Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kegiatan Survei Topografi

Kajian PembangunanTampungan Air


untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal
Harendong (Purwakarta)
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

1. PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Pekerjaan
Pemetaan merupakan proses pembuatan dan
penggambaran dari sebagian maupun seluruh permukaan
bumi pada bidang dua dimensi dengan menggunakan skala
dan sistem proyeksi tertentu (Soendjojo dan Riqqi, 2012).
Peta dengan informasi ketinggian disebut sebagai peta
topografi. Sejalan dengan perkembangan teknologi hasil
akhir dari kegiatan pemetaan tidak hanya berupa peta cetak
dua dimensi saja, namun dapat berupa peta digital yang
dengan mudah dapat mengatur skala, dapat di gabungkan
dengan data lain untuk analisis lebih lanjut, dan lebih
mudah untuk diperbarui. Peta topografi merupakan peta
yang merepresentasikan posisi horisontal dan vertikal dari objek-objek
alam maupun buatan manusia yang berada pada permukaan bumi yang
dipetakan sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan peta (Soendjojo
dan Riqqi, 2012).

Peta topografi dapat disebut juga sebagai


peta dasar karena peta topografi
menyajikan semua unsur yang ada pada
permukaan bumi, dan peta topografi
dapat digunakan sebagai dasar (base
map) dalam pembuatan peta tematik
untuk berbagai tujuan. Pada pekerjaan
ini peta dasar yang akan dibuat akan
dijadikan bahan atau data primer dalam
perencanaan pembangunan tampungan
air. Peta topografi yang akan dihasilkan dalam
format digital sehingga dapat dengan mudah
diintegrasikan dengan data lain, seperti data
jaringan sungai, peta tutupan lahan, maupun peta
geologi setempat.

Pemetaan topografi dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara


terestris maupun ekstraterestris. Pada pekerjaan ini metode pemetaan
topografi secara terestris menggunakan alat berupa Total Station. Pada
dasarnya Total Station merupakan alat ukur sudut dan jarak menggunakan
prinsip laser, sudut dan jarak yang didapatkan akan dijadikan masukan
dalam menghitung koordinat setiap titik yang dipetakan.

1
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

1.2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang dilakukan pada proses pemetaan topografi di
kawasan Perkebunan Tegal Harendong (Purwakarta) dan Perkebunan
Pangkalan (Karawang) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan dan survei pendahuluan,
b. Pemasangan titik kontrol pemetaan,
c. Pengamatan GNSS pada titik kontrol pemetaan dan pengikatan
terhadap Jaring Kontrol Horisontal Nasional (JKHN) milik BIG,
d. Pengukuran kerangka dasar pemetaan,
e. Pengukuran detail situasi,
f. Pengolahan dan penyajian data, dan
g. Pelaporan.

1.3 Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan pemetaan topografi yang dilakukan terdiri dari dua
tempat, di perkebunan Tegal Harendong – Kabupaten Purwakarta dan di
perkebunan Pangkalan – Kabupaten Karawang. Perkebunan Tegal
Harendong terletak pada lintang geodetic -
6,577047ᵒ dan bujur geodetic 107,415563ᵒ
dengan total luas area perkebunan ±8 Ha,
namun area yang dipetakan hanya pada lokasi
kajian pembangunan tampungan air dengan luas
±0,8 Ha yang berada pada Desa Cibinong,
Kecamatan Jatiluhur – Purwakarata. Tumbuhan
yang mendominasi area perkebunan adalah
kemiri sunan, jati, bambu, kelapa, dan cokelat.

Sedangkan perkebunan Pangkalan terletak di lintang geodetic -6,492013ᵒ


dan bujur geodetic 107,246674ᵒ dengan luas area perkebunan keseluruhan
sekitar 100 Ha, namun area perencanaan pembangunan tampungan air
hanya ±5 Ha yang merupakan luas area pemetaan. Perkebunan Pangkalan
berada di desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru – Karawang.
Tumbuhan yang mendominasi area perkebunan Pangkalan adalah kelapa,
kemiri sunan, cokelat, jati, bambu, padi, dan semak belukar. Area
pemetaan di perkebunan Pangkalan memiliki medan lebih landai dari pada
di perkebunan Tegal Harendong dengan kemiringan maksimal 30ᵒ
sedangkan di Tegal Harendong mencapai 60ᵒ.

2
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

Gambar 1.1 Lokasi pemetaan

1.4 Peralatan dan Personil


Peralatan yang digunakan pada kegiatan pemetaan topografi yang
dilakukan terbagi menjadi pemasangan titik kontrol (BM), pengamatan
GNSS, survei topografi, dan pengolahan dan penyajian data.
a. Pemasangan titik kontrol
- BM (benchmark) - Pasir
- Linggis - Semen
- Ember - Pilok/cat
- Sendok semen
b. Pengamatan GNSS
- Receiver GNSS Trimble - Statif
4700 + antena - Meteran
- Aki kering - Kompas
c. Survei topografi
- Total Station Gowin - Stick
TKS202 - Meteran
- Statif - Payung
- Single Prisma/reflector
d. Pengolahan dan penyajian data
Unit komputer dengan perangkat lunak Ms. Excel dan ArcGIS/AutoCAD,
serta RTKLib.

Sedangkan personil pemetaan terdiri dari empat orang sebagai berikut:


- Aris Stiawan (Surveyor Topografi) - Sandi (Asisten Surveyor)
- Michael Timoty T. (Surveyor GNSS) - Alvin Fauzi (Asisten Surveyor)
3
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

2. PELAKSANAAN
2.1 Pembuatan Titik Kontrol Pemetaan
Pembuatan titik kontrol pemetaan atau BM dilakukan pada tanggal 9
November 2016 di Purwakarta dan tanggal 12 November di Karawang. BM
dibuat di area yang terbuka dan mudah dikenali sehingga akan
mendapatkan pandangan ke langit yang cukup untuk pengamatan GNSS
dan mudah dicari kemudian hari untuk keperluan rekonstruksi maupun
pembangunan yang akan datang sebagai acuan spasialnya. Berikut adalah
kondisi BM di lapangan yang telah dibuat.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.1 Kenampakan di lapangan BM01 PWK (a) tampak utara, (b)
tampak timur, (c) tampak selatan, dan (d) tampak barat

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.2 Kenampakan di lapangan BM02 PWK (a) tampak utara, (b)
tampak timur, (c) tampak selatan, dan (d) tampak barat
1
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.3 Kenampakan di lapangan BM01 KRW (a) tampak utara, (b)
tampak timur, (c) tampak selatan, dan (d) tampak barat

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.4 Kenampakan di lapangan BM02 KRW (a) tampak utara, (b)
tampak timur, (c) tampak selatan, dan (d) tampak barat

BM yang dibuat memiliki dimensi 20cm x 20cm ditanam ke tanah sedalam


50cm dan muncul ke permukaan setinggi 30cm dengan bahan berupa
beton yang dicat dengan warna biru muda dan pusat titiknya ditandai
dengan baut.

2
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

2.2 Pengamatan GNSS


Pengamatan GNSS (Global Navigation Satelit Siystem) dilakukan agar
mendapatkan nilai koordinat dari titik kontrol pemetaan dalam sistem
koordinat global dan terikat pada sistem kerangka pemetaan nasional
dengan mengikatkan titik kontrol pemetaan terhadap JKHN (Jaring Kontrol
Horisontal Nasional) terdekat di Kab. Purwakarta.

Pengamatan GNSS dilakukan


selama 2 sampai 5 jam di
setiap titik kontrol pemetaan
dan selama 24 jam di titik
JKHN, semakin lama waktu
pengamatan semakin banyak
data yang didapatkan dan
dapat meningkatkan nilai
presisi suatu titik. Pada
prinsipnyapengamatan GNSS
merupakan pengukuran jarak
dari titik pengamatan
(receiver) ke satelit geodesi
(GPS dan GLONASS),
minimal membutuhkan empat buah satelit teramati untuk mendapatkan
posisi (X,Y,Z,t) namun untuk mendapatkan presisi dari posisi dibutuhkan
satelit teramati sebanyak-banyaknya untuk itu pengamatan GNSS
membutuhkan ruang pandang ke langit yang luas.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2.5 Dokumentasi pengamatan GNSS (a) di titik J108A/base, (b) di titik
BM01 PWK, (c) di titik BM02 PWK, dan (d) di titik BM01 KRW

Pengamatan yang dilakukan menggunakan receiver GNSS


Trimble 4700 yang dapat menerima sinyal L1 dan L2 atau dual-
frekuensi dengan ketelitian maksimal yang bisa dicapai ±5mm

pengukuran yang digunakan adalah static differensial – post


baik untuk komponen horisontal maupun vertikal. Metode

processing dengan perangkat lunak pengolah data berupa RTKLib.

3
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

2.3 Pengukuran Kerangka Dasar Pemetaan


Pengukuran kerangka dasar pemetaan terbagi menjadi dua, kerangka dasar
horisontal (KDH) dan kerangka dasar vertikal (KDV). Pada pekerjaan ini
pengukuran kerangka dasar dilakukan secara bersamaan
antara KDH dan KDV menggunakan alat ukur Total
Station Gowin TKS202. Prinsip penentuan posisi untuk
KDH menggunakan pengikatan kemuka dan untuk KDV
menggunakan prinsip trigonometri.

untuk area perkebunan Tegal Harendong – Kab.


Pemetaan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama

Pangkalan – Kab. Karawang. Metode pengukuran


Purwakarta dan kedua untuk area perkebunan

kerangka dasar pemetaan menggunakan metode poligon


tertutup agar nilai koordinat atau posisi dari titik
kerangka memiliki kontrol karena pengukuran kembali lagi ke titik awal.

Total titik kerangka pada pemetaan di perkebunan Tegal Harendong


adalah 15 titik dengan pola kerangka seperti pada Gambar 2.6, sedangkan
total titik kerangka pada perkebunan Pangkalan adalah 13 titik seperti pada
Gambar 2.7.

Gambar 2.6 Kerangka dasar pemetaan perkebunan Tegal Harendong

4
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

Gambar 2.7 Kerangka dasar pemetaan perkebunan Pangkalan

Pada pengukuran kerangka dasar horisontal metode penentuan posisi titik


kerangkanya menggunakan metode polar atau pengikatan kemuka dengan
menggunakan sudut biasa dan luar biasa sebagai kontrol sudut bacaan.
Prinsip hitungan poligon secara umum dapat diformulakan dengan
persamaan sebagai berikut:

Sedangkan untuk pengukuran kerangka dasar vertikal penentuan posisi


vertikalnya menggunakan metode trigonometris, berdasarkan sudut vertikal
dan jarak horisontal. Metode ini menerapkan posisi vertikal pada bidang
datar yang tegak (vertikal) dan menggunakan bentuk geometris segi-tiga
siku, dengan ilustrasi seperti Gambar 2.8. Pada dasarnya sama seperti
menggunakan metode sipat datar yang diukur adalah beda tinggi antar titik,

5
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

namun pada metode trigonometris beda tinggi yang didapat berupa hasil
hitungan dari sudut vertikal dan jarak mendatar.

Gambar 2.8 Ilustrasi pengukuran beda tinggi menggunakan metode trigonometris

2.4 Pengukuran Detail Situasi


Pengukuran titik detail situasi dilakukan untuk mengambil data rinci
lapangan, baik objek alam maupun bangunan-bangunan, jembatan, jalan,
dan sebagainya. Objek-objek yang diukur kemudian dihitung posisi
horizontal dan vertikalnya (x, y, z). Untuk selanjutnya garis kontur akan
dibuat untuk masing-masing ketinggian dapat ditentukan dengan cara
menginterpolasi titiktitik kontur.

Pengukuran titik detail situasi dilaksanakan memakai metodee tachymetri


dengan cara mengukur besar sudut dari poligon (titik pengamatan situasi)
ke arah titik detail yang diperlukan terhadap arah titik poligon terdekat
lainnya, dan juga mengukur jarak optis dari titik pengamatan situasi. Pada
metode tachymetri ini didapatkan hasil ukuran jarak dan beda tinggi antara
stasiun alat dan target yang diamati. Berdasarkan data topografi yang
diperoleh selanjutnya melalui proses hitungan, diperoleh jarak datar dan
beda tinggi antara dua titik yang telah diketahui koordinatnya (x, y, z).
Ilustrasi dari pengukuran menggunakan metode tachymetri seperti pada
Gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Ilustrasi pengukuran titik detail situasi

6
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

3. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA


3.1 Pengolahan Data GPS
Pengolahan data hasil pengamatan GNSS dilakukan menggunakan
perangkat lunak RTKLib dengan base berupa titik JKHN dengan nama titik
J108A yang terletak di Kab. Purwakarta. Pada titik kontrol pemetaan di
perkebunan Tegal Harendong baseline pengamatan termasuk pada baseline
pendek, yaitu 5 km, sedangkan untuk titik kontrol pemetaan di perkebunan
Pangkalan termasuk ke dalam baseline menengah, yaitu 22 km, dengan
hasil pengolahan data sebagai berikut:

Program : RTKLIB ver.2.2.2


Positioning mode : Static Differensial
Frequencies : L1+L2
Solution type : Combined (Forward+Backward)
Elevation mask : 15 degree
SNR mask : 0,0 dBHz
Ionosphere estimation : On
Troposphere estimation : On
Satellite Ephemeris : Broadcast
Ambiguity resolution : Continuous
Base station : -6ᵒ , ” Lat.
107ᵒ , ” Long.
248,2900 m from ellipsoid
Tabel 3.1 Koordinat titik kontrol pemetaan dan standar deviasinya
Standar Standar Standar
Tinggi
Deviasi n Deviasi e Deviasi u
Nama Titik Koordinat Lintang Koordinat Bujur Geodetic
(komponen (komponen (komponen
(ellipsoid)
north) east) up)
BM01 PWK -6ᵒ , ” 107ᵒ 24 , ” 150,9004 0,003764 m 0,014087 m 0,019086 m
BM02 PWK -6ᵒ , ” 107ᵒ 24 55,44104” 155,3159 0,005002 m 0,013791 m 0,031682 m
BM01 KRW -6ᵒ 29 27,47420” 107ᵒ 14 , ” 78,68275 0,072530 m 0,084915 m 0,166933 m
BM02 KRW -6ᵒ 29 32,21191” 107ᵒ 14 45,64557” 79,94618 0,039715 m 0,071182 m 0,106450 m

3.2 Pengolahan Titik Kerangka Pemetaan


Data yang diukur di lapangan berupa data sudut dan jarak yang kemudian
di hitung dengan mengikatkan titik-titik pengukuran ke titik kontrol
pemetaan sehingga didapatkan titik-titik pengukuran yang memiliki nilai
koordinat dengan sisitem koordinat yang sama dengan sistem koordinat
titik kontrol pemetaan yaitu UTM Zona 48 S. Tabel 3.2 merupakan daftar
koordinat titik poligon atau titik kerangka pemetaan untuk area
perkebunan Tegal Harendong dan Tabel 3.3 berisi daftar koordinat
kerangka pemetaan untuk area pemetaan di perkebunan Pangkalan.
Sedangkan untuk tabel perhitungan dan besarnya nilai kesalahan terdapat
pada Lampiran 2.

7
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

Tabel 3.2 Koordinat titik kerangka pemetaan di area perkebunan Tegal Harendong

Tinggi
Nama Titik Easting (m) Northing (m)
(m)
BM01 PWK 767101,720 9272373,030 150,900
BM02 PWK 767093,860 9272332,000 155,316
P1 767108,311 9272310,627 159,216
P2 767128,284 9272293,210 164,839
P3 767135,685 9272293,011 166,837
P4 767153,628 9272289,707 176,994
P5 767171,099 9272287,100 181,660
P6 767179,802 9272254,021 188,586
P7 767189,583 9272274,292 187,000
P8 767181,876 9272308,277 179,334
P9 767160,792 9272302,287 179,053
P10 767135,769 9272302,261 167,484
P11 767115,944 9272320,838 159,815
P12 767117,092 9272330,852 158,785
P13 767115,060 9272349,698 156,625

Tabel 3.3 Koordinat titik kerangka pemetaan di area perkebunan Pangkalan


Tinggi
Nama Titik Easting (m) Northing (m)
(m)
BM02 KRW 748429,040 9281971,850 79,946
BM01 KRW 748395,000 9281826,000 78,683
P1 748458,804 9281811,754 77,291
P2 748482,177 9281797,290 74,821
P3 748509,890 9281794,268 71,181
P4 748545,303 9281800,491 68,528
P5 748584,516 9281842,098 68,651
P6 748596,318 9281880,731 66,772
P7 748585,791 9281915,086 62,815
P8 748569,327 9281929,277 58,942
P9 748517,480 9281939,938 61,556
P10 748478,643 9281945,359 67,560
P11 748452,500 9281965,621 73,160

8
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

3.3 Pengolahan Titik Detail Situasi


Titik detail situasi diolah dengan hanya mengikatkan titik-titik hasil
pengukuran terhadap titik kerangka terdekat, sehingga nilai koordinatnya
atau posisinya relatif terhadap tempat berdiri alat atau titik kerangka
terdekat. Berikut persamaan sederhana pengikatan titik detail terhadap titik
kerangka dengan X0, Y0, dan Z0 merupakan koordinat tiga dimensi dari titik
kerangka terdekat atau tempat berdiri alat dan X1, Y1, dan Z1 merupakan
koordinat titik detail yang dihitung.

dimana d adalah jarak datar antara titik kerangka dan titik detail, θ
merupakan sudut horisontal/azimut dan ΔH merupakan beda tinggi antara titik
kerangka dengan titik detail yang didapat dari hitungan antara jarak datar
dengan sudut vertikal. Daftar koordinat lengkap terdapat pada Lampiran 3.

3.4 Penyajian Data dan Pembuatan Peta Topografi


Penyajian data pemetaan atau tahap kartografi dilakukan pada perangkat
lunak ArcGIS 10.2.1 dengan melakukan plotting titik-titik detail situasi,
identifikasi objek lapangan, dan penarikan garis kontur. Garis kontur yang
dibuat memiliki interval atau selang kontur 0,5 m, hal ini dilakukan untuk
menunjang kebutuhan sebagai
bahan kajian dalam
pembangunan tampungan air
untuk perkebunan. Peta
topografi yang dihasilkan
seperti pada Lampiran 4
dengan skala 1:500 untuk area
perkebunan Tegal Harendong
dan skala 1:1000 untuk area
perkebunan Pangkalan, skala
peta tersebut sesuai dengan
kertas ukuran A3.

9
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

4. PENUTUP
Demikian Laporan Kegiatan Survei Topografi pada pekerjaan Kajian Pembangunan
Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan (Karawang) dan Kebun Tegal
Harendong (Purwakarta) ini kami buat, semoga dapat digunakan dengan sebaik-
baiknya dan dapat bermanfaat pada setiap tahap kegiatan selanjutnya. Kami ucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
pekerjaan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tim Survei,

10
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

LAMPIRAN 1

Deskripsi Titik Kontrol

11
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

LAMPIRAN 2

Hitungan Kerangka Dasar Pemetaan

12
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

LAMPIRAN 3

Daftar Koordinat Titik Detail Situasi

13
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

LAMPIRAN 4

Peta Topografi

14
Kajian Pembangunan Tampungan Air untuk Perkebunan Pangkalan
(Karawang) dan Kebun Tegal Harendong (Purwakarta)
November 2016

LAMPIRAN 5

Dokumentasi Kegiatan

15

Anda mungkin juga menyukai