Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 7

SINGKATNYA HIDUP MANUSIA


NO POIN MATERI PENJABARAN
1 Renungan: Perintah
Allah untuk bertaqwa
‫َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ْلَت ْن ُظ ْر َن ْف ٌس َم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍدۖ َو اَّتُقوا َهَّللاۚ ِإَّن‬
dan memperhatikan ‫َهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن‬
apa yang telah kita “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
lakukan untuk hari diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
akhirat bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59]: 18)

Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat diatas:


 Allah SWT menyuruh orang-orang yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya.
Apa itu taqwa? Taqwa bisa diartikan takut kepada Allah Yang Mahaagung,
mengamalkan al-Quran dan menyiapkan diri untuk menghadapi Hari
Kebangkitan
 Allah SWT mengajak kita untuk memperhatikan kembali semua perbuatan
yang pernah kita kerjakan selama hidup di dunia ini. Untuk apa? Untuk
kepentingan hari esok (akhirat) kita sendiri
 Apabila hari ini atau malam ini kita dipanggil Allah SWT (meninggal dunia),
apakah kita sudah siap? Apakah kita yakin akan masuk surganya Allah SWT
secara langsung tanpa harus mencicipi nerakanya terlebih dahulu?
 Jika kita menghitung amal-amal kita, lebih banyak mana antara amal
kebajikan kita dengan amal dosa kita?
 Jika selama ini kita selalu beribadah kepada Allah, apakah ibadah yang kita
kerjakan benar-benar akan diterima oleh Allah SWT?
 Apakah dalam mengerjakan ibadah itu kita benar-benar telah ikhlas hanya
untuk menyembah-Nya? Benar-benar bisa khusyu’ dan tawadlu’, tidak
tercampuri oleh perasaan riya’, ujub dan kesombongan?
 Jika kita hitung dosa-dosa kita karena kesalahan yang dikerjakan oleh diri kita,
dosa-dosa karena kesalahan kita kepada orang lain, dan dosa-dosa karena
kesalahan yang dikerjakan oleh orang lain tetapi mereka tidak dihukum oleh
hukum Allah, yakinkah kita bisa masuk surga tanpa mampir dulu ke neraka?
2 Perjalanan waktu dan  Tidak semua orang Islam takut dengan dosa. Walaupun sudah jelas nampak di
perjalanan hidup depan mata, dosa yang sudah menumpuk-numpuk diatas pundaknya, tetap
manusia saja tidak bergeming
 Ada seribu satu macam alasan untuk membuat dia tenang dan tidak peduli
dengan dosa-dosanya
 Salah satunya adalah adanya “perasaan” bahwa hidup di dunia ini masih
lama, umurnya masih panjang, kematian masih jauh dan masih punya
banyak waktu untuk bertaubat
 Perhatikan ilustrasi garis waktu yang panjangnya dari ujung ke ujung tidak
ada batasnya dan perhatikan pula posisi perjalanan hidup manusia (titik lahir
dan mati) pada garis perjalanan waktu tersebut:
Garis waktu sebelum lahir Lahir Garis waktu setelah mati

∞ Mati ∞
 Jika jarak 2 titik pada gambar diatas kita bandingkan dengan panjangnya garis
waktu, tentu jarak 2 titik yang nampak berhimpitan tersebut tidak ada
bandingannya dengan panjang garis waktu tersebut
 Garis waktu di sebelah kiri yang panjangnya tak terhingga tidak memiliki
pengaruh apa-apa terhadap manusia. Sebaliknya garis waktu sebelah kanan
yang panjangnya tak terhingga adalah garis waktu yang bisa jadi sangat

1
menyenangkan atau bahkan sangat mengerikan
 Perjalanan hidup manusia yang panjangnya 2 titik yang sangat pendek benar-
benar akan sangat menentukan nasib selanjutnya. Mengapa? Sebab, begitu
manusia meninggal, maka kemungkinannya ada 2:
1. Jika dia gagal dalam hidupnya yang sangat sebentar itu, maka dia akan
bisa mengalami nasib yang sangat tragis. Dia akan hidup terus dan tidak
akan pernah bisa mati dalam keadaan menderita, tersiksa, teraniaya,
untuk waktu yang sangat panjang. Bahkan, bisa tersiksa terus-menerus
untuk waktu yang selama-lamanya
2. Sebaliknya, jika dalam hidup yang sangat singkat itu dia sukses, maka dia
bisa bahagia, dengan kebahagiaan yang sangat panjang. Dia bisa bahagia
terus untuk selama-lamanya
 Dengan demikian, manusia yang sadar akan keadaan yang demikian ini, tentu
akan berpikir dan berhati-hati dalam setiap menjalani langkah hidupnya. Dia
akan terus berpikir bagaimana nasibnya besok di akhirat. Apakah akan
menjadi manusia yang berbahagia untuk jangka waktu yang selama-lamanya,
ataukah justru sebaliknya, yaitu akan menjadi manusia yang menderita
selama-lamanya
3 Manusia yang cerdas  Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama
dan manusia yang Rasulullah saw, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar,
bodoh menurut kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi saw dan bertanya, ‘Wahai
Rasulullah saw Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah
menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah
orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab,
‫ ُأوَلِئَك َأْك َي اٌس‬,‫َأْك َث ُرُه ْم ِلْلَم ْو ِت ِذ ْك ًر ا َو َأْح َس ُنُهْم ِلَم ا َب ْع َدُه اْس ِتْع َداًد ا‬
‘Yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik dalam
mempersiapkan kehidupan setelah mati, itulah orang yang paling cerdas.’
(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy)
 Rasulullah saw juga bersabda:
‫اْلَك ِّيُس َم ْن َداَن َن ْف َس ُه َو َعِمَل ِلَم ا َب ْع َد اْلَم ْو ِت َو اْلَع اِج ُز َم ْن َأْت َبَع َن ْف َس ُه‬
‫َهَو اَه ا َو َت َم َّن ى َع َلى ِهَّللا‬
"Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung dirinya dan
beramal untuk setelah kematian, sebaliknya orang yang lemah adalah orang
yang mengikuti jiwanya dengan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada
Allah." (HR. Ahmad)
 Dari hadits diatas, orang cerdas menurut Rasulullah saw ternyata bukan
sekedar orang yang pandai berhitung, pandai matematika, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Orang yang cerdas menurut Rasulullah saw
adalah orang yang paling baik persiapannya untuk menyongsong kematian.
Yaitu orang yang selalu menghitung-hitung (muhasabah) terhadap amal-
amalnya, orang yang senantiasa memperbanyak amal baiknya untuk
kepentingan hidup setelah mati (kepentingan akhirat)
 Sebaliknya, orang yang bodoh menurut Rasulullah saw adalah orang yang
amal perbuatannya lebih banyak memperturutkan hawa nafsunya, kemudian
dia menyangka atau berangan-angan bahwa Allah SWT akan mengampuni
segala dosa-dosanya dan Allah SWT akan memberikan surga untuknya kelak
di kemudian hari
 Sekali lagi, orang yang cerdas adalah orang yang selalu berpikir untuk
kepentingan jangka panjangnya. Semakin panjang orientasi waktu yang dia
pikirkan, maka sesungguhnya orang tersebut semakin cerdas
 Orang cerdas adalah orang yang ketika berbuat atau bertindak senantiasa
diorientasikan untuk kepentingan jangka panjangnya. Sebaliknya orang yang
bodoh adalah orang yang bertindak hanya untuk kepentingan jangka
pendeknya
 Ketika ada perempuan cantik misalnya, laki-laki yang berpikir jangka pendek
yang merasa tertarik kepadanya akan berusaha untuk segera menikmati
2
kecantikan dan tubuhnya dengan cara memperkosanya tanpa berpikir
panjang dengan resiko yang akan terjadi berikutnya. Sementara laki-laki yang
berpikir agak panjang, dia tidak akan langsung memaksanya saat itu juga, tapi
dia akan memacarinya untuk waktu 1 tahun, 2 tahun, bahkan 5 tahun.
Kemudian dia bisa menikmati kecantikan dan tubuh perempuan tersebut
sampai puas dalam jangka waktu yang lebih panjang. Laki-laki yang berpikir
panjang sekali maka dia akan mengajak wanita cantik itu untuk menikah
dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, memperoleh pahala dan masuk
surganya Allah SWTselama-lamanya
4 Lama waktu hidup di  Menurut Al Quran, semua manusia yang pernah hidup di dunia ini, apakah dia
dunia hidup 1.000 tahun, 500 tahun, 80 tahun, 60 tahun dst, tidak akan pernah
merasakan hidup di dunia ini kecuali hanya sebentar saja. Bahkan, sangat
amat sebentar. Seperti kita hidup hanya di waktu sore atau pagi saja. Allah
SWT berfirman:
‫َك َأَّن ُہۡم َي ۡو َم َيَر ۡو َن َہ ا َلۡم َي ۡل َب ُثٓو ْا ِإاَّل َع ِش َّي ًة َأۡو ُض َح ٰٮ َه ا‬
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan
tidak tinggal [di dunia] melainkan [sebentar saja] di waktu sore atau pagi
hari.” (QS. An-Naziat [79]: 46)
 Agar hitungan kita lebih “akurat”, maka kita dapat melakukan pendekatan
perhitungan secara matematis. Allah SWT berfirman:
‫َو ِإَّن َي ۡو ًما ِع نَد َر ِّب َك َك َأۡل ِف َس َن ٍ۬ة ِّمَّما َت ُع ُّد وَن‬
“Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj [22]: 47)
 Jika 1 hari = 1.000 tahun sedangkan 1 hari = 24 jam, maka:
1 jam di sisi Allah = 1.000 tahun / 24 jam = 41,67 tahun. Apa artinya?
 Orang yang dikaruniai Allah SWT umur 41,67 tahun hidup di dunia, maka
ketika dibangkitkan di sisi Allah SWT, dia akan “merasakan” hidup di dunia
hanya 1 jam saja!
 Orang yang dikaruniai Allah SWT umur 62,5 tahun hidup di dunia, maka
ketika dibangkitkan di sisi Allah SWT, dia akan “merasakan” hidup di dunia
hanya 1,5 jam saja!
 Orang yang dikaruniai Allah SWT umur 83,33 tahun hidup di dunia, maka
ketika dibangkitkan di sisi Allah SWT, dia akan “merasakan” hidup di dunia
hanya 2 jam saja!
 Hitungan lain yang lebih cepat dapat kita lihat dari ayat berikut:
‫َو ِإَّن َي ۡو ًما ِع نَد َر ِّب َك َك َأۡل ِف َس َن ٍ۬ة ِّمَّما َت ُع ُّد وَن‬
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik [menghadap] kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij [70]: 4)
 Mengenai rata-rata umur ummatnya, Rasulullah saw bersabda:
‫َأْع َم اُر ُأَّمِتـي َم ا َب ْي َن الِّس ِّت ْي َن ِإَلى الَّسْب ِع ْي َن َو َأَقُّلُهْم َم ْن َي ُجوُز َذ ِلَك‬
“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa
melampaui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah)
 Jadi, jika ada orang dikaruniai umur 70 tahun hidup di dunia, maka (menurut
perhitungan hadits kedua) dia akan merasakan hidup selama: (70 tahun /
50.000 tahun) x 1 hari = 0,0014 hari atau 2 menit, 1 detik saja!
5 Lama umur yang kita  Jika umur kita 60 tahun, apakah semua yang telah kita lakukan selama 60
gunakan untuk tahun, mulai sejak lahir sampai meninggal dunia umur 60 tahun, amal-amal
beribadah kepada Allah itu akan kita pertanggungjawabkan semuanya kepada Allah SWT?
SWT Jawabannya ternyata: Tidak!!!
 Rasulullah saw bersabda:
‫ َو َع ِن الَّناِئِم َح َّتى‬،‫ َع ِن اْلَم ْج ُنْو ِن َح َّتى َيِفْيَق‬:‫ُر ِفَع اْلَقَلُم َع ْن َثَالَثٍة‬
‫ َو َع ِن الَّص ِبِّي َح َّتى َيْح َتِلَم‬،‫َيْس َتْيِقَظ‬.
“Telah diangkat pena dari tiga golongan: dari orang gila sampai ia sadar, dari
orang tidur hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia baligh.” (HR. at-

3
Tirmidzi)
 Menurut Imam Syafi’i rata-rata manusia mencapai usia baligh adalah 15
tahun. Oleh karena itu, jika manusia dikaruniai umur 60 tahun, maka umur itu
harus dikurangi 15 tahun, sehingga sisanya tinggal 45 tahun
 Belum selesai sampai disitu. Umur manusia harus dikurangi waktu tidurnya.
Hasil survey menunjukkan bahwa manusia itu tidurnya rata-rata 8 jam sehari.
Berarti jika sehari itu 24 jam, maka dalam sehari kita tidur memakan waktu
1/3 nya. Dengan demikian, jika sisa umur kita 45 tahun, maka sisa umur kita
itu harus dikurangi dengan waktu tidur kita, yaitu 15 tahun (1/3 x 45 tahun).
Berapa waktu yang tersisa? Jawabnya adalah 45 tahun – 15 tahun = 30 tahun!
 Apakah 30 tahun itu akan dipertaruhkan semuanya? Jawabannya mungkin ya,
mungkin tidak. Mengapa? Jawabannya sangat tergantung dari aktivitas hidup
kita. Benarkah sisa umur 30 tahun itu benar-benar kita manfaatkan untuk
kepentingan hidup kita yang selama-lamanya di akhirat?
 Cobalah kita menghitung, berapa lama rata-rata kita melaksanakan shalat 5
waktu? Waktu yang normal manusia melaksanakan 1 kali shalat wajib rata-
rata adalah 5 menit. Jadi dalam sehari, rata-rata manusia menghadap Allah
“hanya” 5 x 5 = 25 menit! Tidak mencapai 1 jam dalam sehari. Berarti dalam 1
tahun “hanya” 25 menit x 365 = 9.125 menit = 125 jam = 6,3 hari!
 Dengan kata lain, dalam 1 tahun, sesungguhnya waktu yang kita gunakan
untuk beribadah langsung kepada Allah SWT hanya 6,3 hari. Tidak mencapai 7
hari atau 1 minggu. Dan dalam sisa umur 30 tahun tersebut, lama ibadah kita
ternyata hanya 190 hari atau sekitar ½ tahun saja! Tidak ada 1 tahun dalam
seluruh hidup kita yang benar-benar kita gunakan untuk beribadah langsung
kepada Allah SWT
 Nah, masa ibadah yang “hanya” 25 menit dalam sehari, atau 6,3 tahun dalam
setahun, atau 190 hari dalam 30 tahun, sesungguhnya masih bisa kita
pertanyakan lagi. Apa pertanyaannya?
 Benarkah dalam sekali sholat yang “hanya” memakan waktu 5 menit itu kita
telah benar-benar khusyu’ menghadap Allah SWT? Dalam 5 menit itu apakah
kita benar-benar bisa terus-menerus khusyu’? Benar-benar dapat terus
mengingat Allah sepenuhnya? Benar-benar terus-menerus dalam keadaaan
sadar bahwa kita sedang menyembah Allah SWT? Ataukah rasa khusyu’ itu
hanya muncul beberapa detik saja? Hanya ketika takbiratul ihrom, setelah itu
pikiran kita akan terbawa kemana-mana? Akan muncul dalam benak kita
berbagai masalah sehari-hari yang belum terselesaikan? Bahkan terkadang
sesuatu yang hilang pun bisa diketemukan ketika kita shalat!
 Marilah kita bandingkan juga dengan waktu kita yang “terbuang” sia-sia dalam
kehidupan kita. Berapa lama waktu kita “terbuang” untuk nongkrong di
hadapan televisi? Berapa lama kita “khusyu” menonton tayangan sinetron
atau sepakbola, ngobrol kesana-kemari dengan teman kita, main game, main
catur, main kartu, jalan-jalan rekreasi, wisata kuliner, ngelamun sendiri,
malas-malasan, dsb? Apakah cukup hanya 1 jam, 2 jam, 3 jam , dst dalam
sehari? Silakan dibandingkan dengan waktu yang kita gunakan secara
sungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah SWT!
6 Semua akan menyesal  Allah SWT berfirman:
‫ ِإاَّل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا َو َع ِم ُلوْا ٱلَّص ٰـِلَحٰـِت‬. ‫ ِإَّن ٱِإۡل نَس ٰـَن َلِفى ُخۡس ٍر‬. ‫َو ٱۡل َع ۡص ِر‬
‫ۡل‬
‫َو َتَو اَص ۡو ْا ِبٱ َح ِّق َو َتَو اَص ۡو ْا ِبٱلَّص ۡب ِر‬
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (QS Al-Asr [103]: 1-3)
 Dalam ayat diatas Allah SWT telah bersumpah atas nama waktu atau masa.
Adanya sumpah Allah atas nama waktu tersebut menunjukkan bahwa waktu
itu merupakan hal yang sangat penting dihadapan Allah SWT. Allah SWT
menginginkan setiap manusia agar benar-benar memperhatikan waktu

4
tersebut
 Allah SWT juga ingin menunjukkan bahwa terkait dengan waktu, banyak
manusia nantinya akan mengalami kerugian, banyak manusia yang akan
mengalami penyesalan. Bayangkan saja, hidup yang hanya 60-70 tahun, yang
terhitung sangat amat sebentar sekali, akan tetapi sangat menentukan
apakah manusia nantinya akan bahagia selama-selamanya ataukah akan
menderita selama-lamanya
 Allah SWT berfirman:
‫ِهَّلل َح َّتٰٓى ِإَذ ا َج ٓاَء ۡت ُہُم ٱلَّس اَع ُة َبۡغ َتً۬ة َقاُلوْا‬
‌ۖ ‫َقۡد َخ ِسَر ٱَّلِذ يَن َك َّذ ُبوْا ِبِلَقٓاِء ٱ‬
‌ۚ‫َيٰـَح ۡس َر َتَنا َع َلٰى َم ا َفَّر ۡط َنا ِفيَہا َو ُهۡم َيۡح ِم ُلوَن َأۡو َز اَر ُهۡم َع َلٰى ُظُهوِر ِهۡم‬
‫َأاَل َس ٓاَء َم ا َيِز ُروَن‬
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka
dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-
tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap
kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di
atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu. (QS.
Al-An’am [6]:31)
 Ayat diatas menggambarkan besarnya penyesalan manusia ketika mereka
memasuki hari akhirat dan berjumpa dengan Allah SWT, tetapi mereka telah
melalaikan hari akhirat dan perjumpaan dengan Allah SWT tersebut
7 Tiga kelompok manusia 1. Kelompok manusia yang paling berat penyesalannya
yang menyesal Siapakah mereka? Jawabannya adalah manusia yang mati dalam keadaan
kafir karena mereka akan masuk neraka, disiksa dengan siksa yang sangat
pedih terus menerus, selama-lamanya
2. Manusia yang berat penyesalannya
Siapakah mereka? Jawabannya adalah manusia yang mati dalam keadaan
Islam, namun dia harus masuk neraka terlebih dahulu. Amal kebajikan
mereka lebih ringan dibanding dengan dosa-dosanya. Walaupun mereka
tidak disiksa di dalam neraka sebagaimana nerakanya orang kafir (neraka
jahannam), mereka tetap akan menyesal dengan penyesalan yang berat.
Mengapa? Karena, tidak ada satu pun manusia yang bisa tahan dengan siksa
api neraka, walaupun hanya 1 detik. Sebagaimana pernah kita bahas di
pertemuan sebelumnya, siksa yang paling ringan saja bisa mendidihkan otak
manusia. Siapakah orang yang bisa tahan terhadap siksaan yang demikian?
Walaupun 1 hanya detik (1 jam = 41,67 tahun = 15.209,55 hari. 1 menit =
253,49 hari. Berarti 1 detik di akhirat = 4,22 hari di dunia). Beranikah kita
menghadapi siksa yang demikian?
3. Manusia yang ringan penyesalannya
Siapakah mereka? Jawabannya adalah manusia yang mati dalam keadaan
Islam dan timbangan kebaikannya lebih banyak dibanding dosa-dosanya. Dia
bisa langsung masuk surga tanpa mencicipi neraka terlebih dahulu tetapi dia
melewati shirath lebih lama dibandingkan dengan orang lain. Dalam hadist
riwayat Muslim, kelak orang-orang yang menyeberangi shirath akan terbagi
menjadi 6 kelompok yaitu orang yang menyeberangi shirath (1) secepat kilat,
(2) seperti jalannya angin, (3) seperti terbangnya burung, (4) seperti larinya
laki-laki, (5) merangkak tetapi masuk surga, dan (6) merangkak tetapi masuk
neraka. Kelompok 5 akan menyesal tidak seperti kelompok 1-4, kelompok 4
akan menyesal tidak seperti kelompok 1-3, dst. Mereka menyesal melihat
orang-orang yang lebih cepat masuk surga dibanding mereka. Tetapi
penyesalan ini tentu akan sirna ketika mereka sudah masuk ke dalam surga
8 Secara detil, siapakah InsyaAllah akan kita bahas pada pertemuan berikutnya
kelompok manusia yang
tidak akan menyesal?

Anda mungkin juga menyukai