Anda di halaman 1dari 18

PROTOZOA PARASIT: Amoeba,

Flagellata, Cilliata, Sporozoa

LABORATORIUM
PARASITOLOGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

PROTOZOA PARASIT

Nina Difla Muflikhah, S.Si., M.Sc


PARASITOLOGI: PROTOZOA

Sel protozoa mempunyai struktur yang terdiri atas sitoplasma dan inti. Struktur
sitoplasma terdiri atas ektoplasma yang terdapat dibagian luar sel dan endoplasma terdapat
dibagian dalam sel. Ektoplasma merupakan jaringan hialin yang berfungsi ntuk
mempertahankan diri (protektif), sebagai organ untuk bergerak (lokomotif) dan sebagai organ
yang berfungsi untuk mengenali lingkungannya (sensori). Endoplasma berstruktur granular
yang memiliki peranan sebagai sistem pencernaan dan sistem reproduksi sel.

Protozoa merupakan sel eukariot yang memperihatkan banyak fungsi fisiologis. Lebih
dari 200.000 spesies protozoa yang telah teridentifikasi namun hanya sekitar 70 spesies dari 30
genus yang dapat menginfeksi manusia. Beberapa protozoa parasit tersebut berperan dalam
beberapa penyakit di negara tropis, seperti malaria, kala azar, penyakit tidur, penyakit
chagas.pada HIV/AIDS, protozoa dikenal dalam infeksi oportunistik seperti toxoplasmosis,
cryptosporidiasis, dan lain-lain.

Klasifikasi protozoa merujuk Levine et al (1980) terbagi menjadi 4 filum, antara lain
Sarcomastigopora (Amoeba dan Flagellata), Apicomplexa (sporozoa), Microspora, dan
siliopora.
Filum Sub-filum Super Kelas Kelas Subkelas Ordo Sub-Ordo Genus
Sarcomastigopora Mastigopora Zoomastigopora Kinetoplastida Trypanosomatina Leismania
Trypanosoma
Retortamonadida Retortamonas
Chilomastix
Diplomonadida Diplomonadina Giardia
Enteromonadina Enteromonas
Tricomonadida Tricomonas
Pentatricomonas
Dientamoeba
Sarcodina Rhizopoda Lobosea Gymnamoebia Amoebida Tubulina Entamoeba
Endolimax
Iodamoeba
Acanthopodina Achantamoeba
Schizopyrenida Naegleria
Apicomplexa Sporozoa Coccidia Eucoccidia Eimeriina Eimeria
Toxoplasma
Cryptosporidium
Cyclospora
Isospora
Sarcocystis
Hemosporina Plasmodium
Piroplasmia Piroplasmida Babesia
Microspora Microsporea Microsporida Apansporoblastina Enterocytozoon
Enchepalitozoon
Pleistopora
Tachipleistospora
Braciola
Nosema
Vittafarma
Microsporum
Ciliopora Kinetofragminophorea Vestibuliferia Trichostomalida Trichostomatina Balantidium
Nukleus
Protozoa biasa memiliki satu nukleus di setiap sel, namun pada beberapa spesies memiliki lebih
dari satu nukleus. Kromatin tersebar di daerah perifer atau terkondensasi di sekeliling
kariosom.

Reproduksi protozoa dapat secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual lebih
sering terjadi dibandingan reproduksi seksual. Reproduksi secara seksual terjadi pada ciliata
dan sporozoa.

Reproduksi Aseksual
Pembelahan biner
Pembelahan biner merupakan salah satu metode reproduksi aseksual pada protozoa, dimana
satu parasit membelah diri secara longitudinal atau transversal menjadi dua atau lebih parasit.
Pembelahan mitosis nukleus diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Pada amoeba, pembelahan
dapat terjadi dari berbagai sisi namun pada flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal
dan pada ciliata terjadi secara transversal.

Schizogoni
Contoh protozoa parasit yang bereproduksi secara schizogoni adalah Plasmodium sp dimana
nukleus akan membelah secara berturut-turut di dalam schizon dan menghasilkan beberapa
merozoit

Endodiogeni
Beberapa protozoa seperti Toxoplasma gondii , pembelahan terjadi di dalam sel induk dan
menghasilkan dua anakan sel.
Gambar. Reproduksi Aseksual Protozoa

Reproduksi Seksual
Konjugasi
Pada ciliata, proses seksual terjadi secara konjugasi, dimana dua organisme bergabung dan
bertukar materi genetik, seperti pada Balantidium coli.

Gametogoni atau Singami


Pada sporozoa, gamet jantan dan betina diproduksi secara gametogenesis, bentuk fertilisasi
disebut zigot dimana menunjukan beberapa sporozoit. Contoh spesies parasit yang melakukan
gametogoni adalah Plasmodium sp.
Amoeba adalah protozoa yang memiliki banyak bentuk dan memiliki ciri spesifik
berupa adanya alat gerak yang berfungsi sebagai lokomotor dan pengambilan makanan disebut
pseudopodia (kaki semu). Amoeba memiliki struktur yang sangat sederhana dan dipercaya
sebagai bentuk evolusi dari flagellata yang kehilangan flagel. Sitoplasma amoeba terbagi
menjadi dua bagian, ektoplasma dan endoplasma. Pseudopodia terbentuk dari ektoplasma dan
diikuti bagian endoplasma.

Dua kelompok amoeba memiliki peranan dalam dunia kedokteran, antara lain amoeba
pada usus dan amoeba yang hidup bebas. Amoeba yang sangat penting pada usus manusia
adalah Entamoeba histolytica yang menyebabkan amoebiasis intestinal dan ekstraintestinal.
Amoeba juga dapat ditemukan di mulut. Amoeba yang hidup bebas dan berpotensi patogen ke
manusia dapat ditemukan di tanah dan air, seperti Naegleria dan Acantamoeba yang dapat
menyebabkan infeksi pada mata dan meningoesenfalitis.

Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli

Entamoeba histolytica telah ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dan telah didemostrasikan
sebagai parasit yang ditemukan pada pasien dengan disentri amoeba. Tahun 1890, William
Osler melaporkan kasus disentri pada pria muda dan dinyatakan meninggal karena abses hati.
Councilman dan Lafl Eur pada tahun 1891 mengenalkan patogenesis amoebiasis intestinal,
amoebiasis hati, disentri amoeba, dan amoebic liver abscess. Distribusi Entamoeba histolytica
di seluruh dunia, dan lebih banyak ditemukan di daerah tropis dan ditemukan di daerah dengan
kondisi sanitasi yang buruk.infeksi amoebiasis pada manusia banyak bersifat asimtomatik,
sekitar 99% kasus. Amoebiasis dapat menyebabkan kematian akibat infeksi parasit dan
berapada pada peringkat ketiga setelah malaria dan schistosomiasis.

1. Morfologi Entamoeba histolytica


Entamoeba hystolitica memiliki tiga fase, antara lain tropozoit, prekista, dan kista
(immature dan mature).
1. Tropozoit
- Bentuk invasive yang merupakan fase untuk makan dan replikasi (perbanyakan
diri) dan dapat ditemukan dalam feses pasien.
- Berukuran diameter 12-60 µm.
- Sitoplasma terbagi menjadi dua, (1) endoplasma yang bergranular dan (2)
ektoplasma yang jernih.
- Endoplasma yang bergranular mengandung eritrosit, leukosit, dan vakuola
makanan yang mengandung sisa jaringan dan bakteri. Eritrosit hanya ditemukan
pada fase invasive.
2. Prekista
- Merupakan bentuk peralihan dari tropozoit ke kista.
- Ukuran lebih kecil dari tropozoit dan lebih besar dari kista, 10-20 µm.
- Bentuk oval dengan pseudopodia yang tumpul, vakuola makanan dan eritrosit
menghilang, dan struktur inti sel sama dengan tropozoit.
3. Kista
- Kista merupakan bentuk infektif dengan ukuran 10-20µm.
- Berbentuk bulat, mempunya dinding dari hialin, dan tidak aktif bergerak.
- Terdapat 2-4 inti sel.

2. Morfologi Entamoeba coli


- Bentuk trofozoit E. coli berukuran 20-40 µm dengan endoplasma kasar tanpa
adanya eritrosit. Memiliki inti dengan kariosom yang besar dan terletak di tepi sel.
- Kista E coli berukuran diameter 15-20 µm dengan kista matang memiliki delapan
inti.
Siklus Hidup

Gambar 1. Siklus hidup Entamoeba hystolitica dan Entamoeba coli


Penularan

Infeksi terjadi dengan masuknya stadium infekstif (kista) melalui mulut, bersama dengan
makanan atau minuman yang tercemar tinja penderita amoebiasis. Di laboratorium, penularan
dapat melalui tertelannya kista yang terbawa oleh hewan uji atau sampel feses yang diperiksa.

Diagnosis Amoebiasis

1. Pemeriksaan mikroskopis tinja


- Pemeriksaan feses dengan menggunakan garam fisiologis dapat melihat trofozoit
bergerak aktif dengan gerakan pseudopodianya. Inti parasit sukar dilihat, tetapi di
dalam sitoplasma akan terlihat adanya eritrosit yang berwarna hijau kekuningan.
Kista akan terlihat bukat dengan dinding yang tipis dan halus, badan kromatid
mudah dikenali.
- Pemeriksaan feses menggunakan lugol, parasit akan berwarna kuning sampai
coklat muda. Inti terlihat jelas dengan kariosom terletak di tengah-tengah inti.
- Pemeriksaan feses dengan iron-hematoxylin, inti parasit dan badan kromatid akan
berwarna hitam, dengan sitoplasma berwarna kebiru-biruan atau kelabu.
2. Pemeriksaan serologis
- Pada karier amoebiasis, dapat ditemukan hasil positif adanya antigen maupun
antibodi terhadap parasit.
- Pada aoebiasis hati, pemeriksaan serologis dapat dilakukan uji fiksasi komplemen,
uji immunohemaglutinasi, dan tes presipitin.
3. Pemeriksaan pada biopsi jaringan dan cairan abses pada penderita amoebiasis hati
4. Pemeriksaan dahak untuk menegakkan diagnosis amoebiasis paru

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 2. Entamoeba histolytica (tropozoit dan kista)


Gambar 3. Invasi Entamoeba histolytica pada sel epitel usus

Gambar. Entamoeba histolytica (a) Tropozoit, (b) Prekista, (c) kista Uninukleat, (d)
Kista Binukleat, dan (e) kista matang quadrinukleat.
Giardia lamblia

Parasit ini disebut juga Lamblia intestinalis atau Giardia intestinalis, dan penyakit akibat
infeksinya disebut Giardiasis. Giardia lamblia hidup di duodenum dan jejunum bagian atas,
dengan cara melekatkan diri pada bagian usus tersebut dengan batil isap (sucking disc),
walaupun pada kasus tertentu dapat dijumpai di saluran empedu dan kantung empedu.

Morfologi

- Bentuk tropozoit seperti buah pir dengantubuh yang bilateral simetris, berukuran 14 x
7 µm da ujung anterior yang melebar dan membulat, sedangkan bagian posterior
meruncing.
- Tropozoit mempunyai 4 pasang flagel yang panjangnya 12-15µm, dua aksotil dan dua
inti.
- Kista berbentuk lonjong dengan 2-4 inti.

Penularan

Seseorang dapat terinfeksi giardiasis apabila mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi feses penderita giardiasis. Stadium infektif adalah kista.

Diagnosis

- Pemeriksaan feses dapat ditemukan kista dan trofozoit.


- Pemeriksaan cairan duodenum.

Pengobatan

Metronidazol, tinidazol, ornidazol, atau nimorazol.


Siklus Hidup

Gambar 4. Siklus hidup Giardia lamblia


-------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 5. Morfologi trofozoit dan kista Giardia lamblia

Gambar 6. Skema morfologi trofozoit dan kista Giardia lamblia


Trichomonas vaginalis

Infeksi Trichomonas vaginalis disebut trikomoniasis, pada wanita yang menginfeksi vagina
disebut trikomoniasis vagina. Selain pada vagina, parasit ini dapat menginfeksi uretra dan
kelenjar prostat pada laki-laki, dan dikenal sebagai penyakit prostatitis. Trikooniasis hanya
terjadi pada manusia.

Morfologi

Trofozoit berbentuk piriform, tidak berwarna dan hanya memiliki satu inti lonjong dengan
empat pasang flagela yang berukuran sama panjang sekitar 13-18 µm pada bagian anterior
dan satu flagel berukuran lebih pendek, menempel pada membran bergelombang (undulating
membrane).

Penularan

Penularan melalui kontak langsung, seperti hubungan seksual, atau melalui kontak tidak
langsung misalnya menggunakan bersama handuk, alat toilet, atau barang pribadi lainnya.
Bayi dapat pula tertular melalui jalan lahir sewaktu persalinan dari ibu yang terinfeksi
Trichomonas vaginalis.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis pasti trikomoniasis, dapat ditemukan parasit yang aktif bergerak
pada sekret vagina, urin, atau air mani. Apabila tidak dapat ditemukan dapat dilakukan biakan
parasit dari sampel yang telah diperiksa.

Pengobatan

Metronidazol, tinidazol, seknidazol, nimorazol, dan ornidazol.

Pencegahan

Pencegahan trikomoniasis dapat dilakukan pertama kali dengan pengobatan penderita hingga
tuntas. Selain itu kebersihan pribadi harus selalu dijaga dan tidak memakai alat mandi
bersama.
Gambar. Trofozoit Trichomonas vaginalis

Gambar. Siklus Hidup Trichomanas vaginalis


CILIATA
Balantidium coli

Balantidiasis, infeksi Balantidium coli, merupakan parasit zoonosis yang menyebabkan


infeksi usus dan disentri pada manusia. Hospes Balantidium coli adalah manusia, babi,
anjing, dan primata. Selain sebagai hospes definitif, babi juga berperan sebagai hospes
reservoir.

Morfologi

- Trofozoit berukuran 60-70 µm dan lebar 40-50 µm, memiliki cekungan di bagian
anterior (peristom) yang terdapat mulut (sitostom), memiliki dua buah inti disebut
makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berbentuk seperti ginjal dan besar,
sedangkan mikronukleus berbentuk seperti bintik kecil di bagian cekungan.
- Kista berbentuk bulat dengan diameter 50-60 µm dan memiliki dua lapis dinding
kista, sitoplasma berbentuk granuler mengandung makronukleus, mikronukleus, dan
badan refraktil.

Penularan

Manusia dapat terinfeksi Balantidium coli akibat tertelan air atau makanan mentah yang
tercemar tinja babi yang mengandung kista.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis balantidiasis dilakukan pemeriksaan tinja untuk menemukan


kista atau trofozoit.

Pengobatan

Metronidazol, iodoquinol, atau okseasiklin.


Gambar. Balantidium coli

Gambar. Siklus Hidup Balantidium coli


SPOROZOA
Toxoplasma gondii

Toxoplasma gondii merupakan protozoa yang hidup di darah dan jaringan serta dapat
menyebabkan penyakit toksoplasmosis pada manusia dan hewan. Hospes definitif
Toxoplasma gondii adalah kucing, sedangkan manusia, hewan mamalia, dan unggas berperan
sebagai hospes perantara.

Morfologi

- Takizoit (trofozoit) bentuknya seperti bulan sabit dengan satu inti di tengah,
berukuran 4-6 x 2-3 µm. Pada tubuh hospes perantara akan berada pada semua sel
yang berinti, seperti sel otot (otot polos, otot lurik, dan otot jantung), sel syaraf
(neuron dan glia), dll. Takizoit akan berubah menjadi bradizoit (kista jaringan)
sebagai bentuk pertahanan dari sistem imun hospes.
- Bradizoit berukuran 15-20 µm dan merupakan bentuk pasif.
- Ookista merupakan stadium infektif, keluar bersama dengan feses kucing dan
mengkontaminasi lingkungan. Ookista berbentuk oval dengan 2 sporoblas, masing-
masing sporoblas berisi 4 sporokista.

A B C

Gambar. Stadium Toxoplasma gondii (a) Takizoit, (b) Bradizoit, dan (c) Ookista

Penularan

Infeksi toksoplasmosis dapat terjadi secara kongenital dan dapatan (akuista). Secara
kongenital dari seorang wanita hamil kepada janin yang dikandungnya sehingga bayi terlahir
dengan membawa Toxoplasma gondii, dikenala sebagai toksoplasmosis kongenital. Infeksi
secara dapatan dapat terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
ookista dari feses kucing; mengkonsumsi daging setengah matang yang mengandung
bradizoit; melakukan kontak langsung dengan feses kucing, daging mentah, atau tanah;
transfusi darah, transplantasi organ, dan lain-lain.

Diagnosis

- Secara serologi untuk deteksi antibodi spesifik Toxoplasma gondii (IgM, IgG, IgA)
pada serum pasien. Tes serologi tersebut antara lain ELISA, IFA, IAAT, dan SFDT.
- Secara histologi dengan sampel berupa sedimen cairan tubuh ( cairan serebrospinal,
amnion, broncho-alveolar-lavage) dengan pengecatan giemsa.
- Secara molekular menggunakan teknik PCR dari sediaan darah janin, cairan amnion,
plasenta, cairan serebrospinal.

Siklus Hidup

Gambar. Siklus Hidup Toxoplasma gondii

Anda mungkin juga menyukai