Strategi-strategi yang diajukan oleh para partisipan harus dipertimabngkan dan didiskusikan
dalam satu atau serangkaian ra[at. Berbagai strategi tersebut dapat disusun dalam berntuk
tertulis. Ketika semua strategiyang masuk akal yang diidenfikasi oleh partisipan telah
disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat bredasarkan daya
tarik masing-masing menurut semua partisipan, dengan 1=jangan diterapkan, 2=mungki
diterapkan, 3=sebaiknya diterapkan, 4=harus diterapkan. Proses ini akan menghasilkan
sebuahdaftar prioritas
Berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untk merumuskan strategi, terdiri dari:
Berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-
faktor eksternal dan internal utama. Teknik tahap 2 meliputi:
Strategi WO (kelemahan-peluang)
WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambbil ;keuntungan dari
peluang eksternal. Terkadang, peluang muncul , tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya memenfaatkan peluang tersebut.
Strategi ST (kekuatan-ancaman)
Strategi WT (kelemahan-ancaman)
SW merupakan teknik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan interna serta
menghindari ancaman eksternal.
Matriks ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakan strategi agresif,
konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu. Sumbu-
sumbu matriks SPACE menunjukkan dua dimensi internak (kekuatan finansial [financial
strength-FS] dan keunggulan kompetitif [competitif advantage-CA]) dan dua dimensi eksternal
(stabilitas lingkungan [environmental stability-ES] dan kekuatan industri [industry strength-IS)
keempat faktor ini kiranya merupakan penentu terpenting dari posisi strategis keseluruhan suatu
organisasi.
Matriks IE memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks
IE serupa dengan matriks BCG dalam pengertian bahwa kedua alat tersebbut menempatkan
divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis; itulah alasan mengapa keduanya
disebut “matriks potofolio”.
Matriks strategi besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan
pasar (industri)
Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dar tahap input untuk memadukan
peluang dan ancama eksternal. Menccokkan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi altenatif yang masuk akal.
Melibatkan satu teknik saja, Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative strategic
planning matrix-QSPM). QSPM menunjukkan input daya tarik relatif berbagaistrategi alternatif
dan dengan demikian, memberikan landasan objetif bagi pemilihan strategi alternatif.
Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun
berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Dya tarik relatif dari setiap
strategi didalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari
setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal.
Budaya merupakan dimensi manusiawi yang menciptakan solidaritas dan makna, dan juga
menginspirasi komitmen serta produktivitas dalam suatu organisasi manakala perubahan strategi
dibuat. Merupakan hal yang menguntungkan untuk melihat manajemen strategis dari perspektif
budaya karena keberhasilan seringkali bergantung pada seberapa besar dukungan yang diperoleh
strategi itu dari budaya sebuah perusahaan.
Oleh karena para penyusun strategi harus efektif di pasar dan sanggup memenangkan komitmen
internal, taktik-taktik berikut yang sudah digunakan oleh politikus selama berabad-abad dapat
membantu mereka:
Ekuifinalitas
Memuaskan
Generalisasi
Fokus pada isu-isu yang lebih tinggi
Menyediakan akses politik pada isu-isu yang penting
1. Tidak lebih dari dua anggota dewan direksi merupakan eksekutif saat ini atau
mantan eksekutif perusahaan
2. Tidak ada direktur yang mengadakan bisnis dengan perusahaan atau menerima
pembayaran konsultasi atau legal dari perusahaan
3. Komisi audit, komisi kkompensasi, dan komisi nominasi hanya terdiri atas para
direktur luar (outside ddirektors)
4. Setiap direktur memiliki saham ekuitas yang besar dalam perusahaan, di luar opsi
saham
5. Paling tidak seorang direktur luar itu memiliki pengalaman yang luas dalam bisnis
inti perusahaan dan paling tidak salah satunya pernah menjadi CEO perusahaan
yang setara ukurannya
6. Direktur yang bekerja purna waktu boleh menduduki paling banyak empat kursi
direksi dan mereka yang telah pensiun menduduki paling benyah tujuh kursi direksi
7. Setiap direktur menghadiri setidak-tidaknya 75 persen dari seluruh rapat
8. Dewan bertemu secara teratur tanpa kehadiran manajemen dan mengevaluasi kinerja
mereka setiap tahun
9. Komisi audit bertemu setidak-tidaknya empat kali setahun
10. Dewan direksi harus hemat dalam menggaji eksekutif, tekun dalam menjalankan
tugas pengawasan suksesi CEO, dan tanggap bertindak ketika persoalan muncul
11. CEO tidak merangkap menjadi ketua dewan direksi
12. Para pemegang saham memiliki kekuasaan yang besar dan informasi untuk memilih
serta mengganti anggota dewan direksi
13. Opsi sahan dipandang sebagai beban perusahaan
14. Tidak ada jabatan direktur rangkap (di mana seorang direktur atau CEO duduk di
dewan direksi lain)
Menjadi kesadaran publik bahwa dewan direksi memiliki tanggung jawab kepada pemegang
saham dan masyarakat untuk segala aktivitas perusahaan, kinerja perusahaan, dan untuk
memastikan bahwa perusahaan memiliki sebuah strategi yang efektif.