15 Sop Bekerja Diketinggian Pakai
15 Sop Bekerja Diketinggian Pakai
BEKERJA DI KETINGGIAN
GD-DOC-HSSE-007
00 7/09/2021 Konsep
II. TUJUAN
Tujuan dari standar operasional prosedur (SOP) ini dibuat untuk dijadikan sebagai
salah satu kontrol dalam melakukan kegiatan bekerja diketinggian selaIn Job
Safety Analysis (JSA)
IV. REFERENSI
1. Permenakertrans No Per 01/Men/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan
2. Permenaker No Per 05/Men/1985 Tentang pesawat angkat dan angkut Pasal
35 s/d 48
3. DJPPK Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No KEP.
45/DJPPK/IX/2008 Pedoman K3 Bekerja di Ketinggian dengan menggunakan
akses tali (Rope Access)
4. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
5. EN Standard/CEN Standard/CE Standard : EN-12277 : Harnesses, EN-12492
: Helmets, EN-12275 : Connectors, EN-12276 : Frictional Anchors
6. OSHA PART 1910, BS 1139 Metal Scaffolding, AS/NZS 1576 Scaffolding
7. ANSI Z133.1: Arboriculture safety requirement for pruning, repairing,
maintaining, and removing trees.
1. Pastikan sudah melakukan analisis risiko lokasi dan pekerjaan yang hendak
dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. Pastikan telah menggunakan alat pengaman diri (APD) yang sesuai.
Biasanya, yang disyaratkan adalah APD berupa full body harness double
lanyard.
3. Periksakan kesehatan fisik pekerja. Pastikan bahwa pekerja sedang berada
dalam kondisi prima dan sesuai untuk bekerja di ketinggian.
4. Pastikan bahwa scaffolding yang digunakan untuk bekerja di ketinggian telah
diinspeksi dan dipastikan di dalam kondisi aman.
5. Jika akan menggunakan scaffolding, di bawah ini adalah ringkasan panduan
kerja yang aman:
6. Pastikan bahwa pipa dan platform dari scaffolding tersebut berada dalam
kondisi yang baik, tidak ada tanda-tanda retak, maupun tanda-tanda
bengkok.
7. Pastikah bahwa scaffolding didirikan di atas permukaan tanah atau lantai
yang stabil.
VI. ALAT-ALAT
Berikut alat-alat bekerja di ketinggian berikut prosedur inspeksinya :
Untuk memeriksa harness atau body belt, sebaiknya ikuti prosedur berikut:
Webbing – Lakukan pemeriksaan secara visual atau dengan cara
memegang webbing. Pegang webbing dan bengkokkan membentuk huruf
“U”. Lihat apakah ada kerusakan atau tanda-tanda keausan seperti koyak,
berserabut, kerusakan pada jahitan, perubahan warna pada jahitan, atau
berjamur.
D-Rings/ Back Pads – Periksa kondisi ring D untuk mengetahui tanda-
tanda kerusakan seperti retak, bengkok, atau berkarat. Batang ring D
harus berada pada posisi 90 derajat terhadap sumbu panjang pada
harness dan harus dapat berputar secara bebas. Bila Anda menemukan
keadaan ring D yang tidak normal, jangan sekalipun menyepelekannya.
Hal ini dikarenakan ring D merupakan satu-satunya bagian yang akan
menahan hentakan saat pekerja terjatuh.
Buckle – Periksa buckle (gesper) untuk mendeteksi kerusakan seperti
retak, bengkok, berkarat, dan tidak dapat mengunci dengan sempurna.
Paku keling pada buckle harus kuat dan tidak dapat digerakkan oleh jari.
Sisi dan kepala paku keling harus rata terhadap material. Paku keling
yang bengkok akan gagal dalam menahan guncangan. Jangan gunakan
full body harness bila terdapat kerusakan pada buckle.
4. Self-Retracting Lifeline
Perawatan dasar akan membuat alat pelindung jatuh Anda lebih tahan lama dan
bertahan performanya. Penyimpanan alat sama pentingnya dengan bersihkan
peralatan dari kotoran, bahan-bahan penyebab korosi atau kontaminan.
Cara Membersihkan :
Cara Menyimpan :
Tempat penyimpanan alat pelindung jatuh harus bersih, kering, dan bebas dari
paparan gas berbahaya, panas berlebihan, sinar ultraviolet, atau material yang
bersifat korosif.