Anda di halaman 1dari 3

EDISI 06 JUNI 2023

Health, Safety & Environtment

BEHAVIOR BASED SAFETY (BBS)


Berdasarkan data statistik kecelakaan kerja Behavior Based Safety (BBS) adalah upaya
terdapat lebih dari 85% kecelakaan disebabkan pencegahan kecelakaan secara proaktif yang
oleh unsafe action atau perilaku tidak aman dan berfokus pada At Risk Behavior atau perilaku
selebihnya disebabkan oleh unsafe condition atau berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya
kondisi tidak aman. Kecelakaan yang disebabkan kecelakaan. BBS telah terbukti menjadi alat yang
oleh unsafe action/periaku tidak aman dapat efektif untuk mengurangi kecelakaan kerja sejak
dikurangi salah satunya dengan penerapan tahun 1984. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Behavior Based Safety (BBS). adalah proses yang berkesinambungan dengan
melibatkan semua pihak yang ada dalam organisasi
tersebut, sehingga apabila masing-masing anggota
telah berperilaku berbasis K3 diharapkan akan
tercapai budaya K3 dalam organisasi terebut.

Perilaku dalam K3 adalah segala aktifitas atau


tindakan yang dapat dilihat atau diamati orang lain.
Contoh, pekerja yang melakukan aktifitas produksi,
berjalan, menyebrang, naik tangga, duduk, berlari,
memakai APD dalam bekerja, dan lain-lain, semua itu
merupakan perilaku seseorang. Dalam program BBS
tentu saja yang menjadi target adalah perilaku-
WASPADA TERHADAP perilaku tidak aman yang harus diubah. Misalnya
naik tangga tanpa memegang hand rail, menyebrang
PERILAKU TIDAK AMAN di sembarang tempat, berjalan di jalur forklift, posisi
DAN KONDISI TIDAK duduk yang tidak ergonomis, memotong jalur proses
produksi, bekerja tidak sesuai SOP, dsb.
AMAN PENYEBAB
KECELAKAAN!!!

tlp. 021-4603401
Jl. Cacing Raya Km.3, Cakung
Timur, Jakarta Timur
BBS berfokus pada Kebiasaan dan perilaku yang tidak disengaja. Lawan
DKI Jakarta, Indonesia dari at risk behavior (perilaku berbahaya) adalah Safe Behavior (Perilaku
selamat) yang apabila dilaksanakan secara konsisten maka hal tersebut
merupakan upaya pencegahan kecelakaan.

BSA LOGISTICS INDONESIA | EDISI 06/2023


EDISI 06 JUNI 2023

HSE Bulletin
Health, Safety & Environtment

5. Terburu-buru dalam melakukan


pekerjaan

Efisiensi dan efektifitas sering sekali


dijadikan alasan pekerja untuk bekerja
secara terburu-buru. Tanpa disadari
terburu- buru ini dapat menjadi pemicu
1. Pekerja memiliki kebiasaan 4 kebiasaan yang sudah dijelaskan
berasumsi atau mengira-ngira. dalam poin sebelumnya, contohnya
adalah sebagai berikut:
Menganggap kondisi dan kebiasaan yang
dilakukan sudah aman dan tanpa disadari Terburu-buru dalam menyelesaikan
bahwa yang namanya “RESIKO“ dalam pekerjaan tanpa memikirkan
suatu tindakan tidak dapat menghilang bahaya yang ada disekitar dan
jika kegiatan/ peralatan tersebut masih berasumsi/mengira-ngira bahwa
dilakukan/ digunakan. yang dilakukan telah aman.
Terburu-buru dalam menyelesaikan
2. Membiarkan kecelakaan kerja yang pekerjaan tanpa memikirkan
terjadi dan tidak melaporkannya bahaya yang ada disekitar dan
kepada atasan cenderung takut melaporkan
adanya kesalahan yang
Perlunya ada laporan terkait kecelakaan mengakibatkan kecelakaan kerja.
yang terjadi diarea kerja yang mana Terburu-buru dalam menyelesaikan
bertujuan untuk dapat di evaluasi dan pekerjaan tanpa memikirkan
dibentuk system pengendaliannya agar bahaya yang ada disekitar dan
tidak terjadi kembali. tidak memperdulikan penggunaan
peralatan bekerja apakah sudah
3. Menggunakan peralatan kerja yang dalam kondisi aman atau tidak.
salah dan atau cara penggunaan yang Terburu-buru dalam menyelesaikan
keliru pekerjaan tanpa memikirkan
Dalam mengejar pencapaian sering sekali bahaya yang ada disekitar dan
mengabaikan hal-hal kecil yang memiliki mengabaikan penggunaan alat
dampak yang lebih besar. pelindung diri (APD) ditempat
kerja.
4. Pekerja tidak menggunakan alat
pelindung diri (APD) saat bekerja

Banyak pekerja yang merasa tidak


nyaman menggunakan APD atau beberapa
orang tidak sempat menggunakannya.
Diketahui bahwa semua APD selalu
bersifat norak dan ribet saat digunakan
namun tanpa disadari bahwa hal ini yang
dapat melindungi anda dari kecelakaan
kerja yang menyebabkan anda secara
tidak langsung membuat anda tidak
nyaman secara permanen.

BSA LOGISTICS INDONESIA | EDISI 06/2023


EDISI 06 JUNI 2023

HSE Bulletin
Health, Safety & Environtment

Dalam rangka turut serta berpartisipasi


memperingati HARI DONOR DARAH SEDUNIA
yang jatuh setiap tanggal 14 Juni. KLINIK
PRATAMA BSA Logistics Indonesia (BLI)
bekerja sama dengan Palang Merah
Indonesia (PMI) Pusat unit transfusi darah
untuk melaksanakan kegiatan donor darah
pada hari Senin, tanggal 19 Juni 2023.
Kegiatan ini diikuti oleh 75 peserta yang
Tau kah kalian apa saja manfaat Donor Darah
berada di lingkungan kerja BLI Jakarta dan
Bagi Tubuh, berikut sedikit penjelasannya.
masyarakat umum sekitarnya.
1. Dapat Mendeteksi Penyakit Serius
Pada pelaksanaannya, sebelum donor darah,
kita wajib memeriksakan kondisi darah yang
sekaligus mampu mendeteksi adanya
penyakit serius seperti HIV, sifilis, hepatitis B,
hepatitis C, hingga malaria. Untuk itu,
dengan melakukan pemeriksaan darah rutin,
maka berbagai penyakit tersebut dapat
dideteksi sedini mungkin.

2. Menurunkan risiko terkena penyakit


jantung dan pembuluh darah
Donor darah secara teratur diketahui dapat
menurunkan kekentalan darah, yang menjadi
salah satu faktor penyebab dari penyakit
jantung.

3. Membantu menurunkan berat badan


Untuk masyarakat yang saat ini sedang
berfokus untuk menurunkan berat badan
donor darah secara rutin dapat menjadi
salah cara yang diambil. Alasan donor darah
dapat menurunkan berat badan adalah
karena rata-rata orang dewasa dapat
membakar 650 kalori saat mendonorkan 450
ml darahnya.

"SETETES DARAH KITA Tim Penyusun:

NYAWA BAGI SESAMA" Tajjul Maziyah (HSE Jakarta)


Ersa Asmisun (HSE Belawan)

BSA LOGISTICS INDONESIA | EDISI 06/2023

Anda mungkin juga menyukai