Anda di halaman 1dari 5

1

BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sesuai dengan aspek dan lingkup penelitian yang dilakukan, maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. Menurut Gottschalk dalam Haidar Putra
Daulay (2013:5) bahwa metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritik
rekaman dan peninggalan masa lampau. Menurut Tarjo (2019:22) bahwa ciri-ciri metode
sejarah adalah sebagai berikut:
a) metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di
masa lampau,
b) data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data
sekunder,
c) metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua
yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar,
d) sumber data harus dinyatakan secara defenitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu.

Pendekatan Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pendekatan adalah proses, cara,
perbuatan mendekati. Menurut Wiryono Priyotamtama (2017:31) bahwa pendekatan adalah
sudut atau segi pandang tertentu dari mana kita mau melihat, mengenal, menggali atau
menganalisa suatu obyek untuk mendapatkan kebenaran atas obyek terkait. Suatu pendekatan
penelitian dapat membantu hingga mempermudah menjawab suatu permasalahan.
Berdasarkan topik dan ruang lingkup pada sejarah Gereja Mawar Saron di Desa Gonohop,
maka dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan sejarah agama.

Lokasi Penelitian
Adapun tempat penelitian dilakukan di Gereja Mawar Saron Gonohop yang terletak di
Desa Gonohop, Kecamatan Simpang Raya, Kabupaten Banggai. Hal yang menarik dari
gereja tersebut adalah merupakan campur tangan dari Belanda karena orang yang membaptis
jemaat pertama ialah seorang Pekabaran Injil dari Belanda bernama Semuel Akumo.
2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari observasi awal tanggal 8 Maret 2021 sampai 12 Maret
2021 dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan, wawancara dan dokumentasi.
Observasi kedua pada tanggal 30 April 2021 hingga 29 Maret 2023 untuk melengkapi data-
data yang masih kurang berupa wawancara.
Tahap Penelitian
Heuristik
Heuristik merupakan tahap pertama dalam suatu penelitian sejarah. Pengumpulan
sumber atau heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber- sumber untuk mendapatkan
data. Tahap heuristik ini menggunakan kemampuan berpikir dalam mengatur cara dimana
dan bagaimana mendapatkan sumber tersebut.
Heuristik ini juga dapat diperoleh melalui tinjauan pustaka. Menurut Usmaedi
(2016:7) bahwa heuristik adalah tahapan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan
judul penelitian dan menghimpun sumber, data serta informasi valid dan otentik, guna
menentukan kredibilitas sumber dan kelayakan materi. Menurut M. Dien Madjid dan Johan
Wahyudhi (2014:219) bahwa heuristik berasal dari bahasa Yunani heuristiken yang berarti
menemukan atau mengumpulkan sumber. Dalam kaitan dengan sejarah tentulah yang
dimaksud sumber yaitu sumber sejarah yang tersebar berupa catatan, kesaksian, dan fakta-
fakta lain yang dapat memberikan penggambaran tentang sebuah peristiwa yang menyangkut
kehidupan manusia. Untuk melengkapi sumber tersebut maka dilakukan pengumpulan
data, meliputi:
Sumber Data Primer
Sumber primer adalah para informan yang menjadi saksi sejarah atau terlibat langsung
didalamnya (Miftaqurrohman, 2019:xvi). Data atau sumber primer dari penelitian ini
diantaranya berupa arsip-arsip dokumen baik berupa surat kabar, majalah, ataupun artikel
yang relevan dan dapat menunjang penelitian. Dua diantaranya yaitu arsip gereja jemaat
Mawar Saron Gonohop berupa sejarah gereja, struktur organisasi jemaat serta buku Dr. A. C.
Kruyt yang berjudul de to Loinang van den Oostarm van Celebes. Hal ini diketahui bahwa
Albert C. Kruyt adalah seorang guru misionaris dari Belanda. Ia melakukan kunjungan ke
wilayah Loinang termasuk Tombongan Bahu pada tahun 1928.
Sumber Data Sekunder
3

Sumber sekunder adalah para informan yang menjadi kepanjangan lidah atau mata
dari informan pertama (Miftaqurrohman, 2019:xvi). Sumber sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi pustaka dan wawancara dengan orang- orang yang mengetahui
tentang Sejarah Gereja Mawar Saron di Desa Gonohop.
Kritik Sumber
Setelah selesai tahap heuristik, maka lanjut pada tahap kritik sumber. Menurut
Khoirul (2021:10) bahwa Kritik adalah sebuah ciri pembeda dari suatu pendapat
terhadap pendapat lain yang berdasarkan dengan pengamatan dan penganalisian terlebih
dahulu, kemudian menginterpretasikannya terhadap suatu proses mendukung atau tidak
mendukung, bertentangan atau tidak bertentangan dengan objek yang dikritik tersebut. Kritik
sumber atau yang biasa dikatakan pengolahan data merupakan sebuah bekal utama bagi
peneliti sejarah. Kritik sumber ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan data yang terbilang
autentik. Terdapat dua jenis kritik yang digunakan dalam sebuah penelitian yaitu kritik
ekstern dan kritik intern.
Menurut Helius Syamsuddin dalam Cecep Lukmanul Hakim (2007:18) bahwa kritik
eksternal adalah cara melakukan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.
Sedangkan kritik intern adalah menegakkan fakta-fakta. Menurut Zikri Fadila (2018:19)
bahwa kritik internal adalah kritik terhadap isi sumber atau kritik terhadap kredibilitas
sumber. Kritik internal ini dilakukan jika kritik eksternal telah selesai. Dalam penulisan ini
yang peneliti lakukan ialah mencari tahu kebenaran akan sumber informasi yang didapatkan.
Sumber tersebut perlu dilakukan perbandingan dengan sumber yang lain sehingga
memperoleh data yang terpercaya.
Interpretasi
Interpretasi atau teknik analisis merupakan sebuah tahapan lanjutan dari kritik sumber.
Menurut Kuntowijoyo (2013:78-79) bahwa interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai
bidang subjektivitas. Didalam interpretasi ada dua macam yaitu analisis dan sintesis. Analisi
berarti menguraikan dan sintesis berarti menyatukan. Menurut Dharta Pratap dalam
Amran Suadi (2018:68) bahwa interpretasi adalah penjelasan setiap istilah dari suatu
perjanjian apabila terdapat pengertian ganda atau tidak jelas dari pihak memberikan
pengertian yang berbeda tetapi istilah yang sama atau tidak memberikan arti apapun terhadap
istilah tersebut.
Jadi, bisa dikatakan bahwa setiap pendapat-pendapat yang ada dijadikan sumber itu
4

disatukan lalu diuraikan berupa menyelaraskan penafsiran. Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya subjektivitas.
Historiografi
Tahap ini merupakan tahapan akhir setelah interpretasi selesai. Setelah penulis
mengumpulkan data sumber, mengolah data sumber, kemudian menguraikan serta
menyatukan penafsiran maka langkah terakhir yang penulis lakukan historiografi atau
penulisan sejarah. Menurut Fajriudin (2018:61) bahwa historiografi merupakan hasil dari
penulisan suatu peristiwa sejarah. Menurut Sumargono (2021:186) bahwa historiografi adalah
tahapan akhir dalam pelaksanaan penelitian historis yakni penulisan sejarah yang berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, dalam tahap historiografi ini peneliti tidak hanya menuliskan
fakta-fakta dan infromasi penelitian, akan tetapi peneliti juga menuliskan suatu pemikiran
melalui interpretasi/penafsiran yang dilakukan berdasarkan pada sumber informasi dan hasil
penelitian.
Pada tahap terakhir ini, peneliti melakukan penulisan kisah sejarah sesuai dengan
judul penelitian. Dalam hal ini tentang gambaran umum desa Gonohop sebagai lokasi
penelitian, latar belakang berdirinya gereja Mawar Saron Gonohop, perkembangan gereja dan
jemaat Mawar Saron Gonohop, serta peran pelayanan Gereja Mawar Saron Gonohop bagi
Sinode GKLB.

Anda mungkin juga menyukai