DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Konsep Dasar Keluarga
ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang
diberikan kepada kami untuk bahan diskusi dan referensi bagi kami agar mengetahui lebih luas
Makalah ini berisikan tentang Konsep Dasar Keluarga. Makalah ini kami buat
Demikian makalah ini dibuat, penulis masih merasa belum sempurna dalam penulisan
makalah, maka kami berharap saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat menulis lebih
baik lagi.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh pernikahan atau darah,
biasanya meliputi ayah, ibu, dan anak-anak (Lestari dkk, 2015). Keluarga adalah
kelompok orang yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh ikatan
pernikahan atau adopsi dengan tujuan untuk menciptakan, memelihara
kebudayaan, serta meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari masing-masing anggota keluarga (Khrisna, 2019). Keluarga adalah
unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa individu yang tinggal bersama di bawah satu atap dalam keadaan
saling membutuhkan.
Tipe-tipe keluarga :
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Agar Mengetahui Konsep Dasar Keluarga
2. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Dasar Keluarga
3. Untuk Mengetahui Macam Tipe-Tipe Keluarga
4. Untuk Mengatahui Fungsi Keluarga
5. Untuk Mengetahui Tugas-Tugas Keluarga
6. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Keharmonisan Keluarga
7. Untuk Mengetahui Apa Saja Aspek-Aspek Keluarga Harmonis
8. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengenal dan mengerti akan
konsep dasar keluarga lebih dalam maupun dari pengertian, sejarah, struktur, jenis, aspek-
aspek, faktor-faktor, serta tugas-tugas dalam keluarga.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian keluarga
darah, biasanya meliputi ayah, ibu, dan anak-anak (Lestari dkk, 2015). Keluarga
adalah kelompok orang yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh
unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa individu yang tinggal bersama di bawah satu atap dalam keadaan
saling membutuhkan.
merupakan kelompok dari dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan
darah, pernikahan, atau adopsi, yang tinggal bersama dalam satu rumah dan
2. Tipe keluarga
pasangan suami istri dan anak-anak, baik yang lahir dari pernikahan,
seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang memiliki
hubungan darah, yang biasanya terdiri dari anggota keluarga asal atau salah
satu dari keluarga inti, seperti kakek, nenek, bibi, paman, keponakan, dan
sepupu.
Menurut Zaidin, (2010) terdapat dua jenis tipe keluarga yaitu tradisional
(1) Nuclear family yang dimana keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak baik
(2) Extended family terdiri dari keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang memiliki hubungan darah seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan
sepupu.
(1) Tradisional nuclear, dimana keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
yang tinggal dalam satu rumah sesuai dengan ikatan hukum dalam
dan tinggal bersama dalam satu rumah, dengan salah satu atau keduanya
(3) Middle age/aging couple, dimana suami sebagai pencari nafkah dan istri
(4) Dyadic Nuclear, dimana pasangan suami-istri tinggal dalam satu rumah
tanpa anak, dengan usia pernikahan yang sudah lama dan salah satu atau
(5) Single parent, dimana keluarga terdiri dari satu orang tua yang bercerai atau
ditinggal mati oleh pasangan, dan anak-anak tinggal bersama dalam atau di
luar rumah.
(6) Dual carries, dimana suami dan istri memiliki pekerjaan di luar rumah dan
(7) Commuter married, dimana suami dan istri bekerja di luar rumah dan tidak
(8) Single adult, dimana laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa
(9) Three generation, dimana tiga generasi tinggal dalam satu rumah.
(10) Institusional, dimana anak atau orang dewasa tidak tinggal dalam rumah
(11) Communal, dimana dua pasangan atau lebih, yang monogami dan memiliki
anak, tinggal bersama dalam satu rumah dan menyediakan fasilitas bersama.
(12) Gaoup marriage, dimana dalam satu perumahan terdiri dari kelurga satu
keturunan atau satu orang tua yang setiap anak sudah menikah
(13) Unmarried parent and child, dimana kelurga yang terdiri dari ibu dan anak,
(14) Cohibing couple, dimana dalam keluarga terdiri dari satu atau dua pasangan
(15) Gay and lesbian family, dimana keluarga terdiri dari pasangan yang memilki
a. Fungsi afektif, yaitu fungsi utama dalam mengajarkan keluarga segala sesuatu
yang sakit,
lebih lanjut.
serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah keadaan selaras atau serasi,
keharmonisan.5
keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi) yang meliputi aspek
Menurut Basri, keluarga yang harmonis adalah keluarga yang rukun, bahagia,
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai
ilmu pengetahuan, dan memanfaatkan waktu luang dengan hal positif dan mampu
Menurut Hurlock, keluarga yang harmonis adalah antara suami istri yang
dari peran yang mereka mainkan bersama, mempunyai cinta yang matang dan
mantap satu sama lain, dan dapat melakukan penyesuaian seksual dengan baik,
keluarga merasa bahagia dan saling membantu satu dengan lainnya. Secara
psikologi dapat berarti dua hal yaitu terciptanya keinginan- keinginan, cita-cita
dan harapan-harapan dari semua anggota keluarga, dan sedikit mungkin terjadi
keharmonisan keluarga adalah bentuk hubungan yang dipenuhi oleh cinta dan
kasih, karena kedua hal tersebut adalah tali pengikat keharmonisan. Kehidupan
keluarga yang penuh cinta kasih tersebut dalam Islam disebut mawaddah-
warahmah. Yaitu keluarga yang tetap menjaga perasaan cinta; cinta terhadap
itu akan terwujud apabila masing- masing unsur dalam keluarga itu dapat
berfungsi dan berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang teguh pada
nilai-nilai agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam
situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta kehidupan yang
kuat, suasana yag hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka,
saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga
Suatu keluarga dapat dikatakan harmonis jika ciri-ciri yang menjadi latar
1) Rasa cinta kasih sayang. Tanpa keduanya rumah tangga tidak akan
ide, tujuan, kesukaan, kemauan, dan semua hal yang melatar belakangi
masalah. Hal itu harus didasarkan pada satu tujuan yaitu keharmonisan
rumah tangga.
kunci pembentukan keharmonisan keluarga adalah dengan adanya rasa cinta dan
kasih sayang antara suami dan istri, orang tua dengan anak, adanya interaksi dan
komunikasi antara anggota keluarga, serta pemenuhan nafkah lahir batin dalam
sebagai berikut:
perhatian.
hidup bersama secara harmonis. Anak sering kali menjadi korban dari
diri, merasa hidupnya hampa, dan tak berdaya. Sebagai akibat dari
3) Hubungan kedua orang tua tidak harmonis (penuh konflik). Anak akan
dan kasih sayang dalam keluarga akan menjadi wadah yang positif
5) Orang tua sibuk dan jarang di rumah dapat menjadi salah satu faktor
orang tua jarang berada di rumah dan tidak punya waktu untuk proses
bimbingan dan didikan kedua orang tuanya. Apalagi jika kedua orang
tidak harmonis dapat terjadi karena adanya konflik antar anggota keluarga
baik dari kedua orang tua sendiri, kedua orang tua dan anak, dan kurangnya
komunikasi dan interaksi antara orang tua dan anak, serta kurangnya perhatian
berikut:15
mengajarkan agar yang tua menyayangi yang muda, dan yang muda
masing- masing.
musyawarah.
itu dapat tercapai, mengingat dalam kehidupan keluarga berbagai macam aspek
sangat mempengaruhinya. Menurut Prof. Nick Stinnet dan john De Frain, ada
tinggal di rumah.
dalam keluarga. Anak akan merasa aman apabila orang tuanya tampak
mungkin pada anak dengan lingkungan yang lebih luas, yang meliputi
Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang
lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya
keenam aspek di atas. Untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi
orangtua sangat menentukan. Keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis
pengertian-pengertian.
anak.
B. Prestasi Akademik
1. Pengertian Prestasi Akademik
masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang
disimpulkan bahwa
atau tulisan dan ketrampilan dari seorang siswa yang diwujudkan dalam
kesiapan mereka.
tersebut.
lebih tinggi.
yaitu faktor internal dan faktor eksternal belajar. 22 Faktor internal yang
1) Kemampuan intelektual
kesuksesan.
2) Minat
adalah individu yang sangat tertarik dan menaruh minat dengan mata
perhatiannya dan akan belajar lebih giat dan pada akhirnya individu
3) Bakat khusus
5) Sikap
di sekolah.
7) Kemandirian
norma kelompok. Siswa yang mandiri adalah siswa yang memiliki sifat
1) Lingkungan sekolah
interaksi guru terhadap siswa. Prestasi belajar siswa dapat tercapai bila
2) Lingkungan keluarga
khususnya orang tua. Pola asuh keadaan sosial ekonomi dan sosial
orang tua, maka anak akan memperoleh prestasi akademik yang tinggi.
3) Lingungan situasional
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- faktor yang
mempengaruhi prestasi akademik dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan
khusus, motivasi untuk berprestasi, sikap, kondisi fisik dan mental, kemandirian.
a. Kemampuan bahasa
b. Kemampuan Matematika
angka.
a. Berpikir cepat-tepat
c. Berpikir logis
d. Berpikir matematis
e. Berpikir analitis
dari suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga juga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Bagi anak, keluarga
yang diraih anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah M. (Muhibbin
Menurut Syah M., pola asuh, keadaan sosial ekonomi dan sosial kultural
dapat dilihat dari keluarga yang di dalamnya terdapat suasana yang penuh
cinta dan kasih sayang, saling mengerti antara ide, pendapat, kesukaan yang
diharapkan dapat membuat anak merasa nyaman dan betah untuk tetap berada
sering terjadi percecokan atau kegaduhan, tidak adanya rasa cinta dan kasih
ataupun tidak adanya rasa saling mengerti dan menghargai, tentu saja anak
tidak akan betah di dalam rumah dan lebih memilih tempat lain daripada
membuat anak merasa tenang dan nyaman untuk berada di dalam rumah.
Suasana di dalam rumah yang tenang dan nyaman, yang penuh cinta
dan kasih tentu saja dapat membuat anak juga merasa nyaman dan tentram.
Hal ini berarti keluarga yang harmonis dengan suasana rumah yang nyaman
tentunya jika anak dapat belajar dengan baik akan berpengaruh pada prestasi
akademik yang
baik. Karena dengan cara belajar yang baik akan menghasilkan prestasi yang
baik pula.
selaras dengan prestasi akademik. Artinya, banyak juga siswa yang berangkat
belajar yang memadai; salah satunya adalah siswa yang menjadi obyek