Berdasarkan tabel 4.1. diketahui total skor ketiga aspek dari validasi ahli
berturut-turut adalah 27, 25, 24 dengan skor maksimal 32 yang menunjukan
bahwa instrument tes tersebut dalam kriteria valid. Hasil penilaian menunjukan
bahwa pakar memberikan respon baik dan instrument tes yang dikembangkan
telah layak meskipun masih perlu adanya perbaikan pada beberapa soal untuk
menyempurnakan produk. Desain instrument tes dilakukan revisi sesuai saran
oleh pakar/ahli. Saran yang diberikan oleh pakar/ahli ditunjukan pada Tabel 4.2.
Dari hasil validasi dan saran dari para pakar/ahli maka selanjutnya peneliti
melakukan revisi untuk memperbaiki instrument tes yang telah dikembangkan
sesuai dengan koreksi dan saran tersebut. Revisi yang telah dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
Pada butir soal nomor 17, validasi ahli memberikan komentar (1)
mengenai penguunaan pertanyaan dengan kata negatif perlu diberikan sebuah
penekanan, maka kata ‘tidak’ dalam soal dibuat cetak tebal atau cetak miring, (2)
opsi jawaban yang tepat masih perlu diperjelas lagi jenis larutan garamnya. Sesuai
dengan komentar di atas maka butir soal nomor 17 telah direvisi sesuai dengan
komentar tersebut. Revisi yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Pada butir soal nomor 18, validator ahli memberikan komentar fase pada
senyawa-senyawa hasil reaksi masih kurang tepat maka perlu diteliti kembali.
Berdasarkan komentar di atas maka butir soal nomor 18 telah direvisi sesuai
dengan komentar tersebut. Revisi yang dilkaukan dapat dilihat pada Gambar 4.12.
No Pernyataan
No Pernyataan
Pelaksanaan uji coba skala kecil ini diawali dengan pembagian soal tes dan
peserta didik diminta untuk membaca petunjuk umum pengisisan. Namun
setelahnya tetap dijelaskan secara singkat mengenai jenis soal yang sedang
mereka hadapi dan cara pengisianya. Menurut pengamatan peneliti beberapa
permasalahan dalam pelaksanaan uji coba skala kecil ini di antaranya adalah (1)
semua peserta didik mengeluh soalnya terlalu banyak; (2) peserta didik masih
menganggap mengerjakan soal tersebut seperti mengerjakan dua kali lipat dari
jumlah soal; (3) peserta didik tidak keseluruhan mengerjakan dengan serius
dimana di menit-menit terakhir cenderung menebak jawaban. Melihat hal tersebut
maka soal akan direduksi menjadi 15-20 tergantung pada hasil pengerjaan peserta
didik pada uji skala kecil.
Dari uji coba skala kecil kemudian dilakukan analisis data untuk
mengetahui validitas empiris dan reabilitas dari butir soal yang telah
dikembangkan. Hasil iji validitas empiris menggunakan IBM SPSS menunjukan
bahwa 15 butir soal dinyatakan valid dan 15 soal lainya tidak valid. Soal yang
tidak valid tersebut tidak akan digunkan untuk produk instrument tes berikutnya.
Soal yang valid meliputi butir soal nomor 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17, 18, 22,
25, 27, dan 29. Hasil analisis uji validitas empiris ditunjukan pada Tabel 4.5.
Sama halnya dengan pelaksanaan uji coba skala kecil, pelaksanaan uji
coba skala besar ini diawali dengan pembagian soal tes dan peserta didik diminta
untuk membaca petunjuk umum pengisisan. Namun setelahnya tetap dijelaskan
secara singkat mengenai jenis soal yang sedang mereka hadapi dan cara
pengisianya. Dari uji coba skala besar kemudian dilakukan analisis data untuk
mengetahui validitas empiris dan reabilitas dari butir soal yang telah
dikembangkan untuk menjadi produk kedua pengembangan instrument tes ini.
Hasil iji validitas empiris menggunakan IBM SPSS menunjukan bahwa 15 butir
soal yang diujicobakan semuanya dinyatakan valid. Tabel hasil analisis validitas
produk kedua instrument tes yang telah dikembangkan ditunjukan pada Tabel 4.6.
Selain mencari validitas dari suatu produk peneliti juga mencari reabilitas
dari produk yang sudah dikembangkan. Analisis reabilitas ini digunakan untuk
mengetahui ketetapan atau keajegan hasil yang diperoleh dari suatu alat dalam
menilai apa yag dinilainya (Sugiyono, 2016). Berdasakan analisis data yang
dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil bahwa produk instrument yang
dikembangkan memiliki koefisien cronbachs alpha sebesar 0,859 (>0,736),
artinya produk instrument yang dikembangkan memiliki kriteria reabilitas tinggi
dan dapat digunakan sebagai instrument tes untuk analisis pemahaman konsep
peserta didik.
Data yang digunakan untuk analisis ini adalah hasil tahap implementasi
instrumen tes materi reaksi redoks di kelas X MIA 2 dan X MIA 6 SMA Islam
Sultan Agung 1 Semarang. Terdapat tujuh indikator kompetensi dasar (IKD) yang
harus dicapai peserta didik pada materi reaksi redoks berdasarkan kisi-kisi yang
telah disusun. Masing-masing indikator kompetensi dasar diwakili oleh soal
dalam instrumen tes. Indikator kompetensi dasar materi reaksi redoks yang
disusun sebagai instrumen tes ditunjukan pada Tabel 4.7.
Rerata tiap
No Indikator Kompetensi Dasar (IKD) Butir Soal
IKD (%)
1 Peserta didik menguasai konsep reaksi oksidasi- 8, 10 58,47
reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan
oksigen, pengikatan dan pelepasan elektron,
serta peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi
2 Peserta didik menguasai konsep bilangan 1, 2, 3, 11 59,32
oksidasi atom unsur dalam suatu senyawa atau
ion.
3 Peserta didik mengetahui reaksi yang termasuk 4, 14 81,35
reaksi redoks dan bukan redoks dan peran suatu
senyawa atau ion dalam reaksi redoks
4 Peserta didik mengetahui reaksi yang termasuk 5, 6 41,52
reaksi autoredoks atau disproporsionasi
5 Peserta didik menguasai konsep redoks untuk 9 69,49
memecahkan permasalahan di kehidupan sehari-
hari.
6 Peserta didik menguasai kaidah tata nama 7, 12, 13 68,93
senyawa
Pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilihat dari persentase rata-rata
yang diperoleh dari tiap indikator kompetensi dasar tersebut. Aspek kognitif
diperoleh dari hasil pengerjaan e-diagnostic test untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap materi reaksi redoks. Berdasarkan Tabel 4.7. presentase
tertinggi ditunjukkan pada indikator kompetensi dasar 3 (IKD-3) tentang
memahami reaksi yang termasuk reaksi redoks dan bukan redoks dan peran
senyawa atau ion dalam reaksi tersebut dengan presentase sebesar 81,35%.
Sedangkan presentase terendah ditunjukkan pada indikator kompetensi dasar 4
(IKD-4) tentang memahami reaksi yang termasuk reaksi autoredoks atau
disproporsionasi dengan presentase sebesar 41,52%. Hal tersebut dikarenakan
peserta didik masih kurang maksimal memahami dan menganalisis reaksi yang
satu zat dalam reaktan mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus membentuk dua
produk yang berbeda. Rata-rata keseluruhan yang diperoleh dari aspek kognitif
peserta didik sebesar 63,18%. Hal ini menunjukkan indikator kompetensi dasar
belum sepenuhnya tercapai. Untuk itu perlu dilakukan analisis kesulitan yang
dialami peserta didik dan memberikan penanggulangan untuk memperbaikinya.
Tidak
No Paham
% Miskonsepsi % Paham %
Soal Konsep
Konsep
1 6 10,17 38 64,41 15 25,42
2 26 44,07 21 35,59 12 20,34
3 21 35,59 26 44,07 12 20,34
4 21 35,59 16 27,12 22 37,29
5 13 22,03 37 62,71 9 15,25
6 6 10,17 45 76,27 8 13,56
7 36 61,02 19 32,20 4 6,78
8 21 35,59 29 49,15 9 15,25
9 36 61,02 16 27,12 7 11,86
10 20 33,90 21 35,59 18 30,51
11 33 55,93 23 38,98 3 5,08
12 33 55,93 15 25,42 11 18,64
13 10 16,95 35 59,32 14 23,73
14 29 49,15 21 35,59 9 15,25
Profil paham konsep tertinggi ditunjukkan pada butir soal nomor 7 dan 9
yaitu sebanyak 36 dari 59 peserta didik, sedangkan profil paham konsep tersendah
ditunjukkan pada butir soal nomor 6 yaitu sebanyak 6 dari 59 peserta didik. Untuk
profil miskonsepsi tertinggi ditunjukkan pada butir soal nomor 6 yaitu sebanyak
45 dari 59 peserta didik, sedangan profil miskonsepsi terendah pada ditunjukkan
pada butir soal nomor 12 yaitu sebanyak 13 dari 59 peserta didik. Terakhir untuk
profil tidak paham konsep tertinggi ditunjukkan pada butir soal nomor 4 yaitu
sebanyak 22 dari 59 peserta didik, sedangkan profil tidak paham konsep terendah
ditunjukkan pada butir soal nomor 11 yaitu sebanyak 3 dari 59 peserta didik.
Jumlah Anak
Gambar 30 4.16
20
10
0
8 10
Butir Soal
Gambar 4.16. Diagram profil pemahaman konsep peserta didik pada IKD-1
Profil paham konsep dari kedua butir soal IKD-1 yaitu butir soal 8 dan 10
besarnya hampir sama yaitu secara berturut-turut besarnya 35,59%, dan 33,90%.
Pada ketiga soal peserta didik diminta untuk menentukan unsur yang mengalami
oksidasi ataupun reduksi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
30
20
Gambar 4.19.
Diagram 10 profil
0
1 2 3 11
Butir Soal
Profil paham konsep tertinggi ditunjukkan pada butir soal nomor 11. Butir
soal nomor 11 merupakan butir soal jenjang C3 dimana peserta didik diminta
menentukan bilangan oksidasi unsur N dalam sebagian daur nitrogen. Jawaban
yang benar dari pertanyaan nomor 11 adalah C yaitu urutan bilangan oksidasi
unsur N adalah 0, +2, +4, dan +5. Pada data nomor 1 N 2 unsur N memiliki
bilangan oksidasi 0 karena merupakan unsur bebas. Pada data nomor 2 dan 3 data
yang ditunjukkan merupakan senyawa NO dan NO 2 dimana jumlah bilangan
oksidasinya 0, maka unsur N pada data nomor 2 dan 3 berturut-turut memiliki
bilangan oksidasi +2 dan +4. Pada data nomor 4 unsur N memiliki bilangan
oksidasi +5 karena senyawa NO3- merupakan ion bermuatan -1 maka jumlah
bilangan oksidasinya adalah -1 sesuai dengan muatanya. Presentase peserta didik
yang paham konsep pada butir soal nomor 11 sebanyak 55,93%. Cuplikan soal
Indikator ini meminta peserta didik untuk mengetahui reaksi redoks dan
bukan redoks serta peran-peran suatu zat dalam reaksi redoks. Indikator ini
terdapat pada butir soal nomor 4 dan 14. Profil pemahaman konsep peserta didik
untuk IKD-3 dapat dilihat pada Gambar 4.22.
30
Jumlah Anak
20
10
0
4 14
Butir Soal
Gambar 4.22. Diagram profil pemahaman konsep peserta didik pada IPK-3
Profil paham konsep dan miskonsepsi tertinggi pada IKD-3 ditunjukkan
pada butir soal 14. Soal nomor 14 merupakan soal dengan jenjang C3 dimana
peserta didik diminta untuk menentukan zat yang berperan sebagai oksidator
dalam suatu reaksi. Peserta didik yang mampu memilih jawaban E yang
menunjukkan jawaban senyawa HNO3 pada tingkat pertama dan mampu
menjelaskan alasan jawaban tersebut dengan benar serta yakin dalam menjawab
sebanyak 49,15%, sedangkan peserta didik yang mengalami miskonsepsi
sebanyak 35,59%. Pada soal tersebut unsur N dalam HNO3 mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +5 menjadi +4. Maka HNO 3 menjadi zat senyawa yang
berperan sebagai oksidator, dimana oksidator merupakan zat yang mengoksidasi
zat lain dalam suatu reaksi redoks. Kesalahan pemahaman yang dialami oleh
peserta didik kebnayakan mengenai konsep makna dari oksidator itu sendiri.
Cuplikan soal nomor 14 dapat dilihat pada Gambar 4.23.
Gambar 4.25. Diagram profil pemahaman konsep peserta didik pada IKD-4
Profil paham konsep tertinggi pada IKD-4 ditunjukkan oleh nomor 5.
Butir soal nomor 5 merupakan soal dengan jenjang C3, dimana peserta didik
diminta menentukan reaksi yang termasuk dalam reaksi dispropordionasi.
Presentase peserta didik yang paham konsep pada butir soal nomor 5 sebanyak
22,03%. Cuplikan soal nomor 5 dapat dilihat pada Gambar 4.26.
(6) Pertanyaan
Reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi disproporsionasi adalah….
A. Ag2O(aq) + C(s) 2Ag(s) + CO(g)
B. 2 KI(aq) + Cl2(g) I2(g) + 2KCl(aq)
C. Sn(s) + Hg(NO3)2(s) Sn(NO3)2(aq) + Hg(s)
D. 4HCl(aq) + 2 Na2S2O3(aq) 2S(s) + 2SO2(g) + 2H2O(l) + 4NaCl(aq)
E. Mg(s) + H2O(g) MgO(s) + H2(g)
Alasan
1. Disproporsionasi merupakan suatu reaksi redoks dimana zat dalam reaksi dapat
mengoksidasi atau mereduksi zat lain
2. Disproporsionasi merupakan suatu zat yang berperan sebagai oksidator dan hasil
reduktor
3. Disproporsionasi merupakan reaksi redoks dengan satu zat yang mengalami
oksidasi dan reduksi sekaligus membentuk dua produk yang berbeda
4. Disproporsionasi merupakan suatu reaksi redoks dimana zat dalam reaksi dapat
mengoksidasi atau mereduksi dirinya sendiri
Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
Ya
× Tidak
Gambar 4.26. Cuplikan butir soal nomor 6
Jawaban yang benar dari soal ini adalah D yang menunjukan bahwa dalam
senyawa Na2S2O3 terdapat unsur S yang mengalami perubahan kenaikan sekaligus
penurunan bilangan oksidasi dengan hasil oksidasi dan hasil reduksi yang
berbeda. Oksidasi terjadi pada unsur S dalam senyawa Na 2S2O3 dengan produk
reaksi SO2 dengan perubahan bilangan oksidasinya dari +2 menjadi +4.
Sedangkan reduksi terjadi pada unsur S dalam Na2S2O3 dengan produk reaksi S
dengan perubahan bilangan oksidasinya dari +2 menjadi 0.
Profil tidak paham konsep pada IKD-4 ditunjukkan oleh butir soal nomor
5 namun hanya dengan selisih satu peserta didik dengan nomor 6. Presentase
peserta didik yang tidak paham konsep pada nomor 5 dan 6 berturut-turut adalah
15,25% dan 13,56%. Penjelasan mengenai kedua butir soal sama telah dijabarkan
pada profil paham konsep dan miskonsepsi, namun hal yang perlu digarisbawahi
disini adalah pada IKD-4 peserta didik yang memahami konsep masih kurang,
dengan demikian perlu adanya penanganan untuk memperbaikinya. Cuplikan
butir soal nomor 5 dan 6 dapat dilihat pada Gambar 4.26. dan 4.27.
(7) Pertanyaan
Perhatikan reaksi kimia di bawah ini!
(1) Cl2(g) + 2NaOH(aq) NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
(2) 2H2S(aq) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(l)
(3) 2Na2S2O3(aq) + 4HCl(aq) 2S(s) + 2SO2(g) + 2H2O(l) + 4NaCl(aq)
(4) 5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2SO4 (aq) 3K2SO4(aq) + 3I2(s) + 3H2O(l)
Berdasarkan reaksi-reaksi tersebut yang termasuk reaksi disproporsionasi adalah….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (2) dan (4)
E. (1) dan (3)
Alasan
1. Karena mengalami perubahan biloks dari 0 menjadi -1 dan +1 serta 0 menjadi -3
dam +3
2. Karena mengalami perubahan biloks dari -2 dan +4 menjadi 0 serta -1 dan +5
menjadi 0
3. Karena mengalami perubahan biloks dari +2 menjadi 0 dan +4 serta 0 menjadi -1
dan +1
4. Karena mengalami perubahan biloks dari -1 dan +1 menjadi 0 serta -1 dan +1
menjadi 0
Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
Ya
× Tidak
Indikator ini meminta peserta didik untuk memahami konsep redoks dalam
kehidupan sehari-hari indikator ini terdapat pada butir soal nomor 9. Profil
pemahaman konsep pada IKD-5 ini menunjukkan peserta didik yang memahami
konsep lebih tinggi dibanding yang miskonsepsi maupun tidak konsep. Butir soal
nomor 9 ini merupakan soal dengan jenjang C4 yang meminta peserta didik
menganalisis beberapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dan memilih
peristiwa yang bukan merupakan aplikasi dari konsep reaksi redoks. Presentase
profil peserta didik yang paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep
berturut-turut 61,02%; 32,2%; dan 6,78%. Jawaban yang benar pada butir soal ini
adalah C yaitu pelarutan garam dapur, dimana reaksi dari pelarutan garam dapur
adalah sebagai berikut : NaCl(s) + H 2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq). Dari reaksi
tersebut dapat dilihat peristiwa pelarutan garam bukan merupakan reaksi redoks
karena tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi. Cuplikan butir soal nomor 9
dapat dilihat pada Gambar 4.28.
(9) Pertanyaan
Aplikasi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak. Berikut ini peristiwa yang
menggambarkan proses oksidasi-reduksi dalm kehidupan sehari-hari, kecuali….
A. Perubahan warna pada buahyang sudah dibiarkan terbuka
B. Ledakan mercon dan bom konvensional
C. Pelarutan garam dapur
D. Proses pembakaran bahan bakar
E. Perkaratan logam
Alasan
1. Perubahan warna pada buah yang sudah dibiarkan terbuka tidak termasuk reaksi
redoks karena hanya mengalami reaksi oksidasi
2. Pada pelarutan garam tidak mengalami proses reduksi dan oksidasi karena tidak
terjadi perubahan bilangan oksidasi
3. Proses pembakaran bahan bakar bukan merupakan reaksi redoks karena tidak terjadi
perubahan bilangan oksidasi
4. Pada perkaratan logam bukan merupakan reaksi redoks karena hanya terjadi
oksidasi
Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
Ya
× Tidak
Indikator ini meminta peserta didik untuk menguasai kaidah tata nama
senyawa poliatomik maupun asam, basa, dan garam. Indikator ini terdapat pada
butir soal nomor 7, 12, dan 13. Profil pemahaman konsep peserta didik untuk
IKD-6 dapat dilihat pada Gambar 4.29.
40
30
Jumlah Anak
20
10
0
7 12 13
Butir Soal
(7) Petanyaan
Rumus kimia dari hipoiodit, asam iodit, asam iodat, dan asam periodat adalah….
A. HIO4, HIO, HIO2, HIO3
B. HIO, HIO2, HIO3, HIO4
C. HIO2, HIO3, HIO4, HIO
D. HIO3, HIO4, HIO, HIO2
E. HIO4, HIO2, HIO3, HIO
Alasan
1. Karena penamaan hipo-it = 1, -it = 2, -at = 3, per-at = 4
2. Karena penamaan hipo-it = 4, -it = 1, -at = 2, per-at =3
3. Karena penamaan hipo-it = 2, -it = 3, -at = 4, per-at =1
4. Karena penamaan hipo-it = 1, -it = 3, -at = 4, per-at =2
Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
Ya
× Tidak
dari unsur halogen. Jawaban benar ditunjukkan oleh opsi B yaitu rumus kimia dari
asam hipoiodit, asam iodit, asam iodat, dan asam periodat berturut-turut adalah
HIO, HIO2, HIO3, dan HIO4. Presentase dari peserta didik yang paham konsep
pada soal ini sebanyak 61,02%. Cuplikan butir soal nomor 7 dapat dilihat pada
Gambar 4.30.
(12) Pertanyaan
Di bawah ini yang merupakan rumus kimia paling tepat untuk senyawa anorganik
poliatomik yang memiliki nama IUPAC aluminium fosfat adalah....
A. AlPO4
B. Al2(PO4)3
C. Al3(PO4)2
D. Al(PO4)3
4. Unsur logam Al memiliki biloks +3, ion fosfat memiliki muatan -1, sehingga
pembentukan senyawa Al(PO4)3
Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
Ya
× Tidak
Indikator ini tercakup pada butir soal nomor 5, 6, dan 14. Profil
pemahaman konsep untuk IPK-1 dapat dilihat pada Gambar 4.33.
50
40
Jumlah Anak
30
20
10
0
5 6 14
Butir Soal
Profil tidak paham konsep pada IPK-1 ditunjukkan oleh butir soal nomor 5
namun hanya dengan selisih satu peserta didik dengan nomor 6. Presentase
peserta didik yang tidak paham konsep pada nomor 5 dan 6 berturut-turut adalah
15,25% dan 13,56%. Butir soal nomor 5 dapat dilihat pada Gambar 4.26.
Indikator ini tercakup pada butir soal nomor 1, 2, 3, 8, 10, dan 11. Profil
pemahaman konsep untuk IPK-3 dapat dilihat pada Gambar 4.34.
40
35
30
Jumlah Anak
25
20
15
10
5
0
1 2 3 8 10 11
Butir Soal
Gambar 4.34. Diagram profil pemahaman konsep peserta didik pada IPK-2
Profil paham konsep tertinggi pada IPK-2 ditunjukkan oleh butir soal
nomor 11. Butir soal nomor 11 merupakan butir soal jenjang C3 dimana peserta
didik diminta menentukan bilangan oksidasi unsur N dalam sebagian daur
nitrogen. Jawaban yang benar dari pertanyaan nomor 11 adalah C yaitu urutan
bilangan oksidasi unsur N adalah 0, +2, +4, dan +5. Pada data nomor 1 N 2 unsur
N memiliki bilangan oksidasi 0 karena merupakan unsur bebas. Pada data nomor
2 dan 3 data yang ditunjukkan merupakan senyawa NO dan NO 2 dimana jumlah
bilangan oksidasinya 0, maka unsur N pada data nomor 2 dan 3 berturut-turut
memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Pada data nomor 4 unsur N memiliki
bilangan oksidasi +5 karena senyawa NO 3- merupakan ion bermuatan -1 maka
jumlah bilangan oksidasinya adalah -1 sesuai dengan muatanya. Presentase
peserta didik yang paham konsep pada butir soal nomor 11 sebanyak 55,93%.
Cuplikan soal nomor 11 dapat dilihat pada Gambar 4.20.
Profil miskonsepsi tertinggi pada IPK-2 ditunjukkan oleh butir soal nomor
1. Soal nomor 1 merupakan soal jenjang C3 yang meminta peserta didik
menentukan perubahan bilangan oksidasi yang terjadi pada unsur Cr dalam suatu
reaksi. Di mana jawaban yang benar pada soal nomor 2 adalah opsi D yaitu unsur
Cr dalam senyawa K2Cr2O7 dengan bilangan oksidasi +6 mengalami perubahan
bilangan oksidasi menjadi +3 pada senyawa CrCl3. Peserta didik yang mengalami
miskonsepsi pada butir soal nomor 1 sebanyak 64,41%. Cuplikan butir soal nomor
1 dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Profil tidak paham konsep tertinggi pada IPK-2 ditunjullan oleh butir soal
nomor 10. Profil tidak paham konsep tertinggi ditunjukkan pada butir soal nomor
10. Soal nomor 10 merupakan soal jenjang C3 yang meminta peserta didik
menentukan zat yang mengalami reduksi dalam suatu reaksi. Di mana jawaban
yang benar adalah unsur N dalam HNO 3 yang mengalami reduksi menurut konsep
reaksi redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Unsur N
dalam HNO3 mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi +2 dengan
hasil reduksi NO. Peserta yang tidak paham konsep dalam menentukan zat yang
mengalami reakasi reduksi sebanyak 30,51%. Cuplikan butir soal nomor 10 dapat
dilihat pada Gambar 4.18.
Indikator ini tercakup pada butir soal nomor 7, 12, dan 13. Profil
pemahaman konsep pada IPK-4 dapat dilihat pada Gambar 4.35.
40
30
Jumlah Anak
20
10
0
7 12 13
Butir Soal
Profil miskonsepsi tertinggi pada IPK-3 ditunjukkan oleh butir soal nomor
13. Butir soal nomor 13 merupakan soal dengan jenjang C4 dimana peserta didik
diminta untuk menganalisis rumus kimia dan nama senyawa berdasarkan
penjabaran spesi penyusun berdasarkan konsep tata nama IUPAC. Jawaban yang
benar dari soal nomor 13 adalah opsi B yaitu Cu(OH) 2 dengan nama senyawa
tembaga(II) hidroksida dimana sesuai dengan penjabaran dalam soal unsur Cu
memiliki bilangan oksidasi +2 dan Cu merupakan unsur logam, maka penulisan
tata nama senyawanya perlu diikuti dengan angka romawi yang menunjukkan
besar bilangan oksidasinya. Kesalahan terbanyak ada pada identifikasi unsur
termasuk dalam golongan logam yang harus diikuti dengan angka romawi atau
justru perlu ada penambahan awalam mono-, di-, dan sebagainya. Presentase
peserta didik yang mengalami miskonsepsi sebanyak 23,73%. Cuplikan butir soal
nomor 13 dapat dilihat pada Gambar 4.31.
Profil tidak paham konsep teringgi pada IPK-3 ditunjukkan oleh butir soal
nomor 12. Butir soal nomor 12 merupakan soal dengan jenjang C3 dimana peserta
didik diminta untuk menentukan rumus kimia dari nama senyawa anorganik
poliatomik yang diberikan dalam soal menurut konsep tata nama IUPAC.
Jawaban yang benar pada soal nomor 12 adalah opsi A yaitu AlPO 4 karena unsur
Al memiliki bilangan oksidasi +3 dan ion fosfat memiliki muatan -3. Presentase
peserta didik yang tidak paham konsep pada butir soal nomor 12 sebanyak
18,64%. Cuplikan butir soal nomor 12 dapat dilihat pada Gambar 4.32.
Indikator ini tercakup pada butir soal nomor 4 dan 9. Profil pemahaman
konsep pada IPK-5 dapat dilihat pada Gambar 4.36.
40
30
Jumlah Anak
20
10
0
4 9
Butir Soal
Gambar 4.36. Diagram profil pemahaman konsep peserta didik pada IPK-4
Profil paham konsep tertinggi pada IPK-4 ditunjukkan oleh butir soal
nomor 9. Butir soal nomor 9 merupakan soal dengan jenjang C4 dimana peserta
didik diminta menganalisis beberapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dan
memilih peristiwa yang bukan merupakan aplikasi dari konsep reaksi redoks.
Jawaban yang benar pada butir soal ini adalah C yaitu pelarutan garam dapur,
dimana reaksi dari pelarutan garam dapur adalah sebagai berikut : NaCl(s) +
H2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq). Dari reaksi tersebut dapat dilihat peristiwa pelarutan
garam bukan merupakan reaksi redoks karena tidak terjadi perubahan bilangan
oksidasi. Presentase peserta didik yang memahami konsep sebanyak 61.02%.
Cuplikan butir soal nomor 9 dapat dilihat pada Gambar 4.38.
Profil miskonsepsi pada IPK-4 sama besarnya antara butir soal nomor 5
dan 9 yaitu sebanyak 16%. Butir soal 4 dan 9 keduanya merupakan soal dengan
jenjang C4, dimana dalam indikator memberi contoh konsep butir soal nomor 4
peserta didik diminta memberi contoh dengan membedakan reaksi redoks dan
bukan redoks, sedangkan butir soal nomor 9 peserta didik diminta memberi
contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk dalam aplikasi reaksi
redoks. Presentase peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada butir soal
nomor 4 dan 9 sebanyak 27,12%. Cuplikan butir soal nomor 4 dan 9 dapat dilihat
pada Gambar 4.24. dan 4.28.
Profil tidak paham konsep tertinggi pada IPK-4 ditunjukkan oleh butir soal
nomor 4. Butir soal nomor 4 merupakan soal dengan jenjang C4 yang meminta
peserta didik membedakan reaksi yang tidak mengalami reaksi redoks dari
beberapa reaksi yang diberikan. Di mana jawaban yang benar adalah opsi D yaitu
data nomor 4 dan 5. Pada data nomor 4 dan 5 bukan merupakan reaksi redoks
karena tidak ada unsur dalam senyawa yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi. Sedangkan pada data reaksi nomor 1 unsur C mengalami kenaikan
bilangan oksidasi dari 0 menjadi +4 dan unsur O mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari 0 menjadi -2. Pada data reaksi nomor 2 unsur N mengalami
penurunan bilangan oksidasi dari 0 menjadi -3 dan unsur H mengalami kenaikan
bilangan oksidasi dari 0 menjadi +1. Pada data reaksi nomor 3 unsur Ag dalm
senyawa Ag2O mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +1 menjadi 0 dan
unsur C mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Peserta yang
tidak paham konsep dalam menentukan reaksi yang tidak termasuk reaksi redoks
adalah sebanyak 37,29%. Cuplikan butir soal nomor 4 dapat dilihat pada Gambar
4.24.
Jumlah 34 24 1 -
Peserta Didik
Proporsi 57,63% 40,68% 1,69% -