Anda di halaman 1dari 6

EKSTRAK KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT MERAH (Eucheuma cotttoni)

SEBAGAI EDIBLE FILM PADA PRODUK PEMPEK UNTUK


MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN
Proggram Studi, Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Sriwijaya, Universitas
Sriwijaya Sumatera Selatan, Indonesia
E-mail: afifariska0711@gmail.com

ABSTRAK
Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi
thallophyte. Rumput laut memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti karbohidrat,
vitamin, lemak, mineral dan lain-lain. permasalahan yang sering terjadi pada
lingkungan masyarakat yaitu penurunan kualitas produk makanan disebabkan
kemasan, memang mampu dapat memperpanjang umur simpan produk, akan tetapi
Penggunaan kemasan pada saat ini dapat memicu berbagai hal, seperti limbah
limbah sampah yang semakin banyak, yang tidak dapat terurai akan membuat
penumpukan sampah dan keberadaan kemasan tersebut memberikan permasalahan
baru mengingat sifatnya yang tidak dapat dimakan. Edible film adalah lapisan tipis
yang terbuat dari bahan yang aman untuk dimakan. Lapisan tipis ini dibentuk untuk
melapisi produk dengan cara meletakkan edible film tersebut diantara komponen
bahan pangan. Tujuan dari pelapisan ini adalah menjaga bahan pangan agar tetap
berada dalam kondisi yang baik. Edible film merupakan sebagai lapisan yang dapat
di gunakan pada makanan atau tempat di antar komponen makanan. Pada rumput
lautmerupakan salah satu bahan baku yang dapat di gunakan dalam pembutan
edible film. Bahan pembentuk edible film dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
hidrokoloid seperti protein, turunan selulosa, alginat, karagenan, pektin, pati,
polisakarida lain lipida seperti lilin (wax), asigliserol, asam lemak (asam palmitat
dan asam stearat), kombinasinya (komposit).
Kata Kunci: Rumput lalut, edible film, karaginan, pempek

ABSTRACT
Seaweed is algae that lives in the sea and belongs to the thallophyte division.
Seaweed has high nutritional content such as carbohydrates, vitamins, fats,
minerals and others. problems that often occur in the community, namely a decrease
in the quality of food products due to packaging, are indeed able to extend the shelf
life of the product, however, the use of packaging at this time can trigger various
things, such as increasing amounts of waste, which cannot be decomposed, which
will lead to accumulation The waste and existence of this packaging creates new
problems considering its inedible nature. Edible film is a thin layer made from
materials that are safe to eat. This thin layer is formed to coat the product by placing
the edible film between the food components. The purpose of this coating is to keep
food ingredients in good condition. Edible film is a layer that can be used on food
or between food components. Seaweed is one of the raw materials that can be used
in making edible film. Edible film forming materials are divided into three
categories, namely hydrocolloids such as protein, cellulose derivatives, alginate,
carrageenan, pectin, starch, other polysaccharides, lipids such as wax, acyglycerol,
fatty acids (palmitic acid and stearic acid), their combinations (composites).
Keywords: Seaweed, edible film, carrageenan, pempek
PENDAHULUAN bahan baku yang dapat digunakan
dalam pembuatan ediblefilm. Secara
Hasil laut yang saat ini telah kimia rumput laut terdiri dari air,
banyak ditemukan adalah rumput protein, karbohidrat, lemak, serat
laut. Rumput laut atau algae juga kasar, dan abu. Rumput laut juga
dikenal dengan nama Seaweed yang mengandung enzim, asam nukleat,
merupakan bagian terbesar dari asam amino, vitamin dan mineral
tanaman laut. Rumput laut merupakan makro serta mineral mikro.
ganggang yang hidup di laut dan Kandungan asam amino, vitamin dan
tergolong dalam divisi thallophyte. mineral rumput laut mencapai
Rumput laut memiliki kandungan gizi sepuluh kali lipat dibandingkan
yang tinggi seperti karbohidrat, dengan tanaman darat
vitamin, lemak, mineral dan lain-lain
yang sangat potensial dikembangan
dalam berbagai Bidang industri
(Saputra, 2012).
Karaginan berfungsi sebagai
pengatur keseimbangan, bahan
pengental dan pembentuk gel dalam
bidang industri pengolahan makanan.
Karaginan juga berfungsi sebagai
bahan pengemas seperti bahan Gambar 1. Rumput Laut (Eucheuma
pembuatan edible film spinosum)
permasalahan yang sering
terjadi pada lingkungan masyarakat Rumput laut (Eucheuma
yaitu penurunan kualitas produk spinosum) adalah salah satu
makanan disebabkan kemasan, komoditas ekspor yang potensial
memang mampu dapat untuk dikembangkan. Rumput laut
memperpanjang umur simpan Eucheuma spinosum dapat diolah
produk, akan tetapi Penggunaan menjadi karaginan yang memiliki
kemasan pada saat ini dapat memicu nilai ekonomi tinggi. Karaginan ialah
berbagai hal, seperti limbah limbah senyawa hidrokoloid yang merupakan
sampah yang semakin banyak, yang senyawa polisakarida rantai panjang
tidak dapat terurai akan membuat dan diekstraksi dari rumput laut jenis
penumpukan sampah dan keberadaan karaginofit. Karaginan memiliki
kemasan tersebut memberikan peranan yang sangat penting sebagai
permasalahan baru mengingat stabilisator (pengatur keseimbangan),
sifatnya yang tidak dapat dimakan. thickener (bahan pengental),
Keuntungan edible film pembentuk gel, pengemulsi.
antara lain dapat dikonsumsi
langsung bersama produk yang TUJUAN
dikemas, tidak mencemari
lingkungan, memperbaiki sifat Bertujuan untuk menentukan
organoleptik produk yang dikemas, kuliatas umur simpan pempek pada
berfungsi sebagai suplemen saat dilapisi dengan edible film.
penambah nutrisi, sebagai flavour,
pewarna, zat anti mikroba, dan EDIBLE FILM
antioksidan (Murdianto, 2005). Edible film merupakan sebagai
Rumput laut merupakan salah satu lapisan yang dapat di gunakan pada
makanan atau tempat di antar adanya aktivitas enzimatis, transfer
komponen makanan. Pada rumput oksigen dan kadar air yang
lautmerupakan salah satu bahan baku meningkat. Pencegahan kerusakan
yang dapat di gunakan dalam tersebut memerlukan perlakuan
pembutan edible film). Keuntungan khusus yaitu pengemasan
edible film antara lain dapat menggunakan bahan alami dan
dikonsumsi langsung bersama produk penambahan zat antibakteri, dalam
yang dikemas, tidak mencemari hal ini digunakan edible film. Pempek
lingkungan, memperbaiki sifat adalah jenis makanan tradisional yang
organoleptik produk yang dikemas, dibuat dari campuran tepung tapioka
berfungsi sebagai suplemen dan daging ikan serta air es yang
penambah nutrisi, sebagai flavour, bertujuan untuk meningkatkan tekstur
pewarna, zat anti mikroba, dan agar lebih kenyal kemudian direbus
antioksidan (Murdianto, 2005). Filem (Karneta 2013). pembuatan pempek
memiliki ketebalan yaitu 0,01 inci yang cukup lama maka pempek sering
atau 250mikro, filem terdapat bentuk dibuat dalam jumlah banyak sehingga
rol, lembaran dan tabung tidak habis jika dijual dalam satu hari
(Rachmawati, 2009) sehingga dapat memicu pertumbuhan
bakteri (Winarno 1993).
Kadar Protein Rumput Laut
Rumput laut mempunyai Karaginan
kandungan protein yang cukup tinggi Karaginan adalah polisakarida
, hal ini bahwa rumput laut ini sangat linier yang tersusun atas unit-unit
baik untuk di gunakan dan di galaktosa dan 3.6-angidrogalaktosa.
manfaatkan sebagai sumber makanan Karaginan banyak digunakan untuk
karena kadar proteinnya yang tinggi bahan makanan, untuk pembentuk gel
dan merupakan faktor yang pada saus, sirup, makanan bayi,
menentukan dalam pemanfaatannya produk susu, daging dan ikan.
sebagai makanan tambahan. Karaginan juga biasa digunakan
untuk mengentalkan bahan non
Komposisi asam amino rumput pangan seperti odol, kosmetik,
laut shampo dan alat kecantikan lainnya,
Protein tersusun dari asam-asam serta ada industri tekstil dan cat
amino, kadar asaam amino pada suatu (Suhartono, 2000). Karaginan
produk makanan perlu di kaitkan merupakan senyawa hidrokoloid yang
dengan kebutuhan asam amino dalam terdiri dari ester kalium, natrium,
tubuh manusia . pada rumput laut magnesium dan kalsium Sulfat.
asam asparapat dan asam glutamat Karaginan merupakan molekul besar
yang cukup banyak dalam komposisi yang terdiri dari lebih 1.000 residu
asam amino tersebut terdapat sekitar galaktosa. Oleh karena itu variasinya
22-44% dari total asam amino banyak sekali. Karaginan dibagi atas
(Munda dalam fleurence, 1999). tiga kelompok utama yaitu kappa,
iota, dan lambda karaginan yang
. Umur Simpan Pempek memiliki struktur Yang jelas
Penyimpanan pempek pada suhu (Banadib dan Khoiruman, 2012)
ruang dapat mengalami kerusakan,
baik fisik maupun kimia yang Alat dan Bahan
diakibatkan bakteri dan jamur karena
Adapun alat dan bahan yang adalah mengeringkan serat karaginan
dapat digunakan dalam penelitian ini yang diperoleh di dalam oven dengan
sebagai berikut. Bahan yang suhu 70 ̊ C sampai kering dan
digunakan rumput laut (Eucheuma menggiling serat karaginan yang
spinosum) yang didapat dari pantai sudah kering sehingga diperoleh
Pasuruan, pelarut air, NaOH, Etanol tepung.
dan Karbon aktif. Sedangkan
peralatan yang dipakai antara lain pembutan edible filem
seperangkat alat ekstraksi, desikator, Gelatin dilarutkan dalam akuades
oven, termometer, pH meter, kertas sedangkan kitosan dilarutkan dalam
saring, beaker-glass, timbangan, larutan asam asetat 0,15 M. Kedua
corong kaca, cawan, stop watch. larutan tersebut dicampurkan dan
diaduk hingga homogen, lalu
pembuatan ekstrak karagenat ditambahkan sorbitol 20% dan
rumput laut Merah gliserol 20%. Seluruh campuran
Rumput laut di bersihkan dan di dipanaskan diatas magnetic stirrer
cuci terlebih dahulu, potong-potong hingga larut. Larutan ekstrak rumput
menjadi lebih kecil. Selanjutnya laut merah disiapkan dengan
ekstraksi Karageenan, rumput laut konsentrasi yang berbeda 0%, 10%
sebanyak 30 gram dan pelarut dengan dan 20% kemudian dicampurkan ke
rasio perbandingan padatan : pelarut = larutan biopolimer (gelatin+kitosan)
1:20 dimasukkan ke dalam ekstraktor, dan dihomogenkan. Larutan homogen
sambil ditambahkan tetes demi tetes digunakan sebanyak 40 mL,
larutan NaOH sehingga diperoleh pH dituangkan ke plat kaca dan
8 dan menutup valve 2, 3, dan 4, dikeringkan dalam oven suhu 45oC
Memasukkan pelarut ke dalam tangki selama 15 jam. Edible film yang
penampung, valve 1 dalam keadaan didapatkan disimpan dalam desikator
tertutup, pelarut dipanaskan terlebih selama 2 hari, suhu 25oC sebelum
dahulu pada temperatur 60 ̊ C. Setelah dianalisis.
itu dialirkan ke dalam tangki
ekstraktor dengan membuka valve 1. pembutan pempek ikan
(selama operasi valve 2, 3, dan 4 Pembuatan pempek mengacu
dalam keadaan tertutup) dan proses pada Lestari (2011): tepung tapioka,
ekstraksi dihentikan setelah waktu ikan gabus dan garam dicampur
mencapai ½ jam. Hasil ekstraksi yang dalam wadah, ditambahkan air dingin
diperoleh kemudian disaring dalam secukupnya dan diaduk hingga kalis.
keadaan panas. Guna menghilangkan Adonan dibuat menjadi lenjeran,
warna larutan, ditambahkan karbon direbus sampai pempek mengapung,
aktif pada larutan. Mengendapkan kemudian diangkat dan ditiriskan.
karaginan dengan menuangkan filtrat
ke dalam metanol sambil diaduk – aplikasi edible film pada pempek
aduk selama 15 menit, sehingga Pempek diaplikasikan
terbentuk serat – serat karaginan menggunakan edible film sesuai
perbandingan filtrat dan etanol yang dengan perlakuan, edible film ekstrak
digunakan adalah 1:2. Serat – serat rumput laut 0% , edible film ekstrak
karaginan yang diperoleh kemudian rumput laut 10% , edible film ekstrak
direndam kembali dengan etanol rumput laut 20% dan tampa
selama 30 menit. Tahapan terakhir menggunakan pembungkus edible
film. Pempek yang sudah di lapisi di lenjer. Jurnal Keteknikan
bungkus menggunakan plastik mika, Pertanian. 27(2):131-141.
dan di simpan pada suhu ruang dan Winarno FG. 1993. Pangan Gizi,
lakukan pengamatan pada haari ke-0, Teknologi dan Konsumen.
2 dan 4 Jakarta (ID) PT. Gramedia
Pustaka Utama
DAFTAR PUSTAKA Dwimayasanti, Rany.(2016).
Agustang, dkk. 2021. Budidaya Pemanfaatan Karaginan
Rumput Laut Potensi sebagaiedible film. Oseana.
Perairan Kabupaten Sinjai Volume XLI. Nomor 2. ISSn
Sulawesi Selatan. Sulawesi 0216-1877. 8-13
Selatan: Penerbit Pusaka Lestari SD, Baehaki A, Meliza R.
Almaida. 2019. Aktivitas antibakteri
Anggadireja, J. T., A. Zatnika, H. kompleks
Purwoto, dan S. Istini. (2006). kitosanmonosakarida
Rumput Laut. Penebar terhadap patogen dalam
Swadaya. Jakarta. surimi ikan gabus sebagai
Aslan L.M. 1998. Budidaya Rumput model matriks pangan.
Laut. Kanisius. Yogyakarta Jurnal Pengolahan Hasil
Fardhyanti, D. S. and S. S. Julianur. Perikanan Indonesia. 22(1):
2015. Karakterisasi Edible 80-88.
Film Berbahan Dasar Ekstrak
Karagenan dari Rumput Laut
(Eucheuma Cottonii). Jurnal
Bahan Alam. Terbarukan. 4
(2): 68-73.
Istini, S., A. Zatnika, dan Suhaimi.
2004. Manfaat dan
Pengolahan Rumput Laut.
BPPT. Jakarta.
Murdianto, W. 2005. Sifat Fisik dan
Mekanik Edible film Ekstrak
Karaginan dari Rumput Laut
Eucheuma sp. untuk
Pembuatan Edible film.
Skripsi. Jurusan Tekonologi
Pertanian Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Rachmawati, Arinda Karina. 2009.
Ekstraksi dan Karakterisasi
Pektin Cincau Hijau (Premna
oblongifolia. Merr) untuk
Pembuatan Edible Film.
Skripsi. Universitas Sebelas
Maret. Surakita.
Karneta R 2013. Difusivitas panas
dan umur simpan pempek

Anda mungkin juga menyukai