Anda di halaman 1dari 13

2 Maret 2022

Apa itu resiliensi?


Ilmuwan psikologi biasanya menggunakan istilah ‘lenting’ untuk
menyepadankan kata resiliensi (resilience), yaitu: kemampuan
sesorang untuk bangkit setiap kali mengalami desakan mundur, atau
bahkan kegagalan.

Perjalanan menjadi matang menggunakan


teknologi.
Sebagai konsultan teknologi, kami melihat jelas betapa melimpah
ruahnya potensi teknologi dalam meningkatkann pembelajaran.
Namun, perjalanan menjadi pembelajar untuk mencapai tingkat-
tingkat manfaat teknologi tersebut cukup panjang. Dalam marathon
pembelajaran ini, kadang kita akan unggul kadang ketinggalan.
Di sinilah Bapak dan Ibu perlu menjadi resilien. Gunakan setiap
momen keunggulan sebagai tenaga untuk semakin melaju, dan
menyadari bawah setiap momen ketinggalan adalah wajar dan kita
perlu mengatur tenaga untuk mengejar.
Seperti dalam marathon, mengatur tenaga (baca: mengeolola
resilensi) semakin efektif jika kita tahu masih berapa jauh atau
berapa dekat kita dengan garis finish. Dalam marathon menunju
elearning yang baik ini, peta kita adalah Kerangka SAMR.

Berpikir Kritis dengan Teknologi

Kemajuana teknologi informasi sudah tidak bisa


dibendung lagi. Terleih dengan adanya pandemi covid-
19 ini. Semua dilakukan dengan banyak memanfaatkan
teknologi informasi. Sekolah dari rumah dengan
memanfaatkan gadget dan intenet. Guru yang semula
gaptek (gagap teknologi) sekarang dituntut harus
terampil dalam menggunakan dan memanfaatkan
teknologi informasi Pun demikian dengan siswa yang
tidak suka dengan teknologo dipaksa untuk bisa
mengoperasikannya.

Percepatan kemampuan IT ini benar-benar telah terpicu


oleh keadaan. Ini adalah siss positif dari suatu keadaan
yang melanda belahan dunia dengan adanya wabah
covid-19. Guru harus mulai menyadari keadaan bahwa
anak-anak kita sudah mahir bermain IT. Mereka bisa
memanfaaatkan IT terutama internet sebagai sumber
belajarnya.

Internet telah menyediakan banyak kebutuhan anak


dalam belajar. Apa yang ditanyakan oleh guru, ada di
dalam internet. Lalu, apakah kita sebagai guru masih
tetap ingin menyampaikan materi dan mengajari
mereka tentang materi pelajaran dengan hafalan?
Apakah mereka kita ajari untuk menghafal segudang
materi pelajaran yang semuanya sudah ada di internet?

Jika kita memberikan soal "recall", siapa nama


pahlawan dari surabaya?, apakah nama perubahan air
mencari padat? siapakah nama penemu bola lampu?
Pastilah anak akan dengan mudah menjawabnya tanpa
bantuan seorang guru. Mereka akan searching di
internet dan dengan mudahnya mereka menjawabnya.
Semua ada di internet. Tinggal klik kata kunci di
google, semua akan terjawab.

Apa itu kemampuan bercerita?


Kesanggupan atau kekuatan yang dimiliki oleh individu untuk
menyampaikan gagasan/ide secara lisan maupun tulisan yang
mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman atau kejadian.

Apa itu konten?


Segala bentuk komunikasi, terutama audio visual, yang berisi sebuah
informasi, hiburan atau ajakan

Tiga tahap membuat konten


Praktik ini terdiri dari tiga komponen:

 Membuat Rencana
 Mengeksekusi
 Memasarkan

Apa kaitannya dengan pembelajaran dengan


teknologi?
Kemajuan teknologi dapat membantu kita dalam mengolah
kemampuan bercerita. Kejujuran menjadi faktor yang penting.
Selalu kembali dengan melihat diri sendiri. Menarik atau tidak?
Informatif atau tidak. Membuat peduli atau tidak? Kita sebagai
pembuat konten selalu dapat menjawab dengan tepat, tapi
hambatan terbesarnya: Apakah kita bisa jujur pada diri sendiri?

Tolak Ukur Komunikasi yang Efektif


Tolak ukur menandakan bahwa komunikasi tersebut terbilang
efektif adalah, ketika Anda mampu menyampaikan pesan
dengan baik dan dipahami oleh lawan bicara. Yang
menandakan bahwa Anda bisa menggunakan bahasa yang
baik, dan menguasai materi.

Selain itu tolak ukur lainnya adalah kemampuan dalam


mendengarkan dengan baik, ketika seseorang mencoba
menyampaikan pesan atau mengutarakan pendapatnya. Hal ini
terbilang cukup penting dalam menciptakan komunikasi
efektif.

Bentuk komunikasi memang sudah biasa kita lakukan di


kehidupan sehari-hari, namun Anda juga memerlukannya di
dalam dunia kerja, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman
antar rekan kerja.

Selain itu berkomunikasi dengan keluarga atau pasangan, juga


bisa menciptakan hubungan harmonis, dan pastinya akan
sangat dibutuhkan agar tidak tercipta konflik.

Mungkin banyak orang akan menganggap bahwa menjalin


komunikasi yang efektif, merupakan hal yang mudah karena
hanya sekedar berbicara, nyatanya tidak hanya hal tersebut
yang perlu diperhatikan.
Kelas Campuran adalah kelas yang menerapkan
pembelajaran campuran sehingga murid mendapatkan
pengalaman belajar yang optimal. Dengan
mengadaptasi konsep dari Catlin R. Tucker dkk (2017),
Bukik Setiawan (2021) mendefinisikan Pembelajaran
Campuran (Blended Learning) sebagai program
pendidikan yang memfasilitasi murid belajar dengan
memenuhi 4 ciri ini

1. Setidaknya mengikuti pembelajaran asinkron yang


memungkinkan murid merdeka mengatur waktu,
tempat, alur dan tempo belajarnya;

2. Setidaknya mengikuti pembelajaran sinkron dengan


pendampingan guru pada suatu waktu dengan moda
belajar tertentu;

3. Menghubungkan beragam modalitas program/mata


pelajaran menjadi suatu pengalaman belajar
terintegrasi;

4. Membantu murid menjadi pelajar merdeka belajar


(komitmen pada tujuan, mandiri pada cara dan reflektif)
dalam mencapai sasaran belajar yang disepakatinya.
Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang berhubungan dengan
bidang pendidikan dalam proses penjabaran visi misi pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan melalui langkah strategis
pelaksanaan pendidikan. Komponen kebijaka pendidikan terdiri dari lima
yaitu tujuan, rencana, program, keputusan, dan dampak.

Bagaimana cara pengembangan karir guru?


Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi
dan karirnya adalah berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah
profesional; membuat karya tulis ilmiah/populer, karya seni, dan karya
teknologi; dan melaksanaka penelitian/pengkajian kerja profesionalnya baik
secara individual maupun kolaboratif.

Desain Media Pembelajaran dengan Aplikasi Canva

Terhitung sejak bulan Maret 2020, dimulai pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal
ini sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka pada umumnya
sehingga kami sebagai pengajar harus berinovasi membuat media
pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran selama masa
pandemi. Salah satu aplikasi yang mendukung pembuatan media
pembelajaran yang menarik adalah Canva. Sebagai pemula yang tidak
memiliki kemampuan dalam hal membuat desain media berbasis komputer,
menurut kami aplikasi Canva ini sangat tepat untuk digunakan. Berbagai fitur
yang tersedia mudah diaplikasikan sesuai dengan keinginan desainer (dalam
hal ini guru). Karena terbilang cukup mudah digunakan, kami pribadi
termotivasi untuk belajar membuat desain apapun menggunakan aplikasi ini.
Tidak hanya media pembelajaran, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk
keperluan yang lain. Misalnya : membuat desain brosur sekolah, poster
penerapan protokol kesehatan, membuat kolase foto, proposal kegiatan,
desain logo, slide presentasi rapat dan masih banyak yang lainnya. Kami
merekomendasikan bagi pengajar yang belum memiliki kemampuan desain
seperti halnya kami sendiri untuk menggunakan aplikasi Canva ini. Awalnya
mungkin memang cukup sulit karena belum terbiasa menggunakan,
berdasarkan pengalaman kami tetap semangat mencoba membuat desain
dan poin yang terpenting adalah menunjukkan hasil desain kepada teman
sejawat serta meminta komentar tentang hasil desain tersebut. Kritik dan
saran dari orang lain sangat membantu dalam memperbaiki desain
selanjutnya.

Dengan media pembelajaran ini kami berharap ananda dapat memahami


materi yang dipelajari dengan baik. Selain itu kami juga menerima kritik dan
saran dari ananda serta wali jika dari media pembelajaran yang telah kami
buat terdapat kekurangan sehingga mengganggu pemahaman ananda
terhadap materi. Evaluasi diri sebagai pengajar sangat penting dilakukan
secara rutin, karena pengajar mengemban amanah yang sangat besar. Kita
tidak berhak menyalahkan ananda ketika mereka belum memahami suatu
materi karena boleh jadi kesalahan tersebut ada pada diri kita sebagai
gurunya. Setiap anak dikaruniai potensi oleh Tuhan dan tugas kita adalah
menggali potensi tersebut serta mengarahkan dan memotivasi ananda agar
menjadi anak yang sukses dengan potensi yang dimilikinya. Kita juga tidak
berhak menuntut mereka untuk menguasai semua materi dan menyalahkan
“kebodohannya” karena hal inilah yang akan menjadi trauma di masa
depannya

Poster merupakan media pembelajaran yang terdiri dari warna, gambar,


grafis, dan tulisan yang menjelaskan dan mengekspresikan suatu konsep,
ide, maupun pesan-pesan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Maiyena (2013) menjelaskan bahwa media poster dalam pembelajaran


memiliki fungsi untuk memvisualisasikan pesan, informasi, atau konsep yang
ingin disampaikan kepada peserta didik dengan ilustrasi melalui gambar yang
hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi.

Poster dapat dibuat dengan menggunakan kertas, computer, karton, dan lain
sebagainya. Media poster dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria
tertentu yang mencakup tingkat keterbacaan (readability), mudah dilihat
(visibility), mudah dimengerti (legibility), dan komposisi yang baik.

Dalam proses pembelajaran, poster memiliki beberapa fungsi yaitu seperti


mengembangkan ide dan kreativitas peserta didik, menjelaskan suatu konsep
atau proses, menggambarkan benda-benda dan kosa kata baru, sebagai alat
untuk meningkatkan motivasi, dapat menjelaskan suatu garis waktu, dapat
menyampaikan pesan dan gagasan, serta memberi tahu suatu kegiatan,
agenda atau jadwal tertentu.

Langkah-Langkah Menggunakan Poster sebagai Media Pembelajaran

Sebelum menggunakan poster sebagai media pembelajaran, Anda perlu


memahami beberapa langkah dalam menggunakan media poster dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Guru menganalisa materi terlebih dahulu.


2. Mencari kata-kata yang sulit, benda-benda yang belum peserta didik kenal
atau proses rumit, yang membutuhkan energi serta usaha besar jika hanya
menjelaskan secara verbal sehingga membutuhkan gambar.
3. Mencari gambar yang disediakan oleh canva sesuai dengan materi yang
disampaikan.
4. Hiasi dengan warna yang menarik, kontras dan pastikan ukutan gambar,
tulisan cukup besar serta jelas untuk dilihat semua oleh peserta didik.
5. Cetak dengan kertas yang tebal dan kemudian gantung atau tempelkan pada
dinding atau papan tulis.
6. Lakukan variasi pembelajaran seperti menunjuk sebuah gambar yang ada
dan meminta peserta didik untuk menyebutkan dan menjelaskannya.
7. Setelah itu meminta peserta didik untuk membentuk kelompok dan
mengamati gambar poster yang telah dipasang, kemudian setiap kelompok
maju untuk mempresentasikannya.
Didamba, Belajar IPA Masa Kini
24 Feb @Kolom

Kualitas lulusan peserta didik merupakan tujuan utama


dalam sebuah proses pendidikan. Dalam melaksanakan
proses pendidikan tentunya melibatkan guru. Kualitas
dan profesionalisme guru akan menentukan kualitas
lulusan peserta didik. Peningkatan kualitas guru mutlak
diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran
berkualitas agar dapat bersanding dan bersaing dengan
bangsa lain.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru


untuk meningkatkan kompetensi diri dan
profesionalisme tersebut. Tak terkecuali pada masa
pandemi. Pandemi bukan alasan untuk tidak
mengembagkan diri. Banyak pelatihan daring yang
diadakan baik gratis maupun berbayar. Baik oleh pihak
negeri maupun swasta. Mulai dari lembaga swasta,
universitas negeri, LPMP, hingga P4TK berlomba-lomba
menyuguhkan materi terbaiknya untuk dibagikan
kepada seluruh pendidik di seantero negeri ini.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA) pun tak mau ketinggalan. Diklat Daring, Massive,
dan Terbuka (Didamba) yang merupakan salah satu
program andalannya sudah digelar hingga angkatan 14.
Itu artinya sudah sekitar 14 bulan program ini
berlangsung karena dalam satu bulan membuka satu
angkatan. Gratis. Tanpa biaya sepeser pun.

Sistem pembelajaran daring didesain dan


dikembangkan dengan menggunakan konsep secara
masif dan terbuka atau yang dikenal dengan Diklat
Daring, Massive, dan Terbuka (Didamba). Didamba
adalah pembelajaran yang diselenggarakan secara
daring dengan tujuan agar dapat diikuti oleh sejumlah
besar peserta dengan cara mengakses web yang berisi
bahan bacaan, video, tugas-tugas yang dapat
memfasilitasi peserta mencapai kompetensi yang
ditawarkan.

Program Didamba menyediakan forum diskusi


interaktif yang memungkinkan terjadinya interaksi
antara peserta dan pengajar serta sesama peserta.
Didamba membuka peluang bagi guru yang ingin
meningkatkan kemampuan dan kompetensi dalam
disiplin ilmu yang dibutuhkan. Peningkatan kompetensi
guru IPA melalui Didamba merupakan inovasi
penyelenggaraan diklat yang dilakukan PPPPTK IPA
dalam memperluas layanan kepada guru IPA yang ingin
meningkatkan profesionalismenya.

Semua guru di seluruh pelosok negeri memiliki peluang


dan kesempatan sama untuk menimba ilmu di sini. Dari
guru SD, SMP, hingga SMA/SMK. Baik berstatus PNS
maupun honorer. Tak mengenal kasta. Semua bisa
berbaur. Didamba sendiri membuka banyak kelas
dengan tema berbeda pada setiap angakatannya.

Pada jenjang SD, misalnya, ada kelas pembelajaran IPA


berbasis STEM, pengembangan kemampuan numerasi,
penerapan materi kajian bilangan dalam menyelesaikan
soal IPA, analisis dan pengembangan soal berbasis
kompetensi ilmiah, dan lainnya.

Tentu tidak sekadar mencari sertifikat yang berjumlah


36 JP. Jauh lebih penting adalah mendapatkan ilmu dari
para widyaiswara yang memang ahli dan mumpuni di
bidangnya. Dengan demikian, kita bisa
mengimplementasikan pada siswa, pada karier kita,
juga berbagi kepada rekan sejawat.
Macam Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Blended Learning
2. Konsep Blended Learning

Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan learning. Kata blend
berarti campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik (Collins Dictionary) atau
formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary) (Heinze and
Procter,2006:236). Sedangkan learning memiliki makna umum yakni belajar , jadi Blended Learning
mengandung makna model pembelajaran yang mengandung unsur percampuran atau penggabungan
antara satu pola dengan pola lainnya. Menurut Ahmed, et.al blended learning adalah penggabungan
beberapa aspek e-learning seperti pembelajaran berbasis web, streaming video, audio dengan
pembelajaran tradisional secara tatap muka, menurut Elenena Mosa (2006) pola yang dicampurkan dalam
blended learning adalah dua unsur utama yaitu pembelajaran dikelas dengan online learning.

Gambar
: Blended Learning

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa blended learning merupakan model pembelajaran yang
menggabungkan dua metode pendekatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu kombinasi
penggunaan pembelajaran berbasis web dan penggunaan metode tatap muka. Blended Learning sebagai
kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran elektronik atau e-learning
yang menggabungkan beberapa aspek seperti pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikasi
audio synkronous (tidak terikat dengan waktu tetap) dan asynkronous dengan pembelajaran tradisional
tatap muka (terikat dengan waktu dan terjadi secara bersamaan). Menurut Bhonk dan Graham (2006)
menjelaskan bahwa blended learning adalah gabungan dari dua sejarah model perpisahan mengajar dan
belajar sistem pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran, yang menekankan peran
pusat teknologi berbasis komputer. Blended learning terjadi karena semakin berkembangnya teknologi
maka semakin tinggi juga digunakan untuk pembelajaran secara online. Pada awalnya pembelajaran
tradisional secara tatap muka karena kemajuan teknologi diperlukan variasi metode dengan
memanfaatkan aneka sumber dengan tidak meninggalkan pola bimbingan langsung dari guru sehingga
terjadi kombinasi antara metode pembelajaran tradisional dengan online. Model ini juga memberikan rasa
keterikatan pembelajar atau siswa tentang apa yang sedang dipelajarinya. Walaupun pembelajaran online
memberikan kemudahan bagi siswa namun tetap saja siswa adalah manusia yang memiliki keinginan
untuk berada dalam satu komunitas belajar atau kelas, dan peran guru dalam model blended learning
meskipun tidak dominan tetap diperlukan untuk pembinaan perilaku atau sikap yang berorientasi pada
norma masyarakat.

Media pembelajaran Matematika


Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar
kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak
berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi
matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai
kompetensi.13 Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran
matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi
yang harus dicapai siswa. Standar kompetensi lulusan mata pelajaran
matematika sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 yaitu: (1) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi
hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari, (2) Memahami bangun datar dan bangun
ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya
dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, (3) Memahami konsep
ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu,
kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah
kehidupan

Model Pembelajaran ips


Pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) dengan metode pengajaran
lama, menjadikan siswa malas untuk mendengarkan ketika proses
pembelajaran berlangsung, bahkan siswa cenderung memilih untuk tidur
diatas bangku atau bermain coret-coretan saat pembelajaran
berlangsung. Kegiatan seperti ini sangat menggangu siswa lain yang
ingin fokus dalam belajar. Karena hampir 78% siswa dikelas memilih
bermain dari pada memperhatikan pelajaran Permasalahan tersebut harus
diselesaikan sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima
secara optimal. Sehubungan dengan masalah yang terjadi peneliti
memberikan solusi berupa media pembelajaran berbasis macromedia flash
untuk di terapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Media ini menggabungkan antara teks, gambar, audio dan animasi yang
di tampilkan dalam LCD proyektor, dengan tampilan yang menarik sesuai
dengan jenjang sekolah siswa. Siswa bisa melihat langsung contoh dan
gambar materi yang disampaikan, sehingga mereka tidak hanya
membayangkan penjelasan dari guru. Maka penggunaan media ini dapat
mempermudah penyampaian informasi, sehingga informasi yang
disampaikan oleh guru dapat diterima secara optimal oleh siswa (Rahmi
et al., 2019).

Pembelajaran Media memiliki macam


macamnya
macam macam media belajar dapat kamu gunakan sebagai berikut :

1. Media Audio
fungsi media pembelajaran ini sebagai penyalur audio pesan bersumber pesan ke
dalam penerima pesan . contoh media belajar radio, tape, lab bahasa dan telepon.

2.Media Visual
jenis media pembelajaran yaitu melihat menggunakan indera penglihatan sehingga
dapat menarik perhatian dalam kegiatan proses belajar,dapat menjelaskan ide lebih
jelas. jenis jenis media pembelajaran ini dibagi menjadi 2 macam media :
1. Media visual diam
Contohnya : foto, poster, gambar, peta, grafik, film bingkai

1. Media visual gerak


Contohnya : gambar proyeksi

1. Media Audio Visual


Media ini berupa audio visual yang dapat menampilkan suara dan gambar. Media
audio visual di bagi menjadi media audiovisual diam dan media audiovisual gerak.

1. Media Serbaneka
Merupakan suatu media yang telah disesuaikan dengan keadaan daerah sekitar seperti
disekolah yang bisa digunakan sebagai media pengajaran. Contohnya : papan tulis di
kelas, media 3 dimensi. Media serbaneka dibagi menjadi empat media :

1. Papan
Contohnya : papan tulis, buletin, papan magnetik dan papan paku maupun papan
flanel

1. Media 3 dimensi
Contoh : patung, diorama dan mock up

1. Realita
Media pengajaran ini merupakan benda yang asli atau nyata misalnya : seorang guru
membawa katak, kelinci, dan belalang untuk diteliti dalam lab

1. Masyarakat dapat menjadi sumber belajar


Misalnya : disekolah pastinya kalian mengalami study tour atau karya wisata

1. Media Gambar Fotografi


Sumber media pembelajaran ini dapat diambil dari sumber koran, ilustrasi, lukisan
dan kartun . Gambar yang di dapat dari sumber tersebut bisa digunakan oleh guru
sebagai media pembelajaran kreatif dan efektif dalam kegiatan proses mengajar.
Berikut terdapat lima jenis fotografi :

1. Gambar harus cukup jelas


2. Harus memenuhi persyaratan artistik di dalam gambar gambar yang bermutu
3. Dalam tujuan pengajaran harus jelas
4. Gambar harus valid
5. Gambar yang dipakai untuk belajar harus menarik sehingga dapat menarik
perhatian anak

1. Globe dan Peta Dunia


media belajar ini memiliki fungsi untuk memperlihatkan data lokasi seperti
memperlihatkan dataran, daratan, sungai, laut, gunung. Lalu apa manfaat media
pembelajaran ini?
1. Siswa dapat memahami posisi dari kesatuan pulau dan politik
2. Siswa dapat memahami geografis dan penduduk
3. Siswa dapat mengetahui bentuk bumi, kehidupan hewan , tumbuhan, imigrasi dan
penduduk

Penilaian kurtilas
Implementasi Kurikulum 2013, untuk semua tingkat satuan pendidikan
berimplikasi pada proses penilaian pencapaian kompetensi peserta
didik. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta
didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang
diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan
umpan balik kepada pendidik agar dapat menyempurnakan perencanaan dan
proses pembelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Data yang
diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Melalui proses tersebut,
diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai
sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
kurikulum masing-masing satuan pendidikan. Penilaian oleh pendidik
merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkahlangkah
perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik,
pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi
peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai
teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian projek,
penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portofolio), dan penilaian diri.

Anda mungkin juga menyukai