Anda di halaman 1dari 36

“ALLAH YANG SETIA”

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian


Akhir Semester Sidang Sarjana

Oleh :
Wayne Anggi Ivada
NPM. 186040046

PROGRAM STUDI SENI MUSIK FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA


UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2023
FORMULIR PENGAJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI/TUGASAKHIR

Nama : Wayne Anggi Ivada


N.P.M : 186040046
Judul Skripsi : Allah yang Setia

Dengan ini mengajukan nama-nama Pembimbing I dan Pembimbing II dibawah ini


untuk membimbing skripsi / tugas akhir saya.
Pembimbing I : Made Bagus Permadi S.Sn, M.Sn
Pembimbing II: Ferry Mathias., S. Sn, M.sn

Mengetahui Koor. Bandung, …/…/…


Skripsi/TA Mahasiswa

Robi Rusdiana, S.Pd., M.Sn


NIP 15050486202311013 …………..

Menyetujui, Ketua.Prod. Seni Musik

Ir. Ahmad Hidayat, M. Sn


NIP Y 151 103 26
TUGAS AKHIR
“ALLAH YANG SETIA”

Diajukan Oleh :

Wayne Anggi Ivada


NIM 186040046

Disetujui oleh pembimbing untuk mengikuti Ujian Sidang Tugas Akhir/Skripsi pada
program Studi Seni Musik Universitas Pasundan Bandung

Bandung, 26 Juni 2023

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Made Bagus Permadi S.Sn, M.Sn. Ferry Mathias., S. Sn, M.sn.


NIP 15110851 NIP Y 151 108 20
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Universitas akademik Universitas Pasundan, saya yang bertanda
tangandi bawah ini:

Nama: Wayne Anggi Ivada


NPM : 186040046
Program Studi: Seni Musik
Departemen : Universitas Pasundan
Fakultas: Fakultas Ilmu Seni dan
Sastra Jenis Karya: Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Pasundan HAK Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
RoyaltiFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ALLAH YANG SETIA

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Pasundan berhak menyimpan, mengalih
media/format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamtumkan nama saya
sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Bandung
Pada Juni 2023

Yang Menyatakan

(Wayne Anggi Ivada)


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
“Allah yang Setia”. Penulis menyadari bahwa penulis memiliki banyak
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sempurna. Begitu pula dengan karya tulisan maupun karya
musik ini yang telah penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis
diskripsikan dengan sempurna dalam karya ini. Penulis melakukannya dengan
kemampuan yang dimiliki dimana penulis memiliki keterbatasan dan bersedia
menerima kritik, saran dan masukan dari setiap pembaca. Dengan menyelesaikan
karya tulis dan musik ini, penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat
diambil dari karya ini. Semoga denganadanya karya ini dapat menambah
wawasan bagi siapa saja yangmembacanya. Dalam penyusunan dan penulisan
skripsi ini, banyak bantuan berupa dukungan, motivasi dan doa. Sungguh hal ini
adalah hal yang tidak dapatdilupakan dalam kehidupan penulis kedepannya. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis inginmengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Ahmad Hidayat., A.Md.Sn. Selaku Ketua Prodi Seni Musik
Fiss Universitas Pasundan Bandung,
2. Made Bagus Permadi S.Sn, M.Sn. Dosen pembimbing 1
3. Ferry Mathias., S. Sn, M.sn. Selaku Dosen wali dan pembingbing 2

4. Robi Rusdiana, S.Pd., M.Sn. Koordinator Skripsi.

5. Seluruh Dosen Seni Musik Fiss Universitas Pasundan Bandung


6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam
kesempatan ini, yang telah memberikan bantuan moral dan materil
dalam proses penyelesaian Skripsi/TA ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas
segala bantuan yang telah diberikan.
Bandung, 26 Juni 2023

Penyusun
ABSTRAK

Musik Kristen, disebut juga musik rohani, adalah musik yang diciptakan
untuk mengekspresikan keyakinan diri pribadi dan komunitas Kristen. Nyanyian
Kristen dapat berupa doa, puji-pujian, atau kidung yang bentuknya bervariasi di
seluruh dunia. Musik Kristen dikomposisi dan ditampilkan untuk berbagai
tujuan, baik untuk kenikmatan estetis, religius, atau untuk keperluan upacara
keagamaan, dan bahkan memberikan nilai komersial.
Musik rohani memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menghubungkan
manusia dengan dimensi spiritual mereka. Seiring dengan kemajuan zaman,
musik rohani telah menjadi bagian integral dari berbagai tradisi keagamaan di
seluruh dunia. Abstrak ini bertujuan untuk menjelaskan esensi musik rohani,
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana musik rohani dapat
menginspirasi hati dan jiwa manusia.
Mengacu pada karya-karya yang penulis jadikan acuan karya seperti para
musisi rohani lainnya untuk mendapat nuansa Rohani yang sama dengan
memperluas musik tersebut menjadi lebih lebar dari segi teori maupun rohani,
dalam beberapa part yang dijadikan acuan kemudian dimodifikasi sesuai apa
yang penulis garap dan sesuai dengan apa yang dikonsepkan. Maka dari itu,
Bahan kajian dalam penulisan skripsi ini dikerjakan atas berdasarkan literatur
yang menyangkut dalampermasalahan yang penulis bahas, kemudian dalam
pembahan tersebut menghasilkan kesimpulan dari beberapa aspek yang
dikumpulkan dalam penulisan skripsi ini.
ABSTRACT

Christian music, also called spiritual music, is music created to express


the beliefs of individuals and Christian communities. Christian singing can be
in the form of prayers, hymns, or songs, which vary in form around the world.
Christian music is composed and performed for a variety of purposes, whether
for aesthetic enjoyment, religious, or ceremonial purposes, and even provides
commercial value.
Spiritual music has tremendous power in connecting people with their
spiritual dimension. As times have progressed, spiritual music has become an
integral part of various religious traditions around the world. This abstract aims
to explain the essence of spiritual music, its influence in everyday life, and how
it can inspire the human heart and soul.
Referring to the works that the author makes reference to works like
other spiritual musicians to get the same Spiritual feel by expanding the music
to be wider in terms of theory and spirit, in some parts that are used as
references then modified according to what the author works on and in
accordance with what is conceptualized. Therefore, the study material in
writing this thesis is done based on the literature related to the problems that
the author discusses, then in the discussion it produces conclusions from
several aspects collected in writing this thesis.

viii
DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR ................................................................................................................. 1


FORMULIR PENGAJUAN PEMBIMBINGSKRIPSI/TUGASAKHIR ................................................... 3
TUGAS AKHIR ......................................................................................................................... 4
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS ..................................................... 5
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 6
ABSTRAK ................................................................................................................................ 7
ABSTRACT ............................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 11
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 11
BAB II ........................................................................................................................... 17
LANDASAN KONSEPSUAL .............................................................................................. 17
2.1 ACUAN KARYA .......................................................................................................... 17
2.1.1. Elisa Soetopo – “Satu-satunya yang kuandalkan” ......................................................... 17
2.1.2. U7JPCC Worship & Sari Simorangkir - Selidiki aku ........................................................ 18
2.1.3. Sidney Mohede – “Tiada Seperti-Mu” .......................................................................... 19
2.1.4 TEORI-TEORI .......................................................................................................... 19
MACAM MUSIK ROHANI KRISTIANI....................................................................................... 20
Gospel ................................................................................................................................. 20
1. Kontemporer ................................................................................................................ 21
2. Hymne.......................................................................................................................... 21
3. Kidung Jemaat .............................................................................................................. 22
4. Paduan Suara/Koor ....................................................................................................... 22
5. Acapella........................................................................................................................ 23
A. MELODI ........................................................................................................................... 23
B. KADENS ........................................................................................................................... 24
TEKSTUR MUSIK ................................................................................................................... 28
BAB III PROSES PENCIPTAAN ......................................................................................... 31
3.1. Ide/Gagasan.............................................................................................................. 31
3.2. Konsep Garap............................................................................................................ 31
3.2.1. Intro ...................................................................................................................... 32

ix
3.2.2. Verse 1. ................................................................................................................. 32
3.2.3. Verse 2. ................................................................................................................. 33
3.2.4. Chorus................................................................................................................... 33
3.2.5. Bridge ................................................................................................................... 34
3.2.6. Coda...................................................................................................................... 34
BAB IV .......................................................................................................................... 35
PROSES PRODUKSI LAGU............................................................................................... 35
4.1 Proses Produksi Lagu Allah Yang Setia ............................................................................. 35
4.1.1. Pengadaan Syair ........................................................................................................ 35
4.1.2 Pembentukan Melodi .................................................................................................. 35
4.1.3 Recording .................................................................................................................... 36
4.1.4 Mixing & Mastering. .................................................................................................... 36
BAB V ........................................................................................................................... 37
PENUTUP ...................................................................................................................... 37

1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah ibadah Kristen, nyanyian jemaat adalah aktivitas

penting yang sudah melekat bagi umat Kristen sebagai sebuah identitas.

Melalui nyanyian pujian dan doa, manusia tengah menjalin komunikasi dua

arah dengan Allah (White, 2002:8). Bukan sebuah keanehan jika orang Kristen

bernyanyi, bahkan Kenneth W. Osbeck memberi pernyataan bahwa iman

Kristen adalah iman yang bernyanyi (Kenneth W. Osbeck, 1982, xi.) .

Secara psikologis, bernyanyi merupakan kemampuan alami dari setiap

manusia dan yang dapat dinikmati. Jemaat yang bernyanyi tidak hanya

mendatangkan keuntungan bagi tiap pribadi, tetapi nyanyian jemaat merupakan

karakteristik utama yang membedakan Kekristenan dari kepercayaan lain.

Bentuk nyanyian di masa Kekristenan mula-mula dapat kita temukan di surat

Rasul Paulus 3:16, yaitu mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani.

Nyanyian rohani merupakan nyanyian yang diciptakan tanpa

bersumber pada ayat-ayat Alkitab. Nyanyian ini merupakan ekspresi individual

yang mencerminkan pengalaman bersama Allah. Di masa kini, nyanyian rohani

banyak dikenal melalui nyanyian gospel yang liriknya lebih sederhana.

Nyanyian ini pada mulanya diciptakan untuk membantu kaum muda untuk

mengekspresikan keinginan mereka memuji Tuhan dengan bentuk yang lebih

mudah dalam kehidupan sehari-hari. Nyanyian juga berperan sebagai doa yang

dilagukan. Seseorang yang bernyanyi dengan indah/baik pada dasarnya sedang

berdoa dua kali, sebab seseorang yang bernyanyi lebih menyadari kata demi

kata yang dikeluarkan daripada ketika ia sedang berbicara. (White,2002:102).

11
Pada mulanya musik gerejawi dipahami sebatas instrumen yang

digunakan untuk mengiringi nyanyian jemaat dan paduan suara di sebuah

gereja. Tetapi harus dipahami bahwa musik gerejawi adalah baik musik

instrumental, nyanyian, maupun paduan suara yang menjadi bagian dalam

sebuah ibadah. (Agastya Rama Listya, 1999:1)

Adapun peranan musik dalam ibadah dengan menurut Anton Ampu

Lembang adalah sebagai berikut, pertama adalah sebagai sarana memuji

Tuhan, sebab tujuan utama dari sebuah ibadah adalah untuk memuji Tuhan.

Kedua, sebagai sarana persekutuan. Sarana ini digunakan untuk menyebutkan

dimensi horisontal dari Musik Gerejawi, yaitu mempersatukan jemaat dalam

pujian dan penyembahan. Ketiga, sebagai sarana pembinaan, yaitu untuk

menasehati, menguatkan, memberikan dorongan, memerintah, menghibur satu

sama lain untuk menghadapi kenyataan dan tantangan hidup sebagai pengikut

Kristus. Keempat, sebagai sarana pengajaran, sebab pengajaran menjadi lebih

efektif dan mudah dimengerti melalui rangkaian melodi, harmoni dan ritme

daripada pendekatan verbal (kata-kata).

Fungsi lain dari Musik Gerejawi sebagai musik liturgis yaitu

mengantarkan jemaat untuk menghayati tiap unsur liturgi yang sedang dijalani.

Tidak semua nyanyian harus diiringi oleh musik instrumen. Tak jarang

nyanyian acapella menjadi sangat menyentuh daripada diiringi oleh instrumen

apapun tetapi tidak memberikan suasana yang tepat. Ini salah satu tujuan

penting dari Musik Gerejawi yaitu membangun suasana ibadah yang tepat.

Namun demikian musik tidak boleh menjadi satu pertunjukan yang ditonton

oleh jemaat. Musik harus bisa menjadi suatu tempat di mana emosi dirasakan.

Jika tidak ada perasaan berbeda ketika musik digunakan dan tidak, maka fungsi

12
utama dari musik gerejawi tidak terpenuhi. Musik gereja harus diusahakan

sebaik mungkin, tetapi tidak boleh membawa kesan sebuah konser dalam

peribadatan.

Perkembangan musik rohani di Indonesia sangat jauh tertinggal bila

dibandingkan musik populer Indonesia. Di Indoneia sendiri Music gospel

mulai masuk pada era 1980-an yang dibawa masuk oleh tokoh-tokoh injil

(Evangelical Movement) lalu mengalami puncak popularitas 1991-an,

dimana masa itu Frangky Sihombing banyak menciptakan lagu-lagu rohani

Masuknya music gospel ke Indonesia tidak begitu banyak diminati oleh para

penikmat music di Indonesia, akan tetapi membawa banyak perubahan di

music gereja Kristen. Ada beberapa faktor penyebab musik gospel

diindonesia tidak berkembang menurut Danny Chandra pada tahun 1990

yaitu para musisi gospel tidak belajar teknik standard dalam bermusik dan

tidak tekun dalam bermusik. Maka dari itu dibuatlah workshop musik gospel

tahun 1991 hingga tahun 2006, karena mulai banyak anak muda tertarik

dengan musik gospel di Indonesia. Rencana ini terealisasikan kembali pada

tahun 2007 dan 2009 hingga pada tahun 2018 musik gospel membuat

perubahan besar hingga sekarang memiliki beberapa artis penyanyi rohani

yaitu diantaranya Frangky Sihombing, Nikita, Joy Tobing, Sari Simorangkir,

Saykoji, Angel Pieters, Maria Shandi dan masih banyak lagi. Lagu-lagu yang

dibawakan mereka juga sering dinyanyikan di beberapa ibadah Kristen

sebagai lagu penyembahan dan lagu pujian jemaat karena syair dan

melodinya mendukung kekhusyukan ibadah gereja.

13
Sebagaimana pemaparan diatas melalui pengalaman penulis terhadap

ibadah yang dilakukan setiap minggu serta pengaruh dari lagu-lagu rohani

yang sudah tercipta, pada kesempatan kali ini penulis sangat tertarik untuk

membuat lagu bertema Rohani dengan judul Allah yang Setia. Lagu ini

terinspirasi dari ayat Alkitab “Jika kita tidak setia,Dia tetap setia, karena Dia

tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri (2 Timotius 2:13) Bagi saya selaku

penulis doa yang dilagukan lebih bermakna dan mendalam sebab diikuti

dengan kesungguhan hati dan rasa bersyukur pelantun nyanyian itu daripada

ketika berdoa dengan berbicara. Dalam musik grejawi tidak hanya melodi

saja yang mempengaruhi perasaan yang bernuansa warna warni, melainkan

seperti juga dalam hal tempo, dan syair lagu berisikan respon-respon yang

ada didalam emosi dan ketenangan manusia.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang penciptaan
Berisikan uraian mengenai alasan-alasan baik yang bersifat tekstual
maupun kontekstual yang melatar belakangi penciptaan karya yang sedang di
buat.
1.2 Tujuan penciptaan
Berisikan tentang hal-hal yang ingin dicapai oleh pencipta, baik untuk
pribadi,masyarakat,maupun institusi/kampus.

1.3. Sistematika penulisan

Berisikan mengenai sistem tata tulis (outline) yang akan di pergunakan pada
saat penulisanTugas Akhir. Sistem tata tulis minimal harus mengikuti sistem tata
tulis yang sudah ditetapkanoleh Program Study Seni Musik FISS Unpas.

14
BAB II LANDASAN KONSEPTUAL

Berisikan mengenai uraian konsep yang dijadikan landasan


penciptaan/komposisi musik. Uraiannya bisa berupa teori ataupun rujukan
rujukan yang bersumber dari huku atau sumber-sumber lain yang telah diakui
kebenarannya dan dijadikan acuan atau landasan ketika
menjelaskan/mendeskripsikan komposisi.

2.1. Acuan Karya

Berisikan tentang referensi – referensi karya atau teori yang mendukung


proses poenciptaan karya.

2. 2. Dasar Pemikiran

Uraian tentang konsep yang dijadikan dasar penciptaasn/komposisi musik


dalam hubungannya dengan acuan karya.

Perbedaan acuan karya dengan dasar pemikiran : acuan karya


mengidentifikasi dan mendeskripsikan karya-karya orang (karya yang dijadikan
acuan atau karya yang akan dijadikan referernsi). Sementara dasar pikiran
berisikan tentang lagnkah dan hal-hal yang akan dikembangkan pada karya
sendiri berdasarkan pengidentifikasian dari karya-karya yang dijadikan
acuan/referensi.

BAB III PROSES PENCIPTAAN

3.1. Ide/gagasan.

Berisikan tentang uraian/pemaparan tentang ide/gagasan yang dijadikan dasar


penciptaan komposisi

3.2. Konsep Garap


Berisikan tentang pembuatan komposisi itu sendiri.

BAB IV PROSES PRODUKSI PERTUNJUKAN PENUTUP

4.1 Proses Produksi Lagu Judul

15
Berisikan tentang uraian/pemaparan tentang tahapan-tahapan dari proses
transfromasi ide gagasan dari karya Tugas Akhir Terhadap para player beserta
sarana dan Prasarana lainyaselama Latihan sampai pada akhirnya dan karya
tersebut siap untuk di pertunjukan secara Virtual/Taping.
4.2 Pengadaan Syair

Menjelaskan tentang terciptanya nada utama vocal dan instrument pengiring.

4.3 Pembentukan Melodi

Berisi tentang beberapa uraian mengenai nada – nada vocal yang diaplikasikan

ke dalam instrument pengiring.

4.4 Recording

Berisi tentang waktu dan tempat proses produksi rekaman.

4.5 Mixing & Masterimg

Berisi tentang waktu dan tempat proses mixing mastering

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang pengalaman-pengalaman empiris selama pembuatan dan


pementasan karya.

16
BAB II
LANDASAN KONSEPSUAL

2.1 ACUAN KARYA

Dalam proses pembuatan komposisi musik seorang komposer pasti


mempunyai referensi atau acuan karya yang banyak dipengaruhi oleh musisi-musisi
lain. Sebuah karya tidak akan lepas dari apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh
setiap komposer. Karya-karya monumental sekalipun tetap dipengaruhi oleh berbagai
karya musik yang sebelumnya. Dalam proses pembuatan komposisi musik “Allah
yang setia”, penulis juga banyak dipengaruhi oleh karya-karya dari musisi lain.
Karya-karya tersebut antara lain, Satu-satunya yang kuandalkan (Cipt elisa
soetopo), Selidiki aku (Cipt Sari Simorangkir), Tiada Seperti-Mu (Cipt Sidney
Mohede).
2.1.1. Elisa Soetopo – “Satu-satunya yang kuandalkan”

Satu-satunya yang kuandalkan (Cipt Natashia Midori dan Nathanael


Liem) Lagu ini adalah merupakan lagu rohani yang dinyanyikan oleh Angel
Pieters dari Albumnya Berkat Melimpah yang release pada tahun 2017. Lagu
tersebut merupakan hasil karya dari Elisa Soetopo (Sound Of Praise) dan
mendapat sambutan yang sangat baik dari para pendengarnya. Lagu satu-
satunya yang kuandalkan merupakan lagu penyembahan yang sering
dimainkan pada setiap gereja, dimana Lagu "Satu SatuNya Yang Kuandalkan"
ini bisa dibawakan dengan tempo Adagio (Lambat) yaitu 68 ketuk
permenitnya. Tempo tersebut bisa juga dimainkan diantara MM (Metronome

17
Maelzel) = 66 - 76 BPM (Beats per Minute) / ketuk permenit.

2.1.2. U7JPCC Worship & Sari Simorangkir - Selidiki aku

Selidiki aku Merupakan lagu rohani hasil karya JPCC Worship dan Sari
Simorangkir dimana musik dan liriknya dibuat secara bersama. Lagu ini
dinyanyikan oleh tim JPCC Worship dengan iringan irama musik yang mellow
dan indah. JPCC Worship adalah kelompok musik rohani yang berasal dari
Indonesia. Singkatan "JPCC" merupakan kependekan dari "Jakarta Praise
Community Church", yaitu gereja di Jakarta, Indonesia, tempat kelompok ini
berawal. Grup musik JPCC Worship terdiri dari sejumlah musisi, penyanyi, dan
penulis lagu rohani yang berkolaborasi bersama untuk menciptakan lagu-lagu pujian
dan penyembahan. Mereka sering tampil dalam acara-acara rohani dan konser di
gereja-gereja, konferensi, dan festival musik rohani.

JPCC Worship telah merilis beberapa album yang sukses, seperti "ONE",
"Hope", "Open the Sky", dan "Acoustic Worship". JPCC Worship juga dikenal
dengan keberagaman dalam genre musik mereka, menggabungkan elemen pop,
rock, dan musik kontemporer untuk menciptakan suasana penyembahan yang
kreatif dan memikat.

Dalam membawakan lagu "selidiki aku" ini bisa menggunakan tempo


Larghetto (agak lambat) yaitu di 63 ketuk dalam setiap menitnya. Pada
umumnya tempo Larghetto dapat dimainkan pada MM (Metronome Malze) =
60 - 66 BPM (Beats per Minute) / ketuk per menit.

18
2.1.3. Sidney Mohede – “Tiada Seperti-Mu”

Tiada Seperti-Mu (Cipt Sidney Mohede) adalah lagu yang dibawakan


oleh Sidney Mohede. Lagu ini diciptakan pada tahun 2008, secara musikal
lagu ini dibuat sederhana, dengan tempo 76 Bpm. Menurut skripsi mahasiswa
ISI Yogyakarta (Farid, 2015) Sidney Mohede lahir di Jakarta Pada 27 Mei
1973 adalah seorang pendiri True Worshipper, sebuah Grup musik Kristen
yang didirikan pada tahun 1996. Sidney Mohede menghabiskan masa
remajanya di Los Angeles. Pada tahun 1995, ia Kembali ke Jakarta, lalu
bergabung dengan salah satu Grup musik Gereja yang ada dijakarta yaitu
JPCC (Jakarta Praise Community Church). Kemudian pada tahun 1996 ia
mendirikan grup musik sendiri yaitu True Worshipper.

2.1.4 TEORI-TEORI

Selain pengaruh dari karya-karya musik diatas, dalam proses pembuatannya,


penulis juga didukung oleh ilmu – ilmu yang meliputi Teknik dan teori -teori
musik yang didapatkannya dari perkuliahan di Jurusan Seni Musik Unpas.
Teori – teori tersebut antara lain sebagai berikut.

19
MACAM MUSIK ROHANI KRISTIANI

Dalam perkembangannya musik rohani terbagi menjadi berbagai macam


musik, berikut adalah macam- macam musik rohani :

1. Pujian dan Penyembahan

Musik pujian fokus pada memuji kebesaran, keagungan, dan karakter


Tuhan. Liriknya mengungkapkan rasa syukur, kekaguman, dan pengakuan atas
sifat-sifat Tuhan yang agung. Musik penyembahan berfokus pada pengalaman
yang lebih intim dan mendalam dalam menyembah Tuhan. Liriknya
mengungkapkan keinginan untuk mengenal Tuhan dengan lebih dekat,
Perpaduan Pujian dan Penyembahan: Banyak lagu pujian dan penyembahan
menggabungkan unsur-unsur pujian dan penyembahan dalam satu lagu.
Mereka dapat dimulai dengan pujian yang bersemangat dan bertransisi ke
penyembahan yang lebih intim. Selain itu, musik pujian dan penyembahan juga
dapat mencakup berbagai genre musik, seperti pop, rock, gospel, ballad, atau
akustik, yang disesuaikan dengan preferensi dan konteks gereja atau kelompok
ibadah.

2. Gospel

Musik gospel lahir dari penggabungan musik gereja tradisional, musik


spiritual Negro, blues, dan musik folk. Awalnya, musik gospel berkembang di
gereja-gereja Afrika-Amerika sebagai bentuk ekspresi iman Kristen dan
kebebasan spiritual. Musik gospel dikenal dengan vokal yang kuat,
bersemangat, dan penuh perasaan. Gaya vokal gospel sering melibatkan solois
yang melantunkan vokal dengan improvisasi, harmoni vokal yang kaya, dan
keahlian dalam teknik vokal. Musik gospel digunakan sebagai sarana untuk
mengekspresikan iman, menghubungkan dengan Tuhan, dan merayakan
kebebasan rohani. Musik ini memberikan kesempatan bagi jemaat untuk
berinteraksi secara aktif dengan lagu dan mengekspresikan kegembiraan
mereka dalam pelayanan ibadah. Musik gospel tidak hanya terbatas pada musik
gereja, tetapi juga populer di dunia musik umum, termasuk dalam industri
musik mainstream. Genre ini telah menginspirasi banyak musisi dan

20
menciptakan warisan musik yang kaya serta memberikan pengaruh yang
signifikan dalam perkembangan musik modern.

3. Kontemporer

Musik rohani kontemporer menggabungkan elemen-elemen dari


berbagai genre musik populer seperti pop, rock, musik elektronik, R&B, hip-
hop, atau musik country. Gaya musik ini mencerminkan kekinian dan dapat
menarik perhatian generasi yang lebih muda serta mereka yang terbiasa dengan
jenis musik modern. Musik rohani kontemporer sering dipentaskan dalam
konser-konser rohani yang menggabungkan elemen musik, tarian, dan visual.
Konser-konser ini menciptakan pengalaman yang lebih teatrikal dan
memanfaatkan pencahayaan, proyeksi video, dan elemen panggung lainnya
untuk menciptakan suasana yang khas. Musik rohani kontemporer
menggunakan aransemen musik modern dengan penggunaan instrumen seperti
gitar listrik, drum, keyboard, synthesizer, dan instrumen modern lainnya.
Pengiringan musik ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang dinamis,
energik, dan menggugah semangat dalam ibadah atau pelayanan. Musik rohani
kontemporer memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan-pesan rohani secara
relevan dan menarik bagi generasi yang lebih muda dan audiens yang lebih
luas.
4. Hymne

Hymne adalah salah satu bentuk musik rohani tertua yang telah
digunakan dalam konteks gereja selama berabad-abad. Hymne berasal dari
tradisi musik gereja Kristen, dengan akar yang kuat dalam sejarah gereja dan
teks-teks puitis yang berfokus pada pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
Liriknya sering kali terinspirasi dari puisi keagamaan atau teks Alkitab, dan
bertujuan untuk mengungkapkan doktrin atau kebenaran teologis dengan gaya
yang artistik dan indah. Hymne digunakan dalam ibadah gereja untuk
memuliakan dan memuji Tuhan. Lagu-lagu hymne sering dinyanyikan oleh
jemaat secara kolektif sebagai bentuk partisipasi aktif dalam ibadah. Mereka
juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan rohani, mengajar
doktrin gereja, atau menyediakan momen penghiburan dan kebersamaan
rohani.

21
5. Kidung Jemaat

Kidung jemaat adalah lagu-lagu rohani yang sering dinyanyikan dalam


ibadah gereja dengan lirik yang didasarkan pada Kidung Jemaat yang
memiliki melodi yang sederhana dan mudah dinyanyikan oleh jemaat.
Melodinya cenderung diatur dalam rentang vokal yang nyaman sehingga
semua jemaat dapat berpartisipasi dalam nyanyian. Pengiringan musik dapat
melibatkan piano, organ, gitar, atau paduan suara sebagai pengiring vokal.
Kidung jemaat sering dinyanyikan oleh seluruh jemaat sebagai ungkapan
kebersamaan dan penghormatan kepada Tuhan. Kidung jemaat memiliki
peran penting dalam menciptakan atmosfer pujian dan penyembahan yang
khusyuk.

6. Paduan Suara/Koor

Musik rohani paduan suara adalah jenis musik rohani yang


diinterpretasikan dan dibawakan oleh kelompok paduan suara atau kor. Musik
rohani paduan suara mencakup komposisi-komposisi khusus yang ditulis
untuk paduan suara. Komposisi ini dapat berupa lagu pujian, kidung jemaat,
kantata, oratorio, atau musik liturgis. Aransemen musik paduan suara rohani
umumnya melibatkan harmoni vokal yang kompleks, kontrapungsi, dan
variasi vokal yang menarik. Kelompok paduan suara terdiri dari beberapa
bagian vokal, seperti sopran, alto, tenor, dan bass, yang saling berpadu untuk
menciptakan harmoni vokal yang indah. Dalam musik rohani paduan suara,
vokal menjadi pusat perhatian utama dan mengekspresikan pesan-pesan
rohani dengan keindahan dan kesatuan suara. eskipun musik rohani paduan
suara biasanya fokus pada vokal, kadang-kadang juga melibatkan instrumen
musik sebagai pendukung. Instrumen seperti organ, piano, atau orkestra dapat
mengiringi vokal paduan suara untuk menciptakan keseimbangan musikal
yang lebih lengkap. Musik rohani paduan suara menghasilkan harmoni vokal
yang indah dan menyampaikan pesan-pesan rohani dengan kekuatan dan
kekudusan.

22
7. Acapella

Musik rohani acapella adalah jenis musik rohani yang dieksekusi hanya
dengan suara manusia tanpa menggunakan instrumen musik pendukung.
Dalam musik rohani acapella, anggota kelompok atau paduan suara
menggabungkan berbagai teknik vokal untuk menciptakan musik yang
lengkap. Teknik-teknik ini meliputi melodi, harmoni, kontrapungsi, imitasi,
melisma, dan penggunaan suara alami seperti beatboxing. Anggota kelompok
vokal membagi suara mereka menjadi beberapa bagian, seperti sopran, alto,
tenor, dan bass, untuk menciptakan harmoni yang indah dan kompleks. Musik
rohani acapella dapat mencakup berbagai gaya musik, seperti gospel,
spiritual, hymne, pop, jazz, atau musik etnis tertentu. musik rohani acapella
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan rohani, memuji dan
memuliakan Tuhan, mengungkapkan pengharapan dan kepercayaan, dan
teks-teks keagamaan melalui suara vokal. Dari ketujuh jenis – jenis musik
Rohani diatas, penulis memilih mengadopsi gaya musik rohani yang pertama
yaitu Pujian dan Penyembahan. Salah satu alasannya adalah karena lagu ini
memiliki lirik yang sangat mendalam bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan
dengan genre ballad.

A. MELODI

Melodi adalah secara umum adalah susunan rangkaian nada dalam musik
yang terdengar berurutan secara logis serta beriraman KBBI, (2017:1069).
Dalam konteks musik rohani, melodi mengacu pada rangkaian nada yang
membentuk bagian vokal utama dalam sebuah lagu rohani. Melodi adalah
rangkaian dari beberapa nada atau sejumlah nada yang berbunyi atau
dibunyikan secara berurutan (Soeharto, 1992 : 1), lebih lanjut Miller
(penerjemah Bramantya, tanpa tahun : 37) mengatakan bahwa melodi adalah
suatu rangkaian nada-nada, serta nada-nada dari melodi membentuk suatu ide
musikal yang komplit. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan
getaran teratur) yang terdengar Melodi adalah rangkaian dari beberapa nada
atau sejumlah nada yang berbunyi atau dibunyikan secara berurutan
(Soeharto, 1992 : 1), lebih lanjut Miller (penerjemah Bramantya, tanpa tahun

23
: 37) mengatakan bahwa melodi adalah suatu rangkaian nada-nada, serta
nada-nada dari melodi membentuk suatu ide musikal yang komplit. Melodi
dalam musik rohani cenderung sederhana dan mudah diingat oleh jemaat atau
pendengar. Tujuannya adalah agar orang-orang dapat dengan mudah
mengikuti dan menyanyikan melodi dalam ibadah atau kebaktian gereja tanpa
kesulitan. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran
teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu
pikiran dan perasaan (Jamalus, 1988 : 16).
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa melodi
merupakan rangkain nada-nada yang teratur, yang disusun secara ritmis yang
mengungkapkan suatu pikiran dan perasaan. Dalam pengertian yang singkat,
Ratner (1977 : 29) mengatakan bahwa melodi adalah garis dari nada-nada.
Melodi dapat naik dan turun, serta melodi juga dapat tetap di tempatnya untuk
waktu singkat dan lama dalam satu nada, serta melodi juga mempunyai
wilayah nada yang luas dan sempit. Melodi dalam musik rohani dirancang
untuk mendukung teks rohani yang diungkapkan melalui lirik. Artinya,
melodi harus mampu mengkomunikasikan makna dan pesan rohani yang
terkandung dalam teks dengan jelas dan emosional. Melodi dalam musik
rohani memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan rohani dan
membangkitkan pengalaman ibadah yang khusyuk. Melalui melodi yang
tepat, musik rohani dapat menjadi sarana untuk menyatukan jemaat, memuji
Tuhan, dan memperdalam hubungan spiritual dengan-Nya.

B. KADENS

Dalam diktat “Ilmu Harmoni” (Mudjilah, 2010), dikatakan Kadens adalah suatu
konsep di dalam musik yang artinya perjalanan akhir sebuah kalimat musik. Kadens
juga dapat diartiakan sebuah pola harmoni atau perjalanan (progresi) sebuah akor
yang muncul pada akhir frase, bagian akhir kalimat musik atau bagian lagu,
berfungsi sebagai koma atau titik pada kalimat musik tersebut Stein, (1979:10).
Dalam musik tonal aktualitas kadens didasarkan atas asumsi bahwa kelompok
kadens berisi dari sebuah formula yang secara esensial melibatkan antara dua atau
tiga akor. Sehubungan dengan itu, menurut Eka W Asanto (2013:2) kadens dapat
dikelompokkan ke dalam 4 jenis yaitu: Autentik, Plagal, Deseptif, dan setengah.
Dalam musik rohani itu sendiri kadens yang umum digunakan adalah Plagal, dan

24
Setengah. Begitu pula dengan lagu Allah yang Setia yang juga memasukkan kadens
yang umum digunakan pada music rohani.
- Kadens plagal adalah progresi akor sub-dominan ke tonik, misalnya IV-I
dalam tangga nada mayor. Simbol akor iv-i dalam tangga nada minor.
- Kadens setengah adalah progresi akor yang bergerak menuju pada akor
dominan dimana akor dominan merupakan akor tingkatan ke V pada tangga dana
mayor dan akor tingkat ke v pada tangga nada minor. Sebagai contoh dimana
diakhiri dengan akord V, dan didahului dengan akord I,II,IV. Kadens setengah
umum digunakan karena kadens interior yang menimbulkan kesan “berhenti
sementara/koma”.

A. TEORI HARMONI

Sebagai ilmu yang sudah baku, Ilmu Harmoni dapat dipergunakan


untuk keperluan aransemen, penciptaan, dan lain sebagainya. Harmoni
merupakan sebuah ilmu pengetahuan musik yang membahas dan
membicarakan perihal keindahan komposisi musik (Banoe: 180). . Dasar dari
paduan nada tersebut ialah trinada Jamalus, (1988:30) Paduan nada tersebut
merupakan gabungan tiga nada yang terdiri atas nada akar, nada terts, dan nada
kwint. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah
paduan nada-nada yang apabila dibunyikan secara Bersama-sama akan
menghasilkan keselarasan bunyi. Miller (penerjemah Bramantyo, tanpa
tahun:48) mengatakan, bahwa harmoni adalah elemen musikal yang didasarkan
atas penggabungan secara simultan dari nada-nada. Sebagaimana dibedakan
oleh rangkaian nada-nada dari melodi.

B. TEORI FORMAT/BENTUK

Bentuk musik atau musical form adalah berbagai bentuk karya musik
sesuai dengan susunan dan fungsinya (Banoe, 2003:288). Bentuk adalah suatu
gagasan atau ide nampak dalam pengolahan/susunan semua unsur musik dalam
sebuah komposisi. Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta terutama
bagian-bagian komposisi yang dinyanyikan satu persatu sebagai kerangka
(Prier, 1996:2). Bentuk musik atau kerangka komposisi terbagi dalam 2
golongan besar yaitu desain sederhana dan desain majemuk. Bentuk atau
desain sederhana misalnya seperti bentuk nyanyian (Song Form) satu, dua, tiga,

25
dan lima part. Bentuk nyanyian Song Form itu sendiri apabila bagian 1 dari
sebuah bentuk 3 bagian yang sederhana diulang (A A B A). Adapun penulis
menciptakan musik rohani dengan menggunakan bentuk musik (Song Form)
itu sendiri memiliki maksud tersendiri yaitu, karena bentuk musik Song Form
ini sangat umum digunakan di dalam musik rohani itu sendiri, bukan hanya
musik rohani saja menggunakan bentuk musik Song Form melainkan hampir
semua lagu atau musik memiliki struktur ini, atau dikenal dengan binner
melingkar (rounded binary).

Part merupakan bagian komposisi yang berukuran lebih kecil dari


muvmen (Movement). Istilah part biasanya dipakai untuk komposisi-
komposisi berukuran kecil: sedangkan muvmen adalah divisi dari suatu
komposisi berukuran besar, misalnya sonata atau simfoni. Tetapi istilah
part mencakup sejumlah konsep. Part dapat berbentuk frase, periode
(kalimat, yang dibangun dari dua frase: frase tanya dan frase jawab), atau
grup frase (misalnya: tanya-tanya-jawab). Leon Stein (1979:57-58)
berpendapat bahwa bentuk karya musik pada umumnya terdiri dari
komponen utama (essential components) dan komponen tambahan
(auxiliary component), komponen utama ditandai dengan huruf-huruf
kapital seperti A, B,C, dengan bagian I, II atau III; atau dengan tema utama
dan tema penghubung tambahan. Struktur atau bentuk musik/lagu ada
beberapa bagian yaitu bentuk variasi motet, sonata, dan rondo. Istilah rondo
sendiri berasal dari Bahasa perancis (diucapkan Rondeun), yang berarti
dalam putaran lagu, atau “refren”. Maka rondo mirip dengan bentuk lagu
refren-solis yang lazim digunakan dalam lagu lagu pantun dan sebagainya.

UNSUR-UNSUR TAMBAHAN DALAM KOMPOSISI

Sebuah komposisi musik pasti mempunyai struktur di dalamnya,


struktur tersebutlah yang akan membuat sebuah komposisi menjadi lebih
tertata Di dalam sebuah komposisi musik terdapat :
1. Introduksi
Introduksi atau disingkat intro merupakan part tambahan pada awal
komposisi, secara langsung mendahului pernyataan sebuah tema atau part
pokok.Introduksi lebih khusus merupakan karakteristik musik instrumental

26
daripada musik vokal.
- Introduksi Independen

Introduksi independen berbeda dengan introduksi simple dalam hal


panjang, karakter, dan kadens. Dalam sebuah komposisi pendek, tipe
introduksi ini dapat sepanjang 4 hingga 8 birama.Dalam karya-karya besar,
introduksi bisa sangat panjang, seperti pada simfoni No. 1 dari Brahms.
Introduksi independen berisi sebuah melodi khusus yang menggunakan
material ritmis, melodis, dan material iringan lainnya berbeda dari material
utama komposisinya. Introduksi independen biasanya diakhiri dengan kadens
autentik sebelum part utama komposisinya dimulai.
2. interlude
Pasase ini dimainkan diantara pasase-pasase utama sebuah komposisi
atau diantara pasase-pasase sebuah karya dramatis.Dalam sebuah karya
dramatis, interlude bisa secara murni sebagai musik instrumental atau bisa
mencakup aksi atau narasi yang berhubungan dengan karya pokoknya.Dalam
karya instrumental, interlude mungkin saja berfungsi menghubungkan
muvmen-muvmen atau divisi-divisi besar.Dalam musik fungsional (himne atau
musik populer), interlude merupakan musik yang dimainkan diantara bait-bait
lagunya.
3. Koda
Sebuah koda merupakan pasase musikal tambahan pada akhir
komposisi, segera sesudah temanya. Koda berfungsi membawa sebuah
komposisi atau divisi kepada sebuah penutup yang sesungguhnya. Bahannya
bisa dependen atau independen dari bahan-bahan temanya. Umumnya, koda
bersifat instrumental.
4. Ending

Istilah ending dipakai dalam aransemen musik populer untuk


menunjukan bagian penutup sebuah komposisi yang bisa bersifat
instrumental, instrumental-vokal, atau mungkin vokal semata-mata. Ending
bisa sepanjang satu ketukan hingga tujuh atau delapan birama. Bahannya,
bisa dependen atau independen bukan dari bahan tema atau gaya musik
tertentu.

27
5. Transisi/Bridge

Transisi merupakan sebuah pasase penghubung antara sebuah part


atau tema dengan part atau tema lain. Sebuah transisi merupakan memiliki
dua fungsi, fungsi modulatoral dan fungsikonektif.

6. Retransisi

Retransisi merupakan sebuah pasase yang mempersiapkan komposisi


kembali kepada part atau tema yang sudah didengar sebelumnya.

TEKSTUR MUSIK

Sound adalah parameter musik yang mencakup tekstur, dinamika, dan


timbre. Tekstur adalah rajutan berbagai bunyi horizontal dan/atau vertikal
(Roger Kamien, 2005: 68) dikenal 3 macam tekstur, yaitu:

1. Monophonic: tekstur musik yang terdiri dari satu suara, biasanya


dalam bentuk melodi semata-mata.
2. Polyphonic: tekstur musik yang terdiri lebih dari satu suara. Misalnya
komposisi yang disebut invention atau fuga dari Bach.
3. Homophonic: tekstur musik yang terdiri dari berbagai suara. Misalnya
nyanyian paduan suara atau musik pop, dimana komposisinya terdiri
dari sebuah melodi dengan beberapa iringan.

Dalam karya “Allah yang setia” penulis tekstur musik


Homophonic dimana tekstur melodi pada karya Allah yang setia
memiliki banyak suara, tetapi didominasi oleh satu melodi. Pada karya
Allah yang setia memiliki melodi yang jelas, yang bersamaan dengan
bagian pengiring bawahan, sebagai contoh gambar yang penulis
cantumkan bahwa melodi yang dimainkan yang disertai dengan akord
yang dimainkan pada piano.

Tempo adalah adalah ukuran kecepatan dalam birama lagu


yang dapat diukur menggunakan alat seperti metronome Milliman,
(1982:47). Tempo juga dapat diartikan kecepatan lagu yang dituliskan
berupa kata-kata dan berlaku untuk seluruh lagu dan istilah itu

28
dituliskan pada awal tulisan lagu Soeharto, (1975:57). Sementara
Miller (penerjemah Bramantyo, tanpa tahun: 24) mengatakan, bahwa
tempo adalah sebuah istilah dari Bahasa Italy yang secara harfiah
berarti waktu, didalam musik menunjukkan pada kecepatan.

Dalam musik gospel itu sendiri memiliki 2 bentuk tempo yaitu


(Praise & Worship) dan masing-masing memiliki arti tersendiri.
Menurut wijayanto, (2014) Praise and worship’ (‘pujian dan
penyembahan) adalah aktivitas ibadah oleh komunitas gereja aliran
Kharismatik yang bertujuan untuk memuji dan menyembah Tuhan
yang dilakukan melalui nyanyian dan penyajian musik. Sebagaimana
dijelaskan oleh Gunadi, (2017) bahwa praise and worship adalah:
- Praise adalah istilah yang disebut Ketika menyanyikan lagu dengan
tempo cepat dan penuh dengan sorak – sorai.
- Worship merupakan bentuk tempo yang lambat dan lebih kepada
musik yang lembut dan intim untuk mengekspresikan sebuah sikap
yang kita tunjukkan kepada Tuhan karena kasih Tuhan yang begitu
besar dalam hidup kita.
Secara terminologi dalam Nandang Rusmana, kata dinamika berasal dari kata
Dynamics (Yunani) yang bermakna “Kekuatan” (force). “Dynamics is facts
or concepts with refer to conditions of change, expecially to forces”. dinamik
adalah keras lembutnya volume suara dalam permainan musik Jamalus,
(1988:39). Adapun dinamika adalah kekuatan bunyi, dan tanda dinamika
adalah pernyataan kuat dan lemahnya penyajian bunyi Soeharto, (1992:30).
Dinamika memainkan peranan yang besar dalam menciptakan ketegangan
(tensi) musik. Pada umumnya semakin keras suatu musik, maka semakin kuat
ketegangan yang dihasilkan dan sebaliknya, semakin lembut musiknya maka
semakin lemah ketegangannya (Miller, penerjemah Bramantyo, tanpa
tahun:81).

Macam-macam dinamika menurut Miller (penerjemah Bramantyo, tanpa


tahun:80) yaitu:

29
- Fortissimo : Sangat Keras

- Forte : Keras

- Mezzo Forte : Agak Keras

- Mezzo Piano : Agak Lembut

- Piano : Lembut

- Pianissimo : Sangat Lembut

Tidak seperti tempo yang dapat dibatasi atau ditentukan dengan pasti dan
tepat dengan petunjuk metronome, dinamika merupakan nilai-nilai yang
relatif, tidak ada tingkatan yang mutlak untuk piano dan forte. Menurut
(Roger Kamien: 2005) dikenal juga istilah perubahan dinamika, diantaranya
adalah:
- Crescendo : makin lama makin keras
- Decrescendo : makin lama makin lembut

Timbre adalah kualitas karakteristik dari bunyi suara / vokal atau


instrument David D. Boyden (1968:84). Kata timbre secara umum digunakan
untuk menghubungkan perbedaan dalam suara instrument, khusus untuk
menghubungkan perbedaan tone pada kualitas suara (alat musik) yang
dihasilkan oleh beberapa instrument atau suara yang sama. Sensitivitas
terhadap timbre adalah salah satu aspek yang paling penting dari seorang
musisi, tetapi hanya akan berkembang bagi orang yang mempunyai jiwa seni.
Hal yang paling mudah dilakukan dengan kerangka untuk mengembangkan
pendengaran untuk menemukan nuansa dan timbre.

30
BAB III
PROSES PENCIPTAAN

3.1. Ide/Gagasan
Karya yang berjudul Allah Yang Setia ini tercipta atas dasar pengalaman
penulis terhadap ibadah yang dilakukan setiap minggu serta pengaruh dari lagu-
lagu rohani yang sudah tercipta, selaku penulis musik ini menjadu sebuah doa
yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan dengan musik yang bernuansakan
sketenangan jiwa terhadap segala aspek kehidupan yang dituangkan kedalam
musik gospel serta menjadi sebuah Do’a bagi penulis dan semua umat Kristiani
yang mendengarkan dan meresapinya dalam sebuah ucapan Do’a di lisan
maupun di dalam hati.

3.2. Konsep Garap

Ide awal pembuatan komposisi ini penulis menggunakan nada dasar G


Mayor (Satu Kress) dengan menggunakan instrument piano, bass, saxo dan
flute. mayoritas dari pembuatan karya ini yang berdurasikan 04:00 menit
sebanyak 70 bar, menggunakan sukat 4/4 dan tempo 75 Bpm. Selain itu ,
penulis menggunakan nada berawalan G karena nada serta pitch tersebut
sangatlah cocok dengan suara vocal yang penulis nyanyikan ketika bernyanyi
Karya yang berjudul Allah Yang Setia ini, pada awalnya penulis menggunakan
tangga nada dasar A Major yang pada akhirnya nada tersebut kurang sesuai
dengan range vocal yang penulis nyanyikan.

Struktur lau yang dipakai adalah sebagai berikut :

- Verse 1.

31
- Verse 2.

- Chorus 1

- Chorus 2.

Terdapat bagian tambahan seperti :

- Intro

- Bridge

- coda

3.2.1. Intro
Bagian awal dari karya ini dimulai dari bar ke dua, part intro tersebut
terdapat empat bar sebelum masuknya verse 1 di bar ke Lima, yang dimana
pada bar pertama hanya di isi dengan tanda istirahat sebanyak empat ketuk
sebagai tanda untuk masuk ke bar ke dua yaitu dengan masuknya instrument
piano diikuti dengan salah satu instrument string yaitu Viola sebagai instrument
pengisi agar tidak terdengar hampa jika hanya instrument piano saja yang
dimainkan, alasan penulis memasukan instrument viola pada instrument string
dikarenakan range pada sound viola lebih sesuai untuk dijadikan part rhythm
untuk instrument piano dibandingkan dengan instrument string yang lainnya
seperti violin yang mempunyai range dan frekuensi tinggi sehingga penulis
lebih memilih viola, maka dari itu, pada bar pertama diisi dengan tangga nada
rest (istirahat) full empat ketuk, serta menggunakan tonal dari G mayor.

3.2.2. Verse 1.
Pada bar ke 5 sampai ke bar 13, merupakan part (verse 1) yang terdiri
dari delapan bar setelah part intro, bagian verse pertama ini penulis

32
menggunakan satu nada awal yang terdapat tangga nada G major yang
merupakan penghubung antara intro dengan verse 1, seperti halnya dengan
bagian intro, part verse 1 ini juga terdapat instrument string yaitu Viola namun
terdapat instrument string tambahan dengan menambahkan instrument Cello
untuk menambahkan rhythm pada string serta bertujuan untuk mendapatkan
frekuensi Mid Low sesuai dengan apa yang penulis inginkan, serta menjadi
bagian awal pada karya ini dengan suasana yang tenang.

3.2.3. Verse 2.

Pada bar ke 14, merupakan part verse ke 2 yang terdiri dari delapan bar
setelah part verse pertama, bagian verse ke 2 ini sama dengan verse 1, hanya
saja isi melody piano dan lirik vocal yang membedakan serta menjadi patokan
yang membedakan antara verse 1 dan verse 2.

3.2.4. Chorus

Pada bar ke-21 sampai bar ke-30 ini merupakan part chorus yang pertama
setelah part verse 1 dan verse 2. Pada bagian chorus ini berada pada bar ke 21
sampai di bar ke 32, masih menggunakan tangga nada dari G major, namun

33
pada part chorus ini terdapat perubahan suasana setelah part verse 1 sampai ke
2 yang dimana nada part chorus ini menjadi tinggi yang penulis jadikan sebagai
isi pesan dari lagu

3.2.5. Bridge

Part bridge merupakan part yang menghubungkan antara part Chorus menuju
bridge lalu masuk kembali ke pengulangan menuju part verse ke 2, pada bridge
tersebut terdapat pada bar ke 33 sampai ke bar 40.

2.3.6. Coda

Part coda merupakan part terakhir dari karya yang berjudul “Allah Yang Setia”,
Dimulai dari bar ke-66 sampai bar ke- 74

34
BAB IV
PROSES PRODUKSI LAGU

4.1 Proses Produksi Lagu Allah Yang Setia

Karya ini akan dihadirkan dalam bentuk sebuah clip video yang akan
dilaksanakan di studio dengan konsep rehearsal dengan format solo vocal. Serta
didukung dengan beberapa instrument combo yaitu, Piano, Gitar, Bass, Violin,
Viola, Cello, Saxo, Flute dan Drum. Namun 8 instrument tersebut akan menjadi
sebuah backing track dikarenakan video yang akan diciptakan hanyalah solo
vocal yang akan dilaksanakan didalam sebuah studio dengan format live
record.

4.1.1. Pengadaan Syair

Lagu ini terinspirasi dari ayat Alkitab “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia,
karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri (2 Timotius 2:13). syair
lagu lagu Allah yang setia juga tercipta oleh karena adanya unsur keresahan
dalam pengalaman hidup penulis,syair lagu ini digarap dalam waktu kurang
lebih 30 hari.

4.1.2 Pembentukan Melodi

Pembentukan tersebut tercipta dari nada vocal yang diikuti dengan


instrument piano, sehingga Melodi utama pada bagan lagu tersebut berada di
instrument piano serta flute untuk menambahkan beberapa nada harmoni
diantaranya ialah menggunakan nada G mayor untuk instrument piano dan
Flute menggunakan tangga nada yang sama namun dimulai dari nada ke 3
dari G mayor yaitu nada B Mayor, serta nada dari ke-2 instrument tersebut
mengikuti melody vocal.

35
4.1.3 Recording

Proses rekaman lagu “Allah Yang Setia” ini diproduksi di Dianica Music
Studio yang berada di Jl. Kb. Gedang VIII, Maleer, Kec. Batununggal, Kota
Bandung.dengan proses rekaman selama 1 shift dalam sehari.

4.1.4 Mixing & Mastering.

Untuk proses mixing dan mastering dilaksanakan di RB Studio yang


berada di Jl. Setiabudhi. Pada tahapan ini, selain mengerjakan proses mixing,
ditambahkan beberapa instrument yang dimana instrument tersebut adalah
instrument string dan flute menggunakan plugin midi DAW (Digital Audio
Workstation).

36
BAB V
PENUTUP

Dalam pelaksanaan proses pelaksanaan penciptaan komposisi musik ini


penulis mendapatkan pengalaman untuk membuat komposisi music secara
akademis, seperti mengembangkan motif melodi, akor, sukat, tempo dan
penjiwaan yang semua ilmu tersebut itu penulis dapatkan dari perkuliahan
maupun diluar perkuliahan, semua dasar ilmu tersebut sangatlah penting bagi
penulis sendiri untuk masa depan yang akan penulis hadapi ketika berkecimpung
di dunia musik. Dan selain itu, penulis menjadi mendapatkan hal baru, ilmu baru,
serta tantangan baru karena membuat sebuah komposisi dengan proses yang
cukup Panjang dengan menganalisa karya dengan berbagai macam hal cara agar
semua yang penulis Analisa bisa didapatkan dan diterapkan kedalam sebuah
karya yang penulis garap tidak seperti sebelumbnya yang menciptakan dan
menggarap sebuah karya tanpa hal-hal tersebut. Karya ini terinspirasi oleh
berbagai macam musik rohani di Indonesia maupun di lingkup iternational, maka
dari itu semua, penulis bertujuan untuk menciptakan lagu rohani yang milik
sendiri yang besar dan harapannya bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan
karya yang penulis ciptakan.

37

Anda mungkin juga menyukai