BIOTEKNOLOGI PERIKANAN
Az-zahra Siwi Hesty M (12208173083)
Ananda Damayanti S.A.S.W (12208173085)
Ika Aminatus Zahriya (12208173031)
Qorina Kholifanasari (12208173119)
Bioteknologi Kelautan
Ekosistem pesisir dan lautan Indonesia menjadi habitat bagi lebih dari 4500
spesies ikan, 20% dari total luasan terumbu karang dunia, dan sekitar 600
spesies karang keras (hard corals) atau 75% dari jumlah total spesies karang
keras dunia terdapat di laut Indonesia. Fakta inilah yang meligitimasi
Indonesia sebagai pusat ‘segi tiga karang dunia’(the world’s coral triangle).
Lebih dari itu, wilayah pesisir Nusantara ini juga ditumbuhi oleh hutan
mangrove, padang lamun, dan hamparan rumput laut yang terluas dan
tertinggi keragaman hayati nya di bumi ini. Sediktnya 30 spesies Cetacean,
mulai dari paus biru sampai dolpin Irawady dapat ditemukan di perairan
lautIndonesia. Dan, 6 spesies dari 7 spesies penyu laut yang ada di dunia juga
berada di lautan kita. Oleh sebab itu,Indonesia seharusnya menjadi bangsa
nomor satu dalam hal kemajuan dan manfaat dari bioteknologi kelautan
Pemanfaatan Bioteknologi Kelautan
1. Ekstraksi Senyawa Bioaktif Untuk Berbagai Industri
d. Vertebrata Laut
1. Tempurung kura-kura dan penyu diekstrak untuk obat luka dan tetanus.
2. Ekstrak kuda laut untuk obat penenang atau obat tidur; dan sebagai obat kuat
semacam viagra.
3. Empedu ikan buntal yang dahulu berbahaya/beracun dan dapat membunuh manusia
yang memakannya karena mengandung substansi bioaktif tetrodotoksin. Kini sudah
dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk memperbaiki syaraf otak yang rusak dan
sebagai zat anestesi bagi pasien yang akan dioperasi.
Holoturia sp
e. Echinodermata
Teripang berkhasiat membantu proses penyembuhan stroke, asama, diabetes melitus, jantung koroner,
hepatitis, psoriasis, asam urat, dan radang sendi/osteoarthritis (Trubus, Juli 2006). Kandungan kolagen, MPS
(mucopolisacarida), EPA, dan DHA menjadi rahasia dibalik kesaktian teripang dalam menyembuhkan
penyakit-penyakit itu.
MPS dalam bentuk kondrintin sulfat mampu memulihkan sendi, membangun tulang rawan dan memberikan
pelendiran pada dinding sel. Kadar EPA yang tinggi (sektitar 25,69 %) mempercepat perbaikan pada jaringan
yang rusak dan menghalangi pembentukan prostaglandin penyebab radang tinggi. Kandungan DHA yang
relatif tinggi juga sanggup menurunkan trigliserida darah yang menyebabkan penyakit jantung. Faedah
kolagen yang terdapa pada ’timun laut” ini sanggup meningkatkan regenerasi sel-sel mati akibat luka
sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.
f. Pemanfaatan Limbah
Limbah kulit Crustasea seperti udang, kepiting, rajungan dan lobster menjadi khitin
dan khitosan telah banyak digunakan dalam industri kertas, tekstil, bahan perekat
(adhesives), bahan pengkelat dan obat penyembuh luka.
Salah satu terobosan (breakthrough) bioteknologi dalam pemanfaatan limbah
udang yang menjadi isu nasional pada awal tahun 2006 yaitu ditemukannya
pengganti formalin oleh khitosan dari limbah kulit udang. Pasalnya, sebagian
besar masyarakat Indonesia sudah menggunakan formalin sejak tahun 1970-an
sebagai bahan pengawet makanan; baik produk perikanan dan pertanian terutama
pada produk-produk tradisional seperti bakso, tahu, ikan asin, mie, dan lainnya
yang secara klinis dapat mengakibatkan kanker karena bersifat karsinogenik.
Keunggulan khitosan dari bahan pengawet sintetis yang berbahaya bagi tubuh
dikarenakan khitosan bersifat bakterisidal dan mampu membentuk tekstur
makanan menjadi lebih baik. Sehingga, selain dapat mengawetkan makanan,
sekaligus juga mampu menjaga mutu produk yang dinginkan. Oleh karena itu
layak untuk dijadikan alternatif pengganti bahan pengawet berbahaya.
2. Pengendalian Pencemaran (bioremediasi)