Anda di halaman 1dari 2

Mengungkap Kasus Harta Warisan Sri Ningsih

Judul Buku : Tentang Kamu


Nama Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Sabak Grip Nusantara
Tahun Terbit : Cet 8, Juli 2022
Kota Terbit : Depok, Jawa Barat
Ukuran Buku : 20 cm
Jumlah Halaman : 503 halaman
ISBN : 978-623-95545-6-9
“Tentang Kamu” merupakan karya dari salah satu penulis kondang di Indonesia, yaitu Tere Liye.
Buku ini merupakan buku ke-26 dari keseluruhan karya Tere Liye.
Novel ini termasuk novel “best seller” dari Tere Liye. Pada 2017, Tentang Kamu, mendapat
penghargaan di Islamic Book Award 2017. Novel ini bergenre roman fiksi yang berisi tentang kisah
perjalanan hidup seorang tokoh bernama Sri Ningsih.
Cerita ini bermula ketika Zaman mendapat tugas untuk mencari ahli waris seorang perempuan yang
bernama Sri Ningsih, perempuan yang berasal dari Pulau Bungin, Sumbawa, Indonesia. Sri Ningsih
memiliki saham 1% pada salah satu perusahaan multinasional yang dihitung dalam rupiah warisan
tersebut berjumlah senilai 19 triliun rupiah.
Namun, Zaman memiliki kendala yakni tentang Informasi mengenai Sri Ningsih yang sangat terbatas.
Sehingga mengharuskan Zaman untuk menelusuri kehidupan Sri Ningsih dengan bantuan diari tulisan
tangan Sri Ningsih yang ia dapatkan dari pengurus panti, Aimee. Kemudian, Zaman memulai
perjalanannya dari tempat lahir Sri Ningsih di Pulau Bungin.
Di Pulau Bungin, Zaman bertemu dengan Ode yang merupakan teman kecil Sri Ningsih, Ode
menceritakan kisah masa kecil Sri Ningsih mulai dari Ibu kandungnya yang meninggal saat
melahirkan Sri Ningsih. Kemudian ayah Sri Ningsih, Nugroho, jatuh cinta dengan seorang gadis
bernama Nusi Maratta. Sehingga ayah Sri Ningsih pun menikahinya. Pada suatu waktu, Nugroho
harus mengantarkan barang dengan kapal, namun kapal yang dinaikinya karam di lautan lepas karena
ombak yang besar. Kejadian tersebut merenggut nyawa Nugroho, sehingga kini Sri Ningsih hanya
tinggal bersama Ibu tirinya saja. Semenjak kejadian itu Ibu tiri Sri Ningsih berubah menjadi pemarah
dan suka memukul Sri Ningsih. Setelah itu, datang lagi kejadian yang mengenaskan bahwa ibu tiri Sri
Ningsih meninggal di dalam rumah mereka yang terbakar. Ia dan Tilamulat pergi ke pondok pesantren
di Surakarta.
Zaman melanjutkan pergi ke pondok pesantren di mana Sri dan Tilamulat pindah setelah rumah
mereka kebakaran di Pulau Bungin. Zaman berkenalan dengan Ibu Nur’aini yang menceritakan masa
remaja Sri, persahabatan yang hancur karena keirian hingga tentang pesantren yang di serang
kelompok PKI yang menewaskan Tilamuta. Sri menjadi dilematis karena harus memilih kebenaran
atau persahabatan.
Zaman pergi ke Jakarta untuk mencari sisa-sisa kehidupan Sri dengan petunjuk dari Ibu Nur’aini.
Sang ibu memberikan surat-surat yang pernah di kirim Sri. Dari surat tersebut, Zaman mengungkap
kehidupan Sri di Jakarta, mulai bekerja sebagai pedagang kaki lima dengan gerobak, membuka rental
mobil, sempat bangkrut hingga menjadi sopir bis, pekerja pabrik, hingga puncaknya membuka pabrik
sabun sendiri dengan merk ‘Rahayu’. Semuanya ia lakukan di Jakarta hingga akhirnya ia memutuskan
untuk pergi ke London dan menukar pabriknya dengan kepemilikan 1% saham perusahaan
multinasional.
Di London Sri Ningsih bekerja sebagai sopir bus dua tingkat yang berwarna merah. Di sanalah Sri
Ningsih menemukan kekasihnya yang berkebangsaan turki, yaitu Hakan. Sri Ningsih menikah dan
sempat mempunyai dua anak namun hanya dalam jangka waktu beberapa jam sebab kedua anak
tersebut meninggal dunia akibat perbedaan rhesus antara Sri Ningsih dan suaminya.
Kebahagiaan Sri Ningsih tidak pernah berlangsung lama. Setelah 12 tahun menikah, Ia kembali lagi
mendapat cobaan dengan kematian sang suami tercinta. Setelah kematian suaminya, ia kembali
menjadi supir bus selama 6 bulan. Namun, kemudian Sri Ningsih memutuskan untuk tinggal di panti
jompo yang terletak di Paris, dan juga merupakan perjalanan hidup terakhir Sri Ningsih. Perjalanan
panjang yang melelahkan hingga Ia harus meninggalkan semuanya.
Sri Ningsih kemudian tinggal di salah satu panti jompo hingga akhir hayatnya. Sebelum meninggal,
ternyata Sri Ningsih sempat membuat surat wasiat untuk pembagian harta warisan yang Ia miliki.
Akhirnya Zaman dapat menyelesaikan tugasnya untuk mendapatkan ahli waris dari seorang Sri
Ningsih.
Novel ini memiliki sampul yang unik dan dapat menggambarkan topik dari cerita. Selain itu, gaya
bahasa yang berada dalam cerita ini merupakan Bahasa yang cukup sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga mudah dimengerti. Inti dari cerita “Tentang Kamu” ini cukup
sederhana, namun penulis dapat mengembangkan cerita tersebut dengan baik. Sehingga, tidak terasa
monoton. Banyak pesan moral yang dapat diambil oleh pembaca, salah satunya adalah untuk terus
bersabar dalam menjalani hidup.
Kekurangan dari karya Tere Liye yang satu ini adalah alur cerita yang berputar-putar. Sehingga, pada
beberapa bagian terasa membingungkan. Selain itu, sinopsis yang tertera pada sampul belakang novel
“Tentang Kamu” kurang sesuai dengan isi cerita yang ada di dalamnya.
Secara keseluruhan, ‘Tentang Kamu’ merupakan novel yang sangat bagus dan tentunya pembaca
dapat mengambil banyak pelajaran setelah membacanya. Buku ini sangat layak dibaca untuk semua
kalangan terutama para remaa yang masih memerlukan banyak pelajaran mengenai kehidupan. Buku
ini pun mudah dicari di toko-toko buku terkenal, seperti Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai