Anda di halaman 1dari 2

Misi Kemanusiaan Lembaga Zakat YDSF : Dibalik Layar Bantuan Penyaluran Zakat

Untuk Palestina

Konflik Palestina – Israel merupakan konflik paling rumit pada abad ini. Hal ini terjadi
karena konflik ini menyangkut banyak elemen, termasuk isu wilayah, Sejarah, agama, hingga
politik.
Konflik Palestina – Israel bermula ketika wilayah palestina diambil alih oleh Inggris pada
awal abad ke 20. Pada tahun 1917, didirikan rumah nasional Yahudi di Palestina yang
didukung oleh Deklarasi Balfour. Hal tersebut mendorong bangsa Yahudi dari berbagai
belahan dunia datang dan menciptakan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab
Palestina. Setelah berakhirnya perang dunia II, PBB mengambil alih wilayah Palestina dan
membaginya menjadi dua wilayah, untuk orang Arab Palestina dan Bangsa Yahudi. Akan
tetapi, masyarakat Arab Palestina menolak pembagian tersebut sehingga memicu perang
Arab Israel pertama pada Tahun 1948 yang dimenangkan oleh Israel dan diakhiri dengan
terbentuknya negara Israel.
Akibat dari konflik tersebut, ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa mengungsi karena akses
mereka untuk mendapat kebutuhan primer mereka dibatasi. Bahkan banyak dari mereka,
yang kehilangan hak hidup akibat serangan dari zionis Israel.
Mengatasi hal tersebut, Indonesia sebagai neraga dengan umat muslim terbanyak di dunia
tentu menentang segala bentuk penjajahan dan berinisiatif untuk memberikan segala bentuk
bantuan terhadap rakyat Palestina. Majelis Ulama Indonoesia (MUI) mengajak umat Islam,
Baznas dan Laznas untuk turut serta dalam menyalurkan dana zakat guna mendukung
perjuangan rakyat Palestina.
Menurut ulama, penyaluran zakat memang sebetulnya lebih utama untuk disalurkan kepada
wilayah dimana kita berada. Namun, jika disalurkan kepada saudara saudara seiman kita di
Palestina, itu juga tetap sah, karena memang urgensi bantuan zakat sedang dibutuhkan di
daerah tersebut.
Melirik urgensi tersebut, YDSF sebagai Lembaga amil zakat terbesar di Indonesia juga turut
memberikan aksi nyata bantuan rezeki untuk Palestina. Salah satunya melalui penunaian
zakat untuk Palestina. Menurut laman resmi YDSF, masyarakan Palestina yang Tengah
dalam kondisi kesulitan juga berhak untuk menerima bantuan dari dana zakat, karena mereka
termasuk ke dalam golongan Fii Sabilillah. Fii Sabilillah yakni golongan orang yang sedang
berjuang di jalan Allah SWT tak peduli latar belakang yang dimilikinya.
Pada 10 November 2023 silam, Lembaga Amil Zakat YDSF menyalurkan bantuan donasi
tahap pertama yang dihimpun dari Masyarakat senilai total Rp 3 miliar. Menurut Direktur
Pelaksanan YDSF Jauhari Sani mengungkapkan, bahwa seluruh bantuan bersumber dari
berbagai kalangan, seperti komunitas mahasiswa, Lembaga Pendidikan, Masjid, bahkan
Kelompok Pengajian.
Menurut Direktur Pelakasanaan YDSF Jauhari Sari juga menambahkan bahwa bantuan tahap
pertama yang senilai Rp 3 miliar tersebut dibagi menjadi dua jenis paket, yakni 2000 paket
makanan layak makan yang telah diterima oleh pengungsi di Khan Younis dan ratusan paket
hygine kit yang berisi perlengkapan Kesehatan seperti tisu, alat shalat, alat mandi serta
selimut di kamp pengungsi Gaza City
Walapun begitu, sulitnya akses perizinan maupun jauhnya lokasi yang ditempuh menjadi
penyebab terhambatnya proses distribusi donasi hingga ke tangan masyarakat. Menurut
Kepala Divisi Pendayagunaan YDSF Imron Wahyudi mengungkapkan bahwa sulitnya proses
penyaluran bantuan dikarenakan pintu masuk dari Mesir tidak selalu dibuka sehingga butuh
jalur lain sebagaai alternatif cadangan. Tidak hanya itu, kondisi Palestina yang cenderung
tidak stabil tentu membuat tim kemanusiaan YDSF harus memutar otak untuk mencari cara
agar bantuan dapat terdistribusikan dengan efektif.
Berdasarkan hal tersebut, pihak YDSF berusaha untuk menggandeng dan bekerja sama
dengan mitra penyaluran bantuan kemanusiaan internasional dalam proses penyaluran
bantuan untuk dikirimkan dan diteruskan ke Palestina, seperti Lembaga Al Khair Foundation,
Hayat You, Indonesian Humanitarian Alliance, dan Forum Zakat. Dengan memperbanyak
mitra penyaluran internasional, diharapkan bantuan yang telah diamanahkan oleh seluruh
donautur dapat sampai hingga ke tangan penerima. Sehingga laporan pendistribusiannya pun
akan cepat tersampaikan kepada donatur secara terupdate.
Kini konflik Palestina – Israel kian memanas, sudah tak terhitung korban yang kehilangan
hak hidup mereka, baik perempuan dan anak anak, bahkan rumah sakit menjadi sasaran
kekejaman zionis Israel. Oleh karena itu, meski dengan segala keterbatasan dan hambatan
yang ada, tidak menjadi halangan bagi kita bangsa Indonesia untuk dapat membantu sesame
umat mausia di belahan bumi manapun. Sesuai dengan butir sila ke dua Pancasila
“kemanusiaan yang adil dan beradab” dan UUD 1945 yang menyebutkan, bahwa “penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan”, sudah sepantasnya kita sebagai bangsa Indonesia untuk
bergerak memberikan bantuan kemanusiaan bagi negara terdampak dan menolak keras
adanya penjajahan di muka bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai