Anda di halaman 1dari 2

1.

Jika PHK terjadi karena adanya pengambil alihan perusahaan atau


terjadinya merger, konsolidasi, dan akuisisi pekerja berhak atas 1
kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [7]

2. Jika PHK terjadi karena pengambilalihan perusahaan maka pekerja


berhak 1 kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH.[8]
3. Jika PHK terjadi karena pekerja tidak bersedia melanjutkan kerja di
perusahaan yang diambil alih sehingga ada perubahan syarat kerja,
pekerja berhak atas 0,5 kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [9]

4. Jika PHK terjadi karena efisiensi akibat adanya kerugian, pekerja


berhak atas 0,5 kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [10]

5. Jika PHK terjadi karena efisiensi guna mencegah kerugian, pekerja


berhak atas 1 kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [11]

6. Jika PHK terjadi karena perusahaan tutup dan merugi terus-menerus


dalam 2 tahun, pekerja berhak atas 0,5 kali ketentuan UP, satu kali
UPMK, dan UPH. [12]

7. Jika PHK terjadi karena perusahaan tutup namun tidak merugi,


pekerja berhak atas satu kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [13]

8. Jika PHK terjadi karena perusahaan tutup akibat alasan yang


memaksa (force majeure), pekerja berhak atas 0,5 kali ketentuan
UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [14]

9. Jika PHK terjadi karena adanya alasan yang memaksa (force


majeure) namun tidak mengakibatkan perusahaan tutup, pekerja
berhak atas 0,75 kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [15]

10. Jika PHK terjadi karena perusahaan dalam keadaan


penundaan pembayaran utang dan merugi, pekerja berhak atas 0,5
kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [16]

11. Jika PHK terjadi karena perusahaan dalam keadaan


penundaan pembayaran namun tidak merugi, pekerja berhak atas 1
kali ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [17]

12. Jika PHK terjadi karena perusahaan pailit, pekerja berhak atas
0,5 kali ketentuan UP, satu kali UPMK, dan UPH. [18]

13. Jika PHK terjadi karena adanya permohonan PHK yang


diajukan oleh pekerja dengan alasan pengusaha melakukan
perbuatan berupa penganiayaan, melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan perundang-undangan, tidak membayar upah 3
bulan berturut-turut, tidak memenuhi kewajiban, meminta pekerja
melakukan pekerjaan yang tidak diperjanjikan, dan memberikan
pekerjaan yang mengancam; pekerja berhak atas 1 kali UP, 1 kali
UPMK, dan UPH. [19]

14. Jika PHK terjadi karena adanya putusan lembaga


penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang menyatakan
pengusaha tidak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam poin di nomor 12; pekerja berhak atas UPH dan uang pisah. [20]
15. Jika PHK terjadi karena pekerja mengundurkan diri atas
kemauan sendiri dan memenuhi syarat, pekerja berhak atas UPH
dan uang pisah.[21]

16. Jika PHK terjadi karena pekerja mangkir selama 5 hari kerja
atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh
pengusaha 2 kali secara patut dan tertulis, pekerja berhak atas UPH
dan uang pisah.[22]

17. Jika PHK terjadi karena pekerja melakukan pelanggaran


ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama dan sebelumnya telah diberikan surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut, pekerja
berhak atas 0,5 kali ketentuan UP, satu kali UPMK, dan UPH. [23]

18. Jika PHK terjadi karena pekerja melakukan pelanggaran


bersifat mendesak yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama, pekerja berhak atas
UPH dan uang pisah. [24]

19. Jika PHK terjadi karena pekerja tidak dapat melakukan


pekerjaan selama 6 bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana yang menyebabkan kerugian
perusahaan, pekerja berhak atas UPH dan uang pisah. [25]

20. Jika PHK terjadi karena pekerja tidak dapat melakukan


pekerjaan selama 6 bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana yang tidak menyebabkan kerugian
perusahaan, pekerja berhak atas 1 kali UPMK dan UPH. [26]

21. Jika PHK terjadi karena pengadilan memutuskan perkara


pidana yang menyebabkan kerugian perusahaan sebelum
berakhirnya masa 6 bulan, dan pekerja dinyatakan bersalah, pekerja
berhak atas UPH dan uang pisah. [27]

22. Jika PHK terjadi karena pengadilan memutuskan perkara


pidana yang tidak menyebabkan kerugian perusahaan sebelum
berakhirnya masa 6 bulan, dan pekerja dinyatakan bersalah, pekerja
berhak atas 1 kali UMPK dan UPH. [28]

23. Jika PHK terjadi karena pekerja mengalami sakit


berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 bulan, pekerja
berhak atas 2 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [29]

24. Jika PHK terjadi karena pekerja sudah memasuki usia pensiun,
pekerja berhak atas 1,75 ketentuan UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [30]

25. Jika PHK terjadi karena pekerja meninggal dunia, ahli warisnya
berhak atas 2 kali UP, 1 kali UPMK, dan UPH. [31]

Anda mungkin juga menyukai