Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

“Desain Eksperimen, Factorial Design, Within Subject Experiment Design”

DOSEN PENGAMPU : Nafeesa, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Nama Kelompok :

Henidar Pajriah Rambe 198600394

Cindi Sinta Mariana Ndruru 198600216

Grace Ivone 198600223

Tiopani Sitinjak 198600221

Grace Novita Claudia Br Tampubolon 198600226

Muhamad Riza Rafi Basari 198600414


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Swt. Dengan rida dan rahma
t-Nya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Makalah dengan judul “Desain Eksperimen, Factorial Design, Within Subject Exp
eriment Design” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksperimen. Selain i
tu, penulis juga berharap bahwa penyusunan makalah ini bisa bermanfaat untuk d
unia pendidikan, khususnya para pelajar yang saat ini sedang belajar.

Makalah ini akan bisa memberikan pemahaman baru tentang Desain Eksperimen,
Factorial Design, Within Subject Experiment Design. Oleh karena itu, penulis ber
harap ada banyak orang yang berkenan membaca makalah sederhana ini.

Segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini sepenuhnya milik penulis. Pen
ulis terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Semoga makalah sederhana ini bisa menambah wawasan para pembaca.

Medan, 11 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. DESAIN EKSPERIMEN.............................................................................3
1. Pengertian...............................................................................................3
2. Ciri-ciri Penelitian Eksperimental..........................................................4
3. Fungsi Eksperimen.................................................................................5
4. Langkah – Langkah Eksperimen............................................................6
5. Kelebihan/Kekurangan...........................................................................6
B. FACTORIAL DESIGN................................................................................6
1. Pengertian...............................................................................................6
2. Ciri-ciri Desan Rancangan Faktorial......................................................7
3. Jenis-jenis Desain Rancangan Faktorial.................................................7
C. WITHIN SUBJECT EXPERIMENT DESIGN............................................8
1. Pengertian...............................................................................................8
2.Tahapan penelitian..................................................................................8
BAB III...................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. KESIMPULAN..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menj
awab masalah penelitian (Christensen, 2001). Desain atau perencanaan diperlukan
sebelum kita melakukan atau membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keingi
nan atau harapan. Misalnya ketika kita akan membuat sebuah meja; kita perlu me
mbuat perencanaan terlebih dahulu bagaimana bentuk dan ukuran meja, sehingga
kita tahu bahan-bahan yang diperlukan. Setelah bahan-bahan terkumpul, kita mula
i memotong dan menyusun sesuai dengan desain awal. Dengan melakukan ini ma
ka dapat dipastikan akan terbentuk meja yang sesuai dengan rencana semula.

Desain/rancangan eksperimen merupakan suatu perencanaan secara sistem


atik mengenai langkah-langkah atau prosedur eksperimen secara menyeluruh. Den
gan demikian, melalui disain eksperimen yang benar, seorang peneliti diharapkan
mampu memperoleh data secara objektif dan akurat, sehingga dapat melakukan ge
neralisasi yang valid mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Dalam desain e
ksperimen ini ditekankan pada kemampuannya untuk menjelaskan hubungan antar
a variabel independen dengan variabel dependen. Suatu disain yang baik harus ma
mpu memberikan interpretasi yang baik terhadap hipotesis yang diajukan, tanpa m
emberikan interpretasi lain selain yang telah dihopetesiskan.

Rancangan faktorial digunakan apabila eksperimen terdiri atas dua faktor a


tau lebih. Desain faktorial memungkinkan kita melakukan kombinasi antar level f
aktor. Pada tiap kombinasi faktor, jumlah replikasi yang dilakukan sebanyak n. Da
lam desain faktorial, jumlah level di tiap level faktor dan atau jumlah replikasi yan
g dilakukan mungkin tidak sama. Desain faktorial seperti ini sering disebut unbala
nced desain faktorial.

Desain within-subject atau within participant, yang diperkenalkan oleh B.F.


Skinner pada tahun 1938, disebut juga dengan pendekatan N-kecil (small-N). Des

1
ain disebut withinsubject karena hanya menggunakan sekelompok subjek dan seti
ap subjek diberikan beberapa perlakuan VB yang berbeda.

Berbeda dengan between-subject yang menggunakan kontrol subjek, desai


n withinsubject menggunakan kontrol kondisi dengan memberikan urutan pemberi
an VB yang berbeda. Menurut Skinner, pemahaman terhadap perilaku organisme
dapat dilakukan dengan mengontrol dan mengawasi situasi eksperimen secara hat
i-hati. Karena hanya menggunakan satu kelompok subjek, maka jumlah subjek ya
ng digunakan pada desain within-subject lebih sedikit dibandingkan between-subj
ect.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sebuah Eksperimen?


2. Apa saja itu Langkah-langkah dalam melakukan eskperimen?
3. Apa yang dimaksud dengan Factorial Design?
4. Apa yang dimaksud dengan Within Subject Experiment Design?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sebuah eksperimen.


2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan eksperimen.
3. Untuk mengetahui Factorial Design.
4. Untuk mengetahui Within Subject Experiment Design.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DESAIN EKSPERIMEN

1. Pengertian

Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menj
awab masalah penelitian (Christensen, 2001). Desain atau perencanaan diperlukan
sebelum kita melakukan atau membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keingi
nan atau harapan. Misalnya ketika kita akan membuat sebuah meja; kita perlu me
mbuat perencanaan terlebih dahulu bagaimana bentuk dan ukuran meja, sehingga
kita tahu bahan-bahan yang diperlukan. Setelah bahan-bahan terkumpul, kita mula
i memotong dan menyusun sesuai dengan desain awal. Dengan melakukan ini ma
ka dapat dipastikan akan terbentuk meja yang sesuai dengan rencana semula.

Bandingkan apabila kita tidak membuat rencana terlebih dahulu; tetapi sek
adar mengumpulkan bahan-bahan, kemudian memotongnya tanpa ukuran yang te
pat, kemudian menyusunnya. Dengan cara seperti ini, pasti tidak akan terbentuk m
eja yang baik; mungkin saja kaki-kaki meja tidak sama panjang atau bentuk mejan
ya tidak simetris.

Hal di atas juga dapat terjadi dalam penelitian ilmiah. Apabila kita tidak m
embuat perencanaan terlebih dahulu, maka dapat dipastikan penelitian tidak akan
berjalan dengan baik, atau bahkan hasil penelitian tidak sesuai dengan tujuan sem
ula. Di sini bukan berarti bahwa dengan menentukan desain penelitian, kita menga
rahkan penelitian agar hasilnya sesuai dengan keinginan peneliti, atau dengan kata
lain diarahkan agar menolak Ho. Bila seperti ini, maka ini bukanlah penelitian ilm
iah karena disengaja atau dibuat agar hasilnya sesuai dengan keinginan peneliti (e
xperimenter bias) dan bukan berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan melalui pen
elitian di lapangan.

Dengan menentukan desain penelitian, kemungkinan hasil penelitiannya h


anya ada dua, yaitu menerima Ho atau menolak Ho. Dengan kata lain, penelitian a

3
kan menjawab permasalahan penelitian saat ini dan bukan menjawab permasalaha
n yang lain. Penelitian akan menjadi sistematis dan obyektif apabila kita telah men
entukan desain penelitian akan yang dilakukan.

Desain/rancangan eksperimen merupakan suatu perencanaan secara sistem


atik mengenai langkah-langkah atau prosedur eksperimen secara menyeluruh. Den
gan demikian, melalui disain eksperimen yang benar, seorang peneliti diharapkan
mampu memperoleh data secara objektif dan akurat, sehingga dapat melakukan ge
neralisasi yang valid mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Dalam desain e
ksperimen ini ditekankan pada kemampuannya untuk menjelaskan hubungan antar
a variabel independen dengan variabel dependen. Suatu disain yang baik harus ma
mpu memberikan interpretasi yang baik terhadap hipotesis yang diajukan, tanpa m
emberikan interpretasi lain selain yang telah dihopetesiskan.

Contoh:

Bila seorang peneliti akan melakukan eksperimen mengenai efektivitas pe


mberian music pengantar kerja terhadap tingkat produktivitas, maka disain penelit
ian harus mampu menjawab pertanyaan apakah perbedaan produktivitas itu semat
a-mata disebabkan oleh efek pemberian musik pengantar kerja, dan bukan oleh se
bab-sebab lain selain efek pemberian musik pengantar kerja.

2. Ciri-ciri Penelitian Eksperimental

1. Manipulasi

2. Observasi yang objektif

3. Fenomena yang dibuat agar terjadi

4. Dalam situasi yang terkontrol ketat

5. Satu Faktor divariasikan dan faktor lain tetap konstan

6. Randomisasi

4
7. Kontrol

3. Fungsi Eksperimen

Dalam setiap penelitian, baik penelitian eksperimental maupun non-eksper


imental, kita perlu menetapkan terlebih dahulu desain apa yang akan digunakan. D
esain dalam penelitian eksperimental sangat memegang peranan penting, terutama
karena menyangkut dua hal, yaitu menjawab masalah atau menguji hipotesis penel
itian dan mengkontrol VS (Christensen, 2001).

Pertama, suatu masalah penelitian hanya dapat dijawab apabila desain pen
elitian yang digunakan merupakan desain yang tepat. Desain penelitian ini menent
ukan Teknik analisis statistik yang tepat untuk melakukan pengujian terhadap hip
otesis penelitian. Dengan demikian, desain penelitian juga menentukan bagaimana
kesimpulan penelitian yang dapat diambil. Hal ini berlaku bagi penelitian eksperi
mental maupun noneksperimental.

Kedua, desain penelitian eksperimental menunjukkan kontrol terhadap VS.


Seperti telah diketahui pada bab sebelumnya mengenai varians, bahwa tujuan pen
eliti adalah memaksimalkan varians sistematik, meminimalkan varians kesalahan,
dan mengkontrol varian sekunder (prinsip maxmincon). Dalam setiap penelitian, p
eneliti berusaha untuk memaksimalkan varians sistematik dan meminimalkan vari
ans error. Misalnya, membandingkan pengaruh metode pengajaran ceramah denga
n diskusi terhadap prestasi siswa. Dengan membuat perbandingan 2 variasi VB (m
etode pengajaran) yang memang berbeda, sebenarnya peneliti berusaha untuk me
maksimalkan varians sistematik. Selain itu, dengan membuat pengukuran VT (pre
stasi) seakurat mungkin, sebenarnya bertujuan untuk meminimalkan varians kesal
ahan.

4. Langkah – Langkah Eksperimen

 Tentuka apabila eksperimen membahas masalah riset

5
 Bentuk hipotesis untuk tes hubungan sebab akibat
 Pilih unit percobaan dan idenfikasi peserta studi
 Pilih perlakuan percobaan dan mengenalkan hal
 Pilih jenis bentuk percobaan
 Melakukan percobaan
 Mengatur dan analisi data
 Mengembangkan laporan penelitian percobaan

5. Kelebihan/Kekurangan

Kelebihan Penelitian Eksperimen :

1. Kekuatan pada kesimpulan

2. Dapat melakukan banyak manipulasi pada variabel bebas

Kekurangan Penelitian Eksperimen :

1. Hasil eksperimental agak sulit digeneralisasikan

2. Waktu penelitian yang cukup lama

3. Manusia sebagai objek

B. FACTORIAL DESIGN

1. Pengertian

Rancangan faktorial digunakan apabila eksperimen terdiri atas dua faktor a


tau lebih. Desain faktorial memungkinkan kita melakukan kombinasi antar level f
aktor. Pada tiap kombinasi faktor, jumlah replikasi yang dilakukan sebanyak n. Da
lam desain faktorial, jumlah level di tiap level faktor dan atau jumlah replikasi yan

6
g dilakukan mungkin tidak sama. Desain faktorial seperti ini sering disebut unbala
nced desain faktorial.

2. Ciri-ciri Desan Rancangan Faktorial


Eksperimen faktorial mempunyai ciri-ciri khusus, diantaranya:

1. Terdiri dari beberapa faktor (perlakuan).


2. Setiap faktor terdiri dari beberapa taraf.
3. Setiap faktor diselidiki secara bersamaan.
4. Penamaan rancangan dengan cara menambahkan perkalian antara bany
ak taraf faktor yang satu dengan banyak taraf faktor yang lain.

3. Jenis-jenis Desain Rancangan Faktorial


1. Rancangan faktorial 2k yaitu analisis rancangan faktorial yang menyan
gkut k buah faktorial (perlakuan) dengan tiap faktor hanya terdiri dari
2 buah taraf atau ulangan. Misalnya desain eksperimen dengan 2 faktor
A dan B, yang masing-masing terdiri atas 2 taraf maka akan ditulis se
bagai rancangan faktorial 22. Jadi jika 3 faktor, maka 2 3, dan seterusny
a.
2. Rancangan faktorial 3k yaitu analisis rancangan faktorial yang menyan
gkut k buah faktor (perlakuan) dengan tiap faktor hanya terdiri dari 3 b
uah taraf atau ulangan.
Rancangan faktorial tersarang yaitu analisis dengan sifat bahwa taraf fakto
r yang satu tersarang dalam faktor lain sehingga tidak akan terjadi interaksi antara
2 faktor. Karenanya jika faktor A yang bertaraf a buah dan faktor B yang bertaraf
b buah membentuk suatu eksperimen tersarang, tidak akan diperoleh suku interaks
i AB dalam model matematisnya

7
C. WITHIN SUBJECT EXPERIMENT DESIGN

1. Pengertian

Desain within-subject atau within participant, yang diperkenalkan oleh B.F.


Skinner pada tahun 1938, disebut juga dengan pendekatan N-kecil (small-N). Des
ain disebut withinsubject karena hanya menggunakan sekelompok subjek dan seti
ap subjek diberikan beberapa perlakuan VB yang berbeda.

Berbeda dengan between-subject yang menggunakan kontrol subjek, desai


n within subject menggunakan kontrol kondisi dengan memberikan urutan pember
ian VB yang berbeda. Menurut Skinner, pemahaman terhadap perilaku organisme
dapat dilakukan dengan mengontrol dan mengawasi situasi eksperimen secara hat
i-hati. Karena hanya menggunakan satu kelompok subjek, maka jumlah subjek ya
ng digunakan pada desain within-subject lebih sedikit dibandingkan between-subj
ect.

2.Tahapan penelitian

Ada tiga tahap penelitian eksperimental yang terlibat dalam desain within-subject.

Pertama, menciptakan garis dasar (baseline) perilaku. Ini dilakukan denga


n mengukur perilaku dalam penyelidikan selama waktu tertentu untuk menentuka
n bagaimana organisme bereaksi tanpa VB. Baseline ini berperan sebagai kontrol
kondisi.

Kedua, memberikan VB dan kemudian mengukur VT yang muncul, serta


memperhatikan adanya perubahan. Ketiga, tidak memberikan VB dan terus meng
ukur VT selama waktu tertentu.

Ide dasar dari desain eksperimental within-subject ini adalah mengambil se


jumlah besar respons untuk diukur dari seorang atau dua orang subjek daripada de
ngan mengukur satu atau dua respons dari sejumlah besar subjek. Karena setiap su
bjek diberikan beberapa VB dan pengaruh VB dilihat dari perbedaan respons subj
ek terhadap VB yang berbeda, maka yang dilakukan adalah perbandingan dalam k
elompok (intra-subject comparison). Selain itu, karena pengukuran respons setiap

8
subjek dilakukan secara berulang-ulang, maka desain ini disebut juga repeated me
asurement.

Desain within-subject dapat menggunakan teknik kontrol eliminasi, konsta


nsi (kondisi), dan menjadikan VS sebagai VB. Selain itu, untuk mengatasi urutan
pemberian perlakuan VB perlu dilakukan kontrol counterbalancing. Berbeda deng
an desain between-subject yang melakukan kontrol eliminasi dan konstansi kondis
i sebelum penelitian dilakukan, pada desain within-subject kontrol tersebut tidak h
anya dilakukan sebelum dilakukan tapi juga pada saat penelitian. Menentukan bas
eline perilaku subjek merupakan salah satu teknik kontrol konstansi yang dilakuka
n pada desain ini.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diperoleh simpulan


bahwa. Factorial design merupakan design khusus dari peneliti eksperimental
dengan merancang 2 faktor atau lebih yang memungkinkan kita melakukan kombi
nasi antar level faktor. Factorial design digunakan untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu
variabel kontrol.

Within subject design merupakan penelitian eksperimen yang tidak


memungkinkan melibatkan lebih dari satu kelompok sehingga dalam pelaksanaan
desain eksperimental within-subject ini mengambil sejumlah besar respons untuk
diukur dari seorang atau dua orang subjek daripada dengan mengukur satu atau du
a respons dari sejumlah besar subjek. Karena setiap subjek diberikan beberapa VB
dan pengaruh VB dilihat dari perbedaan respons subjek terhadap VB yang berbed
a, maka yang dilakukan adalah perbandingan dalam kelompok (intra-subject comp
arison). Selain itu, karena pengukuran respons setiap subjek dilakukan secara beru
lang-ulang, maka desain ini disebut juga repeated measurement.

DAFTAR PUSTAKA

10
https://alisadikinwear.wordpress.com/2017/01/20/rancangan-faktorial-factorial-de
sign/

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/4dc1a1ba2a1a2d540699c
5d5f79089a0.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai