pasundan Bandung.

Dalam penggarapan skripsi ini, penggarap menyadari bahwa tidak akan mungkin
tercapai tanpa ada bimbingan, nasihat, bantuan, saran, serta motivasi dan dukungan yang
telah diberikan kepada penggarap. Oleh karena itu, penggarap ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sangat besar atas segala bantuan yang telah diberikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Untuk itu
pada kesempatan ini penggarap ingin mengungkapkan rasa terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, berkah, kekuatan dan


kemudahan dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan sesuai
waktu yang diharapkan.
2. Bapak Robi Rusdiana, S.Pd., M.Sn, Dosen Pembimbing I dan juga selaku
coordinator TA/Skripsi yang sudah memberikan waktu, memberikan semangat, arahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Rosikin Wk S.Sn., M.Sn. Dosen Pembimbing II yang memberikan
waktu, memberikan semangat, arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ahmad Hidayat, Ir., A.Md.Sn. selaku ketua program seni musik
Universitas Pasundan Bandung.
5. Bapak dan Ibu dosen seni musik dari Universitas Pasundan telah
memberikan pengetahuan yang sangat berharga bagi penggarap, membantu penggarap
dalam memperluas pemahaman terhadap seni musik.
6. Orang tua, bapak Adrianis, ibu Rina Afriyeni, kakak dan keluarga yang
selalu memberikan nasihat, semangat, dukungan, dan doa yang tulus kepada penggarap
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Shantikhair sebagai sumber inspirasi, pendorong, dan figur yang
memberikan semangat serta dorongan dalam perjalanan penggarap dalam menuntaskan
penggarapan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat yang telah memberikan semangat, perhatian, dan
dukungan, terutama untuk Ricky Subagja dan Imam Mulyamansyah.
9. Teman-teman seangkatan dan perjuangan di Seni Musik Universitas
Pasundan 2019 yang telah menjadi rekan dalam perjalanan pendidikan ini
Akhir kata, penggarap menyadari bahwa Skripsi ini masih belum mencapai
kesempurnaan, masih terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,
penggarap sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan
kesempurnaan skripsi lebih lanjut. Penggarap berharap bahwa upaya yang telah dilakukan
akan memberikan manfaat bagi diri penggarap sendiri serta bagi para pembaca. Semoga
usaha yang telah kita lakukan diberkahi oleh Allah SWT.

Bandung, 22 Januari 2024

Andre Adrianda
NPM. 196040037
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINIL ............................................................................................ 2

TUGAS AKHIR ............................................................................................................... 3

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 7

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS ..................... 6

ABSTRAK ........................................................................................................................ 4

ABSTRACT ..................................................................................................................... 5

BAB I .............................................................................................................................. 11

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 11

Latar Belakang ........................................................................................................... 11

BAB II ............................................................................................................................. 14

LANDASAN KONSEPTUAL ...................................................................................... 14

2.1. Acuan Karya ....................................................................................................... 14

2.1.1. Dream Theater “The Dance Of Eternity”.................................................. 14

2.1.2. Suicide Silence “Slaves To Substance”........................................................ 15

2.1.3. Pasambahan .................................................................................................. 15

2.1.4. Teori-Teori .................................................................................................... 16

2.2. Dasar Pemikiran ................................................................................................. 19

BAB III PROSES PENCIPTAAN ............................................................................... 20

3.1 Ide/Gagasan .......................................................................................................... 20

3.2 Konsep Garap ...................................................................................................... 21

3.2.1 Opening .......................................................................................................... 22

3.2.2 Intro ................................................................................................................ 23

3.2.3 Verse 1 ............................................................................................................ 24


3.2.4 Verse 2 ............................................................................................................ 24

3.2.5 Bridge ............................................................................................................. 26

3.2.6 Talempong...................................................................................................... 27

Part ini terdapat permainan talempong dan bansi,bansi memainkan nada variasi
guna untuk mengiringi randai .................................................................................. 27

Pada part ini gitar memainkan teknik alternet mengunakan nada B minor dan
melakukan refetisi sebanyak 16 bar......................................................................... 27

3.2.8 Verse 3 ............................................................................................................ 27

BAB IV ........................................................................................................................ 31

4.1 Proses Latihan ................................................................................................. 31

4.2 Konsep Pementasan............................................................................................ 32

4.3 Tata Panggung .................................................................................................. 33

4.2.1 Tata Suara .................................................................................................... 34

4.2.3 Tata Busana ................................................................................................. 35

BAB V ............................................................................................................................. 36

PENUTUP ...................................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 39

LAMPIRAN ................................................................................................................... 41

PARTITUR .................................................................................................................... 41

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... 61


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minangkabau dikenal kaya dengan tradisi lisan yang berkembang

di masyarakat. Dari tradisi itu, masyarakat Minangkabau menghasilkan

berbagai bentuk kesenian dan kesusastraan, salah satunya adalah kaba.

Kaba merupakan tradisi lisan yang tumbuh, berkembang, dan diapresiasi

oleh masyarakat Minangkabau (Navis, 1986). Kaba disajikan melalui

pertunjukan yang dibawakan oleh tuka kaba (tukang cerita) dengan ciri

khas tertentu. Biasanya pertunjukan tersebut itu diiringi dengan music

tradisional Minangkabau seperti saluang, rabab, talempong dan

sebagainya.

Salah satu kaba Minangkabau yang populer adalah kaba Sabai Nan

Aluih yang menjadi inspirasi bagi penggarap. Kaba sabai nan aluih

menceritakan tentang aksi heroik seorang perempuan dalam

membalaskan dendam kematian ayahnya. Bisa dikatakan kaba ini

mengandung unsur tragedi serta penuh dengan nada-nada minor.

Berbicara tentang nada minor, music metal salah satu genre yang

menerapkan nada tersebut.

Bagi orang awam musik proggresif metal cukup sulit untuk

didengarkan karena adanya melodi, ritmis, dan dinamika yang rumit,

Walaupun demikian musik yang cenderung rumit ini mempunyai pesan


– pesan emotional di dalam komposisinya, terutama di dalam melodi,

perubahan tema – tema lagu pada setiap bagannya serta tempo yang

berubah dari cepat ke lambat, bertujuan untuk mempengaruhi para

pendengar untuk merasakan pesan emotional sendiri yang disampaikan

melalui karya yang dibuatnya, dengan demikian penggarap ingin

membuat sebuah karya komposisi yang idenya dasari dengan tema dan

pesan emotional serta menggunakan melodi, ritmis, dan tempo yang

berubah – ubah bertujuan untuk mengubah tema pada setiap partnya.

Penggarap akan menciptakan karya dengan mengadaptasikan kaba

tersebut ke dalam medium musik metal progresif. Judul karya yang akan

penggarap angkat adalah Sabanal, yang man judul ini diambil dari judul

kaba sabai nan aluih tersebut. Gaya pada pertunjukan karya music yang

berjudul Sabanal dibuat berbentuk pertunjukan music instrumental,

karena dalam penggarapannya karya ini hanya memanfaatkan alat music

dengan tanpa vocal. Karya ini penggarap hadirkan dengan

mengkolaborasikan instrumen modern dan instrument tradisi. Penggarap

memakai instrument tradisional Minangkabau yang mana instrument

tersebut sebagai symbol kaba sabai nan aluih yang berasal dari

Minangkabau juga. Pendekatan garap karya ini memakai pendekatan

world music.

Pendekatan World Music merupakan penggabungan music tradisi

dan modern. Gagasan ini pada awalnya adalah untuk mengangkat music
tradisi etnik diberbagai Kawasan di dunia agara dapat sejajar dengan

music barat. Genre music dalam pendekatan ini tidak memiliki batasan

dan tetap mempertahankan unsur etnis yang tidak terlepas dari kesenian

radisinya.

Dalam proses pembuatan karya musik yang berjudul “Sabanal”, secara

pengalaman pribadi, penggarap telah mendengarkan banyak musik

proggresif metal tujuannya untuk memberikan ide referensi kepada

penggarap, karena setiap pembuatan karya harus ada kematangan ide

tujuannya agar proses pembuatan berjalan dengan lancar. Adapun salah

satu referensi music progressive metal yang penggarap idolakan dan

mengambil idenya di beberapa part bagian lagunya adalah Dream

Theater
BAB II

LANDASAN KONSEPTUAL

2.1. Acuan Karya

Dalam proses pembuatan karya musik yang berjudul

“SABANAL”, secara tekstual dan konseptual penggarap merujuk pada

beberapa karya musik yang sudah ditulis para musisi terdahulu yang

penulis jadikan referensi untuk membuat karya Sabanal, karya – karya

tersebut diantaranya adalah :

2.1.1. Dream Theater “The Dance Of Eternity”

Dream theater adalah band proggresif metal asal amerika yang

berdiri pada tahun 1985, dalam salah satu karyanya yang berjudul “The

Dance Of Eternity” merupakan karya milik dream theater yang dijadikan

suatu referensi oleh penggarap.

Pada komposisi dari lagu band Dream Theater yang berjudul “The

Dance Of Eternity” penggarap mengambil referensi lagu tersebut pada

part bridge yang dimana part tersebut terdapat tutti dengan birama 6/8

Pada bagian ini terdapat sukat yang sama namun juga terdapat

perbedaan dari segi nada dan akor


2.1.2. Suicide Silence “Slaves To Substance”

Suicide Silence adalah band deathcore asal amerika yang berdiri

pada tahun 2002, yang dimana penggarap mereferensi terhadap salah satu

karya mereka yang berjudul “Slaves To Substance”

Pada komposisi dari lagu band Suicide Silence yang berjudul

“Slaves To Substance” penggarap mengambil referensi lagu tersebut

pada part chorus yang pengarap gunakan di bagian part yang sama yaitu

part chorus di lagu Sabanal

2.1.3. Pasambahan

Pasambahan adalah musik untuk mengiringi sebuah tarian untuk

menyambut orang-orang penting di daerah minang kabau musik ini

diciptakan oleh Yusaf Rahman (alm)

Pada komposisi dari lagu pasambahan penggarap mengambil

referensi dari permainan talempong yang megunakan nada diatonic


2.1.4. Teori-Teori

Selain pengaruh dari karya-karya musik di atas, dalam proses

pembuatannya, penulis juga didukung oleh ilmu-ilmu yang meliputi

teknik dan teori musik yang didapatkannya dari perkuliahan di Jurusan

Seni Musik Univeritas Pasundan, teori-teori tersebut antara lain sebagai

berikut.

1. Drop B tuning

Tuning Drop B adalah penyetelan yang sangat populer untuk

gitaris yang menginginkan nada rendah, berat, atau agresif. (Aaron

Matthies, 2021) Untuk menyetel di Drop B, maka perlu menyetel keenam

senar ke bawah satu setengah langkah dalam nada, lalu setel senar rendah

satu langkah lagi ke nada B. Dari mulai senar E rendah awalnya ke C#,

senar A turun ke F#, D turun ke B, G turun ke E, B turun ke G#, lalu

tinggi E turun ke C#. Tuning ini menjadikan tuning gitar standar C#.

maka untuk mengubah tuning ke Drop B, yang harus dilakukan ialah

menurunkan string/senar C# (senar no.6) menjadi lebih rendah ke Nada

B. Maka tuning gitar tersebut berubah dari E A D G B E (Tuning Standart

E) menjadi B F# B E G# C#. (Tuning Drop B)

2. Downstroke & Upstroke

Donwstroke merupakan cara memetik gitar dengan menggunakan

pick dari atas lalu ke bawah, kemudian upstroke kebalikan nya dari senar

paling bawah hingga ke atas. Latihan strumming bermanfaat untuk

memainkan polapola dalam lagu.Hal ini sesuai dengan yang di


ungkapkan oleh Kurniawan (2014:43) Strumming. Secara awam

strumming dengan kocokan atau genjrengan pada permainan chord pada

dawai-dawai gitar secara bersama sama, dengan arah ke bawah atau ke

atas.

3. Palm Mute

Palm mute merupakan teknik mematikan bunyi dengan

menggunakan tangan kanan pada senar gitar sesaat atau sesudah memetik

ataupun menggenjreng (strumnming) pada senar dengan cara bersamaan

ataupun sesudah membunyikan senar pada gitar. Teknik palm mute

tergolong dalam beragam teknik gitar seperti harmonic, arpeggio,

tapping. Teknik palm mute sendiri merupakan teknik dasar dalam

memainkan gitar elektrik agar menghasilkan timbre suara yang lebih

tebal ketika dimainkan secara bersamaan. (Towards, 2014)

4. PHRYGIAN SCALE

Sebagaimana dijelaskan oleh (Farrant, 200....hlm, 50) mode

phrygian, yang dilafalkan 'fridge-ian’, adalah mode ketiga dari tangga

nada mayor, untuk memainkan tangga nada E phrygian yang harus

dilakukan adalah memainkan semua nada C mayor tetapi dimulai dari

nada E. 16 Meskipun skala phrygian adalah mode dari skala besar, itu

sebenarnya adalah jenis skala kecil. Hal ini karena nada ke-3 merupakan

interval dari nada ke-3 minor di atas nada tonik. Selain minor 3, ia juga

memiliki minor 6, 7, dan minor 2 (satu-satunya mode lain yang memiliki


2 yang diratakan adalah mode locrian). Ini berarti nada ke-2 tangga nada

adalah seminada (setengah langkah) di atas tonik. (Dan Farrant, 2022)

5. B Minor (Bm Tonic) Key of Bm

Kunci B Minor memiliki tanda kunci 2 kres (F#, dan C#). Ini

adalah kunci paling populer ke-6 di antara kunci Minor dan ke-14 paling

populer di antara semua kunci. Kunci minor, bersama dengan kunci

mayor, adalah pilihan umum untuk musik populer. Tiga akor terpenting,

yang dibangun dari skala derajat 1, 4, dan 5 semuanya adalah akord minor

(B minor, E minor, dan F♯ minor). Untuk perkembangan akor, statistik,

dan kecenderungan.

6. Dinamika

Dinamika musik Mengutip buku Pemahaman General Effect

Dalam Marching Band (Nurokhim, 2006), Dinamika musik adalah

volume nada secara nyaring atau lembut. Dinamika biasanya digunakan

komposer untuk menunjukan perasaan yang terkandung dalam sebuah

komposisi seperti riang, sedih, datar, atau agresif. Tanda dinamika Tanda

dinamika umumnya ditulis dalam bahasa Italia. Dua kata dasar dinamika

musik adalah piano (lembut) dan forte (nyaring). Lain dari itu adalah

variasi dua kata ini.

Contohnya: Pianissimo (pp): suara sangat lembut Piano (p): suara

lembut Forte (f): suara nyaring Fortissimo (ff): suara sangat nyaring

Tanda dinamika dapat diletakkan di mana saja dalam komposisi atau


nada musik. Jika tidak ada tanda dinamika maka musik dimainkan

dengan volume sedang.

7. Tempo

Tempo adalah tingkatan kecepatan sebuah komposisi dimainkan

dalam beat / ketukan per menit (Kristianto, 2007: 114). Sedangkan

menurut Soeharto (1992: 34), tempo adalah cepat lambatnya suatu karya

musik. Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tempo

adalah cepat atau lambatnya sebuah komposisi dimainkan per menit.

Sebagian tanda tempo menggunakan istilah dari bahasa Itali dan

merupakan istilah resmi yang dipakai secara umum. Disamping itu

terdapat istilah-istilah lain yang khusus menyatakan perubahan kecepatan

dalam suatu lagu. Istilah tersebut diantaranya ritardando artinya makin

lama makin lambat, sedangkan accelerando artinya adalah semakin lama

menjadi semkain cepat.

2.2. Dasar Pemikiran

Penggarap ingin menciptakan sebuah karya musik instrumental

yang dimana musik tersebut bisa mengambarkan suatu emosi tertentu

dengan gaya worldmusic yaitu mengabungkan musik modern dengan

musik tradisional dengan instrument Drum,Bass,Gitar 2,dengan Bansi

dan Talempong yang dimana Talempong berperan penting dalam lagu

yang penggarap ciptakan yang bertujuan untuk mendapatkan nuansa dari

cerita Sabanal (Sabai nan aluih) yang berasal dari sumatera barat.
BAB III
PROSES PENCIPTAAN

3.1 Ide/Gagasan

Pada karya penggarap yang berjudul Sabanal, tercipta dari sebuah

cerita rakyat yang dimana asal tempat dari cerita tersebut merupakan

tempat kelahiran penggarap yang berasal dari Sumatera Barat yang isi

ceritanya berisikan tentang balas dendam seorang anak perempuan yang

bernama “Sabai Nan Aluih” atas kematian ayahnya dari kecurangan

lawan ayahnya dalam memperebutkan dan mempertahankan suatu

wilayah dengan ber-adu tarung silat, namun lawannya menggunakan

senjata tajam pisau dalam pertarungan tersebut dan membuat ayah dari

Sabai Nan Aluih meninggal ditusuk oleh lawannya tersebut.

Dari kisah singkat yang pengarap jelaskan di atas, maka disini

penggarap ingin menyalurkan cerita tersebut ke sebuah karya yang

diaplikasikan kedalam musik metal dengan menggabungkan musik

combo yang terdiri dari instrument Drum, Gitar dan Bass yang

dikolaborasikan dengan musik dan seni tradisional yang berasal dari

Sumatera Barat yaitu dengan alat musik Talempong, Bansi dan Seni Tari

Randai.
Alasan penggarap memilih untuk menyajikannya dalam musik

Heavy Metal adalah jika penggarap mengaplikasikannya ke genre selai

heavy metal, rasa emosional dari cerita serta konsep dari penggarap

terasa kurang, maka untuk menyalurkan isi serta emosional dari konsep

cerita yang penggarap ciptakan adalah disalurkan kedalam musik heavy

metal.

3.2 Konsep Garap

Konsep awal dari pembuatan karya Sabanal ini terdapat 12 bagan

dengan tempo 230 bpm, serta terdapat 3 sukat yaitu antara 4/4, 13/4 dan

8/4, Menggunakan tangga nada dasar B minor natural. Lalu pada alat

tradisional Talempong menggunakan nada yang sama yaitu Do = B minor,

lalu pada alat musik tradisional bansi dimulai dari nada A mayor.
3.2.1 Opening

Gambar 1. 1 Partitur opening semua instrument

Opening ini merupakan bagian awal dari karya Sabanal,

dimana pada part ini alat musik tradisional Talempong dan Bansi

berkolaborasi dengan para Penari Randai. Pada bagian ini,

instrument gitar, bass dan drum hanya mengisi dua nada yang

dimana tujuannya untuk sebagai tanda dan kode untuk para penari

ketika penari sedang melakukan tarian Randai, lalu setelah para

penari hendak selesai menari, maka disini penari yang menjadi

tanda untuk masuknya semua instrument combo pada part intro

dari karya Sabanal.


3.2.2 Intro

Gambar 1 Partitur Drum intro

Part intro terdapat dalam 12 bar dengan menggunakan sukat 4/4

, pada pola snare terdapat pola singkup yang diikuti oleh instrument

gitar dan bass.

Gambar 1 Partitur Drum, Gitar dan Bass


3.2.3 Verse 1

Gambar 1. 2 Partitur drum part verse 1

Pada part ini penggarap mencoba untuk menuangkan konsep nada

cirikhas dari Sumatera barat dengan memasukan akor antara B – C# - D – F

– F# A# Sebkanyak dua kali pengulangan yang dimainkan oleh instrument

musik gitar dan talempong secara bersamaan mengikuti pola yang sama.

3.2.4 Verse 2

Selanjutnya pada part setelah verse 1, maka masuk ke part selanjutnya

yaitu part Verse 2, pola pada part verse yang kedua ini tetap sama serta

menggunakan nada dan akor yang sama seperti pada part verse 1, yang

membedakannya ialah dari komposisi drum yang pada awalnya mengikuti

pola melodi dari gitar dan talepong yang pada pola tersebut di tuangkan pada

kick drum.
Namun pada verse yang ke dua ini terdapat pola yang berbeda dari

instrument drum pada kick dan pola rhythm pada instrument gitar dari

menggunakan pola breakdown menjadi pola rhythm yang panjang

menggunakan Sustain yang bertujuan untuk mengiringi melodi talempong

tersebut agar pada suara instrument pada talempong tidak tertutup oleh drum

dan gitar.

Gambar 1. 3 partitur All instrument Verse 2


3.2.5 Bridge

Gambar 1. 4 Part Gitar part Bridge

Part pada bridge ini adalah suatu part yang digunakan untuk

menjembatani antara part bridge ke part selanjutnya yang dimana part

selanjutnya akan terdapat konsep solo dari instrument bansi dan talempong.

Pada part ini dari segi pola pada instrument gitar dan drum terdapat hentakan

yang secara bersmaan yang bertujuan sebagai menampakan suatu emosional

yang berubah dari beberapa part sebelumnya.

Gambar 1. 5 Partitur drum part bridge


3.2.6 Talempong
Part ini terdapat permainan talempong dan bansi,bansi memainkan

nada variasi guna untuk mengiringi randai

3.2.7 Breakdown 1

Gambar 1.7 Partitur gitar part breakdown

Pada part ini gitar memainkan teknik alternet mengunakan nada B minor

dan melakukan refetisi sebanyak 16 bar

3.2.8 Verse 3

Gambar 1.8 Partitur gitar pada verse 3

Pada part ini pola talempong di konversi kedalam instrument gitar

ban bass serta terdapat pola yang sama yang di perpadukan antara

talempong, bass gitar 1 dan gitar 2, sehingga terdapat unsur harmoni antara

semua instrument tersebut.


Gambar 1.9 2partitur talempong verse III

Pada part ini drum memainkan beberapa variasi antara tom floor dan

bass drum yang bertujuan untuk menirukan suara tabuik yang dimana bunyi

tersebut akan dimainkan oleh instrument drum, setelah part verse ini

melakukan pengulangan part ke part beakdown yang sama seperti sebelum

pada part verse ke tiga dan melakukan pengulangan kembali setelah part

breakdown ke part verse tiga dengan pola yang sama.

3.2.9 Verse 5

Gambar 2.1 partitur gitar verse 5


Figure 1 partitur verse 5

Pada part ini terdapat perubahan pada sukat yang awalnya

menggunakan sukat 4/4 berubah menjadi 13/4 dan pada semua instrument

memainkan pola yang sama antara semua instrument talempong, drum, bass

dan gitar.
3.3.1 Chorus

Gambar 2.2 partitur gitar chorus

Pada part ini memainkan rhythm yang panjang dan pada drum

memainkan pola yang cepat yang bertujuan untuk menonjolkan sisi emosi

yang tinggi yang penggarap aplikasikan pada part chorus tersebut.

Gambar 2.2 partitur drum chorus


3.3.2 Breakdown – outro

Gambar 2.3 partitur gitar 1 dan gitar 2 pada parr outro

Gambar 2.4 Partitur Drum part 5 outro

Pada part ini drum juga mengunakan not 1/16 pada bass

drum sebanyak 8 bar. Pada part ini terdapat melodis dari

talempong dengan mengunakan nada B minor.


BAB IV

PROSES PRODUKSI PERTUNJUKAN

4.1 Proses Latihan

Sebelum mementaskan komposisi “Sabanal”, penulis

melewati proses latihan. Proses latihan tersebut terdapat dua proses

latihan yang berbeda, yang dimana proses Latihan tersebut di bagi

menjadi dua waktu. Dua waktu tersebut dilakukan di waktu yang

berbeda yang dimana Latihan untuk instrumental combo dan satu

waktu lagi dikhususkan untuk pelaksanaan Latihan para penari.

Penggarap membagi waktu terdesut dikarenakan tempat sarana untuk

Latihan para penari membuthkan suatu ruangan yang cukup luas

dikarenakan untuk penari terdapat empat personil penari, sementara

pada personil instrument combo terdapat lima orang yang diantara

merupakan personil dari instrument Drum, Gitar 1, Gitar 2, Bass dan

Talempong.

Maka setelah proses Latihan tersebut, dari hal itu penggarap

membutuhkan waktu serta ruang yang berbeda dalam melakukan

pelatihan tersebut, namun untuk dalam hal lain, terutama pada

masalah waktu proses Latihan antara personil combo dan penari bisa

saja dilakukan secara bersamaa yang hanya saja belum mendapatkan

tempat yang cukup untuk dilakukan secara bersamaan, namun

penggarap tetap akan membuat jadwal serta ruang tempat untuk


latihan secara bersamaan yang dilaksanakan di ruangan karawitan

yang berlokasikan di Gedung Kampus IV Universitas Pasundan Kota

Bandung.

Adapun tujuan penggarap menambahkan instrument

Talempong dan Bansi untuk menmbahkan suatu unsur etnis dari

budaya Minang yang sesuai dengan cerita serta konsep yang ada pada

karya yang di garap oleh penggarap sendiri. setelah itu dalam

melakukan peroses Latihan, dalam hal ini penulis mengajak personil

dan pengiring yang sesuai dengan musik serta konsep yang

penggarap tulis yang dikarenakan jika personil pendukung tidak atau

kurang sesuai dengan jenis musik yang penggarap ciptakan, maka

dalam hal itu penulis khawatir jika hanya bermain musik saja tanpa

adanya penjiwaan dalam memainkan karya yang penggarap tulis.

4.2 Konsep Pementasan

Setelah melewati tahap proses latihan, penggarap diharuskan membuat

konsep pementasan dengan membawakan satu lagu karya “Sabanal”, dan

dilengkapi dengan membawakan dua karya yang dimana dua karya

tersebut adalah karya milik penggarap sendiri. Kedua judul karya

penggarap tersebut berjudul “Hanoman” dan karya terakhir yang

berjudulkan “Rat Attack”.


Dari ketiga karya poenggarap bertujuan untuk menambahkan suasana

dan warna yang berbeda meskipun masih dalam satu lingkup jenis musik

heavy m etal, maka dari itu penulis akan membuat konsep dimulai dari

karya Sabanal dan dilanjut membawakan dua karya pendamping

Hanoman dan Rat Attack

4.3 Tata Panggung

Komposisi karya ini akan dibawakan dipanggung secara

outdoor di halaman parkiran Kampus IV Unpas serta menggunakan

kebutuhan panggung seperti Lighting Parled, moving beam, Gun

Smoke dan juga level tambahan ke depan yang bertujuanm agar

panggung pementasan lebih luas dan panjang serta cukup untuk para

personil penari, sedangkan pada instrument Bansi berada bersamaan

pada tata letak instrument drum yang dikarenakan peniup atau yang

memainkan instrument Bansi tersebut ialah penggarap itu sendiri.


Berikut inilah tata panggungnya :

DRUM

BASS

GITAR 2
GITAR 1

TALEMPONG

EMPAT PERSONIL PENARI

Gambar 2.5 Komsep Panggung

4.2.1 Tata Suara

Pada pelaksanaan karya ini menggunakan daya listrik sebesar


5000 watt di tempat outdoor dengan beberapa instrument.

Set instrument pertama adalah set drum dengan beberapa setlist yaitu
: Figure 2 tata panggung

- Snare - Hi – Hat

- Double Pedal - Crash Cymbal

- Single Drum Bass - China Cymbal

- Tom 1 - Stack Cymba

- Tom 2 - Ride.

- Floor
Pada instrument gitar elektrik 1 menggunakan 2 channel

system stereo yaitu menggunakan channel input dan sistem direct

serta menggunakan multi effect guitar digital processor, pada

instrument gitar 2 menggunakan 1 channel direct dan juga

menggunakan effect digital. Pada instrument bass menggunakan

channel yang sama seperti pada instrument gitar dua dengan

menggunakan system direct input, dan yang terakhir pada

instrument Talempong menggunakan sistem todong

menggunnakan mic condensor .

4.2.3 Tata Busana

Pada pelaksanaan pentas, penggarap dan para personil

combo menggunakan kostum pakaian khas dari adat minang yaitu

Topi Deta dan Baju adat Galembong. Sedangkan kostum untuk

penari menggunakan kostum yang sama pada pakaian adat

Galembong Randai tanpa menggunakan topi Deta.

Dari semua konsep pakaian adat tersebut, penggarap

bertujuan untuk menonjolkan suatu khas etnis daro suatu adat di

Indonesia khususnya dari suku adat pulau sumatera yaitu adalah

adat minang yang kebetulan adat tersebut merupakan adat dari

asal kota kelahiran penggarap itu sendiri.


BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dalam pelaksanaan proses pelaksanaan penciptaan komposisi

musik ini penulis mendapatkan pengalaman untuk membuat

komposisi music secara akademis, seperti mengembangkan motif

melodi, akor, sukat, tempo dan penjiwaan yang semua ilmu tersebut

itu penulis dapatkan dari perkuliahan maupun diluar perkuliahan,

semua dasar ilmu tersebut sangatlah penting bagi penulis sendiri

untuk masa depan yang akan penulis hadapi ketika berkecimpungdi

dunia musik. Dan selain itu, penulis menjadi mendapatkan hal baru,

ilmu baru,serta tantangan baru karena membuat sebuah komposisi

dengan proses yang cukup Panjang dengan menganalisa karya

dengan berbagai macam hal cara agar semua yang penulis Analisa

bisa didapatkan dan diterapkan kedalam sebuah karya yang penulis

garap tidak seperti sebelumbnya yang menciptakan dan menggarap

sebuah karya tanpa hal-hal tersebut. Karya ini terinspirasi oleh

berbagai macam musik metal dalam lingkup international maupun

nasional, makadari itu semua, penulis bertujuan untuk menciptakan

lagu heavy metal yang milik sendiri yang dimana penggarap berharap

besar dan harapannya bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan karya

yang penulis ciptakan.


5.2. Saran

Pada umumnya, masyarakat akademis maupun non

akademis, terkadang mereka tidak menyadari bahwa musik sekeras

genre metalpun terdapat suatu hal yang luas seperti penggarap yang

mengkombinasikan music adat tradisional dari adat minang simatera

barat, penggarap ingin meyakinkan pada masyarakat umum bahwa

musik keras pun tidak hanya selalu dengan kebisingan dan anarki,

dalam hal tersebut penulis ingin menunjukan bahwa music metalpun

bisa menjadi apa yang orang orang rasakan dengan segala emosional

manusia yang berbeda – beda, maka dari itu penulis membuat

konsep tersebut dengan musik yang penulis pilih dan komposisi serta

tuning dan segala hal didalamnya mempunyai berbagai macam

makna dan arti tersendiri yang cenderung relatif untuk para

pendengar dari kalangan masyarakat umum dan awam.


Dalam pelaksanaan proses pelaksanaan penciptaan komposisi
musik inipenulis mendapatkan pengalaman untuk membuat komposisi
music secara akademis, seperti mengembangkan motif melodi, akor,
sukat, tempo dan penjiwaan yang semua ilmu tersebut itu penulis
dapatkan dari perkuliahan maupun diluar perkuliahan, semua dasar ilmu
tersebut sangatlah penting bagi penulis sendiri untuk masa depan yang
akan penulis hadapi ketika berkecimpung di dunia musik. Dan selain itu,
penulis menjadi mendapatkan hal baru, ilmu baru, serta tantangan baru
karena membuat sebuah komposisi dengan proses yang cukup Panjang
dengan menganalisa karya dengan berbagaimacam hal cara agar semua
yang penulis Analisa bisa didapatkan dan diterapkan kedalam sebuah
karya yang penulis garap tidak seperti sebelumbnya yang menciptakan
dan menggarap sebuah karya tanpa hal-hal tersebut.
Karya ini terinspirasi oleh berbagai macam sub-genre dari musik
metal dan berbagai musisi metal dari berbagai band seperti Jason
Richardson, Lambof GOD, Slipknot, Vitalism, Thy Art is Murder, Avenged
Sevenfold dan Chelsea grin, maka dari itu semua, penulis bertujuan
untuk menggabungkan berbagai macam warna dalam musik metal
menjadi satu kara yang penulis garap dimasukan kedalam karya penulis
yang berjudul “Dynamics”.
DAFTAR PUSTAKA

(Navis, 1986). Kaba disajikan melalui pertunjukan yang dibawakan

oleh tuka kaba (tukang cerita) dengan ciri khas tertentu. Biasanya

pertunjukan tersebut itu diiringi dengan music tradisional Minangkabau

seperti saluang, rabab, talempong dan sebagainya.

(Aaron Matthies, 2021) Tuning Drop B adalah penyetelan yang sangat

populer untuk gitaris yang menginginkan nada rendah, berat, atau agresif.

. Latihan strumming bermanfaat untuk memainkan polapola dalam

lagu.Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Kurniawan (2014:43)

Strumming.

Teknik palm mute sendiri merupakan teknik dasar dalam memainkan

gitar elektrik agar menghasilkan timbre suara yang lebih tebal ketika

dimainkan secara bersamaan. (Towards, 2014).

(Farrant, 200....hlm, 50) mode phrygian, yang dilafalkan 'fridge-ian’,

adalah mode ketiga dari tangga nada mayor.

(satu-satunya mode lain yang memiliki 2 yang diratakan adalah mode

locrian). Ini berarti nada ke-2 tangga nada adalah seminada (setengah

langkah) di atas tonik. (Dan Farrant, 2022).

Dinamika musik Mengutip buku Pemahaman General Effect Dalam

Marching Band (Nurokhim, 2006),


Tempo adalah tingkatan kecepatan sebuah komposisi dimainkan

dalam beat / ketukan per menit (Kristianto, 2007: 114).

menurut Soeharto (1992: 34), tempo adalah cepat lambatnya suatu

karya musik.
LAMPIRAN

PARTITUR
RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Andre Adrianda
Tempat, tanggal lahir : Bonjo panampuang, 10 Juni 1999
Jenis Kelamin : Laki - laki
Kewarganegaraan : WNI
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Bonjo Panampuang
No. Telepon : 081211902746
Email : adriandaandre1006@gmail.com
B. DATA PENDIDIKAN
a. Tahun 2006 - 2012 : SD N 06 Bonjo Panampuang
b. Tahun 2012-2016 : Madrasah Terbiah Islamiah Canduang
c. Tahun 2016-2019 : SMK N 7 Padang
d. 2019-Sekarang : Universitas Pasundan Bandung

Anda mungkin juga menyukai