Anda di halaman 1dari 24

BIOTEKNOLOGI KELAUTAN &

BIOTEKNOLOGI PERIKANAN
Az-zahra Siwi Hesty M (12208173083)
Ananda Damayanti S.A.S.W (12208173085)
Ika Aminatus Zahriya (12208173031)
Qorina Kholifanasari (12208173119)
Bioteknologi Kelautan

Teknik penggunaan biota laut atau bagian dari biota


laut (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau
memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik
atau fenotip tumbuhan dan hewan, dan
mengembangkan (merekayasa) organisme untuk
keperluan tertentu, termasuk perbaikan lingkungan.
Secara garis besar industri bioteknologi kelautan meliputi 3 kelompok
industri, yaitu:

 Ekstraksi (pengambilan) senyawa aktif (bioactive substances) atau bahan


alami (natural products) dari biota laut sebagai bahan dasar (raw materials)
untuk industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, cat, perekat, film,
kertas, dan berbagai industri lainnya.
 Rekayasa genetik (genetic engineering) terhadap spesies tumbuhan atau
hewan untuk menghasilkan jenis tumbuhan atau hewan baru yang memiliki
karakteristik genotip maupun fenotip yang jauh lebih baik (unggul)
ketimbang spesies yang aslinya.
 Genetik dari mikroorganisme (bakteri), sehingga mampu melumat
(menetralkan) bahan pencemar (pollutants) yang mencemari suatu
lingkungan perairan atau daratan (seperti tumpahan minyak/oil spills),
sehingga lingkungan tersebut menjadi bersih, tidak lagi tercemar. Teknik
pembersihan pencermaran lingkungan semacam ini lazim dinamakan
sebagai bioremediasi (bioremediation).
Di dalam bioteknologi dilakukan rekayasa organisme atau komponen organisme untuk
menghasilkan barang dan jasa yang penting dan menguntungkan bagi kehidupan
manusia. Bioteknologi tidak lain adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai
berikut:
 Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur dan
susu.
 Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau
penyusunan oleh agen hayati.
 Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim,
antibiotika, hormon, pengolahan limbah.
Berkaitan dengan bioteknologi dalam bidang kelautan, penjabaran dari skema proses
tersebut ialah:
 Input: Bahan kasar yang akan diolah atau dikembangkan dalam bidang biteknologi
kelauatan misalkan DNA, Gen, biota laut dan mikroorganisme.
 Proses: Mekanisme pengolahan agen hayati yang digunakan atau teknik pengolaha
agen hayati tersebut misalkan bioremediasi, kloning, dan lain-lain.
 Out put: Berupa barang atau jasa yang dihasilkan melaui teknik pemanfaatan biota
laut misalkan gen hijau
Potensi Industri Bioteknologi Kelautan Indonesia

 Ekosistem pesisir dan lautan Indonesia menjadi habitat bagi lebih dari 4500
spesies ikan, 20% dari total luasan terumbu karang dunia, dan sekitar 600
spesies karang keras (hard corals) atau 75% dari jumlah total spesies karang
keras dunia terdapat di laut Indonesia. Fakta inilah yang meligitimasi
Indonesia sebagai pusat ‘segi tiga karang dunia’(the world’s coral triangle).
 Lebih dari itu, wilayah pesisir Nusantara ini juga ditumbuhi oleh hutan
mangrove, padang lamun, dan hamparan rumput laut yang terluas dan
tertinggi keragaman hayati nya di bumi ini. Sediktnya 30 spesies Cetacean,
mulai dari paus biru sampai dolpin Irawady dapat ditemukan di perairan
lautIndonesia. Dan, 6 spesies dari 7 spesies penyu laut yang ada di dunia juga
berada di lautan kita. Oleh sebab itu,Indonesia seharusnya menjadi bangsa
nomor satu dalam hal kemajuan dan manfaat dari bioteknologi kelautan
Pemanfaatan Bioteknologi Kelautan
1. Ekstraksi Senyawa Bioaktif Untuk Berbagai Industri

a. Sponges dan karang lunak (soft corals)


Mengandung berbagai jenis senyawa bioaktif yang
bermanfaat sebagai obat anti kanker, anti bakteri,
anti asma, anti fouling. Senyawa bioaktif lainnya dari
sponges yang juga digunakan untuk industri farmasi
adalah bastadin, okadaic acid, dan monoalide.
Senyawa bioaktif monoalide yang diperoleh dari
spons Luffariella variabilis merupakan senyawa
spons Luffariella variabilis yang memiliki nilai jual tertinggi daripada senyawa
bioaktif dari spesies sponges lainnya, yaitu US$
20.000 per miligram.
b. Algae

1. Spirulina mengandung pycocyanin di dalam selnya.


Bahan tersebut telah diproduksi secara komersial oleh
Spirulina Dai Nippon Ink Co dengan merk dagang ”Lina
Blue”. Spirulina juga memiliki kandungan lengkap
vitamin dan mineral. Kandungan kalsiumnya tiga kali
lebih tinggi dibanding susu hewani, dan zat besinya
tiga kali lebih besar dibanding bayam
2. Spesies rumput laut seperti Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum, Sargassum, dan Gracillaria
verucossa yang hidup subur di perairan laut Indonesia. Karaginan dalam rumput laut dapat
digunakan untuk industri yang menghasilkan bahan stabilisator, pengental, pembentuk, gel, pengikat
dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan dan minuman, dan juga untuk farmasi serta
kosmetik. Agar-agar banyak digunkan untuk industri farmasi, makanan, mikrobiologi untuk kultur
bakteri; dan dalam bidang industri kosmetik dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan cream,
sabun, salep dan lotion.
Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut
terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan
abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim,
asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen,
oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.
Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat
dibandingkan dengan tanaman darat. Rumput laut banyak mengandung nutrisi yang sangat baik
untuk menjaga keremajaan kulit. Rumput laut mengandung berbagai macam vitamin
diantaranya adalah vitamin A1, B1, B2, B6, B12, C, E, K yang dapat melindungi kulit dari polusi
lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung antioksidan yang tinggi dan beberapa zat
lain seperti potassium, kalsium, mangan, fosfor, magnesium dan zinc juga bermanfaat untuk
melawan radikal bebas penyebab masalah kulit meliputi jerawat, kusam dan berminyak.
Manfaat Rumput Laut

 Membuang racun dan meningkatkan kinerja tiroid.


 Dapat digunakan untuk membersihkan dan mengelupas sel kulit mati.
 Dapat menarik kelebihan cairan dan produk limbah dari kulit.
 Dapat menghaluskan kulit dengan cara diberikan secara langsung pada permukaan kulit.
 Melawan radikal bebas penyebab penuaan dini.
 Dapat meregenerasi sel-sel kulit sekaligus memberikan kelembaban tambahan.
 Tidak menghilangkan jerawat saja tapi membuang racun penyebab jerawat dan mengatur
kadar minyak wajah sehingga cocok digunakkan kulit berminyak,jerawat ataupun kering.
 Detoksifikasi kulit sehingga racun dalam wajah hilang.
 Meningkatkan sirkulasi peredaran darah wajah dan peremajaan kulit.
 Perawatan kulit kering kronis
 Penggunaan terus-menerus perawatan kulit alami rumput laut dapat meningkatkan tingkat
hidrasi kulit dan untuk mempromosikan kulit bersinar sehat. Rumput laut penuh dengan
lipid, protein, mineral dan vitamin, yang mudah menyerap untuk sangat melembabkan dan
menyehatkan kulit.
 Meratakan warna kulit dan menetralkan warna kulit sesudah berjerawat.
Produk dari Rumput Laut
3. Salah satu jenis algae laut yang berpotensi sebagai
sumber bioetanol dan biodiesel masa depan adalah
Botryococcus braunii. Keunggulan algae laut jenis ini
Botryococcus braunii
selain waktu tanamnya sangat singkat (hanya 1 minggu),
juga dalam pemanenannnya tidak membutuhkan alat
berat (traktor) seperti di darat, tanpa penyemaian benih,
dan gas CO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar, dan panen yang terus-menerus.
c. Invertebrata Laut
Tridemnum sp mengandung bahan aktif untuk
penyembuhan penyakit leukimia, B-16 melanoma,
dan M5076 sarcoma.

d. Vertebrata Laut
1. Tempurung kura-kura dan penyu diekstrak untuk obat luka dan tetanus.
2. Ekstrak kuda laut untuk obat penenang atau obat tidur; dan sebagai obat kuat
semacam viagra.
3. Empedu ikan buntal yang dahulu berbahaya/beracun dan dapat membunuh manusia
yang memakannya karena mengandung substansi bioaktif tetrodotoksin. Kini sudah
dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk memperbaiki syaraf otak yang rusak dan
sebagai zat anestesi bagi pasien yang akan dioperasi.
Holoturia sp

e. Echinodermata
Teripang berkhasiat membantu proses penyembuhan stroke, asama, diabetes melitus, jantung koroner,
hepatitis, psoriasis, asam urat, dan radang sendi/osteoarthritis (Trubus, Juli 2006). Kandungan kolagen, MPS
(mucopolisacarida), EPA, dan DHA menjadi rahasia dibalik kesaktian teripang dalam menyembuhkan
penyakit-penyakit itu.
MPS dalam bentuk kondrintin sulfat mampu memulihkan sendi, membangun tulang rawan dan memberikan
pelendiran pada dinding sel. Kadar EPA yang tinggi (sektitar 25,69 %) mempercepat perbaikan pada jaringan
yang rusak dan menghalangi pembentukan prostaglandin penyebab radang tinggi. Kandungan DHA yang
relatif tinggi juga sanggup menurunkan trigliserida darah yang menyebabkan penyakit jantung. Faedah
kolagen yang terdapa pada ’timun laut” ini sanggup meningkatkan regenerasi sel-sel mati akibat luka
sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.
f. Pemanfaatan Limbah
Limbah kulit Crustasea seperti udang, kepiting, rajungan dan lobster menjadi khitin
dan khitosan telah banyak digunakan dalam industri kertas, tekstil, bahan perekat
(adhesives), bahan pengkelat dan obat penyembuh luka.
 Salah satu terobosan (breakthrough) bioteknologi dalam pemanfaatan limbah
udang yang menjadi isu nasional pada awal tahun 2006 yaitu ditemukannya
pengganti formalin oleh khitosan dari limbah kulit udang. Pasalnya, sebagian
besar masyarakat Indonesia sudah menggunakan formalin sejak tahun 1970-an
sebagai bahan pengawet makanan; baik produk perikanan dan pertanian terutama
pada produk-produk tradisional seperti bakso, tahu, ikan asin, mie, dan lainnya
yang secara klinis dapat mengakibatkan kanker karena bersifat karsinogenik.
 Keunggulan khitosan dari bahan pengawet sintetis yang berbahaya bagi tubuh
dikarenakan khitosan bersifat bakterisidal dan mampu membentuk tekstur
makanan menjadi lebih baik. Sehingga, selain dapat mengawetkan makanan,
sekaligus juga mampu menjaga mutu produk yang dinginkan. Oleh karena itu
layak untuk dijadikan alternatif pengganti bahan pengawet berbahaya.
2. Pengendalian Pencemaran (bioremediasi)

Populasi mikroorganisme yang hidup di perairan laut Indonesia


juga bermanfaat sebagai biodecomposer terhadap limbah yang
masuk laut, seperti limbah minyak, bahan organik dan logam
berat. Beberapa jenis biota perairan seperti algae, moluska dan
berbagai organisme renik lainnya mempunyai kemampuan
untuk menyerap logam berat dan polutan lainnya di perairan.
Pengembangan teknologi penanggulangan limbah dengan
memanfaatkan jasa organisme atau mikroorganisme laut
dilakukan melalui teknik bioremediasi. Pemanfaatan teknik
bioremediasi merupakan solusi yang lebih aman karena ramah
lingkungan dan hampir tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya bagi lingkungan dan manusia dan lebih mudah
dilakukan.
3. Aplikasi Rekayasa Genetika

Penerapan yang ke tiga adalah aplikasi rekayasa genetik


(genetic engineering) dalam industri bioteknologi.
Salah satu penerapannya yaitu dalam mendukung
perikanan budidaya (aquaculture) dan pertanian.
Rekayasa genetik dilakukan pada induk (bibit) dan benih
ikan dan biota perairan lainnya, tanaman, dan hewan
untuk menghasilkan sifat-sifat unggul yang sesuai
dengan keinginan kita seperti cepat tumbuh (fast
growing), resisten terhadap serangan hama dan
penyakit, tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk,
sanggup menghasilkan kandungan lemak Omega-3 tinggi
serta sifat-sifat unggul lainnya.
Dampak Dari Bioteknologi Kelautan

 Dapat mengurangi populasi keanekaragaman rumput


laut karena terus menerus dieksploitasi.
 Dapat mengurasi keanekaragaman hewan laut karena
banyak dimanfaatkan secara berlebih.
 Dapat menyebabkan perairan laut terkontaminasi
mikroba.
 Dapat menyebabkan kelainan genetik pada hewan yang
dikultur sehingga dapat mengancam kepunahan spesies
aslinya.
Pengertian Bioteknologi Perikanan

 Bioteknologi perikanan adalah bioteknologi yang


ditekankan khusus pada bidang perikanan. Penerapan
bioteknologi dalam bidang perikanan sangat luas, mulai
dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pasca panen
hasil perikanan.
 Bioteknologi pengolahan hasil perikanan (BPHP) merupakan cabang
dari bioteknologi pangan yang sudah lama diterapkan oleh masyarakat
Indonesia untuk mengolah hasil perikanan.
 Beberapa produk yang telah dihasilkan masyarakat melalui peneraoan
bioteknologi antara lain adalah peda, kecap asin, bekasem, bekasang,
terasi dan silase.
 Secara garis besar BPHP adalah salah satu teknologi untuk mengolah
hasil perikanan menggunakan jasa makhluk hidup, yaitu mikroba.
Bentuk Penerapan Bioteknologi di Bidang Perikanan

1. meningkatkan tingkat pertumbuhan ikan budidaya


2. meningkatkan nilai gizi pada pakan ikan
3. meningkatkan kesehatan ikan
4. membantu memperbaiki dan melindungi lingkungan
5. memperluas cakupan jenisikan
6. meningkatkan pengelolaan dan konservasi ketersediaan benih di alam.
Terdapat beberapa teknik bioteknologi yang sudah diterapkan pada ikan
budidaya, yaitu
 Pembenihan selektif
 Manipulasi
 Bioteknologi pada Rekayasa Genetika Ikan
 Bioteknologi pada Media Budidaya Ikan
Mikroba mempunyai peranan khusu dalam kinerja hasil dari
bioteknologi perikanan itu sendiri. Berikut peranan mikroba tersebut:
1. Penghancur limbah organik
2. Recycling hara
3. Merangsang pertumbuhan
4. Biokontrol patogen

Anda mungkin juga menyukai