RESPON TINGGI TANAMAN JAGUNG HYBRIDA (Zea mays L.) TERHADAP SISTEM
OLAH TANAH DAN JENIS KOMPOS DI LAHAN PASANG SURUT
Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Anggi Triya Vionita (188221022)
2. Aulia Ramadhanti (188221029)
3. Najwa Khoir Aldawiyah (188221045)
4. Josephin Viona Aditya (188221086)
5. Jovansha Ariyawan (188221092)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan taufik, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Respon Tinggi Tanaman Jagung Hybrida (Zea Mays L.) Terhadap Sistem Olah
Tanah Dan Jenis Kompos Di Lahan Pasang Surut”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Rancangan Percobaan semester gasal tahun ajaran 2023/2024 Program Studi S1
Statistika.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan yang diberikan
oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada
Dr. Ardi Kurniawan, M.Si., selaku dosen mata kuliah Rancangan Percobaan yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna. Jika terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu, penulis dengan hati dan tangan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................vii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5
2.3 Kompos..................................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................13
ii
METODE PENELITIAN..............................................................................................................13
BAB IV..........................................................................................................................................21
4.2.3 Uji Lanjutan Duncan untuk Faktor Sistem Olah Tanah dan Faktor Jenis Pupuk
Kompos .................................................................................................................................31
BAB V...........................................................................................................................................35
PENUTUP.....................................................................................................................................35
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................35
5.2 Saran................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................37
LAMPIRAN..................................................................................................................................40
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 31. Output Uji Duncan S1............................................................................................................54
Gambar 32. Output Uji Duncan S2............................................................................................................55
Gambar 33. Output Uji Duncan S3............................................................................................................55
Gambar 34. Langkah Split File..................................................................................................................56
Gambar 35. Input Variabel Split File.........................................................................................................56
Gambar 36. Langkah Uji Duncan..............................................................................................................57
Gambar 37. Input Variabel Sistem Olah Tanah.........................................................................................57
Gambar 38. Memilih Model Full Factorial................................................................................................57
Gambar 39. Input Variabel Uji Duncan.....................................................................................................58
Gambar 40. Output Uji Duncan A1...........................................................................................................58
Gambar 41. Output Uji Duncan A2...........................................................................................................59
Gambar 42. Output Uji Duncan A3...........................................................................................................59
Gambar 43. Output Uji Duncan A4...........................................................................................................59
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
produktivitas tanah dalam waktu singkat, tetapi akan merusak struktur tanah dan
penggunaan pupuk anorganik dalam dosis tinggi secara terus menerus akan merusak
tanaman karena tidak semua pupuk anorganik dapat diserap oleh tanaman jagung.
Sedangkan penggunaan pupuk organik mampu membenahi struktur tanah dan mampu
meningkatkan kesuburan tanah. Salah satu jenis pupuk organik antara lain adalah pupuk
kompos.
Kompos dan humus merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan atau
bahan-bahan tanaman atau limbah organik. Kompos terbentuk dengan adanya campur
tangan manusia, sedangkan humus terbentuk secara alami. Kompos diperoleh dari hasil
pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam, daun-daun,
rumput-rumputan, limbah organik, dan sampah organik (Ghaisani dkk., 2019). Pupuk
kompos sendiri memiliki beberapa manfaat yaitu dapat menyediakan unsur hara makro dan
mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation
tanah, meningkatkan aktivitas bahan mikroorganisme tanah, pada tanah masam penambahan
bahan organik dapat membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk kompos
tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air (Suryanullah dkk.,2018 ).
Budidaya tanaman jagung berpotensi untuk dikembangkan di lahan pasang surut.
Adapun kendala yang dihadapi dalam budidaya di lahan pasang surut seperti tingkat
kesuburan tanah yang rendah, infrastruktur yang belum berfungsi secara optimal, jaringan
irigasi/drainase yang belum berfungsi dengan baik, kurangnya pengetahuan petani tentang
budidaya tanaman jagung dan sistem olah tanah yang benar (Auditha dkk., 2019). Salah satu
hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi kendala yang sering muncul pada lahan yang
digunakan untuk budidaya tanaman jagung adalah sistem pengolahan tanah. Untuk
memberdayakan tanah secara maksimum perlu teknik budidaya yang cocok dalam
pemecahan masalah.
2
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh sistem pengolahan tanah dan jenis pupuk kompos terhadap
tinggi tanaman jagung dengan analisis rancangan petak terbagi?
2. Bagaimana interaksi antara faktor sistem pengolahan tanah dengan jenis pupuk
kompos terhadap tinggi tanaman jagung dengan analisis rancangan petak terbagi?
3. Manakah diantara faktor sistem pengolahan tanah dan jenis pupuk kompos yang
paling berpengaruh untuk mengahasilkan tinggi tanaman jagung?
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rancangan Percobaan.
Selain itu, bagi kami sendiri diharapkan untuk bisa digunakan untuk menambah
3
pengetahuan kami, baik di lingkungan kampus maupun di dalam kehidupan kami
sehari-hari, terutama untuk pengaplikasian teori.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan agar pembaca dapat lebih memahami tentang pengaruh
sistem olah tanah dan jenis kompos terhadap tinggi tanaman jagung di lahan pasang
surut menggunakan rancangan petak terbagi. Para pembaca yang dominan
merupakan mahasiswa diharapkan dapat menggunakan makalah ini untuk lebih
paham dan dapat lanjut menuju ke pengetahuan yang lebih luas
3. Bagi Masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
tanah secara mekanis yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar sesuai untuk
perkecambahan dan perkembangan akar tanaman, menciptakan porositas mikro dan makro
yang seimbang, mengendalikan tanaman pengganggu, mengelola sisa- sisa tanaman,
menekan erosi dan menciptakan konfigurasi permukaan tanah tertentu, serta melakukan
pembalikan tanah, menyisihkan batu atau membersihan akar yang mengganggu.
Teknik persiapan lahan dalam praktiknya dikelompokkan ke dalam sistem olah
tanah sempurna (OTS), tanpa olah tanah (TOT) dan olah tanah bermulsa. Sistem olah tanah
sempurna merupakan cara yang umum diterapkan oleh petani dalam kegiatan persiapan
lahan. Pengolahan tanah sempurna dimaksudkan agar tanah lebih gembur sehingga aerasi
meningkat dan menghilangkan gulma di area budidaya. Namun, pengolahan tanah yang
intensif akan menyebabkan degradasi lahan yang menyebabkan daya dukung dan
produktivitas lahan semakin menurun (Syam’um, 2002).
1.3. Kompos
Kompos adalah hasil penguraian, pelapukan dan pembusukan bahan organik
seperti kotoran hewan, daun maupun bahan organik lainnya. Bahan kompos tersedia
disekitar kita dalam berbagai bentuk. Beberapa contoh bahan kompos adalah batang, daun,
akar tanaman, serta segala sesuatu yang dapat hancur (Soeryoko, 2011). Kompos merupakan
sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah organik yang telah
mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Bahan dari ternak yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya kotoran sapi dan kotoran ayam. Selain itu, jerami padi, dan
cairan biogas juga dapat digunakan untuk kompos. Tanaman air yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, enceng gondok, dan azolla.
Beberapa kegunaan kompos adalah memperbaiki struktur tanah, memperkuat
daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air,
memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah. menambah dan mengaktifkan unsur hara
(Susetya, 2016). Tingkat kandungan hara kompos sangat ditentukan oleh bahan dasar, cara
6
pengomposan, dan cara penyimpanan. Namun, kandungan haranya masih tetap lebih kecil
dibandingkan dengan pupuk kandang.
7
atau Split Plot adalah sebagai berikut :
(𝐴𝐵)𝑖𝑗 = Pengaruh interaksi dari faktor a taraf ke-i dan faktor b taraf ke-j
(𝐾𝐵)𝑗𝑘 = Pengaruh interaksi dari faktor b taraf ke-j dan kelompok ke-k
𝜀𝑖𝑗𝑘 = Pengaruh kesalahan acak distribusi dengan mean 0 dan varians 𝜎2 𝗌
Berdasarkan (Kurniawan Ardi, 2023) Perhitungan Rancangan Split Plot adalah sebagai
berikut :
2
Y •• •
FK =
abr
JKT=∑ Y ijk−FK
2
ijk
∑ Y 2•• k
JKK = k=1 −FK
ab
i
∑ Y 2i ••
JKA= i=1 −FK
rb
∑ Y 2ijk
ijk
JK ( Petak Utama )= −FK
b
8
JK (Galat A )=JK ( Petak utama )−JKK −JKA
j
∑ Y 2• j•
JKB= j=1 −FK
ar
∑ Y 2ij •
ij
JK ( AB )= −FK −JKA−JKB
r
JK (Galat B )=JKT −JKK −JKA−JKB−JK ( AB )−JK ( Galat A )
Sumber db JK KT Fhit
Total
9
𝐻0 : Data residual berdistribusi normal
𝐻1 : Data residual tidak berdistribusi normal Statistik Uji:
𝐾𝑆 = |𝐹(𝑧) − 𝑆(𝑧)|
Dengan:
KS = Nilai hitung Kolmogorov-Smirnov
F(z) = Besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel z
S(z) = Frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z
Kriteria Uji: Tolak H0 jika nilai KShitung > KStabel atau nilai sig. < α (α = 0.05)
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah sistem olah tanah dan jenis kompos.
3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi tanaman jagung hybrida (Zea
mays L.)
14
suatu objek penelitian dengan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan atau mencapai
suatu tujuan tertentu.
Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terbagi
atau biasa disebut rancangan split plot dengan pola rancangan acak kelompok. Penelitian ini
menggunakan tiga perulangan dengan faktor sistem olah tanah (S) yang terdiri dari tiga taraf
sebagai petak utama dan faktor jenis kompos (A) yang terdiri dari empat taraf sebagai anak
petak, sehingga dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Faktor (S) adalah sistem olah tanah dengan perlakuan sebanyak tiga kali, yaitu :
(a) S1 = sistem olah tanah sempurna
(b) S2 = sistem olah tanah minimum
(c) S3 = tanpa sistem olah tanah
2. Faktor (A) adalah jenis kompos yang digunakan dengan jenis yang berbeda – beda
sebanyak empat jenis, yakni :
(a) A1 = kompos kotoran ayam
(b) A2 = kompos kotoran sapi
(c) A3 = kompos jerami padi
(d) A4 = kompos tandan kosong kelapa sawit
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 36 satuan percobaan.
Pengamatan petak utama (sistem olah tanah)
Sistem olah tanah (S1)
A1 A2 A3 A4
Sistem olah tanah (S2)
A2 A3 A4 A1
Sistem olah tanah (S3)
A3 A4 A1 A2
Setiap petak utama dibagi tiga baris (sesuai kelompok) sehingga menjadi 36 petak, masing –
masing baris diisi dengan kelompok yang berbeda dan telah diacak.
15
Sistem olah tanah (S1)
A11 A22 A33 A42
A12 A23 A31 A41
A13 A21 A32 A43
Sistem olah tanah (S2)
A21 A33 A41 A13
A22 A31 A43 A12
A23 A32 A42 A11
Sistem olah tanah (S3)
A33 A42 A11 A22
A32 A41 A13 A23
A31 A43 A12 A21
16
1.5. Langkah – langkah Analisis
Untuk melakukan analisis terhadap data sekunder yang telah diperoleh, ada beberapa
langkah atau tahapan yang dilakukan dengan bantuan software SPSS. Berikut langkah-
langkah analisis data.
3.5.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah sebelum melakukan penelitian dengan
cara melakukan studi literatur melalui internet. Serta peneliti memberikan penentuan
dalam ruang lingkup pada permasalahan yang akan dibahas yaitu dalam ruang lingkup
penelitian rancangan petak terbagi atau split plot.
3.5.2 Tahap Pengumpulan Data
Adapun tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti, sebagai berikut.
1. Setelah melakukan pengidentifikasian masalah, selanjutnya mencari literatur data
yang nantinya akan digunakan dalam penelitian di mana dapat diperoleh melalui
skripsi atau jurnal di internet. Setelah menemukan data yang sesuai, dilanjutkan
dengan mulai berdiskusi bersama kelompok untuk pengerjaan penelitian.
2. Berdasarkan pencarian data melalui internet, peneliti mengambil judul “Respon
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hybrida (Zea mays L.) Terhadap
Sistem Olah Tanah dan Jenis Kompos di Lahan Pasang Surut” skripsi dari Matra.
3.5.3 Tahap Analisis Data
Adapun tahap analisis data yang dilakukan peneliti, sebagai berikut.
1. Peneliti mendeskripsikan data kemudian melakukan input ke dalam software SPSS
untuk dilakukan analisis.
2. Melakukan uji asumsi residual yang meliputi uji asumsi normalitas (normalitas data
dan normalitas residual data), uji homogenitas variansi residual data, dan uji
independensi residual data.
(A) Memunculkan nilai Residual data :
1. Klik Analyze pada menu bar → klik General Linier Model → Univariate
17
2. Masukkan Tinggi_Tanaman ke kotak Dependent Variable masukkan
Sistem_Olah_Tanah, Jenis_Kompos, dan Kelompok → kotak Fixed
Factor(s)
3. Masukkan Sistem_Olah_Tanah, Jenis_Kompos, dan Kelompok pada
kolom model
4. Klik Save → Univariate : Save → pilih Unstandarized pada bagian
Residuals → Continue → OK.
(B) Asumsi Normalitas :
i) Langkah – langkah uji Normalitas data :
1. Klik Analyze pada menu bar → klik Nonparametric Test → Legacy
Dialogs → 1-Sample K-S
2. Masukkan Tinggi_Tanaman ke kotak Test Variable List → pilih
Normal pada bagian Test Distribution → klik OK.
ii) Langkah – langkah uji Normalitas Residual data :
1. Klik Analyze pada menu bar → klik Nonparametric Test → Legacy
Dialogs → 1-Sample K-S
2. Masukkan Residuals for Tinggi_Tanaman ke kotak Test Variable List
→ pilih Normal pada bagian Test Distribution → klik OK.
(C) Asumsi Homogenitas Variansi Residual data:
1. Klik Analyze → Compare Means → One – Way ANOVA
2. Masukkan Residuals for Tinggi_Tanaman ke kotak Dependent List dan
Sistem_Olah_Tanah ke kotak Factor
3. Klik Options → pilih Homogenity of Variance Test pada Statistics
(D) Asumsi Independensi Residual data :
1. Klik Analyze → Compare Means → One Sample T – Test
2. Masukkan Residuals for Tinggi_Tanaman ke dalam kotak Test
Variable(s) → OK.
18
3. Selanjutnya melakukan Uji ANOVA yang meliputi uji pengaruh sistem olah tanah
(petak utama), uji pengaruh jenis pupuk kompos (anak petak), uji pengaruh
kelompok, uji pengaruh interaksi sistem olah tanah dengan jenis pupuk kompos,
dan uji pengaruh interaksi sistem olah tanah dengan kelompok.
A) Langkah – langkah Uji Analisis Variansi :
1. Klik Analyze → General Linier Model → Univariate
2. Masukkan Tinggi_Tanaman ke kotak Dependent Variable → masukkan
Jenis_Kompos dan Sistem_Olah_Tanah ke kotak Fixed Factor(s) →
masukkan Kelompok ke kotak Random Factor(s)
3. Klik Model → Univariate : Model → Specify Model pilih Build Terms →
isi kotak Model dengan Jenis_Kompos, Sistem_Olah_Tanah, Kelompok,
Jenis_Kompos*Sistem_Olah_Tanah,dan Kelompok*Sistem_Olah_Tanah
4. Klik Continue → OK
B) Langkah – langkah Uji Duncan pada kelompok berdasarkan sistem olah
tanah
1. Klik Data → Split File
2. Pilih Organize by Groups → masukkan Sistem_Olah_Tanah ke kotak
Groups Based on : → OK
3. Klik Analyze → General Linier Model →Univariate
4. Masukkan Tinggi_Tanaman ke kotak Dependent Variable → masukkan
Jenis_Kompos ke kotak Fixed Factor(s)
5. Klik Model muncul Univariate : Model → Specify Model pilih Full
Factorial → Continue
6. Klik Post Hoc → Univariate : Post Hoc Multiple Comparisons for
Observed Means → masukkan Jenis_Kompos ke dalam kotak Post Hoc
Tests for : →Duncan → Continue
7. Klik OK
19
C) Langkah – langkah Uji Duncan pada kelompok berdasarkan jenis kompos
1. Klik Data → Split File
2. Pilih Organize by Groups → masukkan Jenis_Kompos ke kotak Groups
Based on : → OK
3. Klik Analyze → General Linier Model →Univariate
4. Masukkan Tinggi_Tanaman ke kotak Dependent Variable → masukkan
Sistem_Olah_Tanah ke kotak Fixed Factor(s)
5. Klik Model muncul Univariate : Model → Specify Model pilih Full
Factorial → Continue
6. Klik Post Hoc → Univariate : Post Hoc Multiple Comparisons for
Observed Means → masukkan Sistem_Olah_Tanah ke dalam kotak Post
Hoc Tests for : →Duncan → Continue
7. Klik OK
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1.3. Tabel Perhitungan Manual Data Tinggi Tanaman Jagung Hybrida
Siste Jenis Kompos
Kelompo m Total Total
k Olah A1 A2 A3 A4 (Kelompok) (S)
Tanah
1 153,6 174,6 164,4 155,4 648
2 S1 154,8 176,8 165,6 164 661,2 1965,7
3 154,2 176,6 166 159,7 656,5
1 177,6 199,2 194,4 186,6 757,8
2 S2 181,8 198,6 190,6 190,2 761,2 2278,5
3 179,7 198,9 192,5 188,4 759,5
1 161,4 177,6 174 175,4 688,4
2 S3 162,6 186,6 181,2 175,4 705,8 2091,3
3 162 182,1 177,6 175,4 697,1
Total (A) 1487,7 1671 1606,3 1570,5 6335,5
1. Faktor Koreksi
2 2
Y •• • ( 6335 ,5 ) 40.138.560 , 3
FK = = = =1.114 .960 , 01
abr 3 × 4 × 3 36
2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT=∑ Y ijk−FK =(153 , 6 ¿ ¿ 2+174 , 6 + …+175 , 4 )−1.114 .960 , 01¿
2 2 2
ijk
¿ 6296 , 72
23
Tanah
S1 462,6 528 496 479,1 1965,7
S2 539,1 596,7 577,5 565,2 2278,5
S3 486 546,3 532,8 526,2 2091,3
Total 1487,7 1671 1606,3 1570,5 6335,5
Tinggi Tanaman
N 36
Normal Parametersa,b Mean 175.9889
Std. Deviation 13.40673
25
Most Extreme Differences Absolute .108
Positive .105
Negative -.108
Test Statistic .108
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Residual for
Tinggi.Tanaman
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000
Std. Deviation 2.21795
Most Extreme Differences Absolute .092
Positive .056
Negative -.092
Test Statistic .092
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Berdasarkan Tabel 4.2.2, data tinggi tanaman jagung hybrida menggunakan
SPSS diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200. Kriteria pengujian yaitu H 0 ditolak
jika p-value kurang dari alpha. Dengan menggunakan alpha sebesar 5%, diperoleh
keputusan gagal tolak H 0 yang artinya residual model berdistribusi normal.
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
Residual for Based on Mean 2.606 2 5 .168
Tinggi.Tanama Based on Median .320 2 5 .740
n
Based on Median and .320 2 2.421 .753
with adjusted df
Based on trimmed mean 2.289 2 5 .197
95% Confidence
Interval of the
Difference
t df Sig. (2-Tailed) Mean Lower Upper
Difference
Residual for .000 35 1.000 .00000 -.7504 .7504
Tinggi.Tanaman
27
Berdasarkan Tabel 4.2.4, diperoleh nilai signifikansi 1,000. Kriteria pengujian
yaitu H 0 ditolak jika p-value kurang dari alpha. Dengan menggunakan alpha 5%
diperoleh keputusan gagal tolak H 0 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
independen.
Type III
Mean
Source Sum of df F Sig.
Squares
Squares
Intercept Hypothesi 1114960.007 1 1114960.007 46103.950 .000
s
Error 48.367 2 24.184a
Sistem.Olah.Tanah Hypothesi 4129.529 2 2064.764 620.774 .000
s
Error 13.304 4 3.326a
Jenis.Kompos Hypothesi 1946.908 3 648.969 166.367 .000
s
Error 70.215 18 3.901c
Kelompok Hypothesi 48.367 2 24.184 7.271 .047
s
Error 13.304 4 3.326b
Sistem.Olah.Tanah* Hypothesi 88.400 6 14.733 3.777 .013
s
Jenis.Kompos Error 70.215 18 3.901c
Sistem.Olah.Tanah* Hypothesi 13.304 4 3.326 .853 .511
s
Kelompok Error 70.215 18 3.901c
H 0: Tidak terdapat pengaruh jenis pupuk kompos terhadap tinggi tanaman jagung
hybrida atau β 1=β 2=β 3=β 4 =0
Kriteria pengujian yaitu tolak H 0 ketika signifikansi atau p-value kurang dari
alpha yang digunakan yakni 5%. Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji ANOVA
didapatkan signifikansi jenis pupuk kompos sebesar 0,000, yaitu kurang dari alpha
5%. Sehingga diputuskan bahwa H 0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh jenis
pupuk kompos terhadap tinggi tanaman jagung hybrida.
29
H 1: Terdapat pengaruh kelompok terhadap tinggi tanaman jagung hybrida atau
setidaknya terdapat satu k dimana K k ≠ 0
Kriteria pengujian yaitu tolak H 0 ketika signifikansi atau p-value kurang dari
alpha yang digunakan yakni 5%. Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji ANOVA
didapatkan signifikansi kelompok sebesar 0,047, yaitu kurang dari alpha 5%.
Sehingga diputuskan bahwa H 0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh kelompok
terhadap tinggi tanaman jagung hybrida.
4. Hipotesis untuk Pengaruh Interaksi Sistem Olah Tanah dengan Jenis Pupuk Kompos
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah
dan jenis pupuk kompos terhadap tinggi tanaman jagung hybrida, maka digunakan
hipotesis di bawah ini:
H 0: Tidak terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan jenis pupuk
kompos terhadap tinggi tanaman jagung hybrida atau (SA)ij =0 untuk i=1 , 2 ,3 dan
j=1 ,2 , 3 , 4 .
H 1: Terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan jenis pupuk kompos
terhadap tinggi tanaman jagung atau setidaknya terdapat satu (SA)ij ≠ 0 untuk untuk
i=1 , 2 ,3 dan j=1 ,2 , 3 , 4.
Kriteria pengujian yaitu tolak H 0 ketika signifikansi atau p-value kurang dari
alpha yang digunakan yakni 5%. Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji ANOVA
didapatkan signifikansi interaksi sistem olah tanah dan jenis pupuk kompos sebesar
0,013, yaitu kurang dari alpha 5%. Sehingga diputuskan bahwa H 0 ditolak yang
artinya terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan jenis pupuk
kompos terhadap tinggi tanaman jagung hybrida.
30
Dalam rancangan acak kelompok menggunakan split plot design, pengaruh
interaksi anatara kelompok dan petak utama, dalam hal ini yaitu sistem olah tanah
juga diuji. Hipotesis yang digunakan yaitu:
H 0: Tidak terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan kelompok
terhadap tinggi tanaman jagung hybrida atau (SK )ik =0 dengan i=1 , 2 ,3 dan
k =1 ,2 , 3.
H 1: Terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan kelompok terhadap
tinggi tanaman jagung atau setidaknya ada satu (SK )ik ≠0 dengan i=1 , 2 ,3 dan
k =1 ,2 , 3.
Kriteria pengujian yaitu tolak H 0 ketika signifikansi atau p-value kurang dari
alpha yang digunakan yakni 5%. Berdasarkan hasil output SPSS untuk uji ANOVA
didapatkan signifikansi interaksi sistem olah tanah dan kelompok sebesar 0,511,
yaitu lebih dari alpha 5%. Sehingga diputuskan bahwa H 0 diterima yang artinya
tidak terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan kelompok terhadap
tinggi tanaman jagung hybrida.
1.2.3. Uji Lanjutan Duncan untuk Faktor Sistem Olah Tanah dan Faktor Jenis Pupuk Kompos
a. Uji Duncan berdasarkan Sistem Olah Tanah
1. Sistem Olah Tanah S1
Menggunakan software SPSS diperoleh hasil uji Duncan sebagai berikut.
Tabel 4.2.12. Tabel Output Uji Duncan berdasarkan Sistem Olah Tanah S1
Jenis.Kompo Subset
N
s 1 2 3 4
A1 3 154.2000
A2 3 159.7000
A3 3 165.4000
A4 3 176.0000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
31
Berdasarkan Tabel 4.2.6, diperoleh hasil bahwa pada sistem olah tanah
sempurna (S1), tinggi tanaman jagung berbeda-beda pada keempat jenis pupuk
kompos. Namun, pupuk kompos dari kotoran ayam (A2) menghasilkan tinggi
tanaman jagung tertinggi sebesar 176 cm.
Tabel 4.2.13. Tabel Output Uji Duncan berdasarkan Sistem Olah Tanah S2
Jenis.Kompo Subset
N
s 1 2 3 4
A1 3 179.7000
A2 3 188.4000
A3 3 192.5000
A4 3 198.9000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan Tabel 4.2.10, diperoleh hasil bahwa pada jenis pupuk kompos
A2 yaitu kompos kotoran ayam, ketiga sistem olah tanah berada pada subset
yang berebda dengan sistem olah tanah minimum (S2) menghasilkan rata-rata
tinggi tanaman jagung tertinggi yaitu mencapai 198,9 cm.
33
3. Jenis Pupuk Kompos A3
Menggunakan software SPSS diperoleh hasil uji Duncan sebagai berikut.
Tabel 4.2.17. Tabel Output Uji Duncan berdasarkan Jenis Kompos A3
Subset
Sistem.Olah.Tanah N
1 2 3
S1 3 165.4000
S2 3 177.6000
S3 3 192.5000
Sig. 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan Tabel 4.2.11, diperoleh hasil bahwa pada jenis pupuk kompos
A3, sistem olah tanah minimum (S2) juga menghasilkan rata-rata tinggi tanaman
jagung tertinggi dibandingkan dengan S1 dan S3. Rata-rata tinggi tanaman
jagung hybrida untuk S2 adalah sebesar 192,5 cm.
4. Jenis Pupuk Kompos A4
Menggunakan software SPSS diperoleh hasil uji Duncan sebagai berikut.
Tabel 4.2.18. Tabel Output Uji Duncan berdasarkan Jenis Kompos A4
Subset
Sistem.Olah.Tanah N
1 2 3
S1 3 159.7000
S2 3 175.4000
S3 3 188.4000
Sig. 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan Tabel 4.2.12, diperoleh hasil bahwa pada jenis pupuk kompos
A4, sistem olah tanah minimum yaitu S2 menghasilkan rata-rata tinggi tanaman
jagung hybrida tertinggi di antara yang lain yaitu sebesar 188,4 cm.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil analisis asumsi diperoleh hasil bahwa data tinggi tanaman jagung
hybrida berdistribusi normal dan data residual model berdistribusi normal, bersifat
homogen, dan independen sehingga memenuhi asumsi model.
2. Berdasarkan uji ANOVA split plot design diperoleh hasil terdapat pengaruh sistem olah
tanah, jenis kompos, kelompok, interaksi sistem olah tanah dan jenis kompos terhadap
tinggi tanaman jagung hybrida, tetapi tidak terdapat pengaruh interaksi antara sistem
olah tanah dan kelompok terhadap tinggi tanaman jagung hybrida.
3. Berdasarkan hasil uji Duncan, berdasarkan jenis pupuk kompos diperoleh hasil bahwa
sistem olah tanah terbaik yang menghasilkan rata-rata tinggi tanaman jagung hybrida
tertinggi adalah sistem olah tanah minimum (S2). Sedangkan untuk uji Duncan
berdasarkan sistem olah tanah diperoleh hasil bahwa jenis kompos terbaik yang dapat
digunakan untuk menghasilkan rata-rata tinggi tanaman jagung hybrida tertinggi adalah
jenis kompos kotoran ayam (A2). Artinya, kombinasi terbaik yang menghasilkan tinggi
tanaman jagung hybrida tertinggi adalah kombinasi sistem olah tanah minimum dan
pupuk kompos kotoran ayam.
5.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Berdasarkan hasil uji asumsi, disarankan peneliti dapat menyertakan hasil uji
normalitas data penelitian, uji normalitas residual, dan uji independensi residual untuk
memberi informasi kepada pembaca tentang hasil uji asumsi yang telah dilakukan. Selain
itu, disarankan agar melakukan penelitian dengan menggunakan faktor selain sistem olah
35
tanah dan jenis pupuk kompos untumk mengetahui faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman jagung hybrida.
2. Bagi Masyarakat
Berdasarkan hasil uji Duncan, disarankan masyarakat dapat menggunakan sistem
olah tanah minimum dan jenis kompos kotoran ayam untuk mendapatkan hasil tinggi
tanaman jagung hybrida terbaik di lahan pasang surut.
36
DAFTAR PUSTAKA
Auditha, J. V., Budianta, D., & Setyawan, D. (2019). Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah
Lahan Pasang Surut akibat Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays L.). Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 101-110).
Azwar, S. (2010). Asumsi-asumsi dalam Uji Statistika. Diakses pada tanggal 20 November 2023.
Boyer, C.D., and J.C. Shannon. (2003). Carbohydrates of the kernel. In: White PJ., Johnson
LA., editor. Corn: Chemistry and Technology. 2nd Ed. Minnesota: American
Association Of Cereal Chemists Inc. St. Paul, Minnesota, USA. 289-312.
Dewanto, F. G., Londok, J., Tuturoong, R., & Kaunang, W. (2013). Pengaruh Pemupukan
Anorganik dan Organik terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan.
Zootek, 32(5), 1-8.
Ghaisani, T. S. (2019). Pengaruh Pemberian Kompos Daun Jati (Tectona grandisL.F., Angsana
(Pterocarpus indicus Willd.) dan Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Carica (Carica pubes censLenne & K.Koch). Biological Journal
of Indonesia, 22-26.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
Irsyad, Y. M., & Kastono, D. (2019). Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair dan Dosis Pupuk
Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). Vegetalika. 8(4). 263-
275.
Islam, S. K. (2000). Estimation of Plot Size in Split-Split Plot Design. Journal Industry, Social,
Agricultutural, Statistics, 53:172-181.
Kadir. (2015). Statistika terapan: Konsep, contoh dan analisis data dngan program SPSS/ Lisrel
dalam penelitian. Depok: PT.Rajagrafindo Persada.
37
Kasmadi & Sunariah, Nia Siti. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Sukabumi :
ALFABETA.
Kasmadi & Sunariah. (2016). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Kurniawan Ardi, A. E. (2023). Diktat Rancangan Percobaan. Surabaya: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Airlangga.
Laeli, S. F. (2016). Perbandingan Metode Robust Least Medianof Square (LMS) dan Penduga S
Untuk Menangani Outlier Pada Regresi Linier Berganda (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG).
Matra. (2018). Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hybrida (Zea mays L.)
Terhadap Sistem Olah Tanah dan Jenis Kompos di Lahan Pasang Surut. Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang.
Mattjik, Ahmad Ansori dan I Made Sumertajaya. (1999). Analisis Perancangan Percobaan.
Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian Bogor.
Ramayana, S., et. al. (2021). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap
Pemberian Beberapa Komposisi Pupuk Majemuk Pada Lahan Pasca Tambang Batu Bara.
Jurnal AGRIFOR, 20(1), 35-43.
Suarni dan I.U. Firmansyah. (2005). Beras Jagung: Prosesing Dan Kandungan Nutrisi Sebagai
Bahan Pangan Pokok. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Makassar. p.
393-398.
Sulaiman, A., & al., e. (2018). Cara Cepat Swasembada Jagung. Jakarta: IAARD Press.
38
Suryanullah, A., Subagio, & Mirawati, B. (n.d.). Efektifitas Pupuk Kompos, Pupuk Kandang dan
Urea terhadap Pertumbuhan Bibit Klincung. Ilmiah IKIP Mataram, 3(1), 596-603.
Susetya, D. 2016. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik untuk Tanaman Pertanian dan
Perkebunan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 194 hal.
Susilawati, A., Nursyamsi, D., & Syakir, M. (2016). Optimalisasi Penggunaan Lahan Rawa
Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan Nasional. Jurnal Sumberdaya Lahan,
10(1)
Syam’um, E. (2002). Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine Max (L) Merr) Pada Musim Dan
Sistem Olah Tanah Berbeda. Jurnal Agrivigor, 2 (1):32-37.
Widhiarso,W. (2011).http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/sedikit-tentang-ujihomogenitas-data/
comment-page-4/. Diakses pada tanggal 20 November 2023.
39
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman Jagung Hybrida
Sistem Olah Jenis Kompos
Kelompok
Tanah A1 A2 A3 A4
1 153,6 cm 174,6 cm 164,4 cm 155,4 cm
2 S1 154,8 cm 176,8 cm 165,6 cm 164 cm
3 154,2 cm 176,6 cm 166 cm 159,7 cm
1 177,6 cm 199,2 cm 194,4 cm 186,6 cm
2 S2 181,8 cm 198,6 cm 190,6 cm 190,2 cm
3 179,7 cm 198,9 cm 192,5 cm 188, 4 cm
1 161,4 cm 177,6 cm 174 cm 175,4 cm
2 S3 162,6 cm 186,6 cm 181,2 cm 175,4 cm
3 162 cm 182,1 cm 177,6 cm 175,4 cm
40
Lampiran 2. Langkah Input Data Hasil Tinggi Tanaman Jagung Hybrida pada Software SPSS
Masukkan data pada software SPSS, sebagai berikut :
Pada variable view
41
Lampiran 3. Langkah-langkah Uji Asumsi
1. Asumsi Normalitas
Klik Analyze pada menu bar → klik Nonparametric Test → Legacy Dialogs →
1-Sample K-S
43
Masukkan Tinggi.Tanaman ke kotak Dependent Variable dan masukkan
Sistem.Olah.Tanah, Jenis Kompos, dan Kelompok dalam kotak Fixed
Factor(s)
44
Gambar 9. Memunculkan Residual
Diperoleh data residual hasil tinggi tanaman jagung hybrida sebagai berikut :
45
Gambar 10. Data Residual
Langkah uji normalitas nilai residual data hasil tinggi tanaman jagung hybrida, sebagai
berikut :
Klik Analyze pada menu bar → klik Nonparametric Test → Legacy Dialogs →
1-Sample K-S
46
Gambar 12. Input Variabel Residual
Diperoleh hasil uji normalitas residual data hasil tinggi tanaman jagung hybrida
sebagai berikut:
47
Gambar 14. Langkah Uji Homogenitas
48
Diperoleh hasil uji homogenitas variansi residual data hasil tinggi tanaman jagung
hybrida sebagai berikut:
49
Diperoleh hasil uji indenpensi residual data hasil tinggi tanaman jagung hybrida
sebagai berikut:
50
Klik Model muncul Univariate : Model → Pada Specify Model pilih Build
Terms → Isi kotak Model dengan memasukkan Sistem.Olah.Tanah,
Jenis.Kompos, Kelompok, Jenis.Kompos * Sistem.Olah.Tanah, dan
Kelompok * Sistem.Olah.Tanah dari kotak Factors & Covariates
Diperoleh hasil uji ANOVA Rancangan Split Plot menggunakan Model RAK
sebagai berikut:
52
Gambar 27. Langkah Uji Duncan
Klik Model muncul Univariate : Model → Pada Specify Model pilih Full
Factorial → Klik Continue
53
Klik Post Hoc muncul Univariate : Post Hoc Multiple Comparisons for
Observed Means → Masukkan Jenis.Kompos ke dalam kotak Post Hoc Tests
for: → Pilih Duncan → Klik Continue
Diperoleh hasil uji Duncan berdasarkan sistem olah tanah, sebagai berikut :
54
Gambar 32. Output Uji Duncan S2
55
b. Uji Duncan berdasarkan Jenis Kompos
Klik Data → Split File
56
Gambar 36. Langkah Uji Duncan
Klik Model muncul Univariate : Model → Pada Specify Model pilih Full
Factorial → Klik Continue
57
Klik Post Hoc muncul Univariate : Post Hoc Multiple Comparisons for
Observed Means → Masukkan Sistem.Olah.Tanah ke dalam kotak Post Hoc
Tests for: → Pilih Duncan → Klik Continue
58
Gambar 41. Output Uji Duncan A2
59