NOMOR : 172/II/I/2023
REVISI KE :-
I. PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa di Indonesia selama ini relative terabaikan padahal penurunan produktivitas akibat
ganguan kesehatan jiwa terbukti berdampaknya pada perekonomian. Hampir seluruh bagian di wilayah
indonesia dan selama beberapa dekade, populasi telah mengalami masa sulit karena konflik,
kemiskinan atau pun bencan alam.
Upaya untuk meningkatkan kesehatan jiwa mencegah dan mengatasi gangguan jiwa merupakan
poin yang dijadikan focus utama dalam rangka menggurangi naiknya beban ketidak mampuan maupun
kematian yang muncul sebagai akibat dari adanya gangguan mental. Mengintergrasikan peningkatan,
pencegahan, maupun manajer terkait masalah kesehatan jiwa akan sangat membantu dalam
menghindari kematian , mengurangi stigma yang merekat pada seseorang dengan gangguan jiwa dan
memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat [WHO,2002]
Keseharan jiwa dimaknai sebagai kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan social sehingga individu tersebut dapat menyadari kemampuan sendiri ,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya.
Dengan pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa setiap individu yang “ tidak dapat
berkembang “ secara fisik, mental, spiritual, dan social maka dapat dikatakan orang yang memiliki
masalah kejiwan. Untuk dapat mengetahui seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa kita harus
sedini mungkin untuk melakukan upaya penemuan kasus gangguan jiwa secara dini oleh tenaga
kesehatan jiwa yang dilaksanakan secara terintegritas dengan pelayanan kesehatan dasar lainnya
dipuskesmas
Hal ini yang mendasari perlu diadakan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa kepada masyarakat
agar masyarakat mengerti apa sebenarnya gangguan kejiwaan. Dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan jiwa dilakukan secara umum dimana salah satunya adalah upaya promatif, yaitu upaya
pencegahan dengan cara penyuluhan atau konseling dan penedeteksian secara dini gangguan kesehatan
jiwa
III. TUJUAN
A. Tujuan umum
Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di puskesmas agar mampu mendeteksi dini, menemukan kasus
dan menegakkan diagnose kasus gangguan jiwa secara dini.
.Tujuan khusus
Lintas Lintas
No Kegiatan Pelaksanaan kegiatan program Sektor ket
1 Konselin 1. Petugas menyambut klien yang dating dengan Dokter Kepala
g dan mengucapkan salam desa
Deteksi 2. Petugas memperkenalkan diri kepada klien /kepala
dini 3. Petugas menjaga privasi dan kenyamanan setiap sekolah
gangguan klien yang dilakukan konseling dan deteksi
kesehatan dinimasalah keswa
jiwa. 4. Menjelaskan tujuan deteksi dini yang dilakukan.
5. Petugas tanggap terhadap keluhan pasien, sabar,
teliti dan ramah terhadap pasien.
6. Petugas menggali permasalahan, dan
mengkalisifikasi keluhan klien
7. Petugas Bersama klien menemukan solusi untuk
permasalahannya.
8. Petugas menjelaskan tentang keluhan yang
dihadapi.
9. Petugas melakukan konseling dengan efektif
dan efesien.
10. Petugas memberikan kesempatan pasien untuk
menyampaikan pendapatnya,
11. Petugas melakukan evaluasi.
12. Petugas memberikan kesempatan pada klien
untuk mengambil keputusan.
13. Petugas merangkum hasil deteksi dini
berdasarkan instrument deteksi dini masalah
keswa.
14. Melakuka rujukan bila perlu.
15. Petugas melakukan dokumentasi.
VI. SASARAN
1. Masyarakat.
2. Pelajar
Petugas harus mampu mengidentifikasi ,mengguraikan, dan mengukur hasil dari deteksi yang telah
dilakukan. Sesuai instrument yang ada.
Petugas mencatat dari hasil kegiatan dan melaporkan kepuskesmas bahwa kegiatan sudah selesai
dilaksanakan.