yang tampan dan kaya raya. Memiliki banyak perusahaan, mobil mewah, rumah mewah, ceweknya cakep. Pokoknya hidupnya dihiasi dengan kata “ keindahan”. Namun meskipun hidupnya serba ada, ia tidak menemukan kebahagiaan di sana. Karena ia tidak menemukan kebahagiaan lewat kekayaan yang ia miliki ia pun memutuskan untuk pergi ke salah satu rahib. Ketika ia tiba di tempat rahib itu, ia melihat salah satu Gereja Kecil tempat sang rahib itu berdoa. Karena ia begitu kagum dengan Gereja itu, ia pun memutuskan untuk masuk di dalam Gereja tersebut. Ketika ia sampai di dalam Gereja itu, perasaannya menjadi tenag dan damai karena tersentuh hatintinya dengan melihat lukisan patung Yesus, patung Bunda Maria dan patung St. Yosef yang seolah-olah tengan memancarkan senyuman yang manis kepadanya. Melihat ketiga patung tersebut, Ia pun kemudian melemparkan senyuman manis dan seketika itu pula air matanya berlinang mengingat bahwa dirinya sudah lama tidak ke gereja. Ketika ia pulang ke rumahnya ia sangat bersukacita karena telah bertemu dengan Tuhan dan Bunda Maria. Mulai dari saat itu, sih pemudah itu rajin ke Gereja dan doa harian. Dan hidupnya pun mengalami mugjizat Tuhan yang luar biasa. Bisnisnya semakin sukses, kekayaannya semakin melimpah, dan hidupnya pun penuh dengan sukacita sebab Tuhan besertanya. Bapa ibu saudara/i yang dikasih Tuhan, semua kita tentu ingin hidup bahagia. Dan inilah tujuan yang paling utama dari pencarian kita di dunia ini. Orang bekerja banting tulang, buka bisnis sana sini, pergi sekolah dokter, sekolah atlet, sekolah guru, sekolah tentara, sekolah hukum, dan sebagianya tujuan hanya satu yakni supaya hidup di kemudian hari terjamin/ alias bahagia. Meskipun faktanya masih banyak orang yang hidup dalam kesusahan. Tapi jika kita bertanya langsung dengan orang seperti itu pasti mereka memiliki satu jawaban yang sama yaitu mereka juga ingin bahagia. Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Sebagai manusia dan sebagai orang beriman hidup kita tidak mungkin terlepas dari harta benda/keyaan, status, pekerjaan dan sebaginya. Karena semua itu merupaka kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar agar kita sebagai manusia bisa bertahan hidup. Hanya problemnya adalah saking fokusnya perhatian kita pada harta benda, status serta pekerjaa kita, membuat kita lupa akan waktu penting bersama Tuhan. Tuhan tidak mengingankan hal itu terjadi dalam diri kita. Dan Tuhan tidak melarang kita untuk boleh memiliki harta benda ini harta benda itu, Tuhan tidak melarang kita untuk buka bisnis ini buka bisnis itu. Tuhan memperbolehkan semua itu ada dalam hidup kita. Bahkan Tuhan memperbolehkan kita untuk mengerjakan pekerjaan apa saja. Tapi yang lebih Tuhan inginkan dari kita semua sebagai orang yang beriman teguh kepada Tuhan adalah kita hendaknya bisa menjadi pribadi yang bijaksana dalam mengelolah dan mengatur waktu yang telah Tuhan berikan kepada kita. Artinya kalau kita memiliki waktu untuk kesibukan duniawi, kita juga hendaknya bijaksana memiliki waktu untuk berjumpa, dan bersapa dengan Tuhan lewat perayaan Ekaristi Hari Minggu, doa dalam lingkungan maupun kegiatan rohani lainnya. Sebuah lagu sayirnya kurang lebih seperti ini. “Hidup ini adalah kesempatan Hidup ini untuk melayani Tuhan Jangan sia sia kan waktu yang Tuhan beri Hidup ini hanya sementara. Oh Tuhan pakailah hidupku Selagi aku masih kuat Suatu saat aku tak berdaya Hidup ini sudah jadi berkat. Yakinlah bahwa ketika kita bijaksana dalam mengelolah waktu yang telah Tuhan berikan dan tanpa memojokan Tuhan sendiri, maka kita akan menemukan sukacita yang sejati. Di mana Hidup kita tidak lagi dipenuhi dengan kekhawatiran, ketakutan, kecemasan karena kita telah diperkaya oleh kasih karunia Tuhan sendiri. Itu sebabnya penginjil Matius menekan satu poin penting kepada kita semua, “ yaitu carilah dulu Kerajaan Allah maka yang lain akan ditambahkan. Hanya di dalam Allah terdapat sukacita berlimpah, dan sukacitanya kekal. Sedang sukacita di luat Allah bersifat sementara. Hari ini kita merayakan pesta nama Lingkungan Santa Avilla. Santa Teresa Avilla adalah salah satu Santa besar dalam Gereja Katolik Roma. Ia adalah salah seorang suster Karmel. Beliau selama hidupnya selalu hidup dihadirat Tuhan, buah dari doanya ia mendirikan 15 Biara Suster Karmel tak berkasut. Pengalaman rohani Santa Teresa ketika di biara, ia sering mengalami pengalaman ekstase/ rohnya melayang-layang pada saat berdoa. Ia juga sering sakit-sakitan, namun ia tetap setia dengan panggilannya menjadi suster karmel. Ketika ia meninggal dunia, Ia dinobatkan oleh Gereja sebagi Doktor Do,a atau Guru Doa. Dia diberi Gelar doktor doa oleh Gereja lantaran gaya hidup dan ajarannya sangat berkesan. Hidupnya selalu mengutamakan Tuhan. ajarannya tentang doanya sangat mendalam. Sedangkan dalam Ordo Karmel, Santa Teresa dikenal sebagai toko pembahruan. Di mana waktu itu Ordo Karmel sempat menghilangkan cita rasa Kekarmelitan. Para karmelit tidak lagi mengahayati dengan sungguh hidup mati raga/askesa, hidup dalam keheningan/Kontemplasi, hidup dalam kemiskinan. Dengan melihat situasi itu Ia kemudian merevitalisasi atau menghidupi kembali semangat awal dari Ordo Karmel. Tujuannya supaya Ordo Karmel tidak kehilangan spirit. Santa Teresa juga adalah seorang keturunan bangsawan. Meskipun ayahnya memilki status sosial yang tinggi namun toh beliau masih punya kemauan untuk menjadi suster Karmel. Ia rela meninggalkan harta kekayaan ayahnya demi mencari kebahagiaan sejati yaitu Allah sendiri. Baginya kekayaan dunia bukan sumber sukacita sejati melain Allah adalah sumber kebahagiaan sejati. Karena itu dalam buku riwayat hidupnya ia menulis moto hidupnya demikian, “Solo Dios Basta- artinya “Tuhan Saja Cukup”. Karena itu mari kita belajar dari kisah anak mudah tadi dan dari hidup santa Tersea avilla yang melihat Tuhan sebagai sumber segala-galanya, dan sebagai sumber sukacita sejati. Orang yang yang mencari Tuhan tidak kekurangan apapun. Ia seperti Pohon yang ditanam dekat mata air yang menghasilkan buah pada waktunya dan yang daunnya tidak penah layu. Sebab Tuhan yang menyediakan dan memlihara hidupnya termasuk sukacita kekal.