Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BESAR IRIGASI DAN

BANGUNAN

DISUSUN OLEH :
STELLA MELLINIA SAMDERUBUN
NIM : 1953050010

DOSEN :
Ir. Setiyadi , MT

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
I.I PENGERTIAN
Sejak zaman dahulu manusia sudah memulai untuk memakai dan mengembangkan
system irigasi. Agar dapat mempermudah dalam pengairan system lahan pertanian ataupun
perkebunan. Apalagi didukung dengan dekatnya wilayah yang kaya akan air atau daerah
yang beriklim dengan curah hujan yang tinggi.
Irigasi adalah suatu system untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung
sumber air. Pengertian lain irigasi yaitu usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian.
Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia.
Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai
atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan
pertanian. Namun irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan
wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Sebagaimana telah
diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan irigasi.
Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan pertanian sebagai tumpuan
hidup bagi sebagian besar penduduknya. Namun, dalam kenyataanya negara ini masih
belum mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya jumlah penduduk yang belum diimbangi dengan peningkatan produksi
pertanian. Oleh sebab itu dirancang konstruksi Teknik hidrolik irigasi yang aman dan
efisien yang merupakan prioritas dari bidang Teknik sipil.

I.II JENIS-JENIS IRIGASI


Ada beberapa jenis irigasi,seperti :
 Irigasi Permukaan
Adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10-15 cm
diatas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan system irigasi yang
menyadap air langusng di sungai melalui bangunan bendung meupun melalui
bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara
gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier. Pengaturan air ini dilakukan pintu air.
 Irigasi Lokal
Adalah air yang didistribusikan denga cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi,
dimana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya
terbatas sekali atau secara local.
 Irigasi dengan penyemprotan
Adalah irigasi dengan menggunakan penyemprot air. Air yang disemprot akan
seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih
dahulu dan menetes ke akar.

 Irigasi tradisional dengan ember


Irigasi jenis ini memerlukan pekerja perorangan yang cukup banyak
 Irigasi pompa air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikan melalui pompa air, kemudian dialirkan
dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran

I.III FUNGSI DAN TUJUAN IRIGASI


Irigasi merupakan suatu usaha untuk mendatangkan air melalui bangunan-bangunan
penyalur agar keperluan air pada tanaman dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhannya.

Adapun fungsi dari Irigasi, antara lain:


1. Memasok kebutuhan air tanaman
2. Menjamin ketersediaan air
3. Mengurangi kerusakaan akibat frost
4. Menurunkan suhu tanah
5. Melunakan lapis keras pada saat pengolahan tanah

Tujuan dari irigasi adalah untuk mengalirkan air secara terkontrol kepada tanaman,
dimana tanaman membutuhkan air untuk melangsungkan pertumbuhannya. Pemberiaan air
pada tanaman harus sesuai dengan kebutuhannya, dimana pemberian air yang berlebih akan
menyebabkan kematian pada tanaman.
Selain untuk mengairi sawah atau lahan pertanian, irigasi juga memiliki beberapa tujuan
lain, yaitu :
1. Memupuk tanah. Air sungai juga memiliki zat-zat yang baik untuk tanah
2. Membilas air kotor. Air didaerah perkotaan banyak sekali terdapat kotoran yang
akan mengendap apabila dibiarkan, sehingga perlu dilakukan pembilasan.
3. Memberantas hama. Gangguan hama pada tanaman dapat diberantas dengan cara
menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air sampai batas tertentu
4. Mengatur suhu tanah, missal pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan tidak
sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan cara
mengalirkan air, yang bertujuan merendahkan suhu tanah
5. Membersihkan tanah. Dilakukan pada tanah-tanah yang tidak subur akibat adanya
unsur-unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air
disawah untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan
dialirkan ke tempat pembuangan.
6. Mempertinggi permukaan air tanah. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya
dengan perembsan melalui dinding-dindign saluran, permukaan air tanah dapat
dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar
meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.
BAB II
RENCANA TRASE JARINGAN IRIGASI PADA SKALA 1:25000

II.I PENGERTIAN TRASE JARINGAN IRIGASI


Pengertian trase jarigan irigasi adalah saluran bangunan yang merupakan satu kesatuan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi dimulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian, dan penggunaan air irigasi beserta pembuangannya. Disamping itu, jalan
inspeksi juga merupakan bagian dari jaringan irigasi. Sedangkan pengertian trase jaringan
adalah suatu jalur jaringan saluran irigasi pada suatu wilayah.

II.I PEMBAGIAN WILAYAH IRIGASI


Pada trase jaringan irigasi, setiap jaringan primer dibagi menjadi beberapa sub jaringan
yang biasa disebut jaringan sekunder. Begitupula untuk jaringan sekunder dapat dibagi-
bagi menjadi saluran tersier.
BAB III
STANDAR TIPE TATA NAMA

A. Sisi Kiri Bendung


1. Saluran Primer Ngambak SP Ngambak
Bangunan Ngambak 1 Kanan BN-1ka
Bangunan Ngambak 1 Kiri BN-1ki
Bangunan Ngambak 2 Kanan BN-2ka
Bangunan Ngambak 2 Kiri BN-2ki
Bangunan Ngambak 3 Kanan BN-3ka
Bangunan Ngambak 3 Kiri BN-3ki
Bangunan Ngambak 4 BN-4
Bangunan Ngambak 5 BN-5
Bangunan Ngambak 6 BN-6
Bangunan Ngambak 7 BN-7
Bangunan Ngambak 8 BN-8

2. Saluran Sekunder Randu SP Randu


Bangunan Randu 1 BR-1
Bangunan Randu 2 BR-2
Bangunan Radu 3 BR-3
Bangunan Randu 4 BR-4

3. Saluran Sekunder Candisari SP Candisari


Bangunan Candisari 1 Kanan BC-1ka
Bangunan Candisari 1 Kiri BC-1ki
B. Sisi Kanan Bendung
1. Saluran Primer Sengon SP Sengon
Bangunan Primer Sengon 1 BS-1
Bangunan Primer Sengon 2 BS-2
Bangunan Primer Sengon 3 BS-3
Bangunan Primer Sengon 4 Kanan BS-4ka
Bangunan Primer Sengon 4 Kiri BS 4-ki
Bangunan Primer Sengon 5 BS-5
Bangunan Primer Sengon 6 BS-6
Bangunan Primer Sengon 7 BS-7
Bangunan Primer Sengon 8 BS-8

2. Saluran Sekunder Gondang SP Gondang


Bangunan Sekunder Gondang 1 BG-1
Bangunan Sekunder Gondang 2 BG-2

3. Saluran Sekunder Padasan SP Padasan


Bangunan Sekunder Padasan 1 BP-1
Bangunan Sekunder Padasan 2 BP-2
Bangunan Sekunder Padasan 3 BP-3
BAB IV
PERHITUNGAN LUAS PETAK SAWAH, DR, DAN DEBIT
PETAK SAWAH

IV.I PERHITUNGAN LUAS PETAK SAWAH


Tabel Perhitungan Luas Petak Sawah

No Nama Petak Sawah Luas Petak Sawah (cm2) Luas Petak Sawah (ha)
Sawah Sebelah Kiri Bendungan
1 Sawah Ngambak 1ka 4,20 26,25
2 Sawah Ngambak 1ki 3,70 23,13
3 Sawah Ngambak 2ka 1,40 8,75
4 Sawah Ngambak 2ki 1,87 11,69
5 Sawah Ngambak 3ka 8,05 50,31
6 Sawah Ngambak 3ki 12,41 77,56
7 Sawah Ngambak 4 10,88 67,97
8 Sawah Ngambak 5 12,69 79,31
9 Sawah Ngambak 6 14,69 91,81
10 Sawah Ngambak 7 7,02 43,88
11 Sawah Ngambak 8 16,20 101,25
12 Sawah Randu 1 17,53 109,56
13 Sawah Randu 2 14,70 91,88
14 Sawah Randu 3 11,20 70,00
15 Sawah Randu 4 10,62 66,38
16 Sawah Candisari 1ka 17,83 111,41
17 Sawah Candisari 1ki 15,75 98,44
Sawah Sebelah Kanan Bendungan
18 Sawah Sengon 1 17,10 106,88
19 Sawah Sengon 2 13,48 84,25
20 Sawah Sengon 3 18,23 113,94
21 Sawah Sengon 4ka 18,72 117,00
22 Sawah Sengon 4ki 18,68 116,75
23 Sawah Sengon 5 16,63 103,91
24 Sawah Sengon 6 12,16 76,00
25 Sawah Sengon 7 12,90 80,63
26 Sawah Sengon 8 16,00 100,00
27 Sawah Padasan 1 7,03 43,94
28 Sawah Padasan 2 11,70 73,13
29 Sawah Padasan 3 15,96 99,75
30 Sawah Gondang 1 9,10 56,88
31 Sawah Gondang 2 14,00 87,50
IV.II PERHITUNGAN DIVERSION REQIREMENT (DR)
Diversion Rewirement adalah kebutuhan air di petak sawah, tergantung dari keadaan
irigasi tanah, tanaman yang akan ditanami tersebut. Perhitungan DR adalah sebagai berikut :

Diketahui :
1. Evaporasi Oktober = 158.55 mm
2. Curah Hujan Rencana = 192.85 mm
3. Curah Hujan Efektif = 70%
4. Koefisien Pemakaian Konsumtif = 1.5
5. Perkolasi (P) = 160 mm
6. Kebutuhan air untuk pengolahant tanah = 170 mm
Ditanya :DR (lt/ha) pada lahan sawah tersebut ?
Jawab :
a. Kebutuhan air konsumtif = koef. Pemakaian × Evaporasi
= 1.5 × 158.55
=237.825 mm
b. Kebutuhan untuk tanaman = Kebutuhan air konsumtif + Pekolasi
= 237.825 + 160
= 397.825 mm

c. Kebutuhan air disawah = Kebutuhan tanaman + Kebutuhan Pengolahan + Curah


Hujan Efektif
= 397.825 + 170 mm – (70% × 192.85)mm
= 432.83 mm
d. Kebutuhan air di sawah (DR=lt/ha)
DR = Kebutuhan air disawah × 1ha × 10000/30 × 24 × 36000
= 432.83 × 1ha × 10000⁄2592000
= 1,67 lt/ha
IV.III PERHITUNGAN DEBIT PETAK SAWAH

TABEL DEBIT TIAP PETAK SAWAH

Qs
No Nama Saluran A (ha) DR (lt/det/ha)

Sebelah Kanan Bendungan


1 Saluran Ngambak 1ka 26,25 1,67 0,044
2 Saluran Ngambak 1ki 23,13 1,67 0,039
3 Saluran Ngambak 2ka 8,75 1,67 0,015
4 Saluran Ngambak 2ki 11,69 1,67 0,020
5 Saluran Ngambak 3ka 50,31 1,67 0,084
6 Saluran Ngambak 3ki 77,56 1,67 0,130
7 Saluran Ngambak 4 67,97 1,67 0,114
8 Saluran Ngambak 5 79,31 1,67 0,132
9 Saluran Ngambak 6 91,81 1,67 0,153
10 Saluran Ngambak 7 43,88 1,67 0,073
11 Saluran Ngambak 8 101,25 1,67 0,169
12 Saluran Randu 1 109,56 1,67 0,183
13 Saluran Randu 2 91,88 1,67 0,153
14 Saluran Randu 3 70 1,67 0,117
15 Saluran Randu 4 66,38 1,67 0,111
16 Saluran Candisari 1ka 111,41 1,67 0,186
17 Saluran Candisari 1ki 98,44 1,67 0,164
Sebelah Kiri Bendungan
18 Saluran Sengon 1 106,88 1,67 0,178
19 Saluran Sengon 2 84,25 1,67 0,141
20 Saluran Sengon 3 113,94 1,67 0,190
21 Saluran Sengon 4ka 117 1,67 0,195
22 Saluran Sengon 4ki 116,75 1,67 0,195
23 Saluran Sengon 5 103,91 1,67 0,174
24 Saluran Sengon 6 76 1,67 0,127
25 Saluran Sengon 7 80,63 1,67 0,135
26 Saluran Sengon 8 100 1,67 0,167
27 Saluran Padasan 1 43,94 1,67 0,073
28 Saluran Padasan 2 73,13 1,67 0,122
29 Saluran Padasan 3 99,75 1,67 0,167
30 Saluran Gondang 1 56,88 1,67 0,095
BAB V
PERHITUNGAN DEBIT TIAP RUAS SALURAN IRIGASI (Q)

SKALA = 1: 25000
DR = 1,67 lt/ha
QS* = DR . A
V = 0,41.Qs0,225
S = 0,11.0,41.(Qs/V)0,5
L = Panjang saluran irigasi
Q** = Qs + ( S.L)

* = Debit petak sawah


** = Debit tiap saluran
TABEL PERHITUNGAN DEBIT TIAP SALURAN

Qs/Q1 Qsaluran (m^3/det)


No Nama Saluran A (ha)
(DR*A)+Q1
1 SP Ngambak 8 101,25 0,169 0,169
2 SP Ngambak 7 43,88 0,073 0,266
3 SS Candisari 1ka 111,41 0,186 0,186
4 SS Candisari 1ki 98,44 0,164 0,164
5 SP Ngambak 6 91,81 0,153 0,888
6 SP Ngambak 5 79,31 0,132 1,099
7 SS Randu 4 66,38 0,111 0,111
8 SS Randu 3 70 0,117 0,253
9 SS Randu 2 91,88 0,153 0,458
10 SS Randu 1 109,56 0,183 0,707
11 SP Ngambak 4 67,97 0,114 2,019
12 SP Ngambak 3ka 50,31 0,084 2,267
13 SP Ngambak 3ki 77,56 0,130 2,312
14 SP Ngambak 2ka 8,75 0,015 4,887
15 SP Ngambak 2ki 11,69 0,020 4,892
16 SP Ngambak 1ka 26,25 0,044 9,921
17 SP Ngambak 1ki 23,13 0,039 9,916
18 SP Sengon 8 100 0,167 0,167
19 SP Sengon 7 80,63 0,135 0,345
20 SS Gondang 2 87,5 0,146 0,146
21 SS Gondang 1 56,88 0,095 0,298
22 SP Sengon 6 76 0,127 1,069
23 SP Sengon 5 103,91 0,174 1,316
24 SP Sengon 4ka 117 0,195 1,690
25 SP Sengon 4ki 116,75 0,195 1,690
26 SP Sengon 3 113,94 0,190 3,984
27 SP Sengon 2 84,25 0,141 4,447
28 SS Padasan 3 99,75 0,167 0,167
29 SS Padasan 2 73,13 0,122 0,330
30 SS Padasan 1 43,94 0,073 0,465
31 SP Sengon 1 106,88 0,178 5,915
TABEL PERHITUNGAN DEBIT TIAP SALURAN

Qsaluran (m^3/det) V (m/det) S L saluran Q (m^3/det)


No Lsaluran (km)
(DR*A)+Q1 0,41*Qs^0,225 0,11*0,41*(Qs/V)^0,5 (cm) (Qsaluran + (S*L))
1 0,169 0,275 0,0354 2,7 0,675 0,19
2 0,266 0,304 0,0422 10,05 2,513 0,37
3 0,186 0,281 0,0367 0,65 0,163 0,19
4 0,164 0,273 0,0350 0,65 0,163 0,17
5 0,888 0,399 0,0673 4,7 1,175 0,97
6 1,099 0,419 0,0731 4,5 1,125 1,18
7 0,111 0,250 0,0300 3,3 0,825 0,14
8 0,253 0,301 0,0413 5 1,250 0,30
9 0,458 0,344 0,0520 5,1 1,275 0,52
10 0,707 0,379 0,0616 1,1 0,275 0,72
11 2,019 0,480 0,0925 7,1 1,775 2,18
12 2,267 0,493 0,0967 6,05 1,513 2,41
13 2,312 0,495 0,0975 6,05 1,513 2,46
14 4,887 0,586 0,1303 1,5 0,375 4,94
15 4,892 0,586 0,1303 1,5 0,375 4,94
16 9,921 0,687 0,1714 0,6 0,150 9,95
17 9,916 0,687 0,1713 0,6 0,150 9,94
18 0,167 0,274 0,0352 4,95 1,238 0,21
19 0,345 0,323 0,0466 5,05 1,263 0,40
20 0,146 0,266 0,0334 6,75 1,688 0,20
21 0,298 0,312 0,0440 3,4 0,850 0,33
22 1,069 0,416 0,0723 4,1 1,025 1,14
23 1,316 0,436 0,0783 9,12 2,280 1,49
24 1,690 0,461 0,0863 9,6 2,400 1,90
25 1,690 0,461 0,0863 9,6 2,400 1,90
26 3,984 0,560 0,1203 10,7 2,675 4,31
27 4,447 0,574 0,1256 4,3 1,075 4,58
28 0,167 0,274 0,0352 4,75 1,188 0,21
29 0,330 0,320 0,0459 5,3 1,325 0,39
30 0,465 0,345 0,0523 2,55 0,638 1,15
31 5,915 0,612 0,1403 0,4 0,100 5,93
BAB VI
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI

VI.1 DIMENSI SALURAN IRIGASI


Atas dasar rumus pengaliran dan batasan-batasan seperti telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dimensi saluran untuk berbagai macam besarnya debit dapat di tentukan
dengan perhitungan dengan cara berikut :

VI.1.1 Kemiringan Saluran


Kemiringan dasar saluran dapat didekati dengan menggunankan rumus manning :
A = bh + mh2
P = b + 2h (m 2 + 1)1/2
R = A/P S = ((V.n.)/R2/3))1/2
Dimana :
A = Luas penampang
P = Keliling basah
R = Radius hidrolik
M = Kemiringan talut
S = Kemiringan dasar saluran

VI.1.2 Perhitungan Dimensi Saluran


a. Lebar Dasar Saluran
Ditentukan atas dasar rumus :
Q = A.V
A= (B + m.d)d

Dimana
Q = Debit air di saluran
A= Luas tampang basah saluran
V= Kecepatan pengaliran di saluran yang diizinkan
B= Lebar dasar saluran
h/d = tinggi air normal di saluran
m= kemiringan saluran arah horizontal (1:m)
b. Tinggi Air Normal di Saluran
Dilakukan dengan rumus :
V = 1/n.R2/3.S1/2
Q = A.1/n.R2/3 .S.1/2
R = A/P
A = (b + m.d) d
P = (b + 2d (1 + m2 ) 1/2
Dimana :
n = Koefisien kekasaran manning
S = Kemiringan dasar saluran
Section factor
AR2/3 = Qn/S1/2
AR2/3 = (b + md)[{(b + md)d}/{b + 2d(1 + m2 ) 1/2}]2/3

c. Kecepatan Pengaliran yang Terjadi di Saluran

V = 1/n.R2/3.S1/2
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN
Q V1 V2 m A1 A2
No Nama Saluran (m/det) (m/det) b/h (1:m) Q/V1 Q/V2
(m^2) (m^2)
1 SP Ngambak 8 0,19 0,25 0,30 1 1,00 0,760 0,633
2 SP Ngambak 7 0,37 0,35 0,40 1,5 1,00 1,057 0,925
3 SS Candisari 1ka 0,19 0,30 0,35 1 1,00 0,633 0,543
4 SS Candisari 1ki 0,17 0,30 0,35 1 1,00 0,567 0,486
5 SP Ngambak 6 0,97 0,50 0,55 2,5 1,00 1,940 1,764
6 SP Ngambak 5 1,18 0,50 0,55 2,5 1,00 2,360 2,145
7 SS Randu 4 0,14 0,25 0,30 1 1,00 0,560 0,467
8 SS Randu 3 0,30 0,30 0,35 1 1,00 1,000 0,857
9 SS Randu 2 0,52 0,45 0,50 2 1,00 1,156 1,040
10 SS Randu 1 0,72 0,45 0,50 2 1,00 1,600 1,440
11 SP Ngambak 4 2,18 0,55 0,65 2,5 1,00 3,964 3,354
12 SP Ngambak 3ka 2,41 0,55 0,60 2,5 1,00 4,382 4,017
13 SP Ngambak 3ki 2,46 0,55 0,60 2,5 1,00 4,473 4,100
14 SP Ngambak 2ka 4,94 0,65 0,75 3,5 1,50 7,600 6,587
15 SP Ngambak 2ki 4,94 0,65 0,75 3,5 1,50 7,600 6,587
16 SP Ngambak 1ka 9,95 0,70 0,70 4,5 1,50 14,214 14,214
17 SP Ngambak 1ki 9,94 0,70 0,70 4,5 1,50 14,200 14,200
18 SP Sengon 8 0,21 0,30 0,35 1 1,00 0,700 0,600
19 SP Sengon 7 0,40 0,35 0,40 1,5 1,00 1,143 1,000
20 SS Gondang 2 0,20 0,30 0,40 1 1,00 0,667 0,500
21 SS Gondang 1 0,33 0,35 0,40 2 1,00 0,943 0,825
22 SP Sengon 6 1,14 0,50 0,55 2,5 1,00 2,280 2,073
23 SP Sengon 5 1,49 0,50 0,55 4 1,00 2,980 2,709
24 SP Sengon 4ka 1,90 0,55 0,60 2,5 1,00 3,455 3,167
25 SP Sengon 4ki 1,90 0,55 0,60 2,5 1,00 3,455 3,167
26 SP Sengon 3 4,31 0,60 0,65 3 1,50 7,183 6,631
27 SP Sengon 2 4,58 0,65 0,75 3,5 1,50 7,046 6,107
28 SS Padasan 3 0,21 0,30 0,35 1 1,00 0,700 0,600
29 SS Padasan 2 0,49 0,65 0,75 1,5 1,00 0,754 0,653
30 SS Padasan 1 1,15 0,50 0,55 2,5 1,00 2,300 2,091
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN
h1 h2 b1 b2 P1 R1 S1
No (A1/(b/h)+m))^0,5(A2/(b/h)+m))^0,5 ((b/h)*h1) ((b/h)*h2) b1+(2h1*(m^2+1)^0,5) A1/P1 ((V1*n)/R1^2/3))^2
(m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 0,537 0,448 0,537 0,448 2,057 0,369 0,025
2 0,669 0,585 1,003 0,878 2,894 0,365 0,049
3 0,448 0,384 0,448 0,384 1,715 0,369 0,036
4 0,401 0,343 0,401 0,343 1,534 0,369 0,036
5 1,037 0,943 2,592 2,357 5,525 0,351 0,010
6 1,261 1,147 3,154 2,867 6,722 0,351 0,010
7 0,396 0,330 0,396 0,330 1,516 0,369 0,025
8 0,707 0,606 0,707 0,606 2,707 0,369 0,036
9 0,667 0,600 1,334 1,201 3,221 0,359 0,083
10 0,924 0,831 1,848 1,663 4,460 0,359 0,083
11 2,119 1,793 5,297 4,482 11,289 0,351 0,012
12 2,342 2,147 5,855 5,367 12,480 0,351 0,012
13 2,391 2,192 5,977 5,479 12,739 0,351 0,012
14 3,399 2,946 11,896 10,310 24,151 0,315 0,020
15 3,399 2,946 11,896 10,310 24,151 0,315 0,020
16 5,803 5,803 26,113 26,113 47,036 0,302 0,024
17 5,797 5,797 26,087 26,087 46,989 0,302 0,024
18 0,495 0,424 0,495 0,424 1,895 0,369 0,036
19 0,723 0,632 1,084 0,949 3,129 0,365 0,049
20 0,471 0,354 0,471 0,354 1,805 0,369 0,036
21 0,544 0,476 1,089 0,953 2,628 0,359 0,050
22 1,219 1,108 3,047 2,770 6,494 0,351 0,010
23 1,333 1,212 5,331 4,846 9,100 0,327 0,011
24 1,847 1,693 4,616 4,232 9,839 0,351 0,012
25 1,847 1,693 4,616 4,232 9,839 0,351 0,012
26 3,386 3,126 10,159 9,377 22,368 0,321 0,017
27 3,151 2,731 11,029 9,558 22,391 0,315 0,020
28 0,495 0,424 0,495 0,424 1,895 0,369 0,036
29 0,477 0,413 0,715 0,620 2,064 0,365 0,017
30 1,229 1,118 3,074 2,794 6,551 0,351 0,010
31 4,080 3,536 14,280 12,376 28,990 0,315 0,020
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN
P2 R2 S2 S b h A V w
No b2+(2h2*(m^2+1)^0,5) A2/P2 ((V2*n)/R2^2/3))^2 (S1+S2)/2 (b1+b2)/2 (h1+h2)/2 bh+mh^2 Q/A
(m) (m)
1 1,715 0,3694 0,035 0,03 0,49 0,49 0,49 0,39 0,4
2 2,532 0,3653 0,064 0,0565 0,94 0,63 0,98 0,38 0,4
3 1,470 0,3694 0,048 0,042 0,42 0,42 0,35 0,55 0,6
4 1,315 0,3694 0,048 0,042 0,37 0,37 0,28 0,61 0,6
5 5,023 0,3511 0,012 0,011 2,47 0,99 3,43 0,28 0,3
6 6,111 0,3511 0,012 0,011 3,01 1,20 5,07 0,23 0,3
7 1,263 0,3694 0,035 0,03 0,36 0,36 0,26 0,53 0,5
8 2,320 0,3694 0,048 0,042 0,66 0,66 0,86 0,35 0,4
9 2,899 0,3587 0,010 0,0465 1,27 0,63 1,21 0,43 0,4
10 4,014 0,3587 0,010 0,0465 1,76 0,88 2,31 0,31 0,3
11 9,552 0,3511 0,017 0,0145 4,89 1,96 7,45 0,29 0,3
12 11,440 0,3511 0,015 0,0135 5,61 2,24 8,33 0,29 0,3
13 11,677 0,3511 0,015 0,0135 5,73 2,29 8,12 0,30 0,3
14 20,930 0,3147 0,027 0,0235 11,10 3,17 15,77 0,31 0,3
15 20,930 0,3147 0,027 0,0235 11,10 3,17 10,87 0,45 0,45
16 47,036 0,3022 0,024 0,024 26,11 5,80 30,12 0,33 0,3
17 46,989 0,3022 0,024 0,024 26,09 5,80 32,71 0,30 0,3
18 1,624 0,3694 0,048 0,042 0,46 0,46 0,42 0,50 0,5
19 2,738 0,3653 0,064 0,0565 1,02 0,68 1,15 0,35 0,3
20 1,354 0,3694 0,063 0,0495 0,41 0,41 0,34 0,59 0,6
21 2,300 0,3587 0,062 0,056 1,02 0,51 0,78 0,42 0,4
22 5,903 0,3511 0,085 0,0475 2,91 1,16 4,45 0,26 0,3
23 8,273 0,3275 0,047 0,029 5,09 1,27 5,12 0,29 0,3
24 9,019 0,3511 0,052 0,032 4,42 1,77 4,32 0,44 0,4
25 9,019 0,3511 0,052 0,032 4,42 1,77 5,87 0,32 0,3
26 20,647 0,3211 0,019 0,018 9,77 3,26 16,43 0,26 0,3
27 19,405 0,3147 0,027 0,0235 10,29 2,94 16,23 0,28 0,3
28 1,624 0,3694 0,048 0,042 0,46 0,46 0,42 0,50 0,5
29 1,789 0,3653 0,022 0,0195 0,67 0,44 0,50 0,43 0,4
30 5,955 0,3511 0,012 0,011 2,93 1,17 3,82 0,30 0,3
BAB VII
PERHITUNGAN ELEVASI MUKA AIR, DASAR SALURAN, DAN TANGGUL

SISI KIRI BENDUNG


1. Sawah Ngambak 8
a. Elevasi sawah bawah = 37 m
b. Tinggi genangan sawah = 0,15 m
c. Kehilangan di pintu (BN-8) = 0,10 m +
Elevasi di bangunan sadap (BN-8) = 37,35 m

2. Saluran Primer Ngambak 8


a. Elevasi bangunan sadap (BN-8) = 37,35 m
b. Kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,20 m
c. Kehilangan di pintu (BN-7) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-7) = 37,65 m

3. Saluran Primer Ngambak 7


a. Elevasi bangunan sadap (BN-7) = 37,65 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,14 m
c. Kehilangan di pintu (BN-6) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-6) = 37,89 m

4. Sawah Candisari 1
a. Elevasi sawah bawah = 41 m
b. Tinggi genangan sawah = 0,15 m
c. Kehilangan di pintu (BC-1) = 0,10 m +
Elevasi di bangunan sadap (BC-1) = 41,25 m

5. Saluran Sekunder Candisari 1


a. Elevasi bangunan sadap (BC-1) = 41,25 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,26 m
c. Kehilangan di pintu (BN-6) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-6) = 41,61 m
diperlukan bangunan terjunan di BN-6 yang menghubungkan SS Candisari
dan SP Ngambak 6 yang diletakan di BP Ngambak 6 dengan ∆z = 41,61
- 37,89 = 3,72 m
6. Saluran Primer Ngambak 6
a. Elevasi bangunan sadap (BN-6) = 41,64 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,19 m
c. Kehilangan di pintu (BN-5) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-5) = 41,9 m

7. Saluran Primer Ngambak 5


a. Elevasi bangunan sadap (BN-5) = 41,9 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,12 m
c. Kehilangan di pintu (BN-4) = `0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-4) = 42,12 m

8. Sawah Randu 4
a. Elevasi sawah bawah = 37 m
b. Tinggi genangan sawah = 0,15 m
c. Kehilangan di pintu (BR-4) = 0,10 m +
Elevasi di bangunan sadap (BR-4) = 37,25 m

9. Saluran Sekunder Randu 4


a. Elevasi bangunan sadap (BR-4) = 37,25 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,24 m
c. Kehilangan di pintu (BR-3) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BR-3) = 37,59 m

10. Saluran Sekunder Randu 3


a. Elevasi bangunan sadap (BR-3) = 37,59 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,41 m
c. Kehilangan di pintu (BR-2) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BR-2) = 38,4 m
11. Saluran Sekunder Randu 2
a. Elevasi bangunan sadap (BR-2) = 38,4 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,45 m
c. Kehilangan di pintu (BR-1) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BR-1) = 38,95 m

12. Saluran Sekunder Randu 1


a. Elevasi bangunan sadap (BR-1) = 38,95 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,23 m
c. Kehilangan di pintu (BN-4) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-4) = 39,28 m
diperlukan bangunan terjunan di BN-4 yang menghubungkan SS Randu
dan SP Ngambak 5 yang diletakan di BP Ngambak 4 dengan ∆z = 42,12
- 38,95 = 3,17 m
13. Saluran Primer Ngambak 4
a. Elevasi bangunan sadap (BN-4) = 42,12 m
b. kehilangan karena panjang saluran (S.L) = 0,24 m
c. Kehilangan di pintu (BN-3) = 0,10 m +
Elevasi bangunan sadap (BN-3) = 42,46 m

Anda mungkin juga menyukai