Anda di halaman 1dari 9

PENYAJIAN LISAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Prof. Dr. A B. Takko Bandung M. Hum.


Sasaran Pembelajaran

Setelah mempelajari materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :


1. Memahami berbicara sebagai salah satu komponen keterampilan berbahasa,
2. Membedakan bentuk-bentuk penyajian lisan,
3. Mempraktikkan presentasi ilmiah di depan kelas, dan
4. Mempraktikkan berpidato di depan kelas.

Materi
1. Pendahuluan
Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen dasar, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis, Keempat keterampilan ini diperoleh secara bertahap dan teratur serta
berhubungan satu sama lain. Meskipun keterampilan berbicara ini telah diperoleh oleh setiap
orang ketika masa kanak-kanak, kebutuhan mahasiswa akan kemampuan berbicara tak dapat
diabaikan begitu saja.
Penyajian lisan dapat disejajarkan dengan berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan
berbahasa yang berkembang pada kehidupan masa kanak-kanak yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah keterampilan berbicara dipelajari.
Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang
diperoleh oleh setiap orang melalui kegiatan menyimak dan membaca atau juga menulis.
Untuk memenuhi kebutuhan pembelajarannya, kebutuhan mahasiswa akan berbicara tidak
lagi mengarah ke situ, tetapi lebih berorientasi kepada proses penyajian lisan sebagai wadah
penyampaian suatu gagasan.

Dalam pemenuhan kebutuhan pembelajarannya, mahasiswa harus berusaha memiliki


kemampuan penyajian lisan di samping kemampuan pengungkapan gagasannya secara
tertulis. Kemahiran dalam penyajian lisan bukan hanya menuntut penguasaan bahasa yang
baik dan lancar melainkan juga menghendaki persyaratan-persyaratan lain, misalnya :
kebenaran, ketenangan sikap. Kesanggupan mengadakan reaksi yang cepat dan tepat,
kesanggupan menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur, serta
ketidakkakuan dan ketidakcanggungan gerak.
Seiring dengan perkembangan bahwa penyajian lisan itu sudah menjadi salah satu kebutuhan
mahasiswa. Alasannya bahwa di samping mahasiswa harus mampu mengungkapkan pikiran,
gagasan, dan sikap ilmiahnya ke dalam berbagai bentuk karya tulis ilmiah yang berkualitas,
juga mereka harus mampu menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum sesuai
dengan kriteria penyajian yang baik. Hal ini sejalan dengan salah satu kompetensi dasar mata
kuliah Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian, Untuk kebutuhan
ini, berikut akan disajikan dua bentuk penyajian lisan, yaitu presentasi ilmiah dan berpidato.

2. Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan
tersebut berfungsi untuk penyebaran informasi ilmiah, baik informasi konseptual maupun
informasi prosedural. Bagi mahasiswa, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah
merupakan kebutuhan. Berikut dikemukakan beberapa hal yang perlu dipahami berkaitan
dengan presentasi ilmiah.
2.1 Pengertian dan Kiat Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah yang efektif adalah penyajian bahan ilmiah oleh seseorang di suatu
forum yang di dalamnya hadir sejumlah peserta yang secara sukarela terlihat aktif dalam
interaksi verbal ilmiah menuju tercapainya tujuan selama waktu yang tersedia.
Agar presentasi dapat berjalan secara efektif, ada kiat yang perlu diterapkan. Beberapa kiat
yang dimaksud di antaranya:

a. Menarik minat dan perhatian peserta;

b. Mengarahkan perhatian peserta:

c. Mempertahankan minat dan perhatian peserta

d. Menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas, dan

e. Menjaga etika.

Untuk menarik minat dan perhatian pada apa yang dibahas, seorang penyaji dapat
menggunakan media yang menarik, yang dapat berupa media visual seperti gambar dengan
warna yang menarik, suara yang cukup keras bagi peserta, dan/atau ilustrasi, anekdot dan
demonstrasi. Selanjutnya, perhatian mereka perlu di arahkan pada fokus pembahasan dengan
cara yang menarik pula dengan memanfaatkan informasi latar belakang peserta. Perhatian
mereka perlu dijaga atau dipertahankan dengan cara menjaga agar suara tidak monoton, dan
dengan menggunakan variasi media. Dalam hal ini multimedia sangat membantu. Akan
tetapi, apabila perangkat keras sangat terbatas, paling tidak cara berbicara yang perlu
divariasi. Alur presentasi perlu dijaga agar tetap fokus dengan menyatakan terus terang fokus
pembahasan dan penyaji menaati bahan yang telah dipersiapkan serta memberi penjelasan
singkat dan padat mengenai butir-butir ini. Etika dijaga dengan cara menghindari hal-hal
yang dapat merugikan orang lain. Butir-butir rinci tentang etika akan diuraikan di bawah ini.

2.2 Tata Cara dan Etika Presentasi Ilmiah


Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati ketiga tata cara yang lazim.
a. Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan
dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis juga (baik bahan penuh dalam
bentuk makalah maupun bahasan presentasi powerpoint). Jika diperlukan, bahan disertai
dengan ilustrasi yang relevan.

b. Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk hal ini penyaji perlu
merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator.

c. Penyaji menaati etika.

Etika berkenaan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana
yang salah dan mana yang secara moral benar atau berterima. Satu nilai yang harus dipegang
dalam menjaga etika adalah “menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain”. Kerugian
mencakup Kehilangan hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya.
Hak dalam forum ialah hak untuk berbicara, hak untuk mempertahankan atau membela
pendapatnya, dan hak untuk mendapatkan pengakuan. Bila seseorang telah melakukan
sesuatu yang sangat berharga, dia mempunyai hak untuk mendapat pengakuan.

Butir lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah,
kejujuran merupakan butir etis terpenting. Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam
segala hal menyangkut informasi yang disajikan. Jika dia menyajikan data, dia harus secara
jujur menyebutkan apakah data itu hasil penelitiannya, ataukah diambil dari sumber lain yang
juga harus disebutkan lengkap sesuai kelaziman dunia ilmiah.

Dalam forum ilmiah seperti presentasi ilmiah, selain ada penyaji pasti ada beberapa
pemeran lain yang ikut terlibat, yakni presentasi, moderator, dan notulen , serta bila
diperlukan tenaga teknisi. Semua pemeran tersebut wajib menjaga etika agar penyajian tetap
berlangsung
secara baik dan efektif Peserta misalnya, harus jujur terhadap dirinya. Artinya, dia akan
bertanya apabila tidak tau, akan mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin,
akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar dan sebagainya. Selain itu, setiap peserta
wajib menghargai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib
menyimak apabila ada orang yang berbicara.

Jalannya suatu forum ilmiah banyak ditentukan oleh peran seorang moderator sebagai
pemandu. Etika yang harus dijaga adalah bahwa dia harus adil dan taat jadwal. Dia harus adil
dalam arti bahwa semua peserta sedapat mungkin forum berlangsung. Keseimbangan
wilayah, keseimbangan kesetaraan jender, dan keseimbangan persoalan yang diangkat harus
benar- benar dijaga oleh moderator. Selanjutnya, dia harus menaati waktu yang telah
ditetapkan dan berhubungan dengan dua hal. Pertama, dia seyogianya tidak terlalu banyak
mengambil waktu untuk komentar yang tidak fungsional. Kedua, dia harus mengatur waktu
yang digunakan oleh semua pihak, baik oleh penyaji maupun oleh peserta. Oleh karena itu,
dia harus punya keberanian menginterupsi pembicaraan seseorang atau mengingatkan orang
yang waktu dengan tetap secara santun sekaligus tetap tegas.

Semua hal yang terungkap selama forum berjalan perlu dicatat secara rapi oleh notulen.
Hasil catatan yang telah ditata ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan kepada semua orang
yang terlibat. Hal ini memberikan kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk
meluruskan jika ada hal-hal yang kurang tepat.

Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi yang digunakan bekerja dengan
baik. Dia harus melakukan pengecekan akhir sebelum forum dimulai, dan secara teratur
mengontrol jalannya forum dari segi teknologi. Apabila terjadi sesuatu pada teknologi, dia
harus bertindak menyelamatkan jalannya kegiatan.

2.3 Penyiapan Bahan Presentasi Ilmiah

Dalam era teknologi informasi ini, presentasi ilmiah dengan multimedia sudah merupakan
kebutuhan karena beberapa alasan.

a. presentasi akan menjadi menarik,

b. penyaji dapat menghemat waktu,

c. Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secara menarik,

d. peserta langsung dapat mengopi file presentasi jika diperlukan,


e. penyaji sangat dienakkan dengan hanya membawa bahan dalam flashdisk,

f. bahan presentasi dapat dibuat sangat ringkas.

Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi ilmiah perlu dipersiapkan dengan baik.
Iangkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menyiapkan bahan presentasi :

1) tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas,


2) atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut dan runut (koheren dan kohesif),
3) kerangka pikir perlu diungkapkan dan disajikan dalam bentuk diagram atau bagan alir untuk
menunjukkan alur penalarannya,
4) tuliskan semua dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf/gambar yang memadai,
5) pilih rancangan slide yang cocok (perhatikan kontras warna),
6) penayangan uji coba untuk memastikan bahwa semua bahan dalam slide terbaca seluruh peserta
yang berada dalam ruangan,

7) cetak bahan untuk dipakai sebagai pegangan peserta dalam penyajian.

2.4 Melaksanakan Presentasi Ilmiah

Presentasi ilmiah pada intinya adalah mengomunikasikan bahan ilmiah kepada Peserta
forum ilmiah. Di dalam pelaksanaannya berlaku prinsip-prinsip komunikasi. Beberapa
prinsip komunikasi berikut dapat dipertimbangkan oleh penyaji.

a. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif;

1) memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak;

2) memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa media;

3) menghindari kemungkinan penafsiran ganda ungkapan yang dipilih;

4) berpikir positif tentang peserta;

5) membuat peserta merasa nyaman, berirama, dihormati, dan dihargai;

6) memperhatikan budaya mereka;

7) bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain yang berbeda;
8) memastikan pilihan kostumnya sudah sesuai dan tepat dengan forum.

b. Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi:


1) memastikan bahwa suaranya terdengar semua peserta;

2) memastikan bahwa penyaji dapat dilihat oleh semua peserta;

3) menjadi penyimak/pendengar yang baik;

4) memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari klasifikasi dll;

5) mendorong peserta untuk aktif terlibat;

6) merespon pada kebutuhan peserta;

7) menggunakan media yang menarik dan tepat guna;

3. Berpidato

Sebagai insan terpelajar mahasiswa dituntut memiliki kinerja yang memuaskan dalam
semua aspek kehidupan, baik di kampus maupun di tengah masyarakat. Selain mampu
menulis beragam karya ilmiah dan mempresentasikan dengan baik, mahasiswa juga dituntut
mampu berpidato apabila diperlukan. Dalam kenyataannya, baik di kampus maupun di
tengah masyarakat, kemampuan berpidato dibutuhkan oleh mahasiswa. Untuk itu,
pengembangan kemampuan berpidato perlu dilakukan walaupun porsinya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan kegiatan penulisan karya ilmiah. Melalui upaya ini diharapkan tampilan
mahasiswa dalam berpidato benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai insan yang
terpelajar.
3.1 Pengertian Berpidato

Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud kegiatan
berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan
menggunakan bahasa lisan yang didukung aspek-aspek non kebahasaan (ekspresi badan,
gerak isyarat, sikap, kontak pandang dil). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan
menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta
memanfaatkan aspek-aspek non kebahasaan yang dapat mendukung efektivitas dan efisiensi
pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.

3.2 Kriteria Berpidato yang Baik setiap orang yang hendak berpidato pasti berusaha dan
berharap pidato yang disampaikan dinilai oleh pendengar sebagai pidato yang baik. Pidato
yang baik ditandai oleh beberapa kriteria, di antaranya :
a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung;

b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar;

c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara;

d. Isinya jelas, benar, dan objektif;

e. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti pendengar, serta

f. Disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.

3.3 Tata Cara dan Etika Berpidato

Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai,
mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan urutan berpidato secara
umum diawali dari pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan
kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi
merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. Sebagai
hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan.
Sementara penutup pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan
dan terima kasih kepada semua pihak.

Etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan
dijunjung ketika seseorang berpidato. Nilai-gilai (values) yang patut diperhatikan adalah:

a. Tidak menyinggung perasaan orang lain;

b. upaya menghargai dan membangun optimisme pendengarnya;

c. sikap jujur dan terbuka, dan

d. rasa empati dan persahabatan.

3.4 Menulis Naskah Pidato

Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila kegiatan berpidato yang akan dilakukan
memang dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi, apabila kegiatan itu dilakukan secara spontan
tentu tidak perlu menulis naskah pidato sebelum kegiatannya dilakukan. Hakikat menulis
naskah pidato adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan
melalui kegiatan berpidato. Pilihan kosa kata dan kalimat serta paragrafnya sesungguhnya
tidak jauh berbeda dengan ketika seseorang menuliskan naskah (ilmiah) yang lain. Situasi
resmi dan
tidak resmi akan menentukan pilihan kosakata dalam menulis naskah pidato. Sekalipun
naskah pidato itu merupakan bahasa tulis, ia tetap merupakan bahasa tulis yang akan
dilisankan sehingga konteks kelisanan perlu diperhatikan.

3.5 Menyampaikan Pidato

Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah dipersiapkan. Akan tetapi,
menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato di depan hadiran,
melainkan perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana. Untuk menciptakan
interaksi yang hangat dengan para pendengar. Untuk itu, seseorang yang akan berpidato harus
mampu menganalisis situasi dan memanfaatkan hasil analisisnya itu untuk menghidupkan
suasana ketika ia berpidato. Apabila pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain
(bukan membacakan naskah pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan
penambahan- penambahan sepanjang waktu yang disediakan memadai. Yang terpenting,
penambahan itu memperkaya isi pidato, dapat menghangatkan suasana, dan beranfaat, serta
dapat memperjelas isi dalam naskah pidato.

Anda mungkin juga menyukai