Anda di halaman 1dari 35

JARINGAN AIR KOTOR DAN

AIR BERSIH
LOKASI
DESA PAJUKUKANG

Gambar 1 Peta Desa Pajukukang

Pajukukang adalah desa di kecamatan Bontoa, Kabupaten


Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa Pajukukang
adalah salah satu desa dari sembilan Desa yang ada di
wilayah Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros, di mana
letaknya berada persis disebelah utara kota Maros.
JARINGAN AIR BERSIH
• SUMBER
1. Sumur Penampungan Air
Terdapat dua sumur penampungan air yang
berguna sebagai penyuplai air bersih
masyarakat pajukukang.

SUMUR PERTAMA
LAUT

SUMUR KEDUA
Gambar 2 Sumur Penampungan Air Panaikang
• Sumur pertama terletak sekitar 150m arah timur dari kantor desa Bontoa dengan
diameter 46m dan berkedalaman sekitar 2,50m.

Gambar 3 Sumur Penampungan Air Pertama Panaikang Gambar 4 Sumur Penampungan Air Panaikang

• Penampungan air tersebut dapat menampung air kurang lebih 4.983


m kubik air. Air tersebut kemudian dialirkan ke rumah sebagian warga
yang mampu memasang pipa dari penampungan air ke rumah dan
ditampung di tendon.
JARINGAN PERPIPAAN SUMUR PERTAMA

Gambar 10 Contoh Pipa yang Berada di Rumah Warga

Gambar 6 Ujung Pipa pada Sumur

Gambar 5 Jaringan Perpipaan Sumu Pertamar

Gambar 9 Contoh Pipa yang Mengarah ke Rumah Warga Gambar 7 Pipa yang Menyeberangi Jl. Panaikang
• Sumur kedua terletak sekitar 270m arah selatan dari kantor desa Bontoa dengan
diameter 38m dan berkedalaman sekitar 2,50m.

Gambar 11 Sumur Penampungan Air Kedua

• Penampungan air tersebut dapat menampung air kurang lebih 2.834


m kubik air. Air tersebut kemudian dialirkan ke rumah sebagian warga
yang mampu memasang pipa dari penampungan air ke rumah dan
ditampung di tendon.
JARINGAN PERPIPAAN SUMUR KEDUA

Gambar 16 Tandon Penampung Air Dari Sumur Kedua Gambar 13 Ujung Pipa Pada Sumur Kedua

Gambar 12 Jaringan Perpipaan Sumur Kedua

Gambar 15 Pipa yang Mengarah ke Rumah Warga Gambar 14 Pipa Menyeberangi Sungai
Air yang ditampung pada tendon kemudian dijual oleh pemilik rumah
pemilik pipa dan mesin kepada warga lain yang berada di sekitar rumah
dengan tendon tersebut.

Pemilik rumah juga menyewakan tempat untuk mencuci pakaian yang


berukuran 500x250 dengan 4 buah keran air.

Gambar 17 Tandon dan Tempat Mencuci Pakaian

Ketika tendon terisi penuh, air yang berasal dari pipa yang bersumber pada
sumur akan dialirkan ke bak penyimpanan air sisi kiri rumah tersebut
dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar.

Gambar 18 Penampungan Air Sisi Rumah Yang Lain


2. Rumah dengan Penampung Air Hujan (PAH)
Jarak yang jauh dari sumur penampungan air mengakibatkan sebagian besar warga membuat Penampung Air Hujan di masing-
masing rumah mereka.

Air hujan yang turun ke talang air kemudian di alirkan ke bak penampungan air melalui pipa atau selang.

Penampung air tersebut berupa ember.


JARINGAN AIR KOTOR
• SISTEM DRAINASE

Drainase
• Drainase Alamiah ( Natural Drainage )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-
bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan
batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh
gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun
membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
• Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
1. Drainase alamiah

Gambar 23 Sungai Panaikang

LAUT

Gambar 22

Gambar 24 Sungai Pajukukang


Gambar 25 Jaringan Selokan Keterangan:
Titik Jaringan Putus
Jaringan Selokan
KAJIAN TEORI DAN ANALISIS
AIR BERSIH

1. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih


 Persyaratan Kualitatif, meliputi syarat fisik, kimia, bakteriologis dan
mikrobiologis, serta radiologis.
 Persyaratan kuantitatif, atau debit air.
 Persyaratan kontinuitas, atau berkepanjangan
ANALISIS
• Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa.

• Syarat-syaratKimia.
• Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis. TIDAK DIUJI
• Syarat-syarat Radiologis.
2. Sistem distribusi dan system pengaliran air bersih
a. Sistem Distribusi
Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah
pelayanan.
• Continuous System
Mengalir terus menerus 24 jam
• Intermitten System
Disuplai 4-8 Jam Perhari

b. Sistem Pengaliran Air Bersih


• Gravitasi
Apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan daerah pelayanan
• Pemompaan
Untuk meningkatkan air yang diperlukan untuk mendistribusikan air ke konsumen
• Cara gabungan
penggabungan antara cara gravitasi dengan pemompaan
ANALISIS
• Sistem Distribusi
Hanya beberapa rumah yang menggunakan system
continuous yaitu rumah-rumah yang mampu dalam
hal finansial memasang jalur perpipaan dari sumur
penampungan air menuju ke rumah-rumah.

• Sistem Pengaliran Air Bersih.


Rata-rata memanfaatkan metode gravitasi pada
rumah-rumah yang menggunakan memanfaatkan
system Penampungan Air Hujan (PAH).
3. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua
klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik.Target pelayanan
harus mengacu pada Suistinable Development Goals (SDGs). Dalam melayani jumlah cakupan pelayanan
penduduk akan air bersih sesuai target, maka direncanakan kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi
dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik.
A. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga).
• Jumlah penduduk yang akan dilayani menurut target tahapan perencanaan sesuai dengan rencana cakupan
pelayanan.
• Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada kategori daerah dan jumlah penduduknya.
ANALISIS

• Jumlah Penduduk Dusun Panaikang = 1.347


• Jumlah pemakaian air bersih = 50ltr/hari/jiwa
berdasarkan jenis kota dan jumlah
penduduk (Ditjen Cipta Karya)

• Jumlah kebutuhan air bersih = Jumlah Penduduk x Jumlah pemakaian


Penduduk Dusun Panaikang
=1.347 jiwa x 50ltr/hari

=67.350 ltr/hari
B. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik.
Menurut Anonimus, (1990), kebutuhan air bersih non domestik dialokasikan pada pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
air bersih berbagai fasilitas sosial dan komersial yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan kesehatan, Instansi
pemerintahan dan perniagaan. Besarnya pemakaian air untuk kebutuhan non domestik diperhitungkan 20% dari kebutuhan
domestic
c. Kebutuhan Air Rata-Rata.
Menurut Anonimus, (1990), dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih menyatakan bahwa
kebutuhan rata-rata distribusi air bersih perharinya adalah jumlah kebutuhan air untuk keperluan domestik
(rumah tangga) ditambahkan dengan kebutuhan air untuk keperluan non domestik.

Qr = Qd + Qnd

Keterangan:
Qr = Kebutuhan air rata-rata (ltr/dtk).
Qd = Kebutuhan air untuk keperluan domestik (ltr/dtk).
Qnd = Kebutuhan air untuk keperluan non domestik (ltr/dtk).

Berdasarkan Anonimus, (1990) dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, kebutuhan air pada hari
maksimum (Qm) adalah pemakaian air harian rata-rata tertinggi dalam satu tahun yang diasumsikan sebesar 110%
dari kebutuhan rata-rata.
• Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik
=20% x 67.350 ltr/hari
=13.470 ltr/hari
• Kebutuhan air rata-rata
Kebutuhan Air Domestik + Kebutuhan Air Non Domestik
=67.350 ltr + 13.470 ltr
=80.820 ltr/hari

• Kebutuhan Air Maksimum Harian


110% dari Kebutuhan Air Rata-rata
=110% x 80.820 ltr
=88.902 ltr/hari
Drainase
• Pengertian Drainase
Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks
pemanfaatan tertentu. Drainase perkotaan adalah ilmu yang diterapkan
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya
dengan kondisi lingkungan sosial yang ada di kawasan kota. Drainase perkotaan
/ terapan merupakan sistem pengiringan dan pengaliran air dari wilayah
perkotaan yang meliputi :
• Pemukiman
• Kawasan Industri
• Kampus dan Sekolah
• Rumah Sakit & Fasilitas Umum
• Lapangan Olahraga
• Lapangan Parkir
• Pelabuhan Udara
Tujuan Drainase
• Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan permukiman.
• Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar
dan efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
• Dapat mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang
menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain,
seperti : demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan
kurang sehatnya lingkungan permukiman.
• Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain : jalan,
kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan
kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.
ANALISIS
• Masih banyak genangan air, baik air hujan maupun air limbah
permukiman.
• Masih banyak titik-titik selokan yang tidak terhubung dan
buntu.
• Masih banyak titik-titik selokan yang dipenuhi sampah.
• Kebanyakan pipa pembuangan air kotor tidak mengarah ke
selokan, melainkan langsung jatuh ke bawah rumah.
Fungsi Drainase
• Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negative berupa
kerusakan infrastruktur dan harta benda milik masyarakat.
• Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya
agar tidak membanjiri/menggenangi permukiman yang dapat merusak
selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.
• Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
• Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah. (H.A.
Halim Hasmar 2012 : 1)
Jenis – Jenis Drainase
A. Menurut Cara Terbentuknya
1. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Terbetuk secara alami, tidak ada unsur campur tangan manusia serta tidak terdapat bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong- gorong dan lain-lain.
2. Drainase Buatan (Artificial Drainage)
Dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainasi, untuk menentukan debit akibat hujan, kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran
serta memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
B. Menurut Letak Saluran
1. Drainase Muka Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.
2. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan
tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan 8 adanya saluran di permukaan tanah seperti
lapangan sepakbola, lapangan terbang, taman dan lain-lain
C. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja, misalnya air hujan atau jenis air buangan lain seperti air limbah domestik, air limbah industry dan
lain-lain.
2. Multy Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
3. Menurut Konstruksi
• Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas. Juga untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
• Saluran Tertutup
Saluran air untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Juga untuk saluran dalam kota.
ANALISIS
Drainase alamiah

LAUT
Drainase Buatan
Titik Putus Drainase
• Sistem Jaringan Drainase
1. Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu
daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini
disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase
primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran
drainase primer, kanal-kanal dan sungaisungai. Perencanaan drainase mayor ini umumnya
dipakai dengan periode ulang antara 5-10 tahun dan pengukuran topografi yang detail
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Secara
keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi
jalan, saluran atau selokan air hujan di sekitar bangunan, goronggorong, saluran drainase
kota dan lain sebagainya dimana debit yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. (Allafa :
2008)
Sistem Drainase Mayor

LAUT
Sistem Drainase Mikro

Gambar 25 Jaringan Selokan Keterangan:


Titik Jaringan Putus
Jaringan Selokan
• Debit Limpasan (Air Hujan)
Debit air hujan (limpasan) adalah volume aliran yang terjadi di permukaan tanah
yang disebabkan oleh turunnya hujan dan terkumpulnya membentuk suatu
aliran. Aliran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi
yaitu jenis permukaan tanah, luas daerah limpasan, dan intensitas curah hujan.
Debit air hujan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q Air Hujan = 0.278 C I A
Keterangan :
Q = Debit limpasan (m3 /det)
C = Koefesien pengaliran (tabel)
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2 )
• Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran merupakan nilai banding antara bagian hujan yang
membentuk limpasan langsung dengan hujan total yang terjadi. Besaran
ini dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi
tanah
• Debit Air Limbah Buangan (Air Kotor)
Debit Air Limbah Buangan adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia maupun
yang mengandung sisa-sisa proses industri.Air buangan dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu air kotor, air
bekas, air hujan dan air buangan khusus.

Debit air limbah rumah tangga didapat dari 60% - 70% suplai air bersih setiap orang, diambil debit limbah
rumah tangga 70% dan sisanya dipakai pada proses industri, penyiraman kebun-kebun dal lain-lain.

Air limbah rumah tangga didapat berdasarkan kebutuhan air bersih dan diambil 70%, sisanya dipakai pada
proses industri, penyiraman kebun, dan lainlain.

Anda mungkin juga menyukai