Latihan 4
Latihan 4
Abstrak— Salah satu perangkat lunak utama yang digunakan di kelas saat ini adalah Course
Management Systems (CMS). Saat ini hanya ada sedikit penelitian mengenai pengalaman belajar
siswa menggunakan CMS seperti Moodle dalam lingkungan pembelajaran campuran.
Lingkungan belajar yang efektif memberi siswa kesempatan untuk belajar lebih baik dan lebih
cepat. Memahami pengalaman belajar siswa dalam kursus campuran menggunakan CMS adalah
langkah pertama untuk menentukan cara terbaik untuk melibatkan siswa. Diasumsikan bahwa
lingkungan belajar yang baik dicapai melalui tiga faktor yaitu Kehadiran Kognitif, Kehadiran
Pengajaran, dan Kehadiran Sosial. Penelitian ini menggunakan seperangkat angket untuk
mengevaluasi pengalaman belajar siswa terhadap 107 siswa dalam pembelajaran campuran.
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara Cognitive Presence, Teaching
Presence, Social Presence dan pengalaman belajar siswa yang menggunakan CMS dalam
blended learning. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara Cognitive Presence, Teaching Presence, Social Presence dan keseluruhan pengalaman
belajar menggunakan Moodle dalam blended learning. Namun tingkat Social Presence lebih
rendah dibandingkan dengan Teaching Presence dan Cognitive Presence.
Kata kunci— pembelajaran campuran; kehadiran kognitif; sistem manajemen kursus; kehadiran
sosial, kehadiran mengajar
I. PENDAHULUAN
Selama dekade terakhir, terjadi pertumbuhan pesat dalam jumlah kursus pembelajaran campuran
(blended learning) dimana beberapa aktivitas online menggantikan pengajaran dan pembelajaran
tatap muka. Salah satu aplikasi utama di kelas saat ini adalah Course Management Systems
(CMS) misalnya Moodle, BlackBoard dan WebCT. CMS adalah program perangkat lunak atau
platform terintegrasi yang berisi serangkaian alat berbasis web untuk mendukung sejumlah
aktivitas dan prosedur manajemen kursus [1]. Mereka dapat menyediakan alat pembelajaran
yang berbeda seperti forum, blog, perpesanan, obrolan, dan berbagi file [2 ,3 ]. Banyak dosen
memilih pendekatan campuran dengan memanfaatkan CMS sebagai alat untuk menyampaikan
materi pelajaran kepada mahasiswa selain lingkungan pengajaran tradisional dan pembelajaran
online. Metode pengajaran ini disebut 'blended learning' dan oleh karena itu mata kuliahnya
disebut 'kursus hybrid' [4].
Banyak instruktur online yang berharap dapat meningkatkan partisipasi siswa dan penggunaan
CMS. Meningkatnya partisipasi siswa dalam kursus online menyebabkan pembelajaran
meningkat [5]. Lingkungan belajar yang efektif memberi siswa kesempatan untuk belajar lebih
baik dan lebih cepat. Memahami bagaimana siswa berpartisipasi dalam kursus online adalah
langkah pertama untuk menentukan cara terbaik untuk melibatkan siswa [5]. Untuk mendukung
peningkatan materi pelajaran dan pembelajaran pelajar, CMS dalam lingkungan e-learning harus
dirancang untuk memberikan gaya belajar, pengetahuan awal, dan keterampilan pengaturan diri
yang berbeda [6]. Konstantinidis , Papadopoulos, Tsiatsos dan Demetriadis [7] menerapkan
Moodle sebagai sebuah sistem tunggal, yang mudah dioperasikan, dipelihara, diperbarui, dan
dapat memenuhi berbagai kebutuhan instruktur dan siswa.
Komunitas pembelajar yang kritis terdiri dari mahasiswa dan dosen yang berinteraksi dengan
tujuan tertentu untuk membangun, memahami, memfasilitasi dan mengembangkan kemampuan
yang mengarah pada pembelajaran lebih lanjut [8]. Model Community of Inquiry ( CoI )
memberikan model teoritis komprehensif yang dapat menginformasikan penelitian tentang
pembelajaran online dan praktik pengajaran online [9]. Model ini telah dikembangkan oleh
Garrison, Anderson, dan Archer pada tahun 2000 sebagai alat penelitian untuk e-pembelajaran.
Diasumsikan bahwa lingkungan belajar yang baik dicapai melalui tiga faktor yaitu Kehadiran
Kognitif, Kehadiran Pengajaran, dan Kehadiran Sosial [9,10,11 ] . Untuk mempertahankan dan
menciptakan CoI yang kolaboratif , efek interaktif dari setiap kehadiran harus dipahami . Model
CoI memberikan model teoritis yang dapat menginformasikan penelitian tentang pembelajaran
online dan blended learning. Gambar.1 menunjukkan model CoI .
Para peneliti mengembangkan seperangkat kuesioner berdasarkan skala Likert 5 poin dengan
tanggapan mulai dari Sangat Tidak Setuju (1) hingga Sangat Setuju (5). Kuesioner disebarkan
kepada dua kelas yang berjumlah 107 responden, terdiri dari mahasiswa S1 tahun pertama
Fakultas Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Universiti . Teknologi
Malaysia (UTM). CMS yang digunakan pada mata kuliah yang mereka ikuti adalah Moodle.
SPSS versi 13.0 digunakan untuk menganalisis data menggunakan analisis korelasi antara
Kognitif, Pengajaran, Kehadiran Sosial dan pengalaman belajar secara keseluruhan.
Kuesioner ini didasarkan pada CoI model yang mencakup ketiga dimensi yaitu Kehadiran
Kognitif, Kehadiran Pengajaran, dan Kehadiran Sosial. Instrumen ini dikembangkan sesuai
dengan penelitian sebelumnya [9]. Untuk memastikan validitas instrumen survei dalam konteks
penelitian ini, tiga ahli yang berpengalaman dalam metode kuantitatif dan pengembangan skala
dievaluasi validitas isinya. Keandalan survei biasanya digambarkan sebagai koefisien numerik
dan dapat berkisar antara 0,00 hingga 1,00. Jika suatu tes benar-benar reliabel, koefisiennya
harus 1,00. Koefisien Cronbach Alpha adalah ukuran korelasi kuadrat antara skor yang diamati
dan skor sebenarnya. Nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,65 direkomendasikan [17].
Untuk penelitian ini, kuesioner tersebut dapat diandalkan yang ditunjukkan oleh nilai Cronbach
Alpha untuk Cognitive Presence, Teaching Presence dan Social Presence masing-masing adalah
α=.909, α=.876, dan α=.921.
digunakan uji korelasi . Berikut hipotesis yang diuji dalam penelitian ini.
H01 : Tidak terdapat korelasi (hubungan) antara Cognitive Presence dengan pengalaman
belajar siswa pada blended learning.
H11: Terdapat korelasi antara Cognitive Presence dengan pengalaman belajar siswa pada
blended learning.
H02 : Tidak terdapat hubungan antara Teaching Presence dengan pengalaman belajar
siswa pada blended learning.
H12 : Terdapat hubungan antara Teaching Presence dengan pengalaman belajar siswa
pada blended learning.
H03 : Tidak terdapat hubungan antara Social Presence dengan pengalaman belajar siswa
pada blended learning.
H13 : Terdapat hubungan antara Social Presence dengan pengalaman belajar siswa pada
blended learning.
Derajat hubungan antara dua dimensi pada setiap hipotesis adalah angka antara -1 dan +1.
Derajat positif menunjukkan bahwa kedua dimensi mempunyai hubungan yang positif. Misalnya,
nilai dimensi pertama yang besar cenderung diasosiasikan dengan nilai dimensi kedua yang
besar, dan derajat negatif menunjukkan bahwa kedua dimensi tersebut mempunyai hubungan
negatif. Misalnya, nilai dimensi pertama yang besar cenderung diasosiasikan dengan nilai
dimensi kedua yang kecil.
AKU AKU AKU. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara Kehadiran Kognitif, Kehadiran
Mengajar, Kehadiran Sosial dan pengalaman belajar responden. Hasilnya, setiap soal akan diuji
korelasinya menggunakan metode parametrik yang dikenal dengan korelasi Pearson di SPSS.
Tabel 1 menunjukkan ringkasan analisis korelasi di SPSS.