Kisah JUNG Si Kapal Perang Majapahit Yang Melegenda, Mengangkut 1000 Pasukan Untuk Berperang!-
foto : ist-Grid.id
Majapahit memiliki 30.000 tentara profesional yang bekerja tetap, dimana para prajurit
dan komandannya dibayar dengan emas.
Ini menunjukkan adanya standing army (tentara permanen) sebuah pencapaian yang hanya
bisa dicapai segelintir kerajaan Asia Tenggara.
Selain tentara profesional ini, Majapahit diperkuat dengan pasukan yang berasal dari
negara bawahan dan pemimpin daerah.
Dari catatan Suma Oriental dan Sejarah Melayu, jumlah keseluruhan pasukan Majapahit
dapat mencapai 200.000 orang.
Pasukan Majapahit bersifat multietnis, mirip seperti militer Kesultanan Yogyakarta yang
memiliki pasukan Bugis dan Dhaeng (Makassar). Sebagaimana dicatat Hikayat Raja-Raja
Pasai:
Kerajaan Majapahit yang mengusai Nusantara pada abad Pertengahan memiliki Militer
yang sangat kuat dan ditakuti kerajaan-kerajaan lain di Dunia.
Militer Majapahit ini, tidak hanya jago dalam perang di daratan tapi juga ternyata memiliki
Armada Laut yang sangat kuat dengan kapal perang yang sangat modren di Zamanya.
Apakah sama dengan Kapal perang Dewa Ruci yang dimiliki Angkatan Laut Republik
Indonesia saat ini, siapa yang tau?
BACA JUGA:Menjadi Pertapaan Para Jawara! Berikut 7 Misteri Gunung Sunda
Satu kendaraan militer raksasa yang di miliki Kerajaan Majapahit bernama Kapal Jung,
masyarakat Jawa pada zaman Kerajaan Majapahit menjadi panutan dalam penjelajahan
wilayah lautan.
Menurut Denys Lombard dalam buku Nusajawa: Jaringan Asia (2004) menyebutkan
bahwa pembuatan Kapal Jung asalnya dari wilayah Asia Tenggara.
Nama lainnya adalah Jong yang mana istilah ini berawal dari salah satu kata bahasa Jawa
Kuno, artinya adalah sejenis perahu.
BACA JUGA:Dikenal Tempat Persinggahan Prabu Siliwangi, Inilah 7 Kisah Misteri
Gunung Sunda
Pada Zaman Kerajaan di Nusantara, kerajaan Majapahit tidak hanya dikenal di Tanah Jawa
tapi juga diseantero Dunia, hal ini dibuktikan dengan banyaknya catatan sejarah yang
ditemukan di buku-buku sejarah dunia.
HALAMAN KE-2
https://pagaralampos.disway.id/read/648916/pasukan-majapahit-mencapai-200000-
prajurit-gila-kalo-sekarang-gimana-gajinya/15
Majapahit dikenal memiliki raja-raja yang sangat hebat bertembur dan disegani oleh
musuh-musuhnya termasuk kerajaan mongolia dan kerjaan china yang sezaman dengan
Majapahit.
KIta mungkin belum pernah mendengar tentang sejarah Kapal Jung, tak banyak yang
mengetahui jika itu adalah kendaraan militer atau kapal perang dari Kerajaan Majapahit?
Ini Salah satu sejarah dunia maritim Indonesia, dan mempunyai daya tarik atau pesona
tersendiri.
Bahkan jika kita di zaman sekarang ini sering mendengar istilah yang menyebutkan bahwa
nenek moyang kita adalah seorang pelaut, memang narasi itu bukan hanya sebuah
nyanyian semata, tetapi kenyataan yang tidak bisa terbantakan.
Banyak yang meyakini kehebatan para pendahulu kita dalam mengarungi Lautan lepas
dengan Armada Perangnya.
Khususnya untuk bidang navigasi maritim, maka orang Jawa pada zaman dulu sangat
masyhur karena pengalaman.
Sebagian kelompok sejarawan menyatakan pendapat bahwa Jung juga merupakan serapan
dari bahasa Mandarin.
Yang pasti, wilayah pelayaran Kapal Jung sebagai kapal militer bersejarah adalah wilayah
laut selatan.
Ukurannya memang sangat besar pada zamannya, bahkan sampai muat 1.000 penumpang.
Konon, Lebih Tangguh dari Kapal Laksamana Cheng Ho
HALAMAN KE-3
https://pagaralampos.disway.id/read/648916/pasukan-majapahit-mencapai-200000-
prajurit-gila-kalo-sekarang-gimana-gajinya/30
Sumber sejarah lainnya dari literatur kebudayaan Melayu mengungkapkan bahwa kapal
tersebut adalah dari Jawa.
Mengingat bahannya dari kayu jati yang saat itu hanya bisa tumbuh di Jawa. Sejarawan
China juga menyebut bahwa Jung sempat berlayar ke perairan daratan China Selatan
sampai ke ‘kepulauan rempah-rempah’ yaitu Indonesia.
BACA JUGA:KRI Dr Soeharso, Rumah Sakit yang Berlayar di Lautan
Bukan hanya untuk kebutuhan aktivitas perjalanan militer atau misi kerajaan lain. Namum
eksplorasi lautan pada zaman dulu menjadi sebuah seni dan keahlian yang penting.
Itulah mengapa, persiapan armada sebisa mungkin dibuat spektakuler dan sangat kuat.
Dari segi ukuran, ternyata kapal ini lebih masih besar dari ukuran kapal pasukan
Laksamana Cheng Ho. Ukuran panjangnya adalah 50 meter dengan kekuatan membawa
beban maksimal 1.000 ton.
Sementara itu, kapal Laksamana Cheng Ho berkekuatan 275-500 ton.
Tidak kurang dari sepuluh ribu kargo yang tingginya mencapai 4-7 m. Yang membuatnya
hebat adalah pembuatannya tidak menggunakan bahan besi, melainkan hanya kayu.
BACA JUGA:Selain Miliki Pesona Indah, Teryata Gunung Lawu Miliki Daya Tarik
Unik Lainnya Loh
Hal itu juga berlaku untuk kapal pinisi. Para pelaut Nusantara pada zaman dulu memasang
pasak dengan kuat agar mampu menempelkan setiap bagian kapal.
Susunan bagian dinding adalah dari lapisan-lapisan papan kayu jati terbaik. Ada juga
semacam cadik atau dayung dari dua bilah yang berada pada belakang dek kapal.
Pada setiap kapal Jung ada beberapa jenis layar besar, lengkap dengan sebuah busur
berukuran besar yang berfungsi untuk pengendali angin.
Menjadi Andalan Kerajaan Majapahit dan Sekaligus Simbol Kekuatan Maritim
Pierre Yves Manguin seorang arkeolog yang juga rekan sejarawan Denys Lombard pernah
memberikan deskripsi tentang kapal Jung.
Dngan perwujudan sebagai kapal raksasa yang berasal dari galangan kapal tidak jauh dari
kawasan hutan jati Cirebon, Jepara, dan Tuban.
Selain menjadi kendaraan militer Majapahit, kapal ini juga merupakan kapal utama untuk
perdagangan antar penduduk Asia Tenggara.
HALAMAN KE-4
https://pagaralampos.disway.id/read/648916/pasukan-majapahit-mencapai-200000-prajurit-
gila-kalo-sekarang-gimana-gajinya/45
Sekilas sejarah tersebut tidak lepas dari kekuasaan kerajaan Majapahit pada masa kejayaan
yang tercatat pada Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV.
Wilayah kekuasaan Majapahit adalah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Papua, semenanjung Malaya, Aibku, Papua, Singapura, dan Filipina.
Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan
Majapahit.
Banyak Sumber Sejarah Dunia yang Menceritakan Kapal Jung
Pada Hikayat Raja-raja Pasai menyebut bahwa Kerajaan Majapahit menggunakan kapal
maritim Jung sebagai salah satu simbol kekuatan. Apalagi jumlahnya mencapai empat
ratus kapal.
Seorang sejarawan Portugis Gaspar Correia pada abad 16 pernah membuat catatan
perjumpaan antara Alfonso de Albuquerque dengan kapal-kapal Majapahit dengan lokasi
sekitar Selat Malaka.
Menurut penyataan Gaspar Correia, kapal angkatan laut Majapahit kuat bertahan meskipun
terkena tembakan meriam besar.
Dari seluruh lapisan papan, tembakan meriamnya hanya kena ke 2 lapisan.
Bukan hanya itu saja, sejarah kapal militer Majapahit ini juga ada catatan Claudius
Ptolemy sekitar tahun 100 M. Catatan itu berjudul Periplus Marae Erythraensis yang
artinya catatan laut paling luar. (*)