2210536040
Manajemen Strategik
1. Meringkas chapter 8 dan 9 buku “Strategic Management” Sixteenth Edition oleh Fred R.
David and Forest R. David (2017). Atau Sembarang Edisi, tentang “Implementasi
Strategi”.
Jawab:
Chapter 8
Strategy Generation and Selection
Matriks SWOT
Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT) adalah alat pencocokan
penting yang membantu manajer mengembangkan empat jenis strategi:
1. Strategi SO (kekuatan-peluang)
Menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Semua manajer ingin organisasinya berada pada posisi di mana kekuatan
internal dapat digunakan untuk memanfaatkan tren dan peristiwa eksternal.
2. Strategi WO (kelemahan-peluang)
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang
eksternal. Terkadang terdapat peluang eksternal yang penting, namun perusahaan
mempunyai kelemahan internal yang menghalanginya untuk mengeksploitasi
peluang tersebut.
3. Strategi ST (kekuatan-ancaman)
Menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu
menghadapi ancaman dari lingkungan eksternal secara langsung.
4. Strategi WT (ancaman kelemahan)
Adalah taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan dengan
berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal mungkin memang berada
dalam posisi yang berbahaya.
Proses penyusunan Matriks SWOT dapat diringkas dalam delapan langkah, sebagai
berikut:
1. Buat daftar peluang eksternal utama perusahaan.
2. Buat daftar ancaman eksternal utama perusahaan.
3. Buat daftar kekuatan internal utama perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan internal utama perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO
dalam sel yang sesuai.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah strategi WO
yang dihasilkan.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat strategi ST yang
dihasilkan.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah strategi WT
yang dihasilkan
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antar divisi berdasarkan dua
dimensi:
1. posisi pangsa pasar relatif pada sumbu x
2. tingkat pertumbuhan industri pada sumbu y.
Matriks BCG memungkinkan organisasi multidivisi untuk mengelola portofolio
bisnisnya dengan memeriksa dua dimensi ini untuk setiap divisi relatif terhadap divisi lain
dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (RMSP) didefinisikan sebagai rasio pangsa
pasar (atau pendapatan) suatu divisi dalam industri tertentu terhadap pangsa pasar (atau
pendapatan) yang dimiliki oleh perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut. Variabel
lain dapat digunakan dalam analisis ini selain pendapatan.
Chapter 9
Strategy Implementation
Tiga aktivitas pemasaran yang sangat penting dalam implementasi strategi tercantum di
bawah ini:
1. Libatkan pelanggan di media sosial
2. Segmentasikan pasar secara efektif
3. Mengembangkan dan menggunakan positioning produk/peta persepsi
Empat contoh perusahaan yang melakukan pemasaran media sosial dengan sangat baik
adalah sebagai berikut:
1. SpaceX (https://www.facebook.com/SpaceX); (https://twitter.com/SpaceX)
✓ Termasuk siaran langsung peluncuran roket dan gambar dari luar angkasa.
2. Zappos (https://www.facebook.com/zappos)
✓ Berhasil melibatkan audiensnya di media sosial.
3. Starbucks (https://twitter.com/Starbucks)
✓ Meluncurkan “Tweet a Coffee” untuk melibatkan pelanggan dan
membangun kesadaran merek.
4. JetBlue (https://twitter.com/JetBlue/)
✓ Pertanyaan dan kekhawatiran dijawab dengan segera, dan akun tersebut
digunakan agar pelanggan tetap mendapatkan informasi terbaru, terutama
ketika kondisi perjalanan menjadi rumit.
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai pembagian pasar menjadi beberapa
kelompok pelanggan berdasarkan kebutuhan dan kebiasaan membeli Segmentasi pasar
penting dalam implementasi strategi setidaknya karena 3 alasan utama, yaitu:
1. Strategi seperti pengembangan pasar, pengembangan produk, penetrasi pasar, dan
diversifikasi memerlukan peningkatan penjualan melalui pasar dan produk baru.
Agar strategi ini berhasil diterapkan, diperlukan pendekatan segmentasi pasar yang
baru atau lebih baik.
2. Segmentasi pasar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan sumber daya
yang terbatas karena produksi massal, distribusi massal, dan periklanan massal
tidak diperlukan. Segmentasi pasar memungkinkan perusahaan kecil untuk berhasil
bersaing dengan perusahaan besar dengan memaksimalkan keuntungan per unit dan
penjualan per segmen.
3. Keputusan segmentasi pasar secara langsung mempengaruhi variabel bauran
pemasaran: produk, tempat, promosi, dan harga.
Penilaian Perusahaan
Empat metode yang sering digunakan untuk menentukan nilai moneter suatu perusahaan,
yaitu:
1. Metode Kekayaan Bersih = Total Ekuitas Pemegang Saham (SE) - (Goodwill +
Aset Tak Berwujud)
2. Metode Pendapatan Bersih = Pendapatan Bersih × Lima
3. Metode Rasio Harga-Pendapatan = (Harga Saham : EPS) × NI
4. Metode Saham Beredar = Jumlah Saham Beredar × Harga Saham
Setidaknya ada tiga pendekatan utama penelitian dan pengembangan untuk menerapkan
strategi, seperti yang dibahas di sini:
1. Pendekatan pertama adalah menjadi perusahaan pertama yang memasarkan produk
teknologi baru
2. Pendekatan kedua adalah menjadi peniru inovatif terhadap produk-produk yang
sukses, sehingga meminimalkan risiko dan biaya “startup”.
3. Pendekatan ketiga adalah menjadi produsen berbiaya rendah dengan memproduksi
secara massal produk-produk serupa namun lebih murah dibandingkan produk-
produk yang baru diperkenalkan.
2. Jelaskan 16 kegiatan dalam implementasi strategi menurut pendapat Fred R David (2002:
218 - 277)?
Jawab:
Implementasi strategi (mengorganisasi strategi dan memimpin strategi) terdiri dari 16
kegiatan (Fred R David, 2002: 218 - 277), yaitu:
1) Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek adalah patokan (hasil spesifik) jangka pendek yang
harus dicapai oleh organisasi dengan melakukan misinya dalam rangka mencapai
sasaran jangka panjang (long-term objectives) (Fred R David, 2002: 12). Ada dua
pendapat tentang jenis tujuan jangka panjang (long-term objectives) dan tujuan
jangka pendek, yaitu:
1. Pendapat Fred R. David (2001)
Fred R. David (2001) mengatakan bahwa ada delapan jenis tujuan jangka
panjang (types of long-term objectives) yaitu:
a. Growth in assets
b. Growth in sales
c. Profitability
d. Market share
e. Diversification
f. Integration
g. Earning per share (EPS)
h. Social responsibility
2. Pendapat Pearce dan Robinson (2000)
Pearce dan Robinson (2000) mengatakan bahwa ada tujuh jenis tujuan
jangka panjang (types of long-term objectives) dan tujuan jangka pendek
yaitu:
a. Profitability
b. Productivity
c. Competitive Position
d. Employee Development
e. Employee Relations
f. Technological Leadership
g. Public Responsibility
2) Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah cara untuk mencapai tujuan jangka pendek (David,
2002: 13). Kebijakan adalah pedoman, metode, prosedur, peraturan, formulir, dan
praktek administrasi spesifik yang ditetapkan untuk mendukung (support) dan
mendorong (motivation) pekerjaan menuju sasaran jangka pendek (Fred R David,
2002: 225). Setiap hari diperlukan kebijakan agar strategi dapat
diimplementasikan. Kebijakan menjadi pedoman membuat keputusan dalam
implementasi strategi dan menghadapi situasi / masalah yang berulang (David,
2002: 225). Kebijakan harus mendukung strategi (David, 2002: 226).
Ada tiga jenis kebijakan organisasi (types of organizational policy) (David, 2002:
13) yaitu:
1. Kebijakan Tingkatan Korporasi (Corporate Level Policy)
Berdasarkan strategi tingkatan korporasi (strategi grup perusahaan)
(Corporate Level Strategy) (strategi Induk / Grand strategies), maka ada
empat kebijakan tingkatan korporasi (corporate level policy), yaitu:
a). Kebijakan Pertumbuhan (Growth Policy)
b). Kebijakan Stabilitas (Stability Policy)
c). Kebijakan Pengurangan (Retrenchment Policy) (Kebijakan Defensif)
d). Kebijakan Diversifikasi (Diversification Policy) atau Kebijakan
Kombinasi (Combination Policy)
2. Kebijakan Tingkatan Perusahaan (Business Level Policy)
Berdasarkan strategi tingkatan perusahaan (business level strategy)
(competitive strategies), maka ada empat kebijakan tingkatan perusahaan
(business level policy) (competitive policy), yaitu:
a). Kebijakan Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Policy)
b). Kebijakan Diferensiasi (Differentiation Policy)
c). Kebijakan Fokus (Focus Policy)
d). Kebijakan Kecepatan (Speed Policy)
3. Kebijakan Tingkatan Fungsional (Functional Level Policy)
Berdasarkan strategi tingkatan fungsional (functional level strategy), maka
ada lima kebijakan tingkatan fungsional (functional level policy) (Stephen
P Robbins dan Mary Coulter, 2002: 206–216; Fred R David, 2002: 13),
yaitu:
a. Kebijakan Pabrikasi (Manufakturing) ialah kebijakan pabrikasi
(manufakturing) untuk mencapai tujuan jangka pendek. Ada lima
kebijakan manajemen pabrikasi (manufakturing) (Roger Schroeder,
1981: 12) yaitu:
1. Kebijakan proses
2. Kebijakan kapasitas
3. Kebijakan persediaan
4. Kebijakan tenaga kerja pabrik
5. Kebijakan mutu
Ada 10 kebijakan manajemen pabrikasi (manufakturing) (Jay
Heizer dan Barry Render, 2009: 9) yaitu:
1. Kebijakan desain produk dan jasa
2. Kebijakan manajemen kualitas
3. Kebijakan proses operasional
4. Kebijakan lokasi operasional
5. Kebijakan tata letak operasional
6. Kebijakan sumberdaya manusia dan desain jabatan
7. Kebijakan manajemen rantai pasokan (supply chain
management)
8. Kebijakan manajemen persediaan
9. Kebijakan penjadwalan
10. Kebijakan pemeliharaan
b. Kebijakan Pemasaran ialah kebijakan pemasaran untuk mencapai
tujuan jangka pendek. Ada empat kebijakan manajemen pemasaran
(Philip Kotler, 2002: 431-439) yaitu:
1. Kebijakan produk
2. Kebijakan harga
3. Kebijakan distribusi
4. Kebijakan promosi
c. Kebijakan Sumberdaya Manusia ialah kebijakan sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan jangka pendek. Ada enam
kebijakan manajemen sumberdaya manusia (Edwin B Flippo, 1980:
5) yaitu:
1. Kebijakan Pengadaan SDM
2. Kebijakan Pengembangan SDM
3. Kebijakan Pemberian kompensasi SDM
4. Kebijakan Pengintegrasian SDM
5. Kebijakan Pemeliharaan SDM
6. Kebijakan Pemberhentian SDM
d. Kebijakan Keuangan ialah kebijakan keuangan untuk mencapai
tujuan jangka pendek.Ada tiga kebijakan manajemen keuangan
(James Van Horne, 1974: 10) yaitu:
1. Kebijakan investasi
2. Kebijakan finansial
3. Kebijakan deviden
e. Kebijakan Riset dan Pengembangan ialah kebijakan riset dan
pengembangan untuk mencapai tujuan jangka pendek. Ada dua
kebijakan manajemen riset dan pengembangan (Fred R David,
2002: 166) yaitu:
1. Kebijakan riset dan pengembangan internal
2. Kebijakan riset dan pengembangan eksternal (kontrak)
4) Manajemen Konflik
Konflik ialah perbedaan mendasar yang dirasakan / dipersepsikan (perceived
incompatible differences) yang menghasilkan gangguan (interference) dan
perlawanan (opposition) (Robbins, 2005: 71).
Ada tiga cara memanajemen konflik organisasi, yaitu:
a. Metode Simulasi Konflik
Konflik terlalu rendah akan melambatkan pekerjaan. Dengan demikian
manajer membuat konflik (kompetitif).
Ada lima cara membuat konflik, yaitu:
1. Memasukkan dan menempatkan orang luar ke dalam kelompok
2. Menyusun kembali organisasi
3. Menawarkan bonus, insentif finansial, dan penghargaan untuk
mendorong kompetisi.
4. Memilih manajer yang tepat
5. Mengerjakan pekerjaan menggunakan cara baru dan berbeda
dengan cara kebiasaan.
b. Metode Pengurangan Konflik
Konflik terlalu tinggi akan menurunkan produktivitas. Dengan demikian
konflik perlu dikurangi.
Ada dua cara mengurangi konflik, yaitu:
1. Mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan
yang lebih bisa diterima oleh kelompok berkonflik
2. Mempersatukan kelompok berkonflik untuk menghadapi ancaman
musuh yang sama.
c. Metode Penyelesaian Konflik
Ada tiga metode penyelesaian konflik, yaitu:
1. Metode Dominasi dan Penekanan
a) Metode kekerasan ialah manajer menyelesaikan konflik
dengan menggunakan gaya kepemimpinan otokrasi.
b) Metode penenangan ialah manajer menyelesaikan konflik
dengan menggunakan gaya kepemimpinan diplomasi.
c) Metode penghindaran ialah manajer menyelesaikan konflik
dengan menghindar untuk mengambil keputusan tegas.
d) Metode aturan mayoritas ialah manajer menyelesaikan
konflik dengan pemungutan suara terbanyak.
2. Metode Kompromi
ialah manajer menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah
yang dapat diterima oleh pihak berkonflik.
Ada empat metode kompromi, yaitu:
a) Metode arbitrasi ialah pihak ketiga biasanya manajer
memberi pendapat untuk menyelesaikan konflik.
b) Metode kembali kepada aturan yang berlaku
c) Metode kompensasi ialah salah satu pihak berkonflik
menerima kompensasi dalam perundingan agar tercapai
penyelesaian konflik.
3. Metode Pemecahan Masalah Integratif
Ada tiga metode, yaitu:
a) Metode konsensus ialah pihak berkonflik berunding untuk
mencari penyelesaian konflik yang terbaik.
b) Metode konfrontasi ialah pihak berkonflik beradu pendapat
dipimpin oleh pemimpin yang terampil untuk mencari
penyelesaian konflik. Contohnya melalui pengadilan.
c) Metode penggunaan tujuan yang lebih tinggi.
5) Mencocokkan Struktur Organisasi
Pengorganisasian(mengorganisasi) (organizing) ialah proses penciptaan struktur
organisasi (organizing is the process of creating an organization’s structure).
Struktur organisasi ialah kerangka kerja formal yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan (job tasks) dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan. Desain organisasi ialah pengembangan atau pengubahan struktur
organisasi (organizational design is developing or changing an organization’s
structure).
Ada enam unsur penting (six key elements) dalam struktur organisasi, yaitu:
a. Spesialisasi Kerja (Work Specialization) atau Pembagian Kerja (Division of
Labor)
b. Departementalisasi (Departmentalization)
Ada lima bentuk umum departementalisasi, yaitu :
1. Departementalisasi fungsional,
2. Departementalisasi produk,
3. Departementalisasi geografis,
4. Departementalisasi proses,
5. Departementalisasi pelanggan (customer)
c. Rantai Komando (Chain of Command)
Dalam rantai komando terdapat tiga konsep lain, yaitu :
1. Wewenang (Authority).
2. Tanggung Jawab.
3. Kesatuan Komando.
d. Rentang Kendali (Span of Control)
e. Sentralisasi dan Desentralisasi
f. Formalisasi (Formalization)
4. Jelaskan lima tipe sumberdaya menurut pendapat Robbins dan Coulter (2002: 229)?
Jawab:
Ada 5 tipe sumberdaya (Robbins dan Coulter, 2002: 229), yaitu:
1) Sumberdaya Keuangan
↳ Merujuk pada segala bentuk modal dan keuangan yang dimiliki atau dapat
diakses oleh suatu organisasi. Ini mencakup modal sendiri, pinjaman,
investasi, serta sumber daya keuangan lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasional sehari-hari, pengembangan, dan investasi jangka
panjang organisasi.
2) Sumberdaya Fisik
↳ Menyangkut segala jenis aset fisik yang dimiliki oleh suatu organisasi. Ini
mencakup tanah, gedung, peralatan, kendaraan, dan semua infrastruktur
fisik lainnya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasional dan
mencapai tujuan organisasi.
3) Sumberdaya Manusia
↳ Melibatkan seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh anggota
organisasi, termasuk karyawan dan pemimpin. Sumberdaya manusia
mencakup keahlian, pengetahuan, kreativitas, dan kemampuan karyawan
yang menjadi komponen kunci dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Sumberdaya Asset tidak Berwujud
↳ Merujuk pada aset organisasi yang tidak berwujud secara fisik namun
memiliki nilai yang signifikan. Ini termasuk merek, reputasi, hak paten,
kekayaan intelektual, dan hubungan dengan pelanggan. Sumberdaya ini
dapat memberikan keunggulan kompetitif dan nilai jangka panjang bagi
organisasi.
5) Sumberdaya Struktural / Budaya
↳ Melibatkan unsur-unsur organisasional yang mencakup struktur, sistem,
dan budaya. Struktur organisasi mencakup tata kelola, hierarki, dan proses
internal. Sementara itu, budaya organisasi mencakup norma, nilai-nilai
bersama, dan sikap kolektif yang membentuk cara berpikir dan bertindak
dalam organisasi.
5. Jelaskan empat tipe sumberdaya menurut pendapat Fred R David (2002: 227 – 228)?
Jawab:
Ada 4 tipe sumberdaya (Fred R David, 2002: 227 – 228), yaitu:
1) Sumberdaya Keuangan
↳ Merujuk pada segala bentuk modal finansial yang dimiliki atau dapat
diakses oleh suatu organisasi. Ini mencakup modal sendiri, pinjaman,
investasi, dan sumber daya keuangan lainnya yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional dan investasi jangka panjang.
2) Sumberdaya Fisik
↳ Menyiratkan segala bentuk aset fisik yang dimiliki oleh organisasi, seperti
tanah, gedung, peralatan, kendaraan, dan infrastruktur lainnya. Sumberdaya
fisik sangat relevan untuk organisasi manufaktur, logistik, atau yang
memerlukan infrastruktur khusus untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya.
3) Sumberdaya Manusia
↳ Melibatkan seluruh potensi dan kompetensi karyawan atau anggota
organisasi. Ini mencakup keahlian, keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman individu yang bekerja untuk organisasi. Sumberdaya manusia
memiliki peran krusial dalam merancang dan melaksanakan strategi
organisasi, serta memainkan peran penting dalam mencapai tujuan
perusahaan.
4) Sumberdaya Teknologi
↳ Merujuk pada teknologi dan pengetahuan teknologi yang dimiliki atau
diakses oleh organisasi. Ini mencakup perangkat keras, perangkat lunak,
sistem informasi, dan inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efisiensi operasional, inovasi produk, dan daya saing
organisasi dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.
6. Jelaskan empat teknik pengalokasian sumberdaya menurut pendapat Robbins dan Coulter
(2002: 229 - 237)?
Jawab:
Ada 4 teknik pengalokasian sumberdaya (Robbins dan Coulter, 2002: 229 - 237), yaitu:
1) Penganggaran (Budgeting)
ialah rencana numerik untuk mengalokasikan sumberdaya kepada kegiatan-
kegiatan khusus (specific activities). Penganggaran perusahaan terdiri dari
penganggaran neraca dan penganggaran laporan rugi laba.
2) Penjadwalan (Scheduling)
ialah memerinci kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, urutan penyelesaian
kegiatan itu, siapa yang harus mengerjakan tiap-tiap kegiatan, dan kapan
kegiatan itu harus selesai.
Ada tiga alat penjadwalan, yaitu:
a. Grafik Gantt (Gantt Chart)
ialah grafik penjadwalan yang dikembangkan oleh Henry Gantt yang
menunjukkan output yang sebenarnya dan output yang direncanakan
dari periode ke periode.
b. Grafik Beban (Load Chart)
ialah grafik gantt yang dimodifikasi yang menjadwal kapasitas
berdasarkan seluruh departemen atau sumberdaya khusus (specific
resources). Dengan kata lain, grafik beban menjadwal kapasitas
berdasarkan bidang kerja.
c. Analisis Jaringan PERT (PERT Network Analysis)
ialah diagram alur (flowchart) yang menggambarkan urutan kegiatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dan juga waktu dan
biaya yang berkaitan dengan tiap-tiap kegiatan itu.
3) Analisis Titik Impas (Breakeven Analysis)
ialah teknik untuk mengidentifikasi titik yang total pendapatan sama pas untuk
menutup total biaya.
4) Pemrograman Linear (Linear Programming)
ialah teknik matematik untuk menyelesaikan masalah (problems) alokasi
sumberdaya.
10. Jelaskan enam unsur penting (six key elements) dalam struktur organisasi?
Jawab:
Ada enam unsur penting (six key elements) dalam struktur organisasi, yaitu:
1) Spesialisasi Kerja (Work Specialization) atau Pembagian Kerja (Division of
Labor)
↳ ialah sejauh mana tugas-tugas (tasks) dalam organisasi dibagi-bagi menjadi
sejumlah pekerjaan (jobs) tersendiri. Artinya setiap orang karyawan diberi
tugas khusus (specifict task) yang berulang-ulang.
↳ Misalnya pekerjaan manufakturing, pemasaran, keuangan, sumberdaya
manusia, penelitian dan pengembangan.
2) Departementalisasi (Departmentalization)
↳ ialah dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan
(job) menjadi satu kelompok atau satu grup.
↳ Ada lima bentuk umum departementalisasi, yaitu :
• Departementalisasi fungsional, ialah mengelompokkan pekerjaan
(groups jobs) berdasarkan fungsi organisasi.
Misalnya departemen manufakturing, departemen pemasaran,
departemen keuangan, departemen sumberdaya manusia.
• Departementalisasi produk, ialah mengelompokkan pekerjaan
(groups jobs) berdasarkan lini produk (product line).
Misalnya departemen perabot, departemen kerupuk ubi, departemen
buah pisang, dan departemen buah jeruk.
• Departementalisasi geografis, ialah mengelompokkan pekerjaan
(groups jobs) berdasarkan wilayah (territory) atau geografi
(geography).
Misalnya departemen wilayah Sumatera Barat, departemen wilayah
Riau, dan departemen wilayah Jambi.
• Departementalisasi proses, ialah mengelompokkan pekerjaan
(groups jobs) berdasarkan arus pemrosesan produk.
Misalnya departemen pemotongan, departemen perakitan, dan
departemen pencatan, depatemen pergudangan, dan departemen
pendistribusian.
• Departementalisasi pelanggan (customer), ialah mengelompokkan
pekerjaan (groups jobs) berdasarkan kelompok pelanggan (common
customers).
Misalnya departemen pelanggan ritel, departemen pelanggan
pedagang besar, departemen pelanggan pemerintah, dan
departemen luar negeri.
3) Rantai Komando (Chain of Command)
↳ ialah garis wewenang yang membentang dari tingkatan atas organisasi
hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada
siapa.
↳ Dalam rantai komando terdapat tiga konsep lain, yaitu :
• Wewenang (Authority). Artinya hak-hak yang melekat pada suatu
posisi manajerial yang memberitahu orang apa yang harus
dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya.
• Tanggung Jawab. Artinya kewajiban melaksanakan tugas apa saja
yang dibebankan.
• Kesatuan Komando. Artinya prinsip manajemen yang menyatakan
bahwa tiap-tiap orang harus melapor ke satu manajer saja.
4) Rentang Kendali (Span of Control)
↳ ialah jumlah karyawan yang dapat dikelola/ dimanajemen (manage) oleh
seorang manajer secara efisien dan efektif. Kecenderungan adalah ke arah
rentang kendali yang lebih luas.
5) Sentralisasi dan Desentralisasi
↳ Sentralisasi ialah sejauh mana pengambilan keputusan terkonsentrasi pada
satu titik dalam organisasi. Apabila manajemen puncak mengambil
keputusan penting organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari para
karyawan tingkat bawah, maka organisasi itu disebut tersentralisasi.
↳ Desentralisasi ialah sejauh mana karyawan tingkatan bawah memberikan
masukan atau benar-benar mengambil keputusan. Apabila semakin banyak
karyawan tingkatan bawah yang memberikan masukan atau betul-betul
mengambil keputusan, maka organisasi itu makin terdesentralisasi.
↳ Desentralisasi dan otonomi daerah adalah jawaban paling tepat untuk
mengelola (manage) Indonesia, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(Metrotv, 24 Mei 2006).
6) Formalisasi (Formalization)
↳ ialah sejauh mana pekerjaan (jobs) dalam organisasi itu terstandarisasi dan
sejauh mana perilaku karyawan dibimbing oleh peraturan (rules).
↳ Manajer mengatur organisasi dengan peraturan (rules).
↳ Sinonim: Manajemen, Atur, Urus, Kelola, Tata
↳ Contoh, organisasi yang formalisasi tinggi maka terdapat banyak peraturan
organisasi, dan prosedur berbagai proses kerja jelas.
14. Jelaskan salah satu isu terkini (current issues) dalam manajemen perubahan (management
change)?
Jawab:
Salah satu isu terkini (current issues) dalam manajemen perubahan (management change),
yaitu: program perbaikan mutu yang berkelanjutan versus proses perekayasaan ulang
(continuous quality improvement programs versus process reengineering).
Proses perekayasaan ulang (process reengineering) sesuai dengan perubahan metafora arus
jeram.
Proses perekayasaan ulang (process reengineering) memiliki 4 kriteria, yaitu:
a. Perubahan radikal atau perubahan revolusioner (radical change or revolutionary
change)
b. Perancangan ulang (redesigning) – memulai ulang (starting over)
c. Kebanyakan “akan menjadi apa”
d. Dimulai (initiated) oleh manajemen puncak
18. Jelaskan enam teknik untuk mengurangi penolakan (reducing resistance) perubahan
organisasi?
Jawab:
Ada 6 teknik untuk mengurangi penolakan perubahan organisasi adalah :
1) Pendidikan, komunikasi, sosialisasi. Diperlukan ketik terdapat kesenjangan
informasi, mis-information, beredar informasi-informasi yang tidak akurat tentang
program perubahan atau kurangnya informasi yang diterima. Cara ini memakan
waktu, namun pemrakarsa perubahan harus menyadari pentingnya melakukan
sosialisasi perubahan.
2) Partisipasi dan melibatkan. Cara ini ditempuh bila pemrakarsa perubahan tidak
memiliki informasi lengkap untuk merancang perubahan dan pihak penentang
memiliki kekuatan untuk menentang lalu perlu dilibatkan. Harapannya orang yang
diajak berpartisipasi akan sungguh-sungguh berkontribusi melaksanakan
perubahan.
3) Memberi fasilitas dan dukungan; dilakukan ketika pihak-pihak menentang karena
kesulitan menyesuaikan dengan proses perubahan.
4) Negosiasi dan kesepakatan; kelompok-kelompok yang akan dirugikan dengan
perubahan dan lalu menentang diberikan kompensasi. Cara ini lebih mudah
dilakukan namun memakan biaya, apalagi jika dalam negosiasi terjadi tawar
menawar yang alot.
5) Manipulasi dan kerja sama; bisa ditempuh bila cara lain tidak efektif. Namun bisa
menjadi masalah jika orang akhirnya merasa telah dimanipulasi.
6) Paksaan eksplisit dan implisit; ditempuh ketika pemrakarsa memiliki kekuatan
yang cukup dan perubahan harus cepat terwujud. Efektif mengatasi resistensi apa
pun namun berisiko menyebabkan orang sakit hati.
21. Jelaskan tiga komponen inovasi berdasarkan pandangan sistem terhadap inovasi (systems
view of innovation)?
Jawab:
Pandangan sistem terhadap inovasi (systems view of innovation) memiliki 3 komponen,
yaitu:
1) Masukan (Inputs)
Input terdiri dari individu, grup, dan organisasi kreatif.
2) Perubahan (Transformation)
Transformasi terdiri dari proses kreatif dan situasi kreatif.
3) Keluaran (Outputs)
Output terdiri dari produk, jasa, dan metode kerja (work methods) yang kreatif.
24. Jelaskan dua konsep manajemen yang berkaitan dengan keterlibatan sosial (social
involvement) manajemen?
Jawab:
Ada dua konsep manajemen yang berkaitan dengan keterlibatan sosial (social
involvement) manajemen, yaitu:
1) Manajemen Berbasis Nilai (Value-Based Management) atau Manajemen Berbasis
Budaya Organisasi
↳ ialah pendekatan manajemen (managing approach) yang para manajer
menetapkan, memajukan, dan mempraktekkan nilai-nilai bersama suatu
organisasi (organizational shared values).
↳ Nilai bersama organisasi itu membentuk budaya organisasi (organizational
culture).
2) Manajemen Ramah Lingkungan (The “Greening” of Management)
↳ ialah kesadaran (recognition) akan eratnya hubungan antara keputusan dan
kegiatan organisasi dengan dampaknya (impact) terhadap lingkungan alam.
↳ Ada lima masalah lingkungan global, yaitu:
• Menipisnya sumberdaya alam
• Pemanasan global
• Pencemaran air, udara, dan tanah
• Kecelakaan industri
• Limbah beracun
27. Jelaskan tiga kata kunci (key word) dalam definisi budaya organisasi?
Jawab:
Berdasarkan dua pengertian budaya organisasi (organizational culture) itu, maka ada tiga
kata kunci (key word) dalam definisi budaya organisasi, yaitu:
1) Keyakinan (Beliefs)
↳ keyakinan merujuk pada pandangan pokok atau konsepsi dasar yang
diyakini bersama oleh anggota organisasi. Ini mencakup pemahaman
bersama tentang misi, visi, tujuan organisasi, serta keyakinan mendasar
mengenai cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
2) Norma (Norms)
↳ Norma dalam budaya organisasi mengacu pada aturan tidak tertulis atau
panduan perilaku yang dianggap wajar dan diterima oleh anggota
organisasi. Norma-norma ini membentuk kerangka kerja bagi interaksi dan
komunikasi di dalam organisasi. Mereka mencakup standar etika, cara
berkomunikasi, dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dalam
lingkungan organisasi.
3) Nilai (Values)
↳ Nilai-nilai dalam budaya organisasi merujuk pada prinsip-prinsip yang
dihargai dan dianggap penting oleh anggota organisasi. Nilai-nilai ini
mencerminkan kepercayaan bersama tentang apa yang dianggap baik atau
buruk, benar atau salah, dan penting atau tidak penting dalam konteks
organisasi. Nilai-nilai ini juga dapat mencakup konsep seperti keadilan,
inovasi, integritas, dan keberagaman.
30. Jelaskan empat pendekatan yang dapat digunakan organisasi untuk melindungi (protect)
dan melestarikan (preserve) lingkungan alam?
Jawab:
Ada 4 pendekatan yang dapat digunakan organisasi untuk melindungi (protect) dan
melestarikan (preserve) lingkungan alam, yaitu:
1) Pendekatan Hukum (Legal Approach)
Organisasi mematuhi (comply) undang-undang (laws) dan peraturan (regulations)
lingkungan hidup.
2) Pendekatan Pasar (Market Approach)
Organisasi menanggapi (respond) preferensi (kelebih-sukaan) lingkungan alam
para pelanggan dan mensuplai produk yang ramah lingkungan.
3) Pendekatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Approach)
Organisasi menanggapi (respond) dan memenuhi banyak tuntutan lingkungan alam
yang dibuat oleh para pemangku kepentingan (stakeholders).
4) Pendekatan Aktivis (Activist Approach)
Organisasi mencari cara-cara melindungi (protect) dan melestarikan (preserve)
bumi dan sumberdaya alam.