Anda di halaman 1dari 1

Kisah Prajurit Raja Iskandar Zulkarnain dan Batu Kali

Dalam buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka, ada kisah hikmah yang dapat dipetik
terkait pentingnya memuliakan bulan suci Ramadan.
Alkisah, pada suatu masa, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat
menaklukkan suatu daerah.
Pagi hari sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya, “Dalam
perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada
di sungai itu.”
Ketika malam gelap tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sungai, ada 3 golongan
prajurit. Golongan pertama tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu
hanya batu. Golongan kedua mengambil ala kadarnya yang terinjak di sungai, sekadar
mengikuti perintah raja. Sementara golongan ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang
terinjak di sungai sehingga tasnya penuh dan rela kepayahan meneruskan perjalanan karena
penuhnya bawaan.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada
pasukannya, apa yang mereka dapatkan semalam? Ketika para prajurit memeriksa tasnya,
ternyata isinya intan berlian.
Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesalinya. Prajurit yang mengambil ala
kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan. Sedangkan prajurit yang sungguh-
sungguh mengambil merasa sangat bahagia.
Kisah di atas mengandung pelajaran penting bagi kita yang saat ini sedang berada di bulan
Ramadan. Bulan suci yang di dalamnya banyak sekali keberkahan.
Tak jauh beda dengan para prajurit dalam kisah di atas, kita pun memiliki 3 pilihan.
1. Melewati Ramadan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun.
2. Melewati Ramadan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya. Atau
3. Melewati Ramadan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya, yaitu dengan
cara memperbanyak ibadah dan amal kebaikan lainnya.
Semoga kita termasuk golongan prajurit atau hamba Allah yang beroleh keberkahan
Ramadan dan pada akhirnya mampu meraih predikat takwa.

Anda mungkin juga menyukai