Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PELAKSANAAN

KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
TAHUN 2021

POSKO : KEL. LAPAJUNG


KELURAHAN /DESA : LAPAJUNG
KECAMATAN : LALABATA
KABUPATEN : SOPPENG

Nama NIM Prodi Fakultas


Pendidikan Bahasa
Mariana 18.1300.051 Tarbiyah
Inggris

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


KOTA PAREPARE
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmatnya dan karunianya serta karena dengan pertolongan-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyrakat

(KPM) dan menyelesaikan Laporan Akhir Kuliah Pengabdian Masyarakat.

Dengan adanya pelaksanaan Kuliah Pengabdiam Masyarakat (KPM)

memberi banyak pengetahuan, pengalaman baru, dan manfaat serta kesan-kesan

yang sangat berarti bagi kami. Dan kami sangat berharap dengan adanya laporan

pelaksanaan KPM ini dapat bermanfaat dan berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan bagi pembaca mengenai kegiatan KPM itu sendiri.

Keberhasilan program yang kami lakukan tentunya tidak lepas dari

bantuan semua pihak yang ikut mensukseskan program kami baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kami ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada.

1. Bapak Dr. Ahmad S.Rustan, M.Si selaku Rektor IAIN Parepare.

2. Bapak Dr. Zainal Said, MH selaku ketua LP2M IAIN Parepare yang telah

memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk melaksankan

KPM.

3. Ibu Sunuwati, LC., M. Hi sebagai dosen pembimbing lapangan yang selalu

memberikan saran dan bimbingan kepada kami.

4. Bapak A. Mappa, S. Sos selaku kepala kelurahan lapajung dan seluruh aparat

yang telah menerima dan membantu kami untuk suksesnya pelaksanaan KPM

tahun 2021 IAIN Parepare di kelurahan lapajung kecamatan Lalabata

Kabupaten Soppeng.

ii
5. Kepala SMAN 8 Soppeng beserta jajarannya yang telah memberi kami fasilitas

dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan program kerja dalam bidang

pendidikan yang telah di rencanakan.

6. Para tokoh agama, tokoh masyarakat, di kelurahan lapajung kecamatan

Lalabata Kabupaten Soppeng. Serta semua pihak yang namanya tidak sempat

kami tulis untuk suksesnya pelaksanaan KPM ini telah memberikan

kesempatan kepada kami untuk melaksanakan program kerja.

7. Teman-teman seposko di kelurahan Lapajung, atas kerjasama dan serta

kesetiaannya dalam melaksanakan program kerja bersama sehingga terlaksana

dengan baik.

Akhir kata, segala keberhasilan kami atas ridho Allah AWT. Karena tanpa

rahmat dan petunjuk-Nya, semua ini tidak akan berjalan lancar dan mudah-

mudahan apa yang telah kami lakukan berguna untuk agama, bangsa dan Negara

khususnya masyarakat yang ada di kelurahan Lemoe dapat bernilai pahala di sisi

Allah SWT.

Dan semoga laporan ini memberikan dan menambah ilmu kita serta dipahami

bagi siapapun yang membacanya. Kami mengucapkan mohon maaf apabila di

dalam laporan ini ada kata yang salah dan kami ucapkan terima kasih atas

perhatian Anda untuk membaca laporan ini.

Mahasiswa KPM

Lilis Suriani

18.1300.001

iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM)
IAIN PAREPARETAHUN 2021
KELURAHAN/DESA LAPAJUNG
Disusun dan diajukan oleh:

No Nama NIM Prodi Fakultas TTD


Pendidikan
1 Siti Nurjannah M 18.1200.004 Tarbiyah
Bahasa Arab
Pendidikan
2 Lilis Suriani 18.1300.001 Tarbiyah
Bahasa Inggris
Pendidikan
3 Hartati 18.1300.004 Tarbiyah
Bahasa Inggris
Pendidikan
4 Muftihaturrahmah 18.1300.098 Tarbiyah
Bahasa Inggris
Pendidikan
5 Nurul Hidayah 18.1200.003 Tarbiyah
Bahasa Arab
Pendidikan
6 Mariana 18.1300.051 Tarbiyah
Bahasa Inggris
Yang bertugas di Kelurahan Lapajung Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng

mulai tanggal 16 September s/d 15 Oktober, telah melaksanakan kegiatan seperti

yang diuraikan dalam laporan ini.

Lapajung, 15 oktober, 2021

Dosen Pembimbing Kepala Kelurahan

Hj. Sunuwati, Lc., M. HI A. Mappa, S. Sos


NIP. 19721227 2000501 2 004 NIP.19650105 200604 1 009
Mengetahui,

Ketua LP2M IAIN Parepare

Dr. Zainal Said, MH


NIP. 196112031999032001

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Dasar dan Landasan KPM ....................................................................... 2

C. Tujuan Pelaksanaan KPM ......................................................................... 3

D. Manfaat Pelaksanaan KPM ...................................................................... 5

E. Masalah Utama di lokasi ......................................................................... 5

F. Metode Penyeleseian Masalah ................................................................. 5

G. Waktu dan Tempat Kegiatan .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENGABDIAN

A. Tinjauan literature ..................................................................................... 7

B. Metode Pengabdian ( ABCD ) ................................................................. 7

BAB III PROFIL DAN POTENSI DESA

A. Profil Desa ............................................................................................... 12

B. Potensi Desa ............................................................................................ 13

C. Rencana Program kerja ........................................................................... 14

BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Program Kerja ........................................................................................ 17

B. Implementasi Program Kerja ................................................................. 17

C. Implikasi ................................................................................................. 19

D. Evaluasi Program ................................................................................... 20

E. Rekomendasi .......................................................................................... 21

BAB V

A. Kesimpulan ............................................................................................ 22

B. Saran ........................................................................................................ 23

v
Lampiran-Lampiran

1. Struktur Posko

2. Biodata Mahasiswa KPM

3. Absensi kehadiran Mahasiswa KPM

4. Matriks program kerja

5. Lampiran Persuratan

6. Absen Kehadiran Masyarakat pada pelaksanaan kegiatan

7. Laporan Kegiatan Harian (LKH)

8. Dokumentasi kegiatan ( Foto pelaksanaan kegiatan)

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang tertuang dalamUndang-

UndangRepublikIndonesiaNomor12tahun2012

tentangPendidikanTinggimerupakanwujuddaritridharma(tree mandates) perguruan

tinggi. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang niscaya bagi perguruan tinggi (baik

PTKIN maupun PTUN) untuk mewujudkan tri dharma tersebut. Demikian pula dengan

amanahKeputusanDirekturJenderalPendidikanIslamNomor:7141tahun2017tentangpetun

jukteknisbantuan pengabdian kepadamasyarakatterintegrasi danshortcoursepengabdian

berbasisriset tahun2018. Perwujudan dari tri dharma (tak terkecuali dharma pengabdian)

yang masih acapkali terlaksana secara sporadis, tanpa perencanaan yang matang yang

pada akhirnya tidak menghasilkan output yang dapat digunakan untuk

pengembangan capacity building dosen/pengabdi dalam ranah akademik perlu untuk

menjadi perhatian. Oleh karena itu,

paradigmapengabdiankepadamasyarakatharusdiarahkanuntuk kepentingan

kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini akan tercermin pada tipologi

pengabdian yang akan dilaksanakan.

Paradigma akulturasi Islam - Budaya berbasis teknologi informasi menarik untuk

dijadikan pertimbangan pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dan

sekaligus menahbiskan sivitas akademik sebagai organic intelectual, yaitu

insanakademikyangtidakhanyaberkutatpadaperdebatan dan diskusi teori an sich, namun


memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Paradigma akulturasi Islam - Budaya (Islam

Culture Accuturation) akan berimplikasi pada cara pandang terhadap

subyekpengabdian(masyarakat).Paradigmainimengasumsikan masyarakat sesungguhnya

memiliki kekuatan dan asset (secara materil maupun non materil), untuk terberdayakan.

Paradigma tersebutmengasumsikanbahwamasyarakatmemilikibudaya dan nilai-nilai

kearifan lokal yang membuatnya mampu bertahan

dalamterjanganzamanglobaldanmembuatnyasurviveditengah hegemoni modernisasi.

1
Acapkali kegiatan pengabdian dilaksanakan tanpa dilandasi paradigma kritis dan

keinginan untuk memberdayakan (empowerment) masyarakat sehingga program

pengabdian sebataspemenuhantridharmatanpamencobauntukmelangkah kepada arah

pengembangan (development), sehingga kegiatan pengabdian terkadang berhenti tanpa

output yang signifikan terhadap kemajuan danperkembangan ilmupengetahuan,

teknologi, seni, budaya dan sinergitas dengan visi dan misi lembaga. Oleh karena itu,

kehadiran revisi buku pedoman pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat

me- reorientasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare,dari paradigmakonvensional

keparadigmateknologi informasi dan menjadi panduan dalam melaksanakan kegiatan

pengabdianpada masyarakat.

Revisibukupedomanpengabdianmasyarakatinidikemukakan landasan

filosofis,program kegiatan dan teknis pelaksanaan

pengabdianpadamasyarakatdenganharapanpengabdimemiliki orientasi yang jelas dalam

pelaksanaan kegiatan dan sebagai

panduankegiatanpengabdiankepadamasyarakatdalamlingkup Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Parepare. Berbeda dengan pedoman sebelumnya, pada pedoman ini

terdapat penambahan babkhususterkait tentang pedomanKuliahPengabdiankepada

Masyarakat(KPM)yangmenyesuaikandengankontekskebutuhan saat ini.

1.2 Dasar dan Landasan KPM

- Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

- Undang-undangNomor17Tahun2003tentangKeuangan Negara;

- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

- Undang-undangNomor14Tahum2005tentangGurudan Dosen;

- Undang-undangNomor12Tahun2012tentangPendidikan Tinggi;

- PeraturanPemerintahNomor19Tahun2005tentangStandar Nasional Pendidikan;

- PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor23Tahun

2005tentangPolaPengelolaamKeuanganBadanLayanan Umum;

2
- Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen;

- PeraturanPemerintahNomor4Tahun2014tentang Pemyelenggaraan Pendidikan Tinggi

dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

- Peraturan Mentri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan

Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

- Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang SNPT

- Permenristekdikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang SPMI

- PeraturanPresidenNomor29Tahun2018TentangInstitute Agama Islam Negeri Parepare

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 52)

- PeraturanMenteriAgamaNomor42Tahun2016Tentang

OrganisasiDanTataKerjaKementerianAgama(BeritaNegera Republik Indonesia Tahun

2016 Nomor 1495)

- Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 35

Tahun2019tentangOrganisasidanTataKerjaInstitutAgama Islam Negeri Parepare

- Hal-halyangbelumdiaturpadapedomaniniakandiatur pada petunjuk pelaksanaan

tekhnis

1.3 Tujuan pelaksanaan KPM

Tujuan kegiatan pengabdiankepada masyarakat adalah:

1. MenyelenggarakanPengabdiankepadamasyarakatyang inovatif, berkualitas dan

berorientasi pada kemanfaatan dan kesejahteraan sosial serta tanggap terhadap

tantangan nasional dan international.

2. Wujud tri dharma perguruan tinggi.

DalamUndang-UndangRepublikIndonesiaNomor12Tahun

2012tentangPendidikanTinggidijelaskantentangtridharma

perguruantinggiyaitupendidikan/pengajaran,penelitiandan pengabdian pada

masyarakat. Program pengabdian pada masyarakat adalah wujud dari pelaksanaan

dan tanggung jawabetispendidikantinggiterhadappembangunannasional yang

berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.

3
3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknologi dan pembelajaran berbasis

masyarakat (community-based learning).

Salahsatukritikkepadakalangansivitasakademikaadalah minimnya kepedulian

terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu, program

pengabdian kepada masyarakat adalah sinergitas antara kajian kritis terhadap teori

yang diajarkan baik dalam maupun luar ruang perkuliahandankemampuanteori

tersebutmemecahkan persoalan yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian

paradigma pembelajaran dalam kampus mutlak disesuaikan dengan karakteristik

abad 21 yang menghendaki adanya sharing of knowledge dalam penguatan

pengalaman belajar.

4. Meningkatkan capacity building dosen

Salah satu anomali yang dihadapi oleh dosen adalah minimnyainovasidalam

merancang kegiatan pengabdian kepada masyarakat sehingga bukan hanya

berpengaruh secarasignifikan terhadappemenuhanbebankerjadosen, namun

implikasinya jauh pada stagnasi perguruan tinggi di

bidangpengabdian.Programpengabdiankepadamasyarakat bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan akademik dosen

dalammerancang,melaksanakandanmengevaluasiprogram pengabdiankepada

masyarakat.

5. Melahirkan organic intelectual

Organicintelectualsebagaiyangpernahdikemukakanoleh Antonio Gramsci

adalah kalangan akademisi yang memiliki

concernterhadapproblematikayangdihadapi masyarakat. Tenaga pendidik yang

tidak hanya asyik dengan diskusi dan debat secara retoris, akan tetapi mampu

membuktikan diri bahwa mereka hadir dan siap memberikan solusi, bahkan

sebagai mitra (partnership) bagi masyarakat.

6. Melakukanpenyadaranakanpotensiassetdanpemberdayaan masyarakat. Tujuan dari

program pengabdian kepada masyarakat

adalahmemberikanpenyadarankepadamasyarakatsebagai

4
subyekpembangunanakanpotensiassetdankekuatansosial budaya yang mereka

miliki dan memberdayakannya untuk pencapaian tujuan pembangunannasional.

7. Menjadi laboratorium sosial sebagai akselerator pengembangan masyarakat

yang mempunyai komitmen terhadap kebenaran dan keunggulan yang diakui

secara nasional dan internasional.

8. Pengabdian kolaborasi dosen dan mahasiswa untuk menjadi sarjana penerus

pembangunan yang intelektualitasnya berwawasan kepada kerakyatan yang

mampu menghayati permasalahan kompleks yang ada di masyarakat melalui

implementasiIPTEKSsecaralangsungpadamasyarakatserta bekerja sama antara

bidang keahlian secara terpadu.

9. Meningkatkanpengalamanmahasiswadalammenganalisis situasi masyarakat dan

mampu memberikan solusi.

10. Menjawabpermasalahandimasyarakatmelaluiprogramyang tepat sesuai dengan

kebutuhan dampingan.

11. Membangun kemitraan dengan pihak eksternal guna menunjang kegiatan

tridharma khususnya pengabdianb masyarakat.

1.4 Manfaat pelaksanaan KPM

1. Meneguhkan eksistensi peran IAIN Parepare dalam pemberdayaan masyarakat

sekaligus sebagai upaya membangun nilai-nilai keadilan berdasarkan

prinsip demokratis di tengah-tengah masyarakat.

2. Meneguhkan peran IAIN Parepare sebagai mitra masyarakat dalam upaya

pembangunankemanusiaan secara nasional.

3. Memberikanpenyadarankepadamasyarakatterhadappotensi dan kekuatan asset yang

mereka miliki sekaligus mampu keluar dari persoalan yang mereka hadapi.

4. Meningkatkanmitrakerjasamaantaraberbagaistakeholdersyang ada di tengah-tengah

masyarakat.
1.5 Masalah utama di lokasi

- Lokasi yang dihadapi yakni lokasi yang baru saja dalam zona merah.

5
- Kurangnya perhatian masyarakat untuk mengekspos sumber daya yang ada, seperti

halnya di perkebunan.

1.6 Metode penyelesaian masalah

Kegiatan kuliah pengabdian masyarakat (KPM) Kelurahan Lapajung, Kecamatan

Lalabata, Kab.Soppeng dilakukan dengan mnggunakan metode yakni Metode

Pendekatan.

Metode pendekatan, ialah metode atau cara yang dilakukan mahasiswa untuk

saling mengenal satu sama lain antar mahasiswa dengan masyarakat setempat.

1.7 Waktu dan tempat kegiatan

Mahasiswa IAIN parepare melaksanakan kuliah pengabdian masyarakat pada tangggal

16 september 2021 - 15 Oktober 2021 dan dilaksanakan di Kel.Lapajung Kec.Lalabata

Kab.Soppeng

6
BAB II
TINJAUAN LITERTUR DAN METODE PENGABDIAN
2.1 Tinjauan Literatur

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare merupakan perguruan tinggi yang

memiliki tugas dan fungsi melaksanakan tri darma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan memiliki peran strategis kontributif

dalamrangka mewujudkan tujuan pembangunan. Institut Agama Islam Negeri Parepare

dalam rangka ikut andil terhadap pembangunan, salah satunya melalui Kuliah Pengabdian

Masyarakat (KPM).

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan suatu bentuk pendidikan

dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-

tengah masyarakat di luar kampus, dengan secara langsung mengidentifikasikan serta

menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi.

Dalam pelaksanaan KPM, mahasiswa dilatih berfikir kritis, responsive, bertindak

secara interdisipliner, da transektoral agar mahasiswa dapat memproyeksikan keilmuan

yang telah diterima di perguruan tinggi agar berdayaguna untuk pembangunan secara

nyata dan luas ditengah masyarakat.

Waktu pelaksanaan KPM adalah kurang lebih 4 minggu dimana waktu tersebut

bisa dikategorikan sebagai waktu yang sangat singkat. Untuk itu mahasiswa harus mampu

memanfaatkan momentum sebaik-baiknya. Melalui KPM diharapkan mahasiswa dapat

mengamalkan ilmu, teknologi, dan seni yang diperoleh selama proses pembelajaran,

berdaya guna untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat. Dengan

demikian KPM merupakan wujud nyata peran mahasiswa sebagai bentuk

pertanggungjawaban moral dan sosial IAIN Parepare sebagai bagian dari masyarakat.

2.2 Metode Pengabdian ABCD

Pendekatan berbasis aset merupakan gabungan antara metode bertindak dan cara

berpikir tentang pembangunan. Pendekatan ini merupakan pergeseran dari pandangan

tentang pembangunan yang berlaku saat ini. Alih-alih melihat negara-negara berkembang

sebagai masalah yang perlu diatasi kemudian memulai proses interaksi dengan analisis

7
pohon masalah, pendekatan berbasis aset berfokus pada sejarah keberhasilan yang telah

dicapai; menemukan dan mengenali para pembaru atau orang-orang yang telah sukses

dan menghargai potensi melakukan mobilisasi serta mengaitkan kekuatan dan aset yang

ada.

Pendekatan berbasis aset ini ditemukan oleh dua peneliti Amerika, yaitu John

McKnight dan Jody Kretzmann. Keduanya melakukan penelitian mengenai karakteristik

inisatif komunitas. Kemudian terciptalah sebuah pendekatan untuk memajukan

kesejahteraan komunitas. Pendekatan tersebut disebut Pendekatan Berbasis Aset (Asset-

Based Community Development/ABCD).1

Ada 4 tahapan yang digunakan oleh mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat

(KPM) dengan pendekatan ABCD, yaitu:

1. Tahap Inkulturasi (hari ke-1 – hari ke-4)

Tujuan dari tahap ini adalah:

a. Komunitas mitra memahami maksud /tujuan kegiatan.

b. Membangun kepercayaan komunitas mitra.

c. Memfasilitasi kelompok komunitas yang ada menjadi agent of change Tahap

Inkulturasi ingin mengungkap bahwa komunitas:

 Sudah memahami maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan.

 Memiliki pemahaman bahwa kolompok komunitas lokal yang akan

bergerak mengembangkan komunitasnya.2

Pada tahap ini seluruh aktifitas yang dilakukan selalu terkait dengan proses

komunikasi. Untuk itu, keterampilan berkomunikasi menjadi sangat dominan. Cara

terbaik melakukan akulturasi adalah bergabung menjadi bagian dari segala rutinitas

yang melibatkan orang banyak pada komunitas mitra misalnya seperti mengikuti shalat

berjamaah, pengajian, karang taruna, atau mengajar di sekolah. Penggunaan bahasa

yang sesuaitahap ini terdiri dari :

1
An Ras Try Astuti dkk, “Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat IAIN Parepare”, (IAIN Parepare
Nusantara Press, 2021), hal. 30
2
An Ras Try Astuti dkk, “Petunjuk Teknis Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Praktik 2021”, hal. 4-
5

8
a. silaturahmi ketokoh masyarakat dan masyarakat umum yang bertujuan agar

masyarakat mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa.

b. mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat, misalnya pengajian,

posyandu yang bertujuan untuk memunculkan kepercayaan dari masyarakat

terhadap mahasiswa KPM.

c. pembentukan kelompok masyarakat (core group) dimana mahasiswa sebagai

fasilitator dalam pembentukan kelompok masyarakat/remaja.

2. Discovery (hari ke-5)

Tahap Discovery adalah proses pencarian yang mendalam tentang hal-hal

positif, hal-hal terbaik yang pernah dicapai, dan pengalaman-pengalaman

keberhasilan di masa lalu. Proses ini dilakukan dengan wawancara appresiatif.

Pada Tahap ini mahasiswa KPM Melakukan pemetaan asset melalui FGD

dan interview menggunakan appreciative inquiry, community map, transect,

individual skill, inventory, Analisasirkulasi keuangan masyarakat. Tujuan

tahapan ini agar mahasiswa dapat mengidentifikasi Asset dan potensi desa.

3. Tahap Design (hari ke-6 dan hari ke-7)

Pada tahap ini, tujuan penggolongan dan mobilisasi aset adalah untuk

langsung membentuk jalan menuju pencapaian visi atau gambaran masa

depan. Setelah diidentifkasi, sudah selayaknya komunitas mendapatkan

informasi mengenai aset yang dimiliki. Dengan demikian, komunitas akan

menyadari kekuatan positif yang mungkin belum mereka sadari keberadaannya

di desa mereka. Untuk itu, kegiatan sosialisasi asset menjadi sebuah langkah

yang diharapkan mampu membawa semangat democratic governance. Prinsip

transparansi informasi mengenai keberadaan asset desa dan akuntabilitas

penggunaan asset desa tersebut selama ini dapat dipupuk dengan komunikasi

yang intensif antara warga dan pimpinan disana. Tahap ini bisa dilakukan

setelah discovery selesai sehingga data temuan siap disajikan. Hasil dari

tahapan ini harusnya adalah suatu rencana kerja yang didasarkan pada apa

yang bisa langsung dilakukan diawal berdasarkan asset yang dimiliki, dan

9
bukan apa yang bisa dilakukan oleh lembaga dari luar. Walaupun lembaga dari

luar dan potensi dukungannya, termasuk anggaran pemerintah adalah juga

set yang tersedia untuk dimobilisasi, maksud kunci dari tahapan ini adalah

untuk membuat seluruh komunitas menyadari bahwa mereka bisa mulai

memimpin proses pembangunan lewat kontrol atas potensi aset yang tersedia

dan tersimpan.

Tujuan dari tahap ini adalah:

1. Penyadaran akan tindakan yang mungkin dilakukan.

2. Penyadaran akan bagaimana bekerja sama dengan yang lain dan

mengkoordinir masukan.

3. Keputusan tentang apa yang akan dilakukan berdasarkan sumber daya

yang tersedia.

4. Berkurangnya rasa ketergantungan pada pihak luar dalam membuat

kemajuan.

5. Lebih tinggi rasa kemitraan dalam kontribusi dari pihak luar termasuk

lembaga pemerintah.

4. Tahap Define (hari ke-8 – hari ke-27)

Bila komunitassudahbisa membayangkan dunianya dengan cara berbeda dan

berbagi visi masa depannya, akan ada berbagai jenis kegiatan dengan cakupan

yang luas yang dilakukan oleh kelompok dan anggota dengan menggunakan aset

mereka untuk mencapai beragam bagian dari mimpi mereka. Masyarakat sudah bisa

menentukan bahwa program inilah yang akan menjadi prioritas utama. Program ini

akan dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah berkomitmen untuk melangkah

bersama mewujudkan mimpi mereka yang dirumuskan dalam table program kerja.

Tanpa kerja sama, maka program kerja yang komunitas putuskan tidak akan mampu

berjalan. tahap ini terdiri dari Memfasilitasi pelaksanaan program pilihan masyarakat

menggunakan lembar monitoring /evaluasi, design program kerja.

5. Tahap refleksi (hari ke-28-hari ke-30)

Tahap ini terdiri dari:

10
a. Melakukan monitoring kegiatan.

b. Membuat laporan kelompok dan laporan individu yang telah didigitalisasi

(dikumpul ke DPL dan LP2M).

11
BAB III
PROFIL DAN POTENSI DESA
1.1 Profil Desa

Kelurahan Lapajung merupakan salah satu dari 7 Kelurahan yang ada di Kecamatan

Lalabata, Kabupaten Soppeng. Dengan mempunyai luas wilayah 586.35 hektar atau

berdasarkan penggunaannya sebagai berikut :

Luas Pemukiman 185.53 Ha

Luas Lahan Pertanian 380 Ha

Luas Kuburan 4.82 Ha

Luas Perkantoran 5 Ha

Luas Hutan 10 Ha

JUMLAH 586.35 Ha

Batas Wilayah Kelurahan Lapajung

Sebelah Utara Kelurahan Ompo Dan Kelurahan

Salokaraja

Sebelah Timur Kelurahan Lemba

Sebelah Barat Desa Mattabulu

Sebelah Selatan Kelurahan Bila, Kelurahan Lemba, dan

12
Kelurahan Botto

Tabel. Data Jumlah Penduduk Kelurahan Lapajung

Jumlah Laki-laki (orang) 3.452

Jumlah Perempuan (orang) 3.707

Jumah Total (orang) 7.159

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 2.247

Tabel. Data Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Lapajung

Laki-laki Perempuan
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
(Orang) (Orang)

Belum Sekolah 583 580 1.163

Belum Tamat
403 383 786
SD/Sederajat

Tamat SD/Sederajat 499 544 1.043

Tamat SMP/Sederajat 387 492 879

Tamat SMA/Sederajat 993 963 1.956

Tamat D1/Sederajat 25 51 76

3.2 Potensi Desa


Banyak potensi yang dimiliki Kelurahan Lapajung antara lain, yaitu:

1. Sumber daya sosial.

13
Potensi sosial Kelurahan Lapajung termasuk beraneka ragam. Banyak

kegiatan pemberdayaan remaja masjid, keagamaan, yang dilakukan oleh masyarakat

mulai dari anak-anak, remaja, dan orang tua.

2. Sumber daya ekonomi

Mayoritas masyarakat Kelurahan Lapajung bekerja sebagai pegawai

pemerintahan dan pedagang. Hal ini dilihat dari banyaknya toko-toko yang berjejeran

disepanjang jalan.

3. Sumber daya lingkungan.

Dari segi lingkungan dan infrastruktur, kelurahan Lapajung tergolong maju.

Pada bidang infrastruktur pendidikan terdapat 3 SD, 1 SMA,1 SMK, 2 TK/TPA, dan

1 Pesantren. Bidang infrasrtruktur pemerintahan sudah terdapat 1 kantor desa,

poskesdes, posko PPKM Mikro Covid-19, dan 1 Stadion. Sedangkan, bidang untuk

jalan dari rumah ke rumah sudah beraspal.

3.3 Rencana Program Kerja

Setelah melakukan observasi awal dengan perangkat desa dan warga masyarakat

setempat, peserta KPM dengan seijin kepala kelurahan Lapajung telah sepakat untuk

melaksanakan program kerja sebagai berikut:

1. Mengajar Mengaji di TPA Babul Jannah Sentral

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu Pembina TPA yang kewalahan

menghadapi jumlah santri yang berjumlah hampir 100 orang. Adapun

sasarannya adalah anak-anak TPA Babul Jannah Sentral, Kel. Lapajung Kec.

Lalabata, Kab. Soppeng.

2. Mengajar Mengaji di Masjid Nurul Amanah Lapajung

Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan program wajib yasinan dan

tadarusan yang bertujuan untuk memperbaiki bacaan para remaja masjid.

Adapun sasarannya adalah anak-anak yang selalu mengikuti shalat berjamaah

dan remaja masjid Nurul Amanah Kel. Lapajung Kec. Lalabata, Kab. Soppeng.

3. Pendampingan belajar

14
Dalam pelaksanaannya program ini berupaya untuk membantu adik-adik

dalam proses pelatihan pengoperasian IT. Orang tua juga turut mendampingi

anaknya dalam belajar untuk melihat sejauh mana perkembangan yang

didapatkan anak selama belajar. Adapun sasarannya yaitu anak-anak Kelurahan

Lapajung.

4. Pembuatan Tanaman Obat

Dalam pelaksanaannya program ini berupaya untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan obat alami/herbal. Tanaman obat tersebut berlokasi di Kantor

Kelurahan sehingga siapapun boleh mengambil tanaman sesuai kebutuhan.

Selain itu, dilakukan pengecatan ulang terhadap papan-papn tanaman obat untuk

membedakan satu tempat dengan tempat yang lain. Alat dan bahan yang

diperlukan:

 Papan tanaman obat

 Amplas

 Cat warna hijau tosca dan kuning

 Thinner

 Kuas

5. Aksi antisipasi Covid-19

Kegiatan ini dilaksanakan melalui dua cara, yaitu pembagian masker di

Pasar Sentral dan membuat video singkat tentang cara mencuci tangan dengan

benar. Sasaran kegiatan pembagian masker adalah para pedagang dan pembeli

yang tidak menggunakan masker dan sasaran video singkat tentang cara

mencuci tangan dengan benar adalah masyarakat Lapajung/umum.

Alat yang diperlukan:

 Masker

 Smartphone

6. Mengajar anak SD

15
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pelajaran tambahan

Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab kepada anak-anak SD yang

bertempat tinggal disekitar Kelurahan Lapajung.

Alat yang diperlukan:

 Buku

 Pulpen

 Spidol

7. Penyuluhan Status Jenazah

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pelajaran tambahan kepada

masyarakat, terutama siswa ektrakurikuler Rohis di SMAN 8 Soppeng.

Alat dan bahan yang diperlukan:

 Laptop

 LCD

 Kain kafan

 Boneka (sebagai alat peraga untuk jenazah)

 Tali

16
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Program Kerja

Adapun program kerja mahasiswa terdiri dari program unggulan, program wajib dan

program tambahan yaitu sebagai berikut:

01. Program Unggulan

a. Pembuatan Tanaman Obat

b. Aksi antisipasi Covid-19

02. Program Wajib

a. Yasinan

b. Mengajar Mengaji di TPA Babul Jannah Sentral

c. Mengajar Mengaji di Masjid Nurul Amanah Lapajung

d. Pendampingan belajar

03. Program Tambahan

a. Posko PPKM di kantor lurah

b. Bakti Jumat

4.2 Implementasi Program Kerja

01. Program Unggulan

a. Pembuatan Tanaman Obat

Dalam melaksanakan program kerja ini, diawali dengan pembersihan lahan

tanaman obat dari tanaman rumput dan dan merapikannya menggunakan alat

perkakas. Kemudian, tanaman disiram 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore.

Pelaksanaan program kerja ini dilakukan oleh 6 mahasiswa KPM dari lapajung

serta pegawai dari kelurahan lapajung. Selain itu, mahasiswa juga menanam

tanaman obat baru dilahan yang kosong dan memberikan papan nama tanaman

obat tersebut serta kutipan tentang kesehatan. Tanaman obat ini berada di

halaman kantor lurah lapajung. Pesentase terealisasikannya dari program kerja

ini yaitu 80%.

b. Aksi antisipasi Covid-19

17
Dalam melaksanakan program kerja ini, mahasiswa membuat video aksi

antisipasi Covid-19. Diawali dengan pengambilan beberapa gambar dan video

diberbagai tempat sekitar posko KPM Lapajung, untuk mengilustrasikan

antisipasi covid-19. Dengan menampilkan beberapa gerakan mencuci tangan

yang baik dan benar, cara memakai masker, jaga jarak dan menjaga imun

tubuh, serta menghindari berita hoax seputar covid-19. Adapun talent–talent

dari pembuatan video ini yakni mahasiswa kpm lapajung itu sendiri.

Kemudian hasil video tersebut kita upload di sosmed KMP lapajung agar

dapat tersampaikan secara luas di lingkungan masyarakat tanpa ada sosialisasi

atau mengadakan perkumpulan sebelumnya. Pesentase terealisasikannya dari

program kerja ini yaitu 98%.

02. Program Wajib

a. Yasinan

Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan tadarrusan di Masjid

Nurul Amanah Lapajung dengan melibatkan masyarakat sekitar. Kegiatan

yasinan dilakukan setiap malam jumat. Pesentase terealisasikannya dari

program kerja ini yaitu 98%.

b. Mengajar Mengaji di TPA Babul Jannah Sentral

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari, Dimulai setelah ashar sampai jam lima

sore. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu Pembina TPA menghadapi

jumlah santri yang cukup memumpuni. Untuk jadwal mengajar mahasiswa

KPM membuat jawal secara selang seling, dari 6 mahasiswa KPM Lapajung.

Jadi setiap harinya ada 3 mahasiswa ke TPA untuk mengajar mengaji. Adapun

waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan ke TPA yakni 10 menit

berjalan kaki. Pesentase terealisasikannya dari program kerja ini yaitu 99%.

c. Mengajar Mengaji di Masjid Nurul Amanah Lapajung

Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan program wajib yasinan dan

tadarusan yang bertujuan untuk memperbaiki bacaan para remaja masjid.

Adapun sasarannya adalah anak-anak yang selalu mengikuti shalat berjamaah

18
dan remaja masjid Nurul Amanah Kel. Lapajung Kec. Lalabata, Kab.

Soppeng. Setiap Mahasiswa KPM menghandle beberapa anak dan

memfasilitasi mereka buku tajwid. Pesentase terealisasikannya dari program

kerja ini yaitu 90%.

d. Pendampingan belajar

Dalam pelaksanaannya program ini berupaya untuk membantu pelajar dalam

proses pelatihan pengoperasian IT. Orang tua juga turut mendampingi anaknya

dalam belajar untuk melihat sejauh mana perkembangan yang didapatkan anak

selama belajar, dan bagaimana orangtua berperan dalam online schooling.

Pendampingan belajar ini dilakukan door to door. Adapun sasarannya yaitu

anak-anak Kelurahan Lapajung dan orangtuanya. Pesentase terealisasikannya

dari program kerja ini yaitu 90%.

03. Program Tambahan

a. Posko PPKM di kantor lurah

Dalam pelaksanaannya program ini berupaya untuk membantu pegawai

kelurahan untu posko pada malamhari. Kegiatan ini berlangsung setiap malam

hari dimulai ba’da isya sampai jam sembilan malam. Dari 6 mahasiswa KPM

Lapajung. Jadi setiap harinya ada 3 mahasiswa ke kantor lurah setiap

malamnya untuk bergantian posko malam. Pesentase terealisasikannya dari

program kerja ini yaitu 99%.

b. Bakti Jumat

Dalam pelaksanaannya program ini dilakukan setiap jumat jam tujuh pagi, di

kantor kelurahan lapajung dengan melibatkan mahasiswa KPM dan pegawai

kelurahan membersihkan halaman kantor serta sekitar kantor lurah. Kemudian,

sampahnya diangkut oleh mobil khusus pengangkutan sampah. Pesentase

terealisasikannya dari program kerja ini yaitu 99%.

4.3 Implikasi

01. Program Unggulan

a. Pembuatan Tanaman Obat

19
Tanaman obat sebenarnya sudah tersedia sebelumnya. karena kurangnya

kesadaran untuk merawat tanaman tersebut sehingga beberapa tanaman

kurang terawat dan papan tanaman rusak. Jadi setelah diadakannya proker

ini, masyarakat lebih semangat untuk menajaga dan merawat tanaman

tersebut dan menyadari bahwa kesehatan sangatlah penting karena dengan

tanaman tersebut masyarakat dapat mengolah tanaman obat menjadi

minuman yang penuh khasiat yang tentunya menjaga imun tubuh agar tidak

terpapar covid.

b. Aksi antisipasi Covid-19

Sebelumnya sudah banyak aksi antiisipasi covid bertebaran di jalan raya

dalam bentuk spanduk. Maka dari itu agar lebih ramah lingkungan dan

efisien mahasiswa membuat video aksi antisispasi covid-19. Agar

masyarakat sekitar lapajung bahkan di luar lapajung itu sendiri, menyadari

bahwa betapa pentingnya menaati aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

02. Program Wajib

a. Yasinan

Kegiatan yasinan sebelumnya sangat jarang dilakukan di masjid nurul

amanah karena masyarakat lebih memilih mengaji di rumah masing-masing.

Kepada Masyarakat khususnya pengurus masjid nurul amanah bisa

melanjutkan kegiatan ini setiap malam jumatnya

b. Mengajar Mengaji di TPA Babul Jannah Sentral

c. Mengajar Mengaji di Masjid Nurul Amanah Lapajung

d. Pendampingan belajar

03. Program Tambahan

a. Posko PPKM di kantor lurah

b. Bakti Jumat

4.4 Evaluasi Program

Semua program kerja terlaksana dengan lancar walaupun ada beberapa kendala yang

dihadapi. Dari kendala-kendala yang dihadapi selalu ada solusi untuk itu, ketika teman-teman

20
melakukan rapat kecil-kecilan. Kendala terbesar mahasiswa tersebut adalah kelurang

lapajung baru saja meninggalkan status red zone. Sehingga kegiatan kami hanya bisa

dilakukan sekitar posko. Selain itu, mahasiswa juga terkendala dimasalah transportasi,

sehingga mahasiswa hanya berjalan kaki ketika pergi masjid atau ke TPA untuk mengajar.

Dimana jaraknya cukup menguras energi untuk sampai di tujuan. Tapi hal tersebut tidak

menghalangi mereka untuk tetap semangat menjalankan hari-hari di lokasi KPM. Kemudian,

mahasiswa juga terkendala dalam hal mengajar di sekolah-sekolah di kelurahan lapajung.

Walaupun tidak semua sekolah mempersulit mereka dalam hal administrasi untuk bergabung

di sekolah tersebut. Karena ada beberapa hal prosedur yang harus mereka tempuh agar bisa

mengajar di sekolah tersebut.

4.5 Rekomendasi

Hal yang perlu ditindaklanjuti oleh masyarakat, bagaimana bisa mengaktifkan

kembali kegiatan kemasyarakatan di sebuah lembaga yang telah disusun bersama. Karena

hanya segelintir orang yang mau berpartisispasi disebuah kegiatan kemasyarakatan tersebut.

21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-tengah

masyarakat di luar kampus. KPM dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya

meningkatkan misi dan bobot pendidikan pada mahasiswa untuk mendapat nilai tambah

yang lebih besar pada pendidikan tinggi.Bagi mahasiswa kegiatan KPM merupakan

pengalaman belajar baru yang tidak diperoleh didalam kampus. Dengan selesainya KPM

mahasiswa memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesadaran baru tentang

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara sosiologis dalam kemandirian manusia bahwa interaksi sosial adalah

kebutuhan yang paling mendasar dalam menjalankan proses hidupnya. Saling tolong-

menolong, saling menghargai, adanya pengakuan terhadap hak-hak individu, munculnya

simpati, empati dan kepedulian sosial serta segala bentuk tindakan sosial yang banyak kita

saksikan dalam aktivitas keseharian kita adalah manifestasi dari cita-cita mulia untuk

memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Makanya pranata sosial yang terbangun dalam

masyarakat (community) harus dapat menciptakan keteraturan sosial, menjamin stabilitas

sosial, jaminan rasa aman yang di peroleh setiap anggota masyarakat, menciptakan
suasana yang nyaman dan tentram serta jaminan keselamatan lain.

Program kerja KPM IAIN Parepare dibedakan menjadi tiga macam yaitu program

kerja unggulan, program kerja wajib, dan program kerja penunjang. Program unggulan

yang diadakan oleh mahasiswa KPM di Kelurahan Lapajung adalah pembuatan produk

dodol dari olahan pepaya. Implikasi dari program kerja unggulan kami yaitu membuat

produk dodol dari olahan papaya adalah agar masyarakat di sana bisa berinovasi dengan

hasil kebunnya.

Dalam program kerja wajib, implikasi dari mengajar di sekolah, pendampingan

belajar online, penyuluhan jenazah adalah saling berbagi pengetahuan dan pengalaman

kepada adik-adik yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa serta dengan

22
menerapkan metode belajar sambil bermain siswa lebih bersemangat mengikuti proses

belajar mengajar, serta berpengaruh baik saat mengajarkan baca tulis Alquran sejak dini

dan ilmu agama yang sangat berguna untuk kedepannya bagi anak-anak.

Dalam program kerja penunjang yang terlaksana adalah adanya bakti jum’at di

kantor kelurahan, adapun implikasinya sebagai bentuk peduli lingkungan terkhusus di

sekitar kantor kelurahan yang dapat menjadi contoh di sisi masyarakat dalam hal

kebersihan. Adapun dalam pelaksanaan program ini tidak semerta merta berjalan mulus

tanpa masalah baik itu masalah kecil maupun masalah besar.

Adapun masalah utama yang di hadapi di sana adalah lokasi yang dihadapi baru saja

berada dalam zona merah adapun peserta KPM masuk pada masa pemulihannya, sehingga

protokol kesehatan harus benar-benar diperhatikan, terutama bagi peserta KPM sebagai

pendatang. Adapun masalah yang berkaitan dengan metode pengabdian adalah kurangnya

perhatian masyarakat untuk mengekspos sumber daya yang ada, di mana masyarakat

kebanyakan berkembang di bidang tekstil dan ternak, adapun perkebunan minim.

B. Saran

Demikianlah uraian yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini. Sebagai manusia

biasa, tentunya laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran

dari para pembaca sangat kami nantikan demi kesempurnaan laporan dimasa yang akan

datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

23

Anda mungkin juga menyukai