Anda di halaman 1dari 5

Renungan Hut Lingkungan St.

Teresa Avilla

Di sebuah kota kecil hiduplah seorang pria mudah


yang tampan dan kaya raya. Memiliki banyak perusahaan,
mobil mewah, rumah mewah, ceweknya cakep. Pokoknya
hidupnya dihiasi dengan kata “ keindahan”. Namun
meskipun hidupnya serba ada, ia tidak menemukan
kebahagiaan di sana. Karena ia tidak menemukan
kebahagiaan lewat kekayaan yang ia miliki ia pun
memutuskan untuk pergi ke salah satu rahib. Ketika ia tiba
di tempat rahib itu, ia melihat salah satu Gereja Kecil
tempat sang rahib itu berdoa. Karena ia begitu kagum
dengan Gereja itu, ia pun memutuskan untuk masuk di
dalam Gereja tersebut. Ketika ia sampai di dalam Gereja
itu, perasaannya menjadi tenag dan damai karena
tersentuh hatintinya dengan melihat lukisan patung Yesus,
patung Bunda Maria dan patung St. Yosef yang seolah-olah
tengan memancarkan senyuman yang manis kepadanya.
Melihat ketiga patung tersebut, Ia pun kemudian
melemparkan senyuman manis dan seketika itu pula air
matanya berlinang mengingat bahwa dirinya sudah lama
tidak ke gereja. Ketika ia pulang ke rumahnya ia sangat
bersukacita karena telah bertemu dengan Tuhan dan
Bunda Maria. Mulai dari saat itu, sih pemudah itu rajin ke
Gereja dan doa harian. Dan hidupnya pun mengalami
mugjizat Tuhan yang luar biasa. Bisnisnya semakin sukses,
kekayaannya semakin melimpah, dan hidupnya pun penuh
dengan sukacita sebab Tuhan besertanya.
Bapa ibu saudara/i yang dikasih Tuhan, semua kita
tentu ingin hidup bahagia. Dan inilah tujuan yang paling
utama dari pencarian kita di dunia ini. Orang bekerja
banting tulang, buka bisnis sana sini, pergi sekolah dokter,
sekolah atlet, sekolah guru, sekolah tentara, sekolah
hukum, dan sebagianya tujuan hanya satu yakni supaya
hidup di kemudian hari terjamin/ alias bahagia. Meskipun
faktanya masih banyak orang yang hidup dalam kesusahan.
Tapi jika kita bertanya langsung dengan orang seperti itu
pasti mereka memiliki satu jawaban yang sama yaitu
mereka juga ingin bahagia.
Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus
Kristus. Sebagai manusia dan sebagai orang beriman hidup
kita tidak mungkin terlepas dari harta benda/keyaan,
status, pekerjaan dan sebaginya. Karena semua itu
merupaka kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar agar
kita sebagai manusia bisa bertahan hidup. Hanya
problemnya adalah saking fokusnya perhatian kita pada
harta benda, status serta pekerjaa kita, membuat kita lupa
akan waktu penting bersama Tuhan. Tuhan tidak
mengingankan hal itu terjadi dalam diri kita. Dan Tuhan
tidak melarang kita untuk boleh memiliki harta benda ini
harta benda itu, Tuhan tidak melarang kita untuk buka
bisnis ini buka bisnis itu. Tuhan memperbolehkan semua
itu ada dalam hidup kita. Bahkan Tuhan memperbolehkan
kita untuk mengerjakan pekerjaan apa saja. Tapi yang
lebih Tuhan inginkan dari kita semua sebagai orang yang
beriman teguh kepada Tuhan adalah kita hendaknya bisa
menjadi pribadi yang bijaksana dalam mengelolah dan
mengatur waktu yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Artinya kalau kita memiliki waktu untuk kesibukan duniawi,
kita juga hendaknya bijaksana memiliki waktu untuk
berjumpa, dan bersapa dengan Tuhan lewat perayaan
Ekaristi Hari Minggu, doa dalam lingkungan maupun
kegiatan rohani lainnya. Sebuah lagu sayirnya kurang lebih
seperti ini. “Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan Jangan
sia sia kan waktu yang Tuhan beri
Hidup ini hanya sementara. Oh Tuhan
pakailah hidupku Selagi aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat.
Yakinlah bahwa ketika kita bijaksana dalam
mengelolah waktu yang telah Tuhan berikan dan tanpa
memojokan Tuhan sendiri, maka kita akan menemukan
sukacita yang sejati. Di mana Hidup kita tidak lagi dipenuhi
dengan kekhawatiran, ketakutan, kecemasan karena kita
telah diperkaya oleh kasih karunia Tuhan sendiri. Itu
sebabnya penginjil Matius menekan satu poin penting
kepada kita semua, “ yaitu carilah dulu Kerajaan Allah maka
yang lain akan ditambahkan. Hanya di dalam Allah terdapat
sukacita berlimpah, dan sukacitanya kekal. Sedang sukacita
di luat Allah bersifat sementara.
Hari ini kita merayakan pesta nama Lingkungan Santa
Avilla. Santa Teresa Avilla adalah salah satu Santa besar
dalam Gereja Katolik Roma. Ia adalah salah seorang suster
Karmel. Beliau selama hidupnya selalu hidup dihadirat
Tuhan, buah dari doanya ia mendirikan 15 Biara Suster
Karmel tak berkasut. Pengalaman rohani Santa Teresa
ketika di biara, ia sering mengalami pengalaman ekstase/
rohnya melayang-layang pada saat berdoa. Ia juga sering
sakit-sakitan, namun ia tetap setia dengan panggilannya
menjadi suster karmel.
Ketika ia meninggal dunia, Ia dinobatkan oleh Gereja
sebagi Doktor Do,a atau Guru Doa. Dia diberi Gelar doktor
doa oleh Gereja lantaran gaya hidup dan ajarannya sangat
berkesan. Hidupnya selalu mengutamakan Tuhan.
ajarannya tentang doanya sangat mendalam.
Sedangkan dalam Ordo Karmel, Santa Teresa dikenal
sebagai toko pembahruan. Di mana waktu itu Ordo Karmel
sempat menghilangkan cita rasa Kekarmelitan. Para
karmelit tidak lagi mengahayati dengan sungguh hidup
mati raga/askesa, hidup dalam keheningan/Kontemplasi,
hidup dalam kemiskinan. Dengan melihat situasi itu Ia
kemudian merevitalisasi atau menghidupi kembali
semangat awal dari Ordo Karmel. Tujuannya supaya Ordo
Karmel tidak kehilangan spirit.
Santa Teresa juga adalah seorang keturunan
bangsawan. Meskipun ayahnya memilki status sosial yang
tinggi namun toh beliau masih punya kemauan untuk
menjadi suster Karmel. Ia rela meninggalkan harta
kekayaan ayahnya demi mencari kebahagiaan sejati yaitu
Allah sendiri. Baginya kekayaan dunia bukan sumber
sukacita sejati melain Allah adalah sumber kebahagiaan
sejati. Karena itu dalam buku riwayat hidupnya ia menulis
moto hidupnya demikian, “Solo Dios Basta- artinya “Tuhan
Saja Cukup”.
Karena itu mari kita belajar dari kisah anak mudah
tadi dan dari hidup santa Tersea avilla yang melihat Tuhan
sebagai sumber segala-galanya, dan sebagai sumber
sukacita sejati. Orang yang yang mencari Tuhan tidak
kekurangan apapun. Ia seperti Pohon yang ditanam dekat
mata air yang menghasilkan buah pada waktunya dan yang
daunnya tidak penah layu. Sebab Tuhan yang menyediakan
dan memlihara hidupnya termasuk sukacita kekal.

Efr. MillianoD’Pazzi’O. Carm.

Anda mungkin juga menyukai