Anda di halaman 1dari 9

DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X

e-ISSN 2655-8130

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK
MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Pembelajaran pada PPKN Kelas XI SMAN 1 Gumay Talang )

Deki Pusantra1)
1)
SMAN 1 Gumay Talang
1)
Dekipusantra21@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: penerapan model pembelajaran kooperatif
Two Stay Two Stray (TSTS) dalam meningkatkan sikap demokratis pada Mata Pelajaran PPKN
di Kelas XI IPS, penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dapat
peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKN di kelas XI IPS,) penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PPKN di kelas XI IPS. Penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan desain eksperimen semu. Subjek penelitian adalah 34
siswa kelas XI IPS 2 semester 2. Untuk sampel eksperimen semu siswa kelas XI IPS 1
sebanyak 30 orang dan untuk kelas kontrol adalah kelas XI IPS3 sebanyak 30 orang. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS), dapat meningkatkan sikap demokratis siswa pada mata pelajaran PPKN di SMA
Negeri 1 Gumay Talang Tahun Pelajaran 2019/2020. penerapan model pembelajaran Two
Stay Two Stray (TSTS), dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadi motivasi
tersendiri bagi siswa untuk mengikuti materi pelajaran model pembelajaran Two Stay Two
Stray (TSTS), efektif meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PPKN.

Kata Kunci: Demokratis, Sikap, Prestasi Belajar, Two Stay Two Stray (TSTS).

22
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TO
IMPROVE DEMOCRATIC ATTITUDE AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT
( Study on PPKN Class XI SMAN 1 Gumay Talang )

Deki Pusantra1)
1)
SMAN 1 Gumay Talang
1)
Dekipusantra21@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine: the application of the Two Stay Two Stray
cooperative learning model (TSTS) in enhancing Democratic attitudes in PPKN Subjects in
Class XI IPS , the application of the Two Stay Two Stray cooperative learning model (TSTS)
can increase Student learning achievement in PPKN Subjects in Class XI IPS,) the application
of the Two Stay Two Stray cooperative learning model (TSTS) to improve student learning
achievement in PPKN Subjects in Class XI IPS. This research uses Classroom Action Research
(CAR) and quasi-experimental designs. The subjects were 34 students of class XI IPS 2
semester 2. For the quasi-experimental sample of class XI IPS 1 students were 30 people and
for the control class were class XI IPS3 as many as 30 people. Data collection techniques in
this study used observation sheets and tests. The results showed that : the application of the
Two Stay Two Stray learning model (TSTS), can improve students' democratic attitudes on
PPKN subjects in Gumay Talang 1 High School in 2019/2020 Academic Year. the application
of the Two Stay Two Stray learning model (TSTS), can improve student learning achievement
and become a separate motivation for students to follow subject matter Two Stay Two Stray
learning model (TSTS), effectively increasing student learning achievement in PPKN subjects.

Keywords: Democratic, Attitude, Learning Achievement, Two Stay Two Stray (TSTS).

23
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENDAHULUAN pelaksanaannya kurang sesuai dengan


Pendidikan di Indonesia diharapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dapat mempersiapkan peserta didik yang telah dibuat dimana proses
menjadi warga Negara yang memiliki pembelajaran masih cenderung
komitmen kuat dan konsisten untuk menggunakan model yang kurang
mempertahankan Negara Kesatuan bervariasi. Penerapan metode
Republik Indonesia. Komitmen yang kuat pembelajaran yang kurang bervariasi yakni
dan konsisten terhadap prinsip dan antara lain masih menggunakanmetode
semangat kebangsaan dalam kehidupan ceramah sehingga siswa memiliki
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kecenderungan bersifat pasif.
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Pembelajaran yang diterapkan
perlu ditingkatkan terus menerus untuk kurang dapat memotivasi siswa untuk
memberikan pemahaman yang mendalam terlibat secara aktif dan langsung
tentang Negara Kesatuan Republik mendapatkan pengalaman belajar.
Indonesia. Pembelajarannya kurang diminati siswa
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan penyajian yang monoton, baik dari
merupakan mata pelajaran yang segi metode maupun media pembelajaran,
memfokuskan pada pembentukan warga suasana kelas yang pasif dengan tidak
negara yang memahami dan mampu banyaknya siswa yang mau bertanya dalam
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya proses pembelajaran, siswa kurang berani
untuk menjadi warga Negara yang baik, mengemukakan gagasan dalam kegiatan
yang cerdas, terampil, dan berkarakter belajar, kurang peduli di kelas dengan
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD kurang antusiasnya mengikuti pelajaran
1945. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic dan lebih banyak yang ribut sehingga
Education) merupakan mata pelajaran suasana kelas yang tidak bergairah untuk
yang memfokuskan pada pembentukan meningkatkan prestasi belajar PKn.
diri yang beragam dari segi agama, sosio Berdasarkan hasil wawancara
kultural, bahasa,usia, dan suku bangsa. dengan guru mata pelajaran PKn kelas XI
PKn di Indonesia diharapkan dapat IPS SMA N 1 Gumay Talang, diketahui
mempersiapkan peserta didik menjadi bahwa metode yang digunakan adalah
warga negara yang memiliki komitmen metode ceramah dan diskusi kelompok.
yang kuat dan konsisten untuk Karakteristik siswanya yang kurang
mempertahankan Negara Kesatuan berperan aktif dalam setiap pembelajaran
Republik Indonesia (NKRI), dengan sehingga lebih banyak aktivitas guru
mempelajari PKn siswa dapat dibanding siswanya dan adanya
mengembangkan keterampilan yang kemampuan akademik siswa yang
mereka miliki secara sistematis, jujur dan bervariasi dalam satu kelas. Karakteristik
disiplin. Oleh sebab itu, siswa sebagai siswa yang kurang aktif tersebut
calon generasi penerus, harus dibekali menyebabkan tidak tercapainya
pengetahuan tersebut melalui kegiatan ketuntasan belajar karena rendahnya nilai
pembelajaran di sekolah. prestasi siswa.
Berdasarkan identifikasi masalah Berdasarkan hasil uraian di atas,
yang dilakukan peneliti dalam peneliti menduga bahwa metode ceramah
pembelajaran PKn kelas XI IPS di SMA kurang tepat apabila diterapkan di SMA
Negeri I Gumay Talag , diketahui bahwa Negeri I Gumay Talang karena dengan
proses pembelajaran yang terjadi masih metode tersebut, siswa cenderung hanya
kurang maksimal antara lain karena mendengar dan memperhatikan guru

24
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

tanpa turut berperan aktif dalam proses tugas terstruktur disebut sebagai sistem
pembelajaran. Kemudian, dalam diskusi Pembelajaran Gotong Royong atau
kelompok yang ikut berperan aktif Pembelajaran Kooperatif.
hanyalah siswa yang mempunyai Pembelajaran kooperatif memiliki
kemampuan akademik tinggi. Sedangkan dampak positif bagi siswa yang hasil
siswa yang mempunyai kemampuan belajarnya rendah sehingga mampu
akademik rendah hanya bersikap pasif dan memberikan peningkatan hasil belajar
cenderung mengandalkan teman. Apabila yang signifikan. Pembelajaran kooperatif
guru mengajukan pertanyaan hanya sedikit bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
siswa yang menjawab, dan bila guru siswa, memfasilitasi siswa dengan
memberikan kesempatan untuk bertanya pengalaman sikap kepemimpinan dan
maka sedikit pula yang mengajukan membuat keputusan dalam kelompok
pertanyaan. Hal ini mengakibatkan serta memberikan kesempatan pada siswa
kurangnya aktivitas siswa dalam untuk berinteraksi dan belajar bersama-
pembelajaran karena kurangnya interaksi sama siswa yang berbeda latar
guru dengan siswa. belakangnya.
Uraian permasalahan tersebut di Berdasarkan perkembangannya,
atas menunjukkan pentingnya suatu pembelajaran kooperatif terbagi dalam
strategi pembelajaran yang tepat dalam beberapa tipe. Salah satunya adalah Two
pembelajaran. Siswa tidak akan bisa Stay Two Stray (TSTS). Dalam model
memahami materi tersebut secara luas jika pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa
hanya membaca, mendengarkan yang dibagi menjadi beberapa kelompok
penjelasan, atau melihat saja. Tetapi, siswa kecil yang terdiri dari empat orang siswa
juga harus mengerti objek belajar, yang heterogen terutama dari segi
menganalisis, mengidentifikasi, dan kemampuannya. sesuai dengan namanya,
kemudian membuat kesimpulan sendiri teknik ini merupakan salah satu bentuk
berdasarkan teori yang tepat. kelompok yang anggotanya empat orang,
Karakteristik siswa kelas XI IPS SMA N dimana dua diantaranya akan tinggal
1 Gumay Talang cenderung heterogen sebagai pemberi informasi bagi kelompok
dalam kemampuan awal mereka maupun lain yang datang bertemu, sedangkan dua
gaya belajarnya, dalam pembelajaran di orang lainnya akan berkunjung ke
kelas sebagian besar banyak berbicara kelompok lain guna mencari informasi
sehingga terkesan “tidak bisa diam”, lebih lanjut mengenai tugas yang ada.
banyak bergerak sehingga pembelajaran Lie: (2002:28) menyebutkan
secara klasikal kurang efektif untuk pembelajaran kooperatif TSTS adalah
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pembelajaran kooperatif yang dapat
Pkn siswa. mendorong anggota kelompok untuk
Salah satu upaya yang dapat memperoleh konsep secara mendalam
dilakukan untuk memperbaiki melalui pemberian peran pada siswa.
pembelajaran PKn di SMA Negeri I Gumay Teknik ini biasa digunakan dalam semua
Talang adalah menerapkan strategi mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
pembelajaran yang mampu memberikan usia anak didik. Struktur dua tinggal dua
fasilitas kepada siswa untuk saling tamu memberi kesempatan kepada
bekerjasama. Lie (2002:12) menyebutkan kelompok untuk membagikan hasil dan
bahwa sistem pembelajaran yang memberi informasi dengan kelompok lain.
kesempatan kepada siswa untuk bekerja Pembagian kelompok dalam
sama dengan sesama siswa dalam tugas- pembelajaran kooperatif TSTS

25
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

memperhatikan kemampuan akademis tinggal dalam kelompok bertugas


siswa. Guru membuat kelompok yang membagikan hasil kerja dan informasi
heterogen dengan alasan memberi mereka ke tamu mereka, d) Tamu mohon
kesempatan siswa untuk saling mengajar diri dan kembali ke kelompok mereka
(peer tutoring) dan saling mendukung, sendiri dan melaporkan temuan mereka
meningkatkan relasi dan interaksi antar dari kelompok lain, e) Kelompok
ras, etnik dan gender serta memudahkan mencocokkan dan membahas hasil-hasil
pengelolaah kelas karena masing-masing kerja mereka.
kelompok memiliki siswa yang Berikut adalah indikator sikap
berkemampuan tinggi, yang dapat demokratis yang dikembangkan dari Fitri
membantu teman lainnya dalam dan Wibowo (2012:24), dan telah
memecahkan suatu permasalahan dalam disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
kelompok Berdasarkan kondisi tersebut dengan menggunakan model Two Stray
maka perlu dilakukan penelitian tindakan Two Stay ( TSTS), yaitu: a)Berpartisipasi
dengan judul “ Penerapan Model aktif dalam kegiatan Diskusi b)
Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Menyampaikan pendapat dengan santun,
Two Stray dalam Peningkatkan Aktivitas c) Memberikan masukan dengan alasan
dan Prestasi Belajar Pendidian yang cerdas, d)Tidak memaksakan
Kewarganegaraan Siswa Kelas XI di SMA N kehendak kepada orang lain,
1 Gumay Talang”. e)Melaksanakan hak dan kewajiban
Model kooperatif tipe two stray two dengan tanggung jawab, f) Menghargai hak
stay (dua tinggal dua tamu) yang dan kewajiban orang lain, g) Mentolerir
dikembangkan oleh Kagan pada tahun kesalahan yang dilakukan peserta lain.
1992 dalam (Lie,2007:61) menjelaskan Berdasarkan kutipan di atas, maka
bahwa “model kooperatif tipe two stray penulis menjadikan Indikator di atas
two stay (dua tinggal dua tamu)dan bisa sebagai patokan untuk menerapkan
digunakan bersama dengan model kepala karakter sikap demokratis siswa kelas XI
bernomor (numbered heads). Teknik ini IPS SMA Negeri 1 Gumay Talang melalui
biasa digunakan dalam semua mata kegiatan belajar dengan model Two Stray
pelajaran dan untuk semua anak usia didik. Two Stay ( TSTS ).
Sanjaya (2008: 77) model Winkel (Nasukha, 2008 : 18 ),
pembelajaran two stay two stray (dua “prestasi belajar adalah hasil usaha yang
tinggal dua tamu) merupakan suatu model telah diperoleh oleh siswa yang terlibat
pembelajaran dimana siswa belajar dalam kegiatan belajar di sekolah dan
memecahkan masalah bersama anggota usaha yang dapat menghasilkan
kelompoknya, kemudian dua siswa dari pengetahuan, motivasi dan tingkah laku.
kelompok tersebut bertukar informasi ke Hasil perubahan tersebut diwujudkan
dua anggota kelompok lain yang tinggal. dengan nilai atau skor.” Sunaryo
Adapun langkah-langkah model (Rianarwati, 2006: 16), “prestasi belajar
pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu adalah hasil perubahan kemampuan yang
(dalam Lie, 2002:60-61) adalah sebagai melengkapi kemampuan kognitif,
berikut: a) Siswa bekerja sama dalam psikomotor dan afektif.”
kelompok berempat seperti biasa. b) Dari kutipan di atas dapat
Setelah selesai, dua siswa dari masing- disimpulkan bahwa prestasi belajar
masing kelompok akan meninggalkan merupakan hasil yang diperoeh siswa dari
kelompoknya dan masing-masing bertamu kegiatan belajar di sekolah yang dapat
ke kelompok yang lain, c) Dua siswa yang menciptakan perubahan kemampuan baik

26
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

kognitif, afektip dan psikomotorik. pembelajaran pada siklus pertama adalah


siklus pertama 2,16 termasuk dalam
METODE kategori “ kurang “ .hal ini menunjukkan
Desain yang digunakan pada bahwa kegiatan guru pada pembelajaran
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan PPKn dengan menerapkan model Two Stay
Kelas ( PTK ) dan metode yang digunakan Two Stray ( TSTS ) dengan materi Makna
adalah metode kuantitatif dengan teknik demokrasi di Indonesia dan sistem
penelitian Tindakan Kelas (classroom demokrasi Pancasila sesuai dengan UUD
action research). Menurut Suyanto ( dalam NKRI tahun 1945 belum berjalan secara
Muslich, 2009:9 ) PTK adalah suatu bentuk optimal.
penelitian yang bersifat refliktifdengan Observasi pada siklus kedua Rata-
melakukan tindakan tindakan tertentu rata nilai aktivitas guru pada proses
agar dapat memperbaiki dan pembelajaran siklus kedua adalah 3,44
meningkatkan praktik praktik termasuk dalam kategori “Baik “. Hal ini
pembelajaran di kelas secara profesional, menunjukkan bahwa kegiatan guru pada
data tersebut kemudian dianalisis melalui pembelajaran PPKn dengan menerapkan
tahapan dalam siklus tindakan. Penelitian model pembelajaran Two Stay Two Stray (
ini berkolaborasi dengan guru sebagai TSTS ) di siklus ke 2 ini dengan materi
pengamat, dan guru sebagai peneliti. Dinamika demokrasi Pancasila sesuai
Subyek dalam penelitian ini siswa kelas XI dengan UUD NKRI tahun 1945 mengalami
IPS 2 berjumlah 34 orang. peningkatan tetapi belumideal. Hal ini
dapat dilihat dari prestasi belajar yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh yaitu diperoleh nilai rata rata
Pembelajaran pada siklus pertama pre-test 59,71 dan post-test 72,06 atau
sudah berjalan baik sudah sesuai dengan ada 31 siswa yang belum tuntas untuk pre-
langkah-langkah pembelajaran Two Stay test dan 23 untuk post-test. Hasil tersebut
Two Stray (TSTS). Tujuan pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus kedua
yang dirancang oleh guru belum mengalami peningkatan dibandingkan
sepenuhnya mengarah pada kreativitas dengan siklus pertama, secara klasikal
siswa. Data hasil observasi yang dilakukan siswa dikategorikan tuntas walaupun
menggambarkan akan masih rendahnya masih sedikit siswa yang memperoleh nilai
kreativitas belajar siswa di SMA Negeri 1 diatas KKM. Siswa yang memperoleh nilai ≥
Gumay Talang. Hal itu terlihat dari rata- 70 baru mencapai 79 % artinya belum
rata nilai Sikap demokratis siswa secara mencapai persentase ketuntasan yang
klasikal adalah 2,32 dan berada pada dikehendaki yaitu sebesar 85%. Jika
kategori kurang. Hasil hasil uji-t pre-test dikonsultasikan dengan table t dengan
dan post-test pada siklus pertama taraf signifikansi 5% diperoleh nilai t-tabel
diperoleh t-hitung sebesar 6,539 bila sebesar 2,035, karena t-hitung lebih besar
dikonsultasikan pada t-tabel dengan dk 24 dari t-tabel berarti hasil post-tes naik
pada taraf signifikansi 0,05 atau 5 % secara signifikan bila dibandingkan dengan
sebesar 2,035, Maka dapat disimpulkan pre-test. Setelah dilakukan uji-t juga
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil post-test siklus pertama dan
antara nilai rata-rata pre-test dengan nilai hasil post-test siklus diperoleh thitung
rata-rata post-test atau terjadi sebesar 7,801 bila dikonsultasikan pada
peningkatan prestasi belajar siswa yang ttabel dengan dk 33 pada taraf signifikan
pada siklus pertama. Sedangkan rata rata 0,05 atau 5% sebesar 2,035, maka thitung
nilai aktivitas guru pada proses lebih besar dari ttabel. Maka dapat

27
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Maka dapt disimpulkan bahwa terdapat


yang signifikan antara nilai rata rata pre- perbedaan yang signifikan antara nilai rata
test dengan nilai rata rata post-test atau rata pre-test dengan nilai rata rata post-
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa test atau terjadi peningkatan prestasi
yang signifikan pada siklus kedua ini. Rata- belajar siswa yang signifikan pada siklus
rata nilai aktivitas guru pada siklus ketiga ketiga ini.
adalah 4,38 termasuk dalam kategori Berdasarkan hasil observer diketahui
“Sangat Baik“. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa proses pembelajaran dengan
kegiatan guru pada pembelajaran PPKn menerapkan model Two Stay Two Stray
dengan menerapkan model pembelajaran (TSTS), sudah berjalan sangat baik, hal ini
Two Stay Two Stray ( TSTS ) di siklus ke III terlihat dengan indikator dalam proses
ini dengan materi penerapan demokrasi di pembelajaran sudah hampir semua
Indonesia mengalami peningkatan yang tampak, penerapan model Two Stay Two
sangat signifikan dibandingkan siklus 1 dan Stray (TSTS), telah menemukan pola yang
2. baik setelah dilakukan perbaikan setiap
Rata-rata nilai rata rata nilai sikap siklus, sehingga dapat dikatakan bahwa
demokratis siswa pada proses penerapan tindakan sudah dapat
pembelajaran pada siklus ketiga adalah, dihentikan berdasarkan pertimbangan
4,40 dan dikategorikan “ Sangat Baik“. Hal observer terhadap kemampuan guru
ini menunjukkan bahwa sikap demokratis dalam menerapkan model Blended
siswa mengalami peningkatan yang sangat Learning yang dianggap sudah memadai
signifikan. dan ideal.
Pada siklus ketiga, nilai rata rata pre-
test 70,88 dan post-test dengan PENUTUP
ketuntasan belajar pre-test 53% Post-test Simpulan
97% ada 85,29 atau ada 16 siswa yang Berdasarkan hasil penelitian
belum tuntas untuk pre-test dan 1 siswa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:
untuk post-test. Hasil tersebut penerapan model pembelajaran Two Stay
menunjukkan bahwa pada siklus ketiga Two Stray (TSTS), dapat meningkatkan
mengalami peningkatan dibandingkan sikap demokratis siswa, hal ini didukung
dengan siklus pertama dan kedua, secara dengan hasil penelitian yang dilakukan
klasikal siswa dikategorikantuntas oleh Kusumawati (2016) bahwa Ada
walaupun masih ada siswa yang perbedaan efektifitas hasil belajar siswa
memperoleh nilai diatas KKM. Siswa yang yang menggunakan model pembelajaran
memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai 97 % koopratif tipe two stray two stay dengan
artinya persentase ketuntasan yang pembelajaran konvensional terhadap
dikehendaki yaitu sebesar 85% sudah pembentukan sikap demokratis siswa di
terlampaui. Prestasi belajar siswa SMA Arjuna Bandar Lampung.
dikatakan tuntas jika memperoleh nilai ≥ Penerapan model model
70 % dengan ketuntasan belajar klasikal pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS),
mencapai 85% sesuai dengan KKM yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
telah ditetpkan di SMA Negeri 1 Gumay dan menjadi motivasi tersendiri bagi siswa
Talang. Hasil uji-t pre-test pada siklus dalam mengikutimateri pelajaran. Hal ini
ketiga diperoleh thitung sebesar 8,486 bila didukung dengan hasil penelitian yang
dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 24 dilakukan oleh Naskoni (2016) bahwa Hasil
pada taraf signifikan 0,05 atau 5% sebesar penelitian pada hasil post test pada siklus I
2,035, maka thitung lebih besar dari ttabel. sebesar 68,48% dimana 14 orang siswa

28
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

yang tuntas dan 19 orang siswa belum Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar
tuntas. Pada siklus II hasil post test sebesar Evaluasi Pendidikan.Jakarta. Bumi
90, 0 9 % dimana 33 orang siswa tuntas Aksara.
semua. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan menggunakan Aunurrahman. 2009. Belajar dan
model pembelajaran Kooperatif tipe Two Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Baharuddin dan Esa Nur
Pendidikan Kewarganegaraan. Wahyuni.2009.Teori Belajar dan
Pendekatan model pembelajaran Pembelajaran. : Jogjakarta. Ar-Ruzz
Two Stay Two Stray (TSTS ) ,efektif MediaChabib Thoha, Teknik Evaluasi
meningkatkan prestasi belajar siswa pada Pendidikan, Jakarta: Rajawali.
mata pelajaran PPKN, hal ini dapat dilihat
dari hasil analisis yang dilakukan dengan Darmadi, Hamid. 2000. Profesi
menggunakan statistik uji-t, untuk Kependidikan Pontianak : STKIP PGRI.
mengetahui efektifitas penerapan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS ) Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
dibandingkan dengan model pembelajaran 2006. Strategi Belajar Mengajar.
konvensional yang diselenggarakan, Jakarta Rineka Cipta.
dengan kemampuan awal siswa yang
relatif sama. Fitri Yuliawati dkk, Penelitian Tindakan
Kelas Untuk Tenaga Profesional.
Saran Yogyaka rta: Pedagogia.
Disarankan kepada guru SMAN 1
Gumay Talang, dalam rangka menerapkan Jasmin. 1996. Strategi Belajar Mengajar.
model pembelajaran Two Stay Two Stray Jakarta: Rineka Cipta.
(TSTS) untuk melakukan persiapan yang
matang. Guru harus dapat memilih topik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pembelajaran yang tepat sehingga model Republik Indonesia. 2007. Buku Guru
Two Stay Two Stray (TSTS) ini bisa PPKN SMA Kelas XI kurikulum 2013,
diterapkan. Kemampuan yang baik dalam edisi revisi. Jakarta: Kemendikbud
pelaksanaan akan memberikan efek Munandar. 1987. Strategi
kreativitas siswa yang baik pula. Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: CTSD.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Munadi,Y.(2008).Media Pembelajaran,
Nilai-nilai Karakter: Konstruktivisme Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Gaung Persada (GP)Press.
Pembelajaran Afektif. PT. Raja
Jakarta. Grafindo Persada. Roestiyah, NK. 2001. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Anita Lie.2002. Cooperative Learning:
Mempraktikkan Cooperative Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Pembelajaran untuk Membantu
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Memecahkan Problematika Belajar
Indonesia. dan Mengajar. Bandung. Alfabeta.

29
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 10 (1) 2020 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Negeri Gondang I Kecamatan


Belajar Mengajar. Bandung: PT awangan Pacitan tahun 2007/2008.
Remaja Rosdakarya. Skripsi.FKIP: Universitas Negeri
Surakarta.
Sanjaya, Wina.2006.Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Rianarwati,Dwi.2006.Penggunaan media
Kompetensi.Jakarta.Kencana gambar dalam pembelajaran untuk
Prenada Media Group meningkatkan pretasi belajar
pengetahuan sosial kelas IV SD
Nasukha,akhyar. 2008. Penggunaan media Mangun. Tesis ,FKIP Universitas
sempoa untuk meningkatkan Negeri yogyakarta.
prestasi belajar siswa kelas x SMA

30

Anda mungkin juga menyukai